4 (satu peron sisi yang rendah dan tiga peron pulau yang tinggi )
Jumlah jalur
9
jalur 2: sepur lurus dari dan ke arah Bandung maupun Cilacap
jalur 4: sepur lurus ke arah Yogyakarta
jalur 5: sepur lurus ke arah Jakarta
Layanan
Hampir semua kereta api antarkota lintas selatan (Bandung–Yogyakarta–Surabaya) dan tengah Jawa (Jakarta–Purwokerto–Surabaya) maupun aglomerasi berhenti di stasiun ini, kecuali kereta api Argo Dwipangga dan Argo Lawu
Stasiun Kroya (KYA) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Bajing, Kroya, Cilacap. Stasiun yang terletak pada ketinggian +11 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto yang berjarak 247 km sebelah timur dari Bandung dan 372 km sebelah tenggara dari Jakarta Gambir. Stasiun Kroya merupakan stasiun kereta api paling timur dan terbesar di Kabupaten Cilacap.
Stasiun yang terletak di jalur kereta api lintas tengah beserta selatan Pulau Jawa menghubungkan Bandung dengan Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, serta Malang di jalur selatan Jawa, sedangkan lintas utama tengah Jawa menghubungkan Jakarta dengan Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, dan Malang; hal ini menjadikan stasiun ini merupakan stasiun yang memiliki tingkat lalu lintas KA terpadat di Daop V sekaligus teramai di kabupaten tersebut, dan untuk mengakomodasinya, emplasemen stasiun ini dibuat sepanjang sekitar 900 m. Emplasemen stasiun ini merupakan yang terpanjang di Daop V sekaligus terpanjang di jalur tengah dan selatan di Pulau Jawa. Jalur kereta api terbagi dua jalur utama yaitu, lintas utama selatan Jawa menuju Bandung serta jalur percabangan Maos–Cilacap, sedangkan lintas utama tengah Jawa menuju Purwokerto dan Jakarta.
Saat ini lintas jalur pada stasiun ini menuju ke arah Cirebon dan Kutoarjo sudah berupa jalur ganda. Dengan adanya jalur ganda tersebut, rute Jakarta-Kroya via Purwokerto-Cirebon maupun sebaliknya sudah dapat ditempuh selama 4,5–6 jam saja. Secara bertahap jalur ganda tersebut akan disambungkan hingga ke Surabaya via Mojokerto–Wonokromo setelah segmen Cirebon–Mojokerto resmi diluncurkan pada 8 Oktober 2020 di Stasiun Solo Balapan.[5]
Sejarah
Stasiun Kroya diperkirakan telah ada sejak pembangunan jalur kereta api Cilacap–Kroya–Kutoarjo–Yogyakarta pada tanggal 20 Juli 1887. Pembangunan ini juga meliputi jalur cabang menuju Kota Purworejo yang dibuka pada tanggal yang sama.[6]
Sejak diresmikannya kereta api Eendaagsche Expres (ekspres satu hari) oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tanggal 1 November 1929, stasiun ini digunakan sebagai tempat penggabungan rangkaian Eendaagsche Expres yang melayani rute Batavia-Soerabaja pp dengan pengumpannya (KA feeder) yang datang dari Bandung.[7]
Awalnya stasiun ini hanya terdiri atas sebuah bangunan utama dan peron yang memiliki kanopi yang hampir mirip dengan Stasiun Manggarai (lihat gambar). Dengan meningkatnya volume angkutan penumpang di stasiun ini, bangunan stasiun ini kemudian diperbesar hingga akhirnya diganti dengan atap overcapping yang memayungi jalur 1–3 pada dekade tahun 1990-an. Kanopi lama yang mirip dengan Stasiun Manggarai ini sempat muncul dalam film Kereta Api Terakhir.
Bangunan dan tata letak
Stasiun Kroya memiliki sembilan jalur kereta api. Awalnya jalur 2 merupakan sepur lurus arah Bandung atau Cilacap maupun arah Surabaya/Malang; jalur 3 merupakan sepur lurus dari dan ke arah Jakarta; jalur 1, 4, dan 5 digunakan sebagai jalur untuk persilangan dan penyusulan kereta api; jalur 6 dan 7 sebagai jalur untuk parkir KA barang dan KA ketel; serta jalur 8 dan 9 sebagai jalur penghubung ke Depo Lokomotif, bengkel KA, dan UPT Depo Mekanik. Setelah jalur ganda dioperasikan pada segmen lintas stasiun ini hingga Stasiun Purwokerto per 5 Maret 2019[8][9] dan kemudian petak stasiun ini hingga Stasiun Kemranjen per 31 Juli 2019,[10] jalur 2 kini hanya dijadikan sebagai sepur lurus jalur tunggal dari dan ke arah Bandung maupun Cilacap saja, jalur 4 dijadikan sebagai sepur lurus jalur ganda arah Kutoarjo, jalur 5 dijadikan sebagai sepur lurus jalur ganda arah Purwokerto, serta jalur 1, 3, dan 6 digunakan sebagai jalur untuk persilangan dan penyusulan kereta api.
Terdapat depo lokomotif di sebelah utara kompleks stasiun. Selain melayani perawatan lokomotif yang singgah, depo ini dahulu sempat digunakan untuk menyimpan lokomotif dan rangkaian KA Serayu. Namun, sejak rute perjalanan KA Serayu diperpanjang hingga Stasiun Purwokerto, otomatis rangkaian kereta tersebut dipindahkan alokasinya ke Depo Kereta Purwokerto.
Terdapat pula bengkel kereta api yang terletak di sebelah barat kompleks stasiun dan merupakan bengkel kereta api terbesar di Daop V. Fungsinya mirip dengan balai yasa, yakni sebagai tempat perbaikan kereta api. Selain sebagai tempat perbaikan, bengkel ini dijadikan sebagai "kandang" untuk sarana kereta penolong milik Daop V.
Sejak jalur ganda tersebut dioperasikan, wujud stasiun ini sudah terlihat berbeda dibanding sebelumnya. Atap overcapping yang memayungi jalur 1–3 stasiun ini telah diganti dengan yang baru dan berukuran lebih besar; menaungi jalur 1–6. Peron stasiun juga telah diperpanjang dan ditinggikan sehingga dapat memuat rangkaian kereta api yang panjang dan semakin memudahkan penumpang naik dan turun di peron stasiun.[11] Sistem persinyalan elektrik lama khas dari Daop V produksi Westinghouse Rail Systems yang telah dipasang sejak 1999 sudah digantikan dengan yang terbaru produksi PT Len Industri.[12] Kini bekas overcapping tersebut telah digunakan kembali di Stasiun Sumpiuh.
Ciri khas
Bersama stasiun lainnya di Daerah Operasi V Purwokerto (kecuali Stasiun Kutoarjo), Stasiun Kroya memperdengarkan variasi lonceng dan lagu keroncong berjudul "Di Tepinya Sungai Serayu" karya Soetedja Poerwodibroto setiap kali terjadi kedatangan kereta api yang singgah melayani penumpang maupun persilangan dan penyusulan antarkereta api.[13]
^Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
^Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia"(PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46).
^ abStaatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken.Pemeliharaan CS1: Format tanggal (link)
Untuk melihat daftar stasiun secara lengkap, dapat mengklik "(Kategori/Daftar)" pada masing-masing daerah atau pranala artikel. Templat ini meringkas daftar stasiun yang dioperasikan oleh KAI (hanya stasiun utama yang diswakelola oleh perusahaan induk) dan operator KA lainnya (hanya pranala).