Stasiun ini merupakan stasiun percabangan jalur kereta api menuju Surabaya dan Wonogiri. Jalur yang menuju Surabaya termasuk jalur utama, sedangkan yang ke Wonogiri termasuk jalur lintas cabang (jalur sekunder). Sampai Stasiun Sangkrah, jalur sekunder tersebut termasuk unik karena menjadi salah satu jalur kereta api aktif di Indonesia yang berjejer/berdampingan dengan jalan raya, selain percabangan menuju DepotPertaminaMadiun. Dahulu sepanjang jalur Purwosari-Sangkrah terdapat delapan buah perhentian kecil, yakni Pesanggrahan, Ngadisuran, Bando, Ngapeman, Pasarpon, Cayudan, Kauman, dan Lojiwetan. Halte-halte tersebut sekarang sudah tidak ada lagi.
Sejarah
Stasiun Purwosari merupakan stasiun kereta api tertua kedua di Kota Surakarta. Dalam peta jalur Samarang–Vorstenlanden terbitan 1869, koleksi Universiteit Leiden Belanda, stasiun ini sama sekali tidak disebutkan. Yang disebutkan dalam rencana pembangunan jalur kereta api oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) adalah Stasiun Solo (Stasiun Solo Balapan) dan Stasiun Solo-Rivier yang terletak di lembah Bengawan Solo.[4] Namun, pada peta yang dibuat tahun 1878, nama stasiun ini mulai disebut (tetapi dengan nama yang salah, yaitu Poerwodadie).[5] Diperkirakan penambahan stasiun ini dilakukan bersama dengan finishing jalur kereta api tersebut dan juga dibuka bersama dengan pembukaan resmi jalur segmen Ceper–Solo NIS pada tanggal 27 Maret 1871.[6][7]
Sejak tahun 1907, stasiun ini menggunakan arsitektur yang mirip dengan Stasiun Kedungjati dan Willem I Ambarawa. Stasiun yang semula memiliki peron sisi kemudian menjadi stasiun pulau. Ukuran bangunan stasiun ini lebih kecil daripada Stasiun Kedungjati maupun Stasiun Ambarawa karena bentang atapnya hanya 13 meter, sementara Kedungjati 14,65 meter dan Ambarawa 21,75 meter. Bangunan ini terdiri atas kanopi yang memayungi bangunan utama serta jalur yang mengapitnya.[8]
Bangunan dan tata letak
Awalnya Stasiun Purwosari memiliki delapan jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda lintas Solo–Delanggu dioperasikan pada 8 Januari 2007, jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus arah Solo Balapan dan jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus arah Yogyakarta. Jalur 1-5 sering digunakan untuk keberangkatan-kedatangan sekaligus untuk melintas langsung KA, jalur 6-8 untuk parkir gerbong barang, dan dua jalur tambahan menuju ke depo lokomotif dan gudang semen. Walaupun stasiun ini telah mengalami renovasi berupa penambahan atap overcapping sehubungan dengan musim mudik lebaran 10–11 September 2010,[9] bangunan stasiun yang asli tetap dipertahankan dan dijadikan cagar budaya.
Stasiun ini dulu termasuk unik karena di tengah emplasemen yang telah diberi overcapping terdapat wesel dan jalur simpang yang menghubungkan jalur 3 dengan jalur 4. Jalur simpang tersebut membelah peron yang terdapat pada kedua jalur tersebut. Namun, sejak sistem persinyalan stasiun ini diganti dengan sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri Indonesia (Persero)[10] pada bulan Desember 2015, jalur 4, wesel, dan juga jalur simpang tersebut dibongkar untuk pelebaran peron sehingga stasiun ini tinggal memiliki tujuh jalur.
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan KA dari arah timur
G
Bangunan utama stasiun
Ke arah timur dari jalur 1 terdapat percabangan jalur menuju Wonogiri. Dari stasiun ini juga dahulu terdapat jalur percabangan yang menuju Boyolali melalui Kartasura yang kini sudah dinonaktifkan. Jalur ini juga mempunyai cabang di Tegalsari menuju Colomadu. Sampai sekarang beberapa bagian dari sisa-sisa jalur tersebut masih dapat disaksikan.
Dahulu Stasiun Purwosari memiliki depo lokomotif; jejak peninggalan sebagai depo lokomotif masih terdapat menara air di sisi utara stasiun. Saat ini depo itu masih beroperasi, tetapi bukan depo lokomotif, melainkan depo alat mekanik sekaligus penyimpanan lokomotif uap dan kereta penumpang untuk operasional Sepur Kluthuk Jaladara. Di seberang stasiun, tepatnya di jalur 7 stasiun, terdapat lokomotif D52099 yang dipajang statis sejak 2016. Lokomotif ini dahulunya didatangkan ke Stasiun Purwosari bersama D1410 untuk mendukung operasional Sepur Kluthuk Jaladara mendampingi C1218, tetapi faktanya hanya D1410 yang berhasil dihidupkan. D1410 dan D52099 merupakan lokomotif yang sebelumnya menjadi pajangan statis di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah.[11]
Stasiun ini terakhir direnovasi pada tahun 2017, dengan mengganti lantai stasiun yang semula tegel tahu peninggalan NIS dengan lantai marmer.[12] Tegel ini diproduksi oleh Alfred Regout & Co., Maastricht, Belanda, memiliki ukuran 20 × 20 cm dengan tekstur yang tidak rata agar memperlancar aliran air. Tegel ini kuat, kukuh, dan tahan lama mengingat fungsi awal stasiun ini sebagai stasiun barang.
Ciri khas
Stasiun ini memperdengarkan melodi penyambutan kereta api dengan lagu berjudul "Bengawan Solo" karya Gesang dalam format keroncong instrumental lagu ini buah hasil aransemen lagu ulang oleh YouTuber keroncong, yaitu Ardhieswala Music serta juga setiap kali terjadi kedatangan kereta api penumpang di stasiun ujung Kota Surakarta.[13]
Layanan kereta api
Stasiun Purwosari sekarang menjadi stasiun pemberhentian dan ujung di Kota Surakarta bagi kereta api campuran antara lain kelas bisnis-ekonomi, kelas eksekutif-ekonomi maupun kelas ekonomi yang melewati jalur tengah dan selatan Jawa setelah Stasiun Solo Jebres dijadikan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surakarta dan hanya melayani kereta api dari arah timur yang menuju lintas utara maupun sebaliknya.
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 18 September 2024.
^BOW (1898). Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen met machinale beweegkracht in Nederlandsch-Indië. Batavia: Landsdrukkerij.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^de Vereniging voor de Statistiek in Nederland (1872). Staatkundig en staathuishoudkundig jaarboekje voor 1872. Amsterdam: E.S. Witkamp.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Mohamad, Ardyan (21 Juni 2013). Pratomo, Harwanto Bimo, ed. "Kalahkan Siemens, BUMN elektronik raup pendapatan Rp 2,3 triliun". Merdeka.com. Merdeka.com. Diakses tanggal 5 Oktober 2017. Saat ini, masih ada pesanan proyek dari Kemenhub untuk menggarap persinyalan kereta di jalur Jogja-Solo, Duri-Tangerang, dan Parung-Maja.
1 Masuk ke dalam Daftar Benda Cagar Budaya yang Dilindungi Pemerintah Kota Surakarta, 2 Dicoret dari daftar karena usia pembangunan kurang dari 50 tahun Portal Surakarta ·Wikipedia:Buku/Surakarta
Untuk melihat daftar stasiun secara lengkap, dapat mengklik "(Kategori/Daftar)" pada masing-masing daerah atau pranala artikel. Templat ini meringkas daftar stasiun yang dioperasikan oleh KAI (hanya stasiun utama yang diswakelola oleh perusahaan induk) dan operator KA lainnya (hanya pranala).