Sebagai penghubung utama di Kabupaten Banyumas, semua kereta api penumpang yang melewati lintas selatan Jawa pasti berhenti di stasiun ini, kecuali kereta api barang selain angkutan logistik ONS dan semen yang berjalan langsung. Saat ini lintas jalur pada stasiun ini sudah berupa jalur ganda. Dengan adanya jalur ganda tersebut, relasi Jakarta-Purwokerto via Cirebon maupun sebaliknya kini sudah dapat ditempuh selama 4–5 jam saja.
Sejarah
Stasiun Purwokerto merupakan stasiun yang baru diresmikan pada tanggal 1 Juli 1916 oleh perusahaan kereta api Staatsspoorwegen (SS).[5] Stasiun yang lebih tua di Purwokerto berada di tengah kota Purwokerto, yang dibangun oleh Serajoedal Stoomtram Maatschappij pada tahun 1893-1896.[6]
Stasiun ini dibangun pada jalur Cirebon-Kroya milik SS. Jalurnya kemudian dibangun menuju Stasiun Purwokerto Timur sehingga memungkinkan perjalanan dari Jakarta menyambung ke Wonosobo atau Purbalingga maupun sebaliknya, tetapi sayangnya sejak tahun 1978 jalur menuju Wonosobo sudah dinonaktifkan.[7] Kini di sepanjang bekas jalur tersebut sudah dilayani angkutan terusan berupa minibus sejak 23 November 2018.[8] Berdasarkan Lampiran Perpres No. 79 tahun 2019, jalur kereta api ini rencananya akan diaktifkan kembali guna mendukung pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan konektivitas antarkawasan melalui pengembangan angkutan massal yang mudah dan cepat.[9] Pada tanggal 23 Desember 2023, Stasiun Purwokerto sudah dilengkapi sistem pengenalan wajah untuk keberangkatan kereta api terutama di pintu timur stasiun di Jalan Kober dan tanggal 27 Desember 2023, PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga meresmikan jembatan penghubung menuju peron untuk mengurai arus keluar masuk penumpang terutama pada keberangkatan beserta kedatangan kereta api.[10]
Bangunan dan tata letak
Stasiun Purwokerto awalnya memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Sejak pengoperasian jalur ganda segmen Purwokerto–Patuguran per 9 September 2009,[11][12] jumlah jalur bertambah menjadi tujuh. Terdapat jalur 6 yang baru untuk parkir lokomotif dan rangkaian KA, jalur 6 yang lama dijadikan sebagai jalur 7 dan bercabang tiga untuk langsiran KA dari dan ke depo lokomotif maupun depo kereta yang terletak di sebelah utara stasiun, serta jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus dari arah Prupuk. Semua jalur selain jalur-jalur yang terhubung dengan depo tersebut terhubung langsung dengan jalur utama.
Berikutnya, per 28 Januari 2019,[13] dengan selesainya pembangunan jalur ganda segmen Purwokerto–Kroya, jalur 2 sepenuhnya dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Cirebon dan Jakarta, sedangkan jalur 3 sepenuhnya dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Yogyakarta dan Surabaya. Sistem persinyalan elektrik lama khas dari Daop V sudah digantikan dengan yang terbaru produksi PT Len Industri.
Di stasiun ini terdapat depo lokomotif dan depo kereta yang berfungsi untuk menyimpan dan merawat lokomotif dan rangkaian kereta api.
Stasiun ini terakhir mendapatkan renovasi total dua kali. Yang pertama adalah penambahan bangunan kaca di sisi utara stasiun, yang dibangun sekitar tahun 2020.[butuh rujukan] Yang kedua adalah menambah jembatan penyeberangan orang dengan panjang 36 meter (118 ft) lebar 6 meter (20 ft), serta memiliki kapasitas hingga 100 orang penumpang, yang dilengkapi lift difabel serta fasilitas pengenalan wajah. Selain itu, di sisi selatan stasiun juga telah dibangun bangunan khusus loket dengan memanfaatkan salah satu bekas rumah dinas. Renovasi total ini diresmikan oleh Direktur Utama PT KAI saat itu, Didiek Hartantyo, pada 27 Desember 2023.[14][15]
Ciri khas
Ciri khas yang dimiliki stasiun ini adalah diperdengarkannya lagu "Di Tepinya Sungai Serayu" dalam format keroncong karya R. Soetedja Poerwodibroto sebagai bel penanda kedatangan dan keberangkatan kereta api penumpang di seluruh stasiun besar Daerah Operasi V Purwokerto kecuali Stasiun Kutoarjo.
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 1 November 2024.
^Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
^Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia"(PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46).
^Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor en Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken.Pemeliharaan CS1: Format tanggal (link)
^Zuhdi, Susanto (2002). Cilacap (1830-1942): bangkit dan runtuhnya suatu pelabuhan di Jawa. Jakarta: Gramedia.
^Lampiran Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal–Semarang–Salatiga–Demak–Grobogan, Kawasan Purworejo–Wonosobo–Magelang–Temanggung, Dan Kawasan Brebes–Tegal–Pemalang
Untuk melihat daftar stasiun secara lengkap, dapat mengklik "(Kategori/Daftar)" pada masing-masing daerah atau pranala artikel. Templat ini meringkas daftar stasiun yang dioperasikan oleh KAI (hanya stasiun utama yang diswakelola oleh perusahaan induk) dan operator KA lainnya (hanya pranala).