Papan kereta api Argo Lawu sebelum menggunakan rangkaian generasi terbaru dan masih digunakan untuk petunjuk KA di setiap peron stasiun hingga saat ini Logo yang seharusnya digunakan saat ini, tetapi dilepas guna untuk fleksibilitas dinasan kereta lain
Kereta api Argo Lawu arah Gambir melaju di Stasiun Bekasi.
Perjalanan kereta api ini menuju Jakarta (Gambir) dilakukan pada pagi hari, sedangkan perjalanan menuju Surakarta (Solo Balapan) dilakukan pada malam hari, berkebalikan dengan jadwal perjalanan yang ditawarkan oleh kereta api Argo Dwipangga. Sejak tahun 2010, kereta api ini menjadi kereta api eksekutif Argo tertua yang masih beroperasi usai peleburan kereta api Argo Gede dan kereta api Parahyangan pada 27 April 2010.
Kereta api ini menempuh perjalanan dari Solo Balapan menuju Gambir sejauh 571 km dalam waktu sekitar 6 jam 57 menit[1] dan hanya berhenti di Klaten, Yogyakarta, Purwokerto, dan Cirebon. Rangkaian kereta api ini terdiri dari delapan kereta kelas eksekutif, dua kereta kelas luxury, satu kereta makan, dan satu kereta pembangkit.
Kereta api Argo Lawu diluncurkan pada 21 September 1996 dengan nama lain "JSO-751" yang berarti "Jakarta-Solo ditempuh selama 7 jam pada peringatan 51 tahun kemerdekaan RI". Pada awal peluncurannya, kereta api ini beroperasi menggunakan rangkaian kereta buatan PT INKA keluaran 1996 yang memiliki ciri khas, yaitu menggunakan pendingin udara dengan unit luar berbentuk trapesium, letak kaca yang lebih rendah, serta ukuran kereta yang lebih tinggi. Rangkaian kereta tersebut merupakan hasil penyehatan secara intensif—antara lain penggantian bogie menjadi bogie K8 (NT-60)—dari kereta kelas ekonomi buatan tahun 1950-an. Kereta api Argo Lawu adalah kereta api kelas Argo ketiga yang diluncurkan, setelah kereta api Argo Bromo JS950 dan Argo Gede JB250.
Menggunakan rangkaian kereta berbogie K9 (2002–2007)
Kereta api Argo Lawu sempat beroperasi menggunakan rangkaian kereta berbogie K9 sehingga rangkaian kereta sebelumnya (keluaran 1996) digunakan untuk pengoperasian kereta api Taksaka dan Argo Dwipangga. Rangkaian kereta tersebut memiliki corak yang berbeda dengan rangkaian kereta pada kereta api Argo Bromo Anggrek dan Argo Muria, yakni berwarna ungu. Kondisi geografi di jalur lintas tengah Jawa yang tidak sesuai kemampuan bogie K9 menyebabkan kereta api Argo Lawu sering anjlok.
Pengoperasian kereta api mulai 2008–sekarang
Mulai Oktober 2008, kereta api Argo Lawu beroperasi menggunakan rangkaian kereta keluaran 2008 buatan PT INKA.
Sejak 21 Juli 2016, kereta api ini untuk perjalanan reguler bersama Argo Dwipangga dan Bima pernah beroperasi menggunakan rangkaian kereta eksekutif keluaran tahun 2016 dari PT INKA—sebelum dilakukan penggantian rangkaian kereta pada 16 Agustus 2019 setelah rangkaian aslinya dimutasi ke Depo Kereta Cirebon (CN) untuk pengoperasian KA Argo Cheribon.
Kereta api Argo Lawu melayani kelas luxury generasi ke-2 sejak 26 Mei 2019 yang memiliki 26 tempat duduk.[2] Menyusul kereta api unggulan Daerah Operasi VI Yogyakarta, Argo Dwipangga, yang mulai beroperasi pada tanggal 13 Desember 2023, kereta api Argo Lawu sudah mulai menggunakan rangkaian baja nirkarat generasi kedua pada tanggal 18 Desember 2023.[3][4]
Insiden
Pada 21 April 2007 pukul 12.30 WIB, kereta api Argo Lawu anjlok setelah berangkat dari Stasiun Purwokerto. Tidak ada korban dalam kecelakaan ini.[5]
Pada 19 Juni 2022, seorang penumpang kereta api Argo Lawu melaporkan kasus pelecehan seksual yang dialaminya ketika melakukan perjalanan dari Solo Balapan ke Gambir. Kasus tersebut dilakukan oleh seorang pria yang duduk bersebelahan dengan korban. Setelah melaporkannya ke kondektur, korban diizinkan untuk berpindah tempat duduk.[6] KAI meminta pelaku pelecehan untuk meminta maaf dan melakukan blacklistnomor induk kependudukan pelaku sehingga tidak lagi dapat menaiki kereta api.[7] Selain itu, KAI dan beberapa pihak lainnya menggencarkan kampanye antipelecehan seksual berupa gelar wicara,[8] penyebaran brosur di stasiun,[9][10] pengumuman oleh kondektur yang bertugas di kereta api, dan pembekalan kepada polisi khusus kereta api.[11]
Stasiun pemberhentian
Menurut Gapeka 2023 yang dirilis 1 Juni 2023, berikut ini adalah stasiun kereta api dilayani oleh kereta api Argo Lawu.[12]
Kereta api Argo Lawu juga diangkat dalam lagu dolanan anak berbahasa Jawa, yakni lagu "Sinten Numpak Sepur". Nama Argo Lawu disebut dalam salah satu penggalan liriknya.
Hanya berisi layanan kereta api yang dioperasikan oleh induk perusahaan. Untuk layanan yang dioperasikan oleh anak perusahaan, lihat Templat:KAI Commuter untuk layanan KAI Commuter, Templat:KAI Bandara untuk layanan KAI Bandara dan Templat:KCIC untuk layanan KCIC/Whoosh