Stasiun Pasuruan (PS) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Trajeng, Panggungrejo, Pasuruan; termasuk dalam pengelolaan Daerah Operasi IX Jember dan KAI Commuter Wilayah VIII Surabaya; terletak pada ketinggian +3 meter dengan jarak dan 62 km arah tenggara dari Surabaya Kota. Stasiun ini merupakan stasiun aktif yang letaknya paling barat dan memiliki ketinggian terendah di Daop IX.
Stasiun ini menjadi stasiun terminus perjalanan Commuter Line Supas. Semua kereta api penumpang yang melintasi jalur utara Jawa segmen Bangil–Jember berhenti di stasiun ini.
Ke arah barat stasiun ini, sebelum Stasiun Bangil, terdapat Stasiun Kraton—stasiun paling barat di Daop IX—yang sudah tidak aktif karena letaknya yang kurang strategis dan jarak yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Pasuruan.
Sejarah
Stasiun Pasuruan merupakan salah satu stasiun kereta api tertua di Jawa Timur, diresmikan oleh Staatsspoorwegen sebagai perusahaan kereta api negara milik pemerintah kolonial Hindia Belanda pada 16 Mei 1878 sebagai titik akhir salah satu pembangunan jalur kereta api pertamanya di lintas Surabaya–Pasuruan.[4] Stasiun ini dibangun tak jauh dari Jalan Raya Pos (kini Jalan Soekarno-Hatta) dan dihubungkan dengan Jalan Stasiun yang bersebelahan dengan Pasar Besar Kota Pasuruan.
Dahulu, stasiun ini terhubung dengan jalur trem uap milik Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (PsSM) yang bercabang dari jalur 1 sebelah timur melewati Jalan Stasiun Barat belakang pasar besar dan area depan stasiun yang kemudian terhubung dengan stasiun kecil milik perusahaan trem uap swasta tersebut (sekitar 30-40 meter sebelah barat stasiun utama) menuju Sengon melewati Pecinan (Jalan Niaga)—kini telah dinonaktifkan. Selain itu, terdapat bekas jalur kereta api menuju Wonorejo dan Winongan yang juga dikelola oleh PsSM.
Bangunan dan tata letak
Stasiun Pasuruan adalah stasiun berperon sisi yang memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus ditambah satu sepur badug menuju gudang yang terletak di timur stasiun.
Peron Stasiun Pasuruan—tampak papan nama stasiun terbaru versi 2017 (2019)
Tampak samping Stasiun Pasuruan, 2019
Bangunan stasiun ini terakhir direnovasi total pada 2014, antara lain dengan mengubah warna cat bangunan menjadi sesuai dengan warna korporat KAI, pengubahan warna kusen pintu menjadi warna kayu alami yang dipernis, penggantian lantai peron dan plafon atap tritisan, kanopi stasiun, dan gudang yang saat itu disewa oleh Herona Express.[5]
Gaya bangunan stasiun ini masih menggunakan gaya perpaduan antara Indische dan Art Nouveau, yang sudah diterapkan sejak pertama kali stasiun dibangun. Bangunan stasiun ini didominasi dengan bentuk ruang persegi panjang pada bagian hall utama stasiun, persegi pada bagian sayap kiri kanan, dan segi enam pada ruang PPKA. Pintu-pintu stasiun didominasi jenis pintu tinggi (skala monumental), dan sedikit skala manusia yang dipadukan dengan ornamen geometris, sulur-suluran, dan garis-garis, serta menggunakan jendela krepyak.[6]
Pada tahun 2020, bangunan stasiun ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Pasuruan, bersama dengan sebelas bangunan cagar budaya lainnya yang terletak di kota tersebut. Sampai tahun 2023, Pemerintah Kota Pasuruan telah mencatatkan 16 bangunan kolonial di Kota Pasuruan sebagai cagar budaya.[7]
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 1 November 2024.