Berdasarkan kisah sejarah Gombong, Belanda pernah membangun Benteng Van der Wijck sebagai basis kekuatan militer Belanda, serta membangun stasiun yang kelak dikenal sebagai Stasiun Gombong. Okupansi penumpang di stasiun ini cukup bagus serta menjadi andalan masyarakat dari Kecamatan Gombong maupun kecamatan-kecamatan lain di sekitarnya yang ingin naik kereta api. Stasiun ini juga selalu ramai karena banyak disinggahi kereta dengan tujuan Bandung, Surabaya, dan Jakarta.[4]
Bangunan dan tata letak
Stasiun ini memiliki lima jalur kereta api. Awalnya, jalur 2 merupakan sepur lurus dan jalur 5 merupakan sepur badug untuk tempat kegiatan bongkar muat kereta api angkutan pupuk ke gudang PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Setelah jalur ganda ruas stasiun ini hingga Stasiun Karanganyar per 20 Maret 2020 dan kemudian hingga Stasiun Tambak per 5 Mei 2020, emplasemen stasiun ini diperpanjang ke arah barat. Jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus arah Kroya, jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus arah Kutoarjo, dan jalur 5 juga dijadikan sebagai sepur belok. Selain itu, persinyalan elektrik lama produksi Westinghouse Rail Systems yang telah beroperasi sejak 1999 sudah digantikan dengan yang terbaru produksi PT Len Industri.
Terkait dengan pembangunan jalur ganda lintas selatan dan tengah Jawa, stasiun ini telah dirombak. Bangunan stasiun dan overcapping baru stasiun ini berada di sebelah barat bangunan lama dan berukuran lebih besar, sedangkan overcapping yang lama kini sudah dibongkar. Setelah bangunan baru stasiun ini selesai, bangunan lama stasiun ini dialihfungsikan menjadi pintu keluar, dengan atap yang sudah dirombak total sehingga tidak terlihat asli lagi. Operasional kereta api dipusatkan di bangunan baru stasiun.[5]
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 1 November 2024.
Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya dilakukan di Jakarta Gudang
Insiden
Pada tanggal 19 September2007 sekitar pukul 15.06 WIB, KA Taksaka dengan nomor lokomotif CC201 36 tiba di Stasiun Gombong dari arah Jakarta pada pukul 15.01, lalu berangkat melanjutkan perjalanan kembali pada pukul 15.06. Namun baru saja berangkat, tiba-tiba gerbong 5 anjlok hingga pintu perlintasan kereta/JPL 535. Gerbong dengan train mark E40 itu juga terseret di luar jalur sepanjang 100 meter dari lokasi anjloknya. Hal ini mengakibatkan jalur KA Jakarta-Yogya lumpuh total sekitar 5 jam. Jalur tersebut berfungsi normal kembali pada pukul 20.20 setelah gerbong nomor 5 dari 8 unit kereta itu berhasil ditarik. Akibat terhalang oleh gerbong kereta, Jalan Raya Gombong-Kuwarasan (Puring) ditutup untuk disterilisasi.[6]
^Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
^S. Prasetya (2014). "Gombong (GB): Lebih Terkenal dibanding Kebumen". Majalah KA. Vol. 96. Depok: PT Ilalang Sakti Komunikasi. hlm. 18.
Untuk melihat daftar stasiun secara lengkap, dapat mengklik "(Kategori/Daftar)" pada masing-masing daerah atau pranala artikel. Templat ini meringkas daftar stasiun yang dioperasikan oleh KAI (hanya stasiun utama yang diswakelola oleh perusahaan induk) dan operator KA lainnya (hanya pranala).