Stasiun Rawa Buntu
Stasiun Rawa Buntu (RU) adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak di Kelurahan Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +40 meter ini letaknya berdekatan dengan kompleks BSD, dan hanya melayani perjalanan KRL Commuter Line saja. Stasiun ini terletak tidak jauh dari pintu keluar Serpong di jalan tol Jakarta-Serpong sebelah barat. Selain itu, letak stasiun ini juga cukup strategis karena berdekatan dengan kompleks perumahan daerah Serpong. Bangunan dan tata letakPada awal era 2000-an, Stasiun Rawa Buntu hanya memiliki 1 jalur saja untuk aktivitas naik dan turun penumpang. Sejak pengoperasian jalur ganda di lintas Tanah Abang—Serpong per 4 Juli 2007, tata letak stasiun ini berubah dengan menambahkan jalur 2 sebagai sepur baru. Peron stasiun ini juga direnovasi menjadi peron yang lebih tinggi pada tahun 2007—2009, agar aktivitas naik dan turun penumpang KRL menjadi lebih mudah. Sejak Oktober 2014, Stasiun Rawa Buntu dapat melayani KRL dengan stamformasi 10 kereta seiring dengan selesainya renovasi dan perpanjangan peron. Namun, KRL dengan panjang 10 kereta ini baru beroperasi di Green Line (kini Lin Rangkasbitung) pada Januari 2016.[3] Dalam rancangan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangsel, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT KAI Commuter Jabodetabek (KAI Commuter), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSD) tahun 2012, stasiun ini direnovasi agar warga BSD dapat menggunakan jasa angkutan KRL ke berbagai jurusan.[4][5] Pada tahun 2021, Pemerintah Kota Tangerang Selatan menetapkan stasiun ini, bersama dengan Stasiun Sudimara, Daan Mogot, PTPN Cilenggang, dan Makam Raden Papak sebagai calon cagar budaya baru.[6] Pada tahun 2020, peron Stasiun Rawa Buntu telah diperpanjang kembali sehingga dapat melayani KRL dengan rangkaian hingga 12 kereta, serta dibangun sebuah apartemen yang terintegrasi dengan bangunan stasiun ini.
Layanan kereta api
Antarmoda pendukung
InsidenPada tanggal 6 Agustus 2023, seorang warga tewas tertabrak KRL dekat Stasiun Rawa Buntu. Diduga korban menyebrang rel sembari bermain ponsel dan tidak mengetahui datangnya kereta. Korban yang belum diketahui identitasnya ini mengalami luka parah dan kemudian meninggal di tempat. Jenazah korban kemudian dievakuasi oleh petugas Polres Tangerang Selatan ke RSUD Tangerang.[7] Pada tanggal 27 Mei 2024, pukul 19.00, seorang pemuda tewas tertabrak Commuter Line Rangkasbitung tujuan Parung Panjang. Jasad korban dievakuasi ke RSUD Kabupaten Tangerang. Berdasarkan hasil identifikasi, korban tersebut bernama Hanif Al Husaini, mahasiswa program sarjana jurusan Biologi Universitas Indonesia.[8][9] Referensi
|