Stasiun Tarik (TRK) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Tarik, Tarik, Sidoarjo. Stasiun yang terletak pada ketinggian +16 m ini termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya dan hanya melayani penumpang kereta api lokal. Stasiun ini juga melayani penyusulan antarkereta api dan berjarak 37,8 km arah barat dari Surabaya Kota.
Stasiun ini merupakan stasiun yang lokasinya paling barat di Kabupaten Sidoarjo. Stasiun ini cukup ramai karena terletak di dekat pusat Kecamatan Tarik, tepatnya di sebelah timur jalan raya Balongbendo-Tarik.
Bangunan dan tata letak
Stasiun ini memiliki lima jalur kereta api. Pada awalnya jalur 2 merupakan sepur lurus arah Wonokromo maupun Kertosono dan jalur 4 merupakan sepur lurus percabangan arah Sidoarjo via Tulangan. Jalur cabang tersebut sempat dinonaktifkan sejak tahun 1972, tetapi mulai tahun 2014 diaktifkan kembali sebagai bagian dari relokasi rel ke arah barat akibat dari banjir lumpur panas Sidoarjo. Bersamaan dengan diaktifkannya jalur cabang tersebut, sistem persinyalan elektrik yang lama (tipe Ansaldo) di stasiun ini digantikan dengan tipe SIL-02 produksi PT Len Industri.
Setelah jalur ganda segmen Mojokerto–Sepanjang dioperasikan per 1 Desember 2023 oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian[5], tata letak jalur di stasiun ini diubah. Jalur 1 dijadikan sebagai sepur lurus baru untuk arah Kertosono, jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus baru untuk arah Wonokromo, dan jalur 2 diubah menjadi sepur belok. Jalur 4 dan 5 kini hanya dapat melayani pemberhentian kereta api dari dan ke arah Sidoarjo via Tulangan saja karena wesel yang menghubungkan keduanya dari dan ke arah Wonokromo sudah dicabut. Terdapat sepur badug baru yang arah masuknya dari sisi barat jalur 5. Emplasemen stasiun ini diperpanjang hingga melewati tikungan besar yang terletak di sebelah timur bangunan stasiun. Sistem persinyalan elektrik di stasiun ini diganti lagi dengan tipe Elsicom.
Peron sisi (aktif sebagian, dalam proses pembangunan ulang)
G
Bangunan utama stasiun
Terkait dengan pembangunan jalur ganda tersebut, di stasiun ini sedang ada perombakan besar-besaran oleh Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur (BTP Jatim, sekarang BTP Surabaya) Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Rencananya bangunan lama stasiun ini akan digantikan dengan bangunan baru berukuran lebih besar yang dibangun tepat di sebelahnya. Peron-peron pulau di stasiun ini sudah dibangun ulang menjadi peron tinggi dan panjang agar memudahkan naik turun penumpang kereta api serta dilengkapi kanopi agar penumpang yang menunggu kereta api tidak lagi basah kuyup kehujanan maupun terkena panas terik matahari. Selain itu, dibangun pula jembatan penyeberangan di dekat bangunan baru stasiun agar penumpang yang ingin berpindah peron tidak harus melalui jalur rel.
Dahulu ke arah barat stasiun ini, sebelum Stasiun Mojokerto, terdapat bekas perhentian Bangsal yang sudah tidak aktif karena tingkat pemasukan penumpang yang rendah dan akhirnya dibongkar imbas proyek jalur ganda tersebut.
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[6]
Pada dini hari tanggal 24 April2004, dua kereta api pengangkut BBM bersinggungan di tikungan yang berjarak 300 meter sebelah barat Stasiun Tarik sehingga mengakibatkan beberapa gerbong terbakar. Akibat kecelakaan itu, sedikitnya delapan gerbong KA pengangkut BBM jenis premium itu keluar dari rel sejauh 3 hingga 5 meter.[7]
Galeri
Peron Stasiun Tarik, 2019
Tampak depan Stasiun Tarik, 2020
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
^PT Kereta Api Indonesia (Persero) (21 Januari 2020). "Selayang Pandang Daerah Operasi 8 Surabaya"(PDF). e-PPID PT Kereta Api Indonesia. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2020-10-08. Diakses tanggal 5 Oktober 2020.