Meskipun stasiun yang beralamat di Jalan Nusantara ini tidak melayani angkutan penumpang,[4] berat angkut semen Dynamix dari Karangtalun mencapai seberat 3.000 ton per harinya.[5]
Stasiun yang beroperasi sekarang adalah stasiun baru yang didirikan bersamaan pabrik semen baru pada akhir dekade 1990-an, menggantikan Stasiun Karangtalun Lama yang terletak di sebelah barat laut. Stasiun ini pada awal berdirinya memiliki sepuluh jalur kereta api, namun pada antara tahun 2012-2013, area bongkar muat semen mengalami renovasi dan kini hanya memiliki tujuh jalur dengan jalur 1 merupakan sepur lurus menuju arah Stasiun Karangtalun Lama dan sekarang jalur 1 hanya memiliki panjang sekitar 400 m dari percabangan utama karena percabangan menuju karangtalun Lama ditutup dan digunakan sebagai tempat parkir gerbong TTW. Jalur 2, 3, dan 4 digunakan untuk parkir gerbong dan langsiran, sedangkan jalur 5, 6, dan 7 menuju area bongkar muat. Pemangkasan jumlah jalur ini dilakukan seiring beroperasinya kereta api semen rangkaian panjang yang terdiri dari 30 gerbong datar.[5]
Stasiun ini tidak melayani penumpang dan berada di wilayah kerja PT Solusi Bangun Indonesia sehingga stasiun ini dijaga ketat 24 jam dan tidak sembarang orang dapat memasuki stasiun ini, kecuali yang telah mendapatkan izin dan yang berkepentingan.
Sekitar tahun 2015, bantalan rel kereta pada jalur Gumilir–Karangtalun diganti dengan konstruksi beton yang sebelumnya menggunakan konstruksi kayu dan besi sehingga muatan untuk mengangkut semen dapat lebih banyak dan peningkatan rel mengunakan tipe R42. Kemudian pada tahun 2021, jalur Gumilir-Karangtalun ditingkatkan lagi dengan penggantian rel yang semula tipe R42 menjadi R54.