Stasiun Gawok (GW) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Luwang, Gatak, Sukoharjo; pada ketinggian +118 meter, serta hanya melayani rute KRL Commuter Line. Letak stasiun ini tidak jauh dari Pasar Gawok dan sentra industri rotan Trangsan.[3]
Bangunan dan tata letak
Bangunan Stasiun Gawok yang sebelumnya berada di sisi timur rel, kini berada di sebelah barat rel. Tidak ada lagi bekas bangunan lama yang merupakan peninggalan DKA tersebut karena dibongkar untuk proyek jalur ganda Kutoarjo-Yogyakarta-Purwosari pada tahun 2007 dan hanya menyisakan fondasi.
Stasiun ini memiliki empat jalur kereta api. Pada awalnya, jalur 1 yang lama merupakan sepur lurus.[4] Sejak pengoperasian jalur ganda ruas Delanggu–Solo Balapan per 8 Januari 2007, tata letak stasiun ini mengalami perubahan. Jalur 2 yang lama stasiun ini diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus arah Yogyakarta, sedangkan jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 4 sebagai sepur lurus arah Solo.[5][6]
Sejak sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri (Persero) dipasang pada tahun 2013[7] yang kemudian baru dioperasikan untuk menggantikan sistem persinyalan mekanik di stasiun ini pada bulan Desember 2015,[8] tata letak jalur di stasiun ini kembali diubah, tetapi tidak mengubah jumlah jalurnya. Jalur 2 yang dahulu merupakan jalur 3 yang lama telah dibongkar dan dibangun satu jalur belok baru di sisi tenggara stasiun sehingga jalur 3 kini dijadikan sebagai jalur 2 yang baru, jalur 4 yang lama kini dijadikan jalur 3 yang baru, dan jalur baru tersebut dijadikan sebagai jalur 4 yang baru, Akhirnya, stasiun ini memiliki sepur lurus di jalur 2 dan 3.
Guna melayani penumpang KRL, sejak 2021 di stasiun ini telah selesai pembangunan peron tinggi yang dilengkapi kanopi, yaitu di antara jalur 1 dan jalur 2 serta di samping jalur 4.
Sejak 10 Februari 2021, bertepatan dengan berlakunya grafik perjalanan kereta api tahun 2021, stasiun ini bersama dengan tiga stasiun lain (Stasiun Delanggu, Stasiun Ceper, dan Stasiun Srowot) mulai melayani penumpang KRL Commuter Line Yogyakarta[9]. Namun tidak ada layanan kereta api antarkota dan aglomerasi, dimana stasiun tersebut hanya untuk penyusulan antarkereta api yang mengizinkan kereta api antarkota dan aglomerasi berhenti jika emplasemen di stasiun kereta api terminal Kota Surakarta seperti Purwosari dan Solo Balapan penuh.
^Mohamad, Ardyan (21 Juni 2013). Pratomo, Harwanto Bimo, ed. "Kalahkan Siemens, BUMN elektronik raup pendapatan Rp 2,3 triliun". Merdeka.com. Merdeka.com. Diakses tanggal 5 Oktober 2017. Saat ini, masih ada pesanan proyek dari Kemenhub untuk menggarap persinyalan kereta di jalur Jogja-Solo, Duri-Tangerang, dan Parung-Maja.