Stasiun Matraman diwacanakan sejak 2011, bersama dengan rencana stasiun Mampang baru, Roxy, Tomang, dan Bandengan.[6] Wacana ini kemudian diungkap lagi pada 2014, sebelum proyek jalur dwiganda lintas Manggarai–Cikarang masih dalam tahapan pembebasan lahan.[5]
Stasiun Matraman dibangun di dekat eks-Perhentian Kebon Pala (km 1+471).[2] Alasan pembangunan stasiun ini adalah untuk memecah kepadatan penumpang di Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara. Para pekerja yang bekerja di dekat Stasiun Matraman dapat naik dan turun dari Matraman sehingga mengurangi jumlah penumpang yang naik turun di Manggarai dan Jatinegara.[7]
Pada 17 Juni 2022, Direktorat Jenderal Perkeretaapian melakukan uji coba layanan penumpang di Stasiun Matraman.[8] Uji coba ini awalnya direncanakan mulai pada 16 Juni 2022, tetapi diundur. Uji coba berlangsung selama sepekan.[9]
Dua hari berselang, 19 Juni 2022, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dengan didampingi oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia, Teten Masduki, meresmikan Stasiun Matraman. Turut hadir pada peluncuran soft launching Stasiun Matraman yaitu Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari, perwakilan disabilitas, dan sejumlah pejabat terkait.[4]
Bangunan dan tata letak
Stasiun ini dibuat dengan konsep shelter (perhentian) karena hanya melayani penumpang naik-turun dan tidak melakukan pengaturan perjalanan kereta api seperti Stasiun Jatinegara dan Manggarai.[10] Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api. Kearah Barat sebelum Stasiun Manggarai terdapat Sungai Ci Liwung yang memisahkan Stasiun Manggarai di Kota Jakarta Selatan dengan Stasiun Matraman di Kota Jakarta Timur
Stasiun ini memiliki dua lantai. Lantai 1 adalah tempat untuk mengakomodasi semua fasilitas, gerbang otomatis, dan loket, sedangkan lantai 2 adalah peron stasiun.[3]
Stasiun Matraman terintegrasi dengan bus Transjakarta di Halte Matraman Baru melalui jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menghubungkan halte dengan kompleks luar stasiun.[11][12]
Terminal Senen-Terminal Bekasi (via Jl. H. Moeljadi Djojomartono)
Kontroversi
Setelah menjalani pembangunan, pada sentuhan terakhirnya, pihak Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) memasang lampu huruf nama (letter signage) yang bertuliskan "I Love DJKA", yang juga dipasang di Stasiun Manggarai. Pemasangan ini menimbulkan kontroversi karena para pengguna jasa KRL Commuter Line mempertanyakan seberapa besarkah kepentingannya pemasangan huruf timbul tersebut. DJKA menganggap bahwa aksesori tersebut hanya berfungsi untuk memotivasi pegawai DJKA agar bekerja lebih giat lagi. Seorang anggota komunitas Anak Kereta (pengguna jasa KRL Commuter Line) menanggapi persoalan ini bahwa DJKA hanya merasa ingin mengapresiasi dirinya sendiri, sementara pengguna jasa terus mengkritik sejumlah kinerja yang harus dievaluasi seperti eskalator yang sering mengalami gangguan.[13][14][15] Setelah menuai kritikan dari berbagai pihak, aksesori lampu nama huruf tersebut akhirnya dicopot.[16]
Galeri
Lantai dasar Stasiun Matraman
Peron lantai atas Stasiun Matraman
KRL JR East 205 memasuki Stasiun Matraman
Penampakan peron lantai atas Stasiun Matraman dari bawah Jembatan/Viaduk Jatinegara
Signage "I ♥︎ DJKA" di depan Stasiun Matraman; terkenal karena pemasangannya yang sangat kontroversial.
Banner tarif parkir di Stasiun Matraman (per 27 Juli2022)