Kereta api Gumarang merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan bisnis yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melayani relasi Surabaya Pasarturi–Pasar Senen melalui lintas utara Jawa. Dengan membawa lima kereta eksekutif dan sembilan kereta bisnis dalam satu rangkaian, kereta api Gumarang merupakan kereta api campuran terpanjang di Indonesia.[2]
Sejarah
Kereta api Gumarang mulai beroperasi pada 20 Mei 2001 melayani Jakarta Kota–Surabaya Pasarturi via Gambir. Sejak awal pengoperasiannya, kereta api ini melayani kelas eksekutif dan bisnis dengan jam keberangkatan pada sore hari.[3]
Seiring dengan perkembangan waktu, kereta api Gumarang dialihkan ke Pasar Senen hingga sekarang. Karena Depo Kereta Jakarta Kota (JAKK) menerima tambahan rangkaian kereta dari depo kereta lain, maka kereta api ini beroperasi dengan rangkaian panjang bersama dengan kereta api Jayakarta, kereta api Kertajaya dan kereta api Tawang Jaya mulai tahun 2018.
Per pertengahan November 2019 sebelum dimulai dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api (Gapeka 2019), kereta api Gumarang (bersamaan dengan kereta api Sembrani) ini diambil alih kepemilikan operasional ke Daerah Operasi VIII Surabaya dari Daerah Operasi I Jakarta beserta rangkaian kereta pun dimutasi ke Depo Kereta Surabaya Pasarturi (SBI), yang disebabkan dua kereta baru yang akan datang di Gapeka 2019, yakni Dharmawangsa (PSE-SBI) dan Anjasmoro (PSE-JG) serta diperpanjangnya tiga layanan kereta api dari Daerah Operasi II Bandung yaitu Argo Wilis (GMR-BD-SGU), Mutiara Selatan (GMR-BD-ML) dan Malabar (ML-BD-PSE) per 1 Desember 2019.
Pada tanggal 1 Juni 2023 bertepatan dengan pemberlakuan Gapeka 2023, KA Gumarang akan saling bertukar rangkaian dengan kereta api Tegal Bahari, yang disebabkan rangkaian kereta api Progo mengalami putar arah. Selesai dinas KA Tegal Bahari, rangkaian kereta panjang ini istirahat sebentar di Pasar Senen agar tidak masuk ke Depo Kereta Cipinang lagi dan langsung putar arah perjalanan menuju Surabaya pada malam hari.
Asal usul
Nama Gumarang berasal dari sosok kedua hewan mitologi yang berbeda; Pertama, nama tersebut berasal dari sosok kuda kuno dalam hikayat cerita Minangkabau yang berjudul "Cindua Mato" dan versi lain adalah berasal dari sosok banteng gagah dan berani dalam mitologi Jawa.[4]
Pada 12 Agustus 2007, kereta api Gumarang anjlok di petak Stasiun Gubug dan Stasiun Tegowanu, Grobogan, Jawa Tengah yang disebabkan adanya sabotase rel yang dipotong oleh pencuri. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, tetapi dua kereta dalam satu rangkaian terguling dan tiga orang mengalami luka-luka.[6]
Pada 16 Juni 2013, kereta api Gumarang anjlok di Stasiun Batang yang mengakibatkan semua kereta api lintas Pantura mengalami keterlambatan.[7]
Hanya berisi layanan kereta api yang dioperasikan oleh induk perusahaan. Untuk layanan yang dioperasikan oleh anak perusahaan, lihat Templat:KAI Commuter untuk layanan KAI Commuter, Templat:KAI Bandara untuk layanan KAI Bandara dan Templat:KCIC untuk layanan KCIC/Whoosh