3 (satu peron sisi yang rendah, satu peron pulau yang cukup tinggi di antara jalur 1 dan 2, serta satu peron pulau yang agak rendah di antara jalur 2 dan 3)
Jumlah jalur
3
jalur 1: sepur belok menuju arah ruang tunggu lalu kembali ke jalur 2
jalur 2: sepur lurus jalur ganda dari arah Martapura-kotabumi dan sepur lurus jalur tunggal Kotabumi-Tanjungkarang
jalur 3: sepur belok jalur ganda arah Kotabumi - Martapura dan belok Martapura kotabumi
Awalnya stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus, tetapi kini jalur 4 sudah dibongkar. Di sebelah barat laut stasiun terdapat depo kecil yang cukup untuk memuat rangkaian kereta rel diesel,stabling beberapa lokomotif,mpjr/mesin perawatan jalan rel, tetapi sudah tak lagi digunakan. Sejak selesainya pembangunan jalur ganda segmen Cempaka-Kotabumi pada tanggal 9 Desember 2020,[3] tata letak stasiun dan pos sinyal di jalur ini diubah. Jalur 2 hanya dijadikan sepur lurus ganda dari arah Baturaja–Prabumulih sekaligus sepur lurus tunggal untuk arah Tanjungkarang, sedangkan jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus baru untuk arah Baturaja–Prabumulih.
Dengan selesainya jalur ganda di segmen Cempaka-Kotabumi, seluruh kereta api barang dan KLB juga diwajibkan "berhenti grafik" di stasiun ini selama kurang lebih 2-5 menit sejak berlakunya Gapeka 2021. Hal ini harus dilakukan karena stasiun ini merupakan peralihan dari jalur tunggal menuju jalur ganda, sehingga agar meyakinkan bahwa petak jalur di depannya aman dari kereta api lain, kereta diberhentikan sejenak hingga jalur di depannya aman dilalui.
Di stasiun ini terdapat fasilitas ruang tunggu, ruang laktasi/menyusui, pos kesehatan,klinik yang terbuka untuk umum, loket penjualan tiket, toilet penumpang, musala dan areal parkir serta ruang tunggu yang baru untuk para penjemput di bagian depan stasiun.
Sejarah
Stasiun Kotabumi diresmikan pada tanggal 2 Januari 1921, bersamaan dengan peresmian segmen jalur kereta api Blambangan Pagar–Kotabumi, sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api Palembang–Panjang.[4] Ditinjau dari bentuk dan posisi stasiunnya, stasiun ini difungsikan untuk angkutan penumpang dan barang.
Stasiun ini dulu pernah menjadi saksi bisu perjuangan sejarah kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Kotabumi dan sebagian wilayah Lampung Utara dijadikan pusat latihan militer saat terjadi Agresi Militer Belanda I. Para tentara banyak menggunakan layanan kereta api dari Kota Tanjungkarang (Bandar Lampung). Para tentara itu turun dari kereta dan berjalan kaki menyusuri hutan dan rawa-rawa serta menyeberangi sungai dengan rakit. Pada saat itu, Tanjungkarang telah jatuh ke tangan Belanda.[5][6]
Bangunan stasiun ini saat ini sudah jauh berbeda dari bentuk aslinya; hanya jendela krepyak di depan stasiun dan pintu bekas gudang yang masih asli dan menyatu dengan bangunan utama stasiun.
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[7]
Untuk melihat daftar stasiun secara lengkap, dapat mengklik "(Kategori/Daftar)" pada masing-masing daerah atau pranala artikel. Templat ini meringkas daftar stasiun yang dioperasikan oleh KAI (hanya stasiun utama yang diswakelola oleh perusahaan induk) dan operator KA lainnya (hanya pranala).