Saat ini stasiun ini menjadi stasiun utama yang menggantikan Stasiun Kendal karena merupakan satu-satunya yang melayani naik-turun penumpang di wilayah tersebut. Stasiun ini hanya disinggahi oleh sebagian besar kereta api penumpang kelas ekonomi dan kelas campuran. Dari jalan raya, stasiun ini berada di belakang Pasar Weleri.
Bangunan dan tata letak
Awalnya stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 3 yang lama merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda mulai stasiun ini hingga Stasiun Kaliwungu resmi dioperasikan mulai 21 November 2013[3] dan kemudian hingga Stasiun Ujungnegoro mulai 14 Maret 2014,[4] jumlah jalurnya bertambah menjadi lima. Jalur 1 yang lama dibongkar, jalur 2 yang lama diubah menjadi jalur 1 yang baru, jalur 3 yang lama diubah menjadi jalur 2 yang baru sebagai sepur lurus untuk arah Semarang saja, sedangkan jalur 4 yang lama diubah menjadi jalur 3 yang baru sebagai sepur lurus hanya untuk arah Cirebon. Sisanya, jalur 4 yang baru dan jalur 5 merupakan sepur belok baru. Selain itu, sistem persinyalan elektrik yang lama telah diganti dengan yang baru produksi PT Len Industri.
Sejak 2020, stasiun ini telah ditambahkan overcapping/kanopi yang menaungi jalur 1-3 sehingga aktivitas naik/turun penumpang tidak terganggu oleh hujan dan terik matahari. Semua peron di stasiun ini sudah menggunakan peron tinggi.
Dahulu ke arah selatan, terdapat jalur kereta api cabang ke Dusun Besokor di Desa Sidomukti sepanjang 3,6 km (dibuka 1 April 1901).[5] Tidak diketahui kapan atau mengapa jalur ini ditutup, tetapi kemungkinan karena dibongkar oleh pekerja romusha Jepang pada tahun 1943. Saat itu, Jepang memang sedang mencari bahan material untuk perang sehingga banyak jalur kereta api di Indonesia dibongkar.
Ciri khas
Ciri khas dari stasiun ini adalah pemutaran lagu instrumentalGambang Semarang—juga berlaku untuk sebagian besar stasiun di Daerah Operasi IV Semarang—untuk kedatangan kereta api.
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[6]