Stasiun Tanah Abang

Stasiun Tanah Abang
KAI Commuter
R01C10

Stasiun Tanah Abang dipotret dari Halte Jak Lingko 2, 2020
Lokasi
Koordinat6°11′22″S 106°48′42″E / 6.18944°S 106.81167°E / -6.18944; 106.81167
Ketinggian+9 m
Operator
Otoritas transitBadan Pengelola Transportasi Jabodetabek
Letak
Jumlah peronDua peron pulau yang tinggi di antara jalur 2 dan 3 serta 5 dan 6
Jumlah jalur6
LayananKomuter: Commuter Line (Cikarang dan Rangkasbitung)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka1 Oktober 1899; 125 tahun lalu (1899-10-01)[3]
Dibangun kembali1996-1997 / 2010-2014
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Terminus Commuter Line Rangkasbitung
Tanah Abang–Rangkasbitung
Palmerah
Duri
searah jarum jam
Commuter Line Cikarang
Full-racket
Cikarang—Kampung Bandan—Cikarang via Pasar Senen—Manggarai
Karet
berlawanan arah jarum jam
Duri
menuju Angke
Commuter Line Cikarang
Half-racket
Angke—Cikarang via Manggarai
Karet
menuju Cikarang
Duri Commuter Line Cikarang
Half-racket
Kampung Bandan—Cikarang via Manggarai
Fasilitas dan teknis
FasilitasEskalator Tangga naik/turun Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Mesin tiket Ruang/area tunggu Galeri ATM Pos kesehatan Isi baterai Ruang menyusui Pertokoan/area komersial Restoran Toilet Musala Air minum 
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Tanah Abang (THB) atau Stasiun Jakarta Tanah Abang merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, tepatnya berada di sebelah timur Kanal Banjir Barat dan di selatan Jembatan Layang Kalibaru. Stasiun yang terletak pada ketinggian +9 meter ini hanya melayani KRL Commuter Line. Stasiun Tanah Abang juga merupakan stasiun ujung bagi Commuter Line Rangkasbitung menuju wilayah barat daya Jabodetabek seperti sebagian besar Jakarta Selatan, sebagian selatan Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Banten, dan sebagian utara Bogor, Jawa Barat.

Stasiun ini letaknya berada di timur Kanal Banjir Barat sehingga stasiun ini merupakan salah satu stasiun kereta api di Jakarta yang sering langganan banjir ketika musim hujan.

Sejarah

Emplasemen Stasiun Tanah Abang pada saat masih dikelola Staatsspoorwegen, sekitar tahun 1910.

Pembangunan dan pengembangan di masa orde baru (1899—1997)

Stasiun ini diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1899 oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda yang bernama Staatsspoorwegen Westerlijnen (SS-WL), bersamaan dengan pengoperasian jalur KA baru Jakarta–Angke–Rangkasbitung.[3]

Bangunan asli stasiun ini telah dibongkar dan digantikan dengan bentuk bangunan berlantai dua seperti sekarang serta dilengkapi jembatan penyeberangan penumpang dan eskalator. Bangunan ini diresmikan pada tanggal 3 Juni 1997 oleh Menteri Perhubungan kala itu, Haryanto Dhanutirto. Bangunan baru ini dibuat untuk mengakomodasi penumpang KRL Jabotabek yang kala itu sudah beroperasi di jalur Tanah Abang–Serpong.[4]

Pembangunan JPO di utara dan JPM (2016-2018)

Pada 2016, KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mulai membangun jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menghubungkan bangunan utara dengan dua peron pulau stasiun. Sebelumnya, penumpang yang ingin mengakses peron harus menyeberangi rel menggunakan penyeberangan sebidang.[5] JPO ini memiliki panjang 60 meter, lebar 6 meter, dilengkapi 3 tangga manual dan 6 eskalator. Pengoperasian JPO dimulai pada 10 Maret 2017, bersamaan dengan aula (hall) baru di bangunan utara yang memiliki gerbang tiket.[6]

Pada 2018, Perusahaan Daerah Pembangunan Sarana Jaya membangun Jembatan Penyeberangan Multiguna di depan Stasiun Tanah Abang senilai 38 miliar.[7] Jembatan sepanjang 400 meter tersebut menghubungkan Stasiun Tanah Abang dengan Pasar Tanah Abang Blok G.[8] Pembangunan JPM didasari oleh kepadatan di Jalan Jatibaru Raya akibat lalu lalang penumpang dan pedagang kaki lima (PKL). JPM memiliki tempat untuk 446 kios untuk PKL yang terdampak relokasi.[9] JPM resmi difungsikan pada 7 Desember 2018.[10]

Pengembangan kawasan berorientasi transit (mulai 2022)

Pada 2022, Penjabat Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Heru Budi Hartono, mengusulkan pengembangan kawasan Stasiun Tanah Abang kepada Kementerian Perhubungan dan Presiden Joko Widodo.[11] Usulan ini didasarkan pada kepadatan Stasiun Tanah Abang yang akan terus meningkat dan lokasinya yang strategis.[12] Proyek ini melibatkan beberapa pemangku kepentingan, antara lain Kereta Api Indonesia (KAI), Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.[13] Pengembangan stasiun dibagi menjadi tiga tahap, dengan tahap pertama menggunakan investasi senilai Rp380,93 miliar.[14]

Pengembangan Stasiun Tanah Abang menggunakan konsep kawasan berorientasi transit (TOD). Bangunan stasiun baru akan berdiri di atas lahan seluas 12.000 meter persegi (1,2 ha) milik KAI. Sebelumnya, sebagian besar lahan tersebut digunakan sebagai depo lokomotif.[14] Dalam proyek ini, DJKA bertugas membangun emplasemen, persinyalan, peron, bangunan stasiun, dan jembatan penyeberangan orang di atas jalur kereta api. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bertugas melebarkan jalan raya dan mengurus fasilitas integrasi antarmoda. KAI mengurus lahan dan sistem perparkiran serta menyiapkan lahan yang dibangun.[13] PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) ditugaskan membangun kawasan TOD. Kawasan ini akan dipergunakan sebagai kawasan serbaguna yang dilengkapi dengan hunian, ruang terbuka, perkantoran, dan integrasi enam moda transportasi yang akan beroperasi di masa depan. Luas lahan yang berpotensi dibangun dalam kawasan TOD Tanah Abang sebesar 77,5 hektare (775.000 m2), dengan perkiraan modal Rp1 triliun dan membutuhkan waktu 30 tahun.[15]

Pembangunan Stasiun Tanah Abang baru awalnya berencana dimulai pada Desember 2023,[14] tetapi mundur hingga Mei 2023.[16] Setelah keseluruhan proyek selesai, diharapkan kapasitas Stasiun Tanah Abang naik tiga kali lipat, dari 105.000 penumpang menjadi 300.000 penumpang.[14]

Bangunan dan tata letak

Stasiun Tanah Abang dari Jalan Jatibaru (sebelum renovasi)

Kompleks Stasiun Tanah Abang berdiri di atas lahan seluas 2,4 hektare (5,9 ekar), dengan 9.000 meter persegi (97.000 sq ft) adalah luas bangunan depo lokomotif.[17] Stasiun ini awalnya memiliki lima jalur kereta api. Jalur 2 merupakan sepur lurus jalur ganda arah Duri-Kampung Bandan, jalur 3 merupakan sepur lurus jalur ganda arah Sudirman-Manggarai, dan jalur 5 merupakan sepur lurus jalur tunggal menuju Rangkasbitung-Merak.

Setelah dilakukan pembangunan jalur ganda pada segmen Tanah Abang-Serpong pada 4 Juli 2007,[18] tata letak stasiun ini dirombak sehingga jumlah jalur bertambah menjadi enam dengan jalur 5 merupakan sepur lurus jalur ganda dari arah Rangkasbitung-Merak dan jalur 6 merupakan sepur lurus jalur ganda ke arah Rangkasbitung-Merak. Stasiun ini juga dilengkapi depo lokomotif yang terdapat di sebelah timur laut stasiun dan terhubung langsung dengan jalur 1.

Kondisi JPO antarperon Stasiun Tanah Abang di jam pulang kerja. Foto diambil Mei 2023
JPO Antarperon Stasiun Tanah Abang

Seiring waktu, stasiun ini juga terus berkembang, dengan adanya bangunan pintu masuk dan keluar baru yang terletak dekat dengan Depo Lokomotif Tanah Abang. Bangunan pintu masuk dan keluar baru ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas baru, seperti area komersial. Pintu masuk dan keluar stasiun ini sudah diintegrasikan dengan JPO yang menghadap Jalan Jatibaru Bengkel,[19] serta skybridge yang menghubungkan Stasiun Tanah Abang dengan Pasar Tanah Abang.[20][21][22]

Pada Mei 2024, proyek perluasan Stasiun Tanah Abang dimulai.[16] Perluasan stasiun ini menggunakan lahan Depo Lokomotif Tanah Abang yang mulai dibongkar sejak Desember 2022.[23][24] Pada tahap pertama, stasiun ini akan memiliki jalur baru untuk pelayanan penumpang, menggunakan bekas jalur 1 eksisting menuju bekas depo lokomotif. Selain itu, dibangun pula dua peron baru, yakni satu peron pulau antara jalur 1 dan 2 serta satu peron di sisi jalur 1.[25][13] Letak kedua peron ini berada sedikit ke utara dibandingkan peron lama stasiun untuk menyesuaikan keberadaan bangunan baru dan ketersediaan lahan.[26]

R01C10

P
Lantai peron
Jalur 6 ↔ (Palmerah) Sepur lurus dari dan ke arah Rangkasbitung
     Commuter Line Rangkasbitung, dari dan tujuan Rangkasbitung
Peron pulau
Jalur 5 ↔ (Palmerah) Sepur lurus dari dan ke arah Rangkasbitung
     Commuter Line Rangkasbitung, dari dan tujuan Rangkasbitung
Jalur 4 Sepur belok untuk langsiran kereta api
Jalur 3 Sepur lurus
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah selatan
← (Karet)      Commuter Line Cikarang tujuan Bekasi/Tambun/Cikarang (via Manggarai)
Peron pulau
Jalur 2 Sepur lurus
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah utara
     Commuter Line Cikarang tujuan Angke/Kampung Bandan (Duri) →
Jalur 1 Jalur langsir dari dan ke depo lokomotif (nonaktif)
G Bangunan utama stasiun, terhubung dengan skybridge

Layanan kereta api

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Commuter Line Rangkasbitung Tanah Abang Rangkasbitung
Commuter Line Cikarang (half racket) Cikarang
Bekasi
Tambun (sebagian jadwal)
Angke Via Tanah AbangManggarai
Commuter Line Cikarang (full racket) Kampung Bandan Perjalanan searah jarum jam via Tanah Abang
Perjalanan berlawanan arah jarum jam via Manggarai

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
Bus kota Transjakarta 1H (MetroTrans) Stasiun Tanah Abang-Stasiun Gondangdia
1N (Non BRT) Stasiun Tanah Abang-Terminal Blok M
1R (MetroTrans) Stasiun Tanah Abang–Terminal Senen
5M (MetroTrans) Stasiun Tanah Abang-Terminal Kampung Melayu (via Cikini Raya–Matraman Raya)
8C (MetroTrans) Stasiun Tanah Abang-Kebayoran
8K (Non BRT) Stasiun Tanah Abang-Kebon Jeruk
8M (Non BRT) Stasiun Tanah Abang-Tanjung Duren
9D (Non BRT) Stasiun Tanah Abang-Terminal Pasar Minggu
Mikrotrans Transjakarta JAK 7 Stasiun Tanah Abang–Terminal Grogol
JAK 8 ITC Roxy Mas-Pasar Bendungan Hilir
JAK 9 Stasiun TanaH Abang–ITC Roxy Mas
JAK 10 Stasiun Tanah Abang–Stasiun Jakarta Kota (via Ir. H. Juanda–Pecenongan Raya)
JAK 11 Stasiun Tanah Abang–Stasiun Kebayoran (via Rawa Belong)
JAK 12 Stasiun Tanah Abang-Stasiun Kebayoran (via Pos Pengumben)
JAK 13 Stasiun Tanah Abang-Stasiun Jakarta Kota (via Cideng Barat–K.H. Moh. Mansyur)
JAK 14 Stasiun Tanah Abang-Pasar Lokbin Meruya Ilir
JR Connexion (Perum DAMRI) x10 Stasiun Tanah Abang-Terminal Bekasi
Transjabodetabek Reguler AC70A Mayasari Bakti Terminal Cileungsi-Stasiun Tanah Abang
Sinar Jaya Ciawi, Bogor-Stasiun Tanah Abang
AC52 Mayasari Bakti Terminal Bekasi-Stasiun Tanah Abang
AC52A Mayasari Bakti Jatiasih, Bekasi-Stasiun Tanah Abang

Insiden

  • Pada bulan 02 Februari 2007, terjadi banjir yang menggenangi Stasiun Tanah Abang. Akibatnya, jalur perjalanan KRL Commuter Line terganggu.[27]
  • Pada tanggal 10 Februari 2007 pukul 08.47, KA Ekonomi 906 Tanah Abang-Rangkasbitung anjlok ketika hendak berangkat dari Stasiun Tanah Abang. Kejadian tersebut berlangsung karena sistem persinyalan kereta yang belum berfungsi dengan baik akibat banjir besar yang melanda DKI Jakarta beberapa pekan sebelumnya.[28]
  • Pada tanggal 31 Oktober 2008 pukul 09.55, 3 gerbong kereta api batu bara dengan nomor gapeka 2012 anjlok di Stasiun Tanah Abang. Peristiwa ini kemungkinan besar disebabkan kelalaian masinis ketika mengerem kereta di atas wesel.[29]
  • Pada bulan 17 Januari 2013, terjadi banjir yang menggenangi Stasiun Tanah Abang. Akibatnya, jalur perjalanan KRL Commuter Line terganggu.[30]

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  4. ^ "Stasiun Baru Tanah Abang Diresmikan 3 Juni 1997". Berita Yudha. 29 Mei 1997. 
  5. ^ Saputra, Ari. "JPO Stasiun Tanah Abang Masuki Tahap Akhir". detiknews. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  6. ^ Hutauruk, Dina Mirayanti (2017-03-10). "KCJ operasikan JPO Stasiun Tanah Abang". kontan.co.id. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  7. ^ "Skybridge Bakal Terhubung dengan Stasiun Tanah Abang? : Okezone Economy". Okezone. 2018-10-30. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  8. ^ Hamdi, Imam (3 Agustus 2018). "Proyek Skybridge Tanah Abang Dibagi 4 Zona, Bagaimana Nasib PKL?". Tempo. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  9. ^ "Akhir Oktober 446 Pedagang Kaki Lima Tempati Skybridge : Okezone Economy". Okezone. 2018-10-16. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  10. ^ Asih, Dini Nur (2012-12-06). "Menengok Skybridge Tanah Abang Sebelum Resmi Digunakan". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  11. ^ Rizky, Martyasari. "Super Padat, Stasiun Tanah Abang Bakal Pindah, Ini Lokasinya". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  12. ^ "Stasiun Tanah Abang Akan Dikembangkan Jadi Stasiun Sentral". Tempo. 12 Februari 2023 | 12.00 WIB. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  13. ^ a b c "Pengembangan Stasiun Tanah Abang Dimulai". Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. 2023-04-30. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  14. ^ a b c d Adri, Aguido (2023-04-30). "Pembangunan Stasiun Tanah Abang, Tingkatkan Mobilitas Penumpang". Kompas.id. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  15. ^ Yuliani, Putri Anisa (2023-04-18). "Akan Dilewati 6 Moda Angkutan Umum, TOD Tanah Abang Dibangun Tahun Depan". mediaindonesia.com. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  16. ^ a b Rahayu, Isna Rifka Sri (2024-06-19). "Pembangunan Stasiun Baru Tanah Abang Rampung September 2024". Kompas.com. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  17. ^ Nelfira, W. (2022-12-26). "Revitalisasi Stasiun Tanah Abang: Bakal Tambah 2 Jalur, Heru Budi Gandeng Pusat". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-10-18. 
  18. ^ "SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal". detikcom. Diakses tanggal 2017-10-18. 
  19. ^ "Wajah Baru Stasiun Tanah Abang". Kumparan. Diakses tanggal 2020-05-13. 
  20. ^ Purba, David Oliver. Belarminus, Robertus, ed. "Setelah "Skybridge" Rampung, Pintu Stasiun Tanah Abang di Jalan Jatibaru Ditutup". Kompas.com. Jakarta: KG Media. Diakses tanggal 2020-05-13. 
  21. ^ Nailufar, Nibras Nada. Aziza, Kurnia Sari, ed. "Mulai 7 Februari, Akses Penumpang Stasiun Tanah Abang Lewat "Skybridge"". Kompas.com. Jakarta: KG Media. Diakses tanggal 2020-05-13. 
  22. ^ Swasty, Renatha (2018-11-16). "Pintu Keluar/Masuk Stasiun Tanah Abang Diubah Demi Skybridge". Medcom. Jakarta: Media Group. Diakses tanggal 2020-05-13. 
  23. ^ Hafizhah, Haura (2023-03-10). "Eks Depo Tanah Abang Sudah Kosong, tapi Pembangunan Stasiun Belum Dimulai". Republika Online. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  24. ^ Sulistyo, Bayu Tri (2022-12-25). "Terima Kasih Depo Lokomotif Tanah Abang". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  25. ^ Purnama, Iqbal Dwi (2024-05-05). "Stasiun Tanah Abang Bakal Punya 6 Jalur di Akhir 2024, Waktu Tunggu jadi Cuma 3 Menit". INews. Diakses tanggal 2024-12-03. 
  26. ^ @ditjenperkeretaapian (2023-05-03). "Halo #SahabatDJKA. Stasiun Tanah Abang dalam tahap peningkatan. Hal ini dilakukan untuk menambah keamanan dan kenyamanan pengguna kereta". Diakses tanggal 2024-12-03 – via Instagram. 
  27. ^ Bambang (ed.). "Ribuan Rumah di Tanah Abang Terendam Banjir". ANTARA News. Diakses tanggal 2017-10-15. 
  28. ^ Bambang (ed.). "Kereta Api Anjlok di Stasiun Tanah Abang". ANTARA News. Diakses tanggal 2017-10-15. 
  29. ^ Setiawan, Aries (2008-10-31). "Kereta Batu Bara Anjlok di Tanah Abang". VIVA.co.id. Diakses tanggal 2017-10-15. 
  30. ^ Ansyari, Syahrul (2013-01-17). "Terendam Banjir, Stasiun Tanah Abang Lumpuh". VIVA.co.id. Diakses tanggal 2017-10-15. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Palmerah
menuju Merak
Merak–Tanah Abang–Kampung Bandan Duri
Terminus Lintas Jakarta
Tanah Abang–Manggarai
Tanah Abang–Manggarai
Karet
menuju Manggarai