Kereta api Mutiara Timur
Kereta api Mutiara Timur adalah layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melayani relasi Ketapang–Surabaya Pasarturi pp.[1] Kereta api ini merupakan layanan kereta api penumpang tertua kedua di Indonesia setelah kereta api Bima sekaligus layanan kereta api penumpang tertua di Daop 9 Jember. Sejarah dan pengoperasianKereta api Mutiara Timur pertama kali beroperasi pada 6 Maret 1972 pada rute Surabaya Kota–Banyuwangi pp dengan layanan kelas bisnis dan ekonomi. Pada masa-masa awal pengoperasiannya, kereta api ini dihela BB301, BB303, atau BB304 sebagai lokomotif dinas penariknya. Mulai 1996, layanan kelas kereta api ini diubah menjadi kelas bisnis dan eksekutif. Mulai 15 Desember 2018, kereta api ini beroperasi menggunakan rangkaian kereta baja nirkarat buatan PT INKA dengan perubahan layanan kelas menjadi kelas eksekutif dan ekonomi premium. Sejak 10 Februari 2021, rute perjalanan kereta api Mutiara Timur diperpanjang sampai Yogyakarta dan hanya berjalan pada malam hari saja.[2] Sebagai akibatnya, kereta api ini lambat laun menjadi semakin kurang diminati oleh rata-rata penggunanya. Selain itu, tarif tiketnya menjadi relatif lebih mahal dibandingkan dengan tiket kereta api lain yang melintas di jalur yang sama, yaitu Kereta api Wijayakusuma, yang notabene jarak tempuhnya justru lebih jauh. Mulai akhir Maret 2022, rangkaian kereta api Mutiara Timur kembali menggunakan rangkaian berbahan mild steel sekaligus mengalami perubahan layanan kelas lagi menjadi kelas eksekutif dan ekonomi plus seperti halnya rangkaian Kereta api Jayabaya. Hal ini karena rangkaian kereta baja nirkarat tersebut dimutasi ke depo-depo kereta lain yang membutuhkan, seperti Depo Kereta Yogyakarta, Sidotopo, Bandung, dan Jakarta Kota. Selama tahun 2022, rangkaian KA Mutiara Timur yang sedang menganggur di Stasiun Yogyakarta sempat diperbantukan untuk pengoperasian KA Joglosemarkerto arah Cilacap ataupun KA Bogowonto rute Lempuyangan-Pasar Senen pp. Kemudian mulai akhir tahun tersebut, rangkaian KA Mutiara Timur digunakan untuk operasional KA Blambangan Ekspres rute Banyuwangi–Semarang pp sehingga mengakibatkan operasional kereta api Mutiara Timur sempat dihentikan untuk sementara waktu. Setelah hampir dua tahun vakum, kereta api ini kembali dioperasikan selama berlangsungnya masa angkutan lebaran dan iduladha tahun 2024. Semula kereta api ini hanya terdapat layanan kelas ekonomi saja yang terdiri dari dua jenis sarana kereta kelas ekonomi, yaitu kereta kelas ekonomi Kemenhub berisi 64 tempat duduk yang mendukung penumpang disabilitas dan kereta kelas ekonomi new generation modifikasi berisi 72 tempat duduk.[3] Kemudian, sarana kereta kelas ekonomi Kemenhub digantikan dengan kereta kelas eksekutif. Sejak 1 September 2024, layanan kelas kereta api ini kembali diubah menjadi kelas bisnis dan eksekutif dengan menggunakan sarana rangkaian kereta api Baturraden Ekspres yang dihentikan sementara operasionalnya. Rangkaian kereta api ini terdiri dari empat kereta kelas eksekutif, tiga kereta kelas bisnis, dan satu unit kereta makan dengan fasilitas pembangkit. Sejak Tanggal 11 dan 12 Desember 2024, rangkaian kereta api Mutiara Timur berganti yang semula memakai kelas eksekutif dan kelas bisnis menjadi kelas eksekutif dan kelas ekonomi new generation versi modifikasi.[4] Stasiun pemberhentianSesuai grafik perjalanan kereta api tahun 2023 yang diterapkan mulai 1 Juni 2023, kereta api Mutiara Timur melayani pemberhentian penumpang di 15 stasiun berikut.[5]
InsidenPada 28 Juni 1981 pukul 05.55 WIB, kereta api Mutiara Timur mengalami kecelakaan menjelang masuk Rogojampi. Rangkaian KA Mutiara Timur anjlok dan satu unit kereta BW terjatuh ke sungai.[6] Pada 07 November 1986, sekitar pukul 13.28 WIB, kereta api Mutiara Timur anjlok dan terguling sekitar 1 kilometer menjelang masuk Stasiun Tanggul. Tiga penumpang mengalami luka berat dan 29 penumpang mengalami luka ringan. Pasca peristiwa tersebut, lintasan kereta sempat tertutup selama 2 hari.[7] Pada 26 Mei 2004, sekitar pukul 03.15 WIB, kereta api Mutiara Timur menabrak Bus Akas Asri di perlintasan kereta api Garahan, Jember. Lokomotif dan beberapa gerbong kereta api ini anjlok dan terguling. Sebanyak tujuh orang tewas dalam kejadian ini.[8] Pada 11 Juni 2014, kereta api Mutiara Timur bertabrakan dengan truk di perlintasan Jalan Jemursari, Surabaya yang mengakibatkan lokomotif dan kereta bagasi anjlok. Perjalanan menuju Banyuwangi terpaksa dialihkan melalui jalur lain.[9] Pada 23 April 2017 pukul 05.00, kereta api Mutiara Timur menabrak mobil di perlintasan Margorejo yang mengakibatkan tiga orang tewas. Pada 31 Agustus 2018, pukul 14.41, kereta api Mutiara Timur menabrak truk elpiji di perlintasan liar antara Stasiun Temuguruh dan Stasiun Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, yang mengakibatkan bodi lokomotif sisi kiri mengalami kerusakan. Sopir dan kernet mengalami luka-luka sehingga dibawa ke Puskesmas Singojuruh. Kejadian ini juga menyebabkan kereta api ini mengalami keterlambatan selama 160 menit.[10] Pada 6 Oktober 2019, kereta api Mutiara Timur Siang jurusan Surabaya-Banyuwangi menabrak mobil di Tegalharjo, Glenmore, Banyuwangi. 1 orang tewas, 1 kritis, dan 1 orang luka ringan. Insiden ini menyebabkan KA Probowangi tujuan Surabaya tertahan di Stasiun Sumberwadung dan KA Pandanwangi tujuan Banyuwangi tertahan di Stasiun Kalisat. GaleriWikimedia Commons memiliki media mengenai Kereta api Mutiara Timur.
Lihat pula
Referensi
Pranala luar(Indonesia) Situs web resmi KAI dan jadwal kereta api |