Pupuk Indonesia Holding Company
PT Pupuk Indonesia (Persero) adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang terutama bergerak di bidang produksi pupuk dan bahan kimia. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini dapat memproduksi hingga 14 juta ton pupuk per tahun.[2][3] Pada tahun 1997, pemerintah menunjuk perusahaan ini sebagai holding BUMN yang bergerak di bidang produksi pupuk.[4] Pada tahun 2017, perusahaan ini pun mengubah namanya menjadi seperti sekarang untuk menegaskan statusnya sebagai induk holding BUMN pupuk. SejarahPerusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1959 saat pemerintah Indonesia mendirikan PT Pupuk Sriwidjaja untuk membangun pabrik pupuk di Palembang. Pada bulan Agustus 1961, perusahaan ini mulai membangun Pabrik Pusri I yang akhirnya dapat mulai dioperasikan dua tahun kemudian dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton per tahun. Pada bulan Mei 1964, pemerintah mengubah status PT Pupuk Sriwidjaja menjadi sebuah perusahaan negara (PN) dengan nama PN Pupuk Sriwidjaja.[5] Pada bulan Juli 1964, Pabrik Pusri I pun diresmikan oleh Presiden Soekarno. Pada tahun 1970, status perusahaan ini diubah menjadi persero. Pada bulan Agustus 1974, Pabrik Pusri II diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan kapasitas terpasang sebesar 380.000 ton per tahun. Pada bulan Desember 1976, Presiden Soeharto juga meresmikan Pabrik Pusri III dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun. Setahun kemudian, Presiden Soeharto juga meresmikan Pabrik Pusri IV dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun. Pada tahun 1979, sebagai bentuk kerja sama antar negara anggota ASEAN, perusahaan ini mendirikan PT ASEAN Aceh Fertilizer di Aceh. Setahun kemudian, pemerintah Indonesia juga ikut mendirikan ASEAN Bintulu Fertilizer Sdn. Bhd. di Malaysia. Pemerintah lalu menugaskan perusahaan ini untuk mewakilinya dalam mengawasi kinerja perusahaan tersebut. Pada bulan Desember 1994, Presiden Soeharto meresmikan Pabrik Pusri IB dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun untuk menggantikan Pabrik Pusri I.[6] Pada tahun 1997, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham Petrokimia Gresik, Pupuk Iskandar Muda, Pupuk Kalimantan Timur, Pupuk Kujang, dan Rekayasa Industri ke perusahaan ini sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang produksi pupuk.[4] Setahun kemudian, pemerintah juga menyerahkan mayoritas saham Pupuk Indonesia Niaga Pupuk Indonesia Niaga] ke perusahaan ini.[7] Pada tahun 2011, perusahaan ini memisahkan aktivitas operasional dari pabrik pupuknya di Palembang ke PT Pupuk Sriwidjaja Palembang,[8] agar perusahaan ini dapat fokus menjadi induk bagi anak-anak usahanya. Pada bulan April 2012, perusahaan ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang untuk menegaskan statusnya sebagai induk holding BUMN pupuk. Mulai tahun 2013 hingga 2015, perusahaan ini berturut-turut mendirikan PT Pupuk Indonesia Logistik, PT Pupuk Indonesia Energi, dan PT Pupuk Indonesia Pangan masing-masing untuk berbisnis di bidang logistik, pembangkitan listrik, dan perdagangan komoditas pangan.[2][3] Pada tahun 2021, perusahaan ini meluncurkan merek Nitrea dan Phonska Plus masing-masing untuk menyeragamkan merek dari pupuk urea dan pupuk NPK yang diproduksi oleh anak-anak usahanya.[9] PT Pupuk Indonesia (Persero) mengumumkan rencananya untuk mendirikan pabrik pupuk di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, yang dijadwalkan akan selesai pada akhir November 2023. Pabrik ini akan menjadi yang pertama di Indonesia Timur dan akan memainkan peran penting dalam penyediaan pupuk untuk mendukung sektor pertanian di Papua.[butuh rujukan] Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar negara dalam mengatasi tantangan krisis pangan global dan untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Diharapkan bahwa perusahaan akan berkontribusi dalam mendukung upaya Provinsi Papua Selatan untuk menjadi salah satu lumbung pangan nasional.[butuh rujukan] Pupuk Indonesia memproduksi berbagai jenis pupuk seperti urea, NPK, SP36, ZA, dan lainnya, untuk memenuhi kebutuhan pertanian, baik dalam sektor pangan, perkebunan, maupun hortikultura. Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan dalam mendukung pertanian Indonesia menuju keberlanjutan dan kemandirian pangan.[butuh rujukan] Anak perusahaanGrup perusahaan ini memiliki beberapa anak perusahaan baik yang bergerak dalam bidang produksi pupuk maupun selain produksi pupuk. Beberapa anak perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi pupuk adalah:
Adapun anak perusahaan yang bergerak dalam bidang selain produksi pupuk adalah:
Lihat pula
Referensi
Pranala luar |