2 (satu peron sisi tinggi dan satu peron pulau agak tinggi. Tidak ada peron di antara jalur 1 dan 2)
Jumlah jalur
6:
jalur 1: sepur lurus jalur ganda arah Jakarta
jalur 2: sepur lurus jalur ganda arah Semarang
jalur 3: sepur lurus jalur tunggal dari dan ke arah Slawi-Prupuk
jalur 4: sepur lurus arah balai yasa maupun depot BBM Pertamina
Layanan
Semua perjalanan kereta api penumpang dan KA barang, baik tujuan Jakarta, Surabaya, dan Purwokerto maupun sebaliknya berhenti di stasiun ini, kecuali KA Argo Bromo Anggrek.
Stasiun Tegal (TG) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di perbatasan antara Kelurahan Panggung dan Slerok, Tegal Timur, Kota Tegal; pada ketinggian +4 meter dengan jarak 290 km sebelah timur dari Jakarta Gambir. Stasiun ini merupakan stasiun KA yang letaknya paling barat di Daerah Operasi IV Semarang. Stasiun ini hanya berjarak 100 meter di sebelah timur Alun-alun Kota Tegal.
Stasiun ini membentang dari utara ke selatan. Ke arah utara, jalur kereta api akan membelok ke timur menuju ke Semarang. Dahulu, terdapat percabangan jalur yang menuju ke Pelabuhan Tegal. Sementara itu, ke arah selatan, setelah membelok ke barat, jalur ini bercabang dua: menuju Brebes–Cirebon/jalur utara Pulau Jawa dan menuju Slawi–Prupuk.
Satu-satunya kereta api yang melintas langsung/tidak berhenti di stasiun ini adalah KA Argo Bromo Anggrek.
Sejarah
Stasiun lama JSM/SCS (1886–1918)
Stasiun Tegal lama mulai dibangun pada 1885 dan diresmikan pada 17 November 1886 sebagai stasiun trem Tegal–Balapulang milik Javasche Spoorweg Maatschappij (JSM).[4] Pada 16 September 1895, stasiun ini dibeli oleh maskapai perkeretaapian Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) dan bangunannya dilengkapi dengan atap besar berbahan kayu yang menaungi dua jalur kereta api.[5]
Stasiun baru SCS (1918–sekarang)
Pada 1 Mei 1918 bangunan stasiun baru di Slerok telah dibangun seiring pengoperasian jalur kereta api ruas Brebes–Tegal.[6] SCS membuat rencana untuk meningkatkan kapasitas lintas ini terlebih kebutuhan angkutan penumpang dan barang semakin meningkat. Sebelumnya SCS telah mengoperasikan Stasiun Semarang West sejak Agustus 1914 untuk menggantikan Stasiun Pendrikan dengan alasan yang sama. Bangunan stasiun ini terletak persis di hadapan Gedung Birao, kantor pusat SCS.[7]
Selain mengoperasikan stasiun baru, SCS juga mengoperasikan jalur baru. Jalur lama yang melalui perhentian-perhentian di Limbangan, Kaligangsa, Krandon, Sumurpanggang, dan Pasurungan secara otomatis ditutup karena trem uap digantikan dengan kereta api rel berat. Jalur baru sepanjang 12 km memiliki keunikan, antara lain jalurnya sejajar dengan jalur cabang Tegal–Prupuk bekas JSM setelah memasuki wilayah Kejambon. Dengan selesainya jalur tersebut, diharapkan kecepatan kereta api uap pada masa itu dapat ditambah dari 30 menjadi 45 km/jam.[6]
Bangunan dan tata letak
Stasiun Tegal memiliki enam jalur kereta api. Pada awalnya, jalur 1 merupakan sepur lurus dari dan ke arah Jakarta/Bandung maupun Surabaya, jalur 2 merupakan sepur lurus dari dan ke arah Purwokerto, jalur 4 merupakan sepur lurus dari dan ke arah balai yasa maupun depotPertamina, serta tiga jalur sisanya digunakan untuk menyimpan rangkaian gerbong ketelPertamina. Setelah jalur ganda mulai stasiun ini hingga Stasiun Brebes dioperasikan pada 15 Desember 2003[8] dan kemudian hingga Stasiun Larangan mulai 27 Maret 2013,[9] jalur 1 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Bandung/Jakarta, jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Surabaya, dan percabangan menuju Slawi–Prupuk dipindahkan ke jalur 3.
Bangunan ini memiliki kanopi yang menaungi dua jalur kereta api. Bangunan stasiun dirancang oleh Henri MacLaine Pont, salah seorang arsitek terkenal berkebangsaan Belanda yang dikenal dekat dengan SCS. Lima tahun sebelumnya, Pont juga menciptakan karya arsitekturnya yang menjadi ikon di Kota Tegal, yaitu Gedung Birao (Kantor Pusat SCS Tegal).[10]
Di utara stasiun ini terdapat depo lokomotif yang menyimpan beberapa lokomotif, seperti BB200 dan D301, sedangkan di selatan stasiun terdapat DepotPertamina yang digunakan sebagai tempat bongkar muat kereta api ketel dari Stasiun Maos, Cilacap. Terdapat pula jalur parkir yang digunakan untuk meletakkan gerbong barang baik gerbong ketel milik swakelola PT KAI maupun gerbong bagasi, datar, dan terbuka milik KAI Logistik untuk angkutan peti kemas dan batu bara yang melakukan perawatan di Balai Yasa Tegal serta untuk menyimpan rangkaian KA Argo Cheribon dan KA Kaligung.
Per bulan Agustus stasiun Tegal memiliki fitur Face recognition atau boarding pas berbasis wajah [11][12]
Ciri khas
Ciri khas dari stasiun ini adalah pemutaran lagu instrumentalGambang Semarang—juga berlaku untuk sebagian besar stasiun di Daerah Operasi IV Semarang—untuk kedatangan kereta api.
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 26 Juli 2024.
Untuk melihat daftar stasiun secara lengkap, dapat mengklik "(Kategori/Daftar)" pada masing-masing daerah atau pranala artikel. Templat ini meringkas daftar stasiun yang dioperasikan oleh KAI (hanya stasiun utama yang diswakelola oleh perusahaan induk) dan operator KA lainnya (hanya pranala).