Kereta api Lodaya merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia untuk melayani relasi Solo Balapan–Bandung melalui lintas selatan Pulau Jawa. Kereta api ini menawarkan perjalanan sebanyak dua kali (pagi dan malam) perjalanan pulang-pergi.
Asal-usul nama
Nama "Lodaya" berasal dari seekor macan putih (atau disebut Harimau Lodaya, maung dalam bahasa Sunda) jelmaan Prabu Siliwangi—salah satu raja yang memerintah Kerajaan Sunda Galuh—ketika berhadapan dengan putranya, Raden Kian Santang. Saat ini kata lodaya digunakan dalam bahasa Sunda modern untuk menyebut harimau, dan kata maung digunakan untuk menyebut "macan" (hewan dalam genus Panthera, kecuali singa) secara umum.
Sejarah dan pengoperasian
Pada awalnya, terdapat layanan kereta api bernama Fajar Pajajaran dan Senja Mataram yang mulai beroperasi pada 11 Maret 1992 melayani lintas Bandung–Yogyakarta. Kereta api Fajar Pajajaran dari Bandung memiliki waktu keberangkatan pagi, sementara kereta api Senja Mataram dari Yogyakarta memiliki waktu keberangkatan malam. Pada 1 September 1992, lintas pelayanan tersebut diperpanjang hingga Solo Balapan.
Pada 12 Mei 2000, PT KA melakukan perombakan pada layanan kereta api sehingga kereta api Fajar Padjajaran dan Senja Mataram digantikan oleh Lodaya.[1] Corak rangkaian kereta api Lodaya dibuat berbeda dengan kereta api lain-corak berwarna biru-putih dengan warna biru di ujung kanan dan kiri kereta serta putih di tengah, serta terdapat tulisan "Lodaya". Meski begitu, rangkaian kereta api saat itu sering bertukar. Pada 2003, PT KAI meluncurkan kereta api Lodaya II.[4]
Kereta api Lodaya kemudian beroperasi menggunakan rangkaian kereta baja nirkarat buatan PT INKA mulai 2018 dengan layanan kelas eksekutif dan ekonomi premium. Terakhir, sejak 2024, kereta api Lodaya menggunakan rangkaian kereta baja nirkarat buatan PT INKA generasi terbaru; dimulai dengan jadwal relasi Solo Balapan–Bandung pada malam hari dan relasi sebaliknya pada pagi hari mulai 1 Mei 2024, lalu menyusul jadwal relasi Solo Balapan–Bandung pada pagi hari dan relasi sebaliknya pada malam hari mulai 1 September 2024. Kereta api ini menjadi kereta api penumpang lintas selatan Pulau Jawa pertama sekaligus menjadi kereta api kelas campuran pertama yang menggunakan rangkaian generasi baru.[5] Rangkaian kereta api ini terdiri dari empat kereta eksekutif, empat kereta ekonomi, satu kereta makan, dan satu kereta pembangkit.
Pada 10 Oktober 2013, kereta api Lodaya menabrak batu yang diganjal di tengah rel pada km 440+0/1 di Karanganyar, Kebumen yang mengakibatkan kereta api ini harus berhenti luar biasa (BLB) di Stasiun Gombong.[7]
Hanya berisi layanan kereta api yang dioperasikan oleh induk perusahaan. Untuk layanan yang dioperasikan oleh anak perusahaan, lihat Templat:KAI Commuter untuk layanan KAI Commuter, Templat:KAI Bandara untuk layanan KAI Bandara dan Templat:KCIC untuk layanan KCIC/Whoosh