Stasiun Cakung merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling timur di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, bahkan sisi selatan dan timurnya setelah diperpanjang sudah termasuk wilayah Bintara, Bekasi Barat, Bekasi, Jawa Barat. Stasiun ini juga merupakan stasiun sibuk dengan jumlah penumpang yang sangat banyak di pagi dan sore hari saat jam pergi dan pulang kerja.
Ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Kranji terdapat bekas Stasiun Rawabebek yang sudah tidak aktif karena okupansi yang minim.
Bangunan dan tata letak
Pada awalnya stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 dan 3 merupakan sepur lurus. Setelah jalur dwiganda ruas Jatinegara–Cakung resmi dioperasikan pada tahun 2019, jumlah jalur bertambah menjadi enam dengan jalur 5 dan 6 merupakan sepur lurus baru yang dikhususkan untuk kereta api non KRL. Jalur 5 dan 6 ini dilengkapi wesel ujung jalur dwiganda di sisi timur emplasemen stasiun. Kemudian, setelah jalur dwiganda ruas Cakung–Bekasi resmi dioperasikan pada pertengahan Desember 2022, wesel tersebut dibongkar total sehingga kini kedua jalur tersebut menjadi sepur lurus tanpa terhubung dengan wesel sama sekali.
Sejak 9 Oktober 2018, stasiun ini sudah menggunakan bangunan baru dengan arsitektur modern minimalis futuristik yang terletak agak sedikit ke timur dari bangunan lama. Pemindahan sama sekali tidak mengubah tata letak jalur kereta apinya. Uji coba dilakukan seiring dengan pembangunan jalur dwiganda (DDT) Manggarai–Cikarang.[6][7]
Tepat di sebelah barat stasiun ini terdapat jalan layang yang dibangun untuk menggantikan perlintasan sebidang yang sudah dinonaktifkan.
^Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia"(PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). Diarsipkan(PDF) dari versi asli tanggal 2020-02-27. Diakses tanggal 2020-05-09.