Kereta rel listrikKereta rel listrik (disingkat KRL)[a] adalah jenis kereta api berpenggerak mandiri bertenaga listrik. Karena KRL tidak memerlukan lokomotif, motor traksi akan dipasang pada salah satu atau beberapa keretanya dalam satu rangkaian. KRL teridiri atas dua atau lebih kereta yang dirangkai secara semipermanen, tetapi dapat juga berupa unit tunggal. Mayoritas operasinya adalah untuk penumpang, khususnya untuk para penglaju, tetapi ada juga yang dijadikan sebagai kereta pos. KRL cukup populer untuk armada komuter dan perkotaan karena perlajuannya cepat dan bebas polusi.[1] Bahkan KRL juga lebih senyap daripada kereta rel diesel atau kereta api penumpang yang ditarik oleh lokomotif. KRL dapat beroperasi pada malam hari tanpa mengganggu tidur para warga pinggiran rel. Tambahannya, desain terowongan untuk KRL cukup sederhana karena tidak perlu lagi lubang angin untuk mengeluarkan asap, meski ada beberapa yang harus didesain ulang untuk mengakomodasi peralatan kelistrikannya. SejarahSistem kendali unit-ganda (multiple unit) pertama kali muncul pada 1890-an. Liverpool Overhead Railway menjadi operator pertama KRL pada 1893 dengan bermodal rangkaian dua kereta,[2] dan kendalinya berada di kedua ujung kereta tersebut.[3] Sistem kendali traksi KRL dikembangkan oleh Frank Sprague dan pertama kali diterapkan dan diuji oleh South Side Elevated Railroad (sekarang bagian dari Chicago 'L') tahun 1897. Pada 1895, Sprague menurunkan penemuan dan produksi sistem kendali DC elevator, dengan menemukan sistem kendali unit-banyak untuk operasi KRL. Hal ini dipercepat dengan pembangunan jalur kereta listrik di seluruh dunia. Setiap kereta pada KRL memiliki motor traksinya sendiri-sendiri: melalui relai kendali motor di setiap kereta yang mendapatkan energi dari kabel melalui kereta depan, kemudian seluruh motor traksi di bawah kereta dikendalikan secara serentak. JenisKereta-kereta yang membentuk satu set KRL lengkap umumnya dikelompokkan berdasarkan fungsinya menjadi empat jenis: unit bermesin ujung depan/belakang, kereta bermesin, unit pengendali ujung belakang dan unit non-pengendali ujung belakang. Kereta dapat memiliki lebih dari satu fungsi. Motor-motor traksi pada kereta tersebut dikendalikan secara serentak.
Dalam sistem rel ketiga (listrik aliran bawah), sarana di kedua ujungnya dapat dipasangi sepatu kontak dengan motor car menerima arusnya melalui hubungan intra-unit. Banyak rangkaian KRL 2 kereta menjadi pasangan kembar. Ketika kedua unitnya tergolong driving-motor cars, peralatan tambahan lain seperti kompresor, aki dan pengisi daya, peralatan kendali dan traksinya, dibagi sama rata di antara dua kereta dalam rangkaian. Karena kereta tidak mampu beroperasi tanpa pasangannya, rangkaian ini dirangkai permanen dan hanya dipisah bila menjalani perbaikan berkala. Keuntungannya, mampu menghemat bobot dan biaya dibandingkan kereta unit tunggal (karena mengurangi separuh peralatan tambahan yang diperlukan per set) sekaligus memungkinkan semua kereta diberi tenaga, tidak seperti kombinasi motor-trailer cars. Setiap kereta hanya memiliki satu kabin masinis, yang terletak satu di kedua ujung pasangan sehingga menghemat ruang dan biaya pembuatan kabin. Kerugiannya adalah kurang fleksibel, karena rangkaian harus dibuat dua kereta, dan kegagalan salah satu sarana dapat membuat rangkaian menjadi tidak siap operasi. Sebagai kereta kecepatan tinggiSejumlah kereta berkecepatan tinggi yang cukup terkenal adalah KRL: Pendolino dan Frecciarossa 1000 di Italia, Shinkansen di Jepang, China Railway High-speed di Tiongkok, ICE 3 di Jerman, serta British Rail Class 395 Javelin di Britania Raya. Layanan Metroliner relasi New York–Washington yang kini telah pensiun, pertama kali dijalankan oleh Pennsylvania Railroad dan kemudian oleh Amtrak, juga menghadirkan KRL berkecepatan tinggi bernama Budd Metroliner. Bahkan Kereta Cepat Indonesia-China pun menggunakan KRL, tetapi hanya istilah KRL yang digunakan untuk KCIC400AF. Pengembangan sel bahan bakarSaat ini KRL bertenaga sel bahan bakar sedang dikembangkan. Bila sukses, kebutuhan listrik aliran atas maupun rel ketiga sudah tak diperlukan lagi. Contohnya, Coradia iLint, bertenaga hidrogen, dikembangkan oleh Alstom.[4] Istilah "kereta bertenaga hidrogen" ditujukan pada kereta jenis ini. Kereta rel bateraiBanyak kereta rel baterai dijalankan di seluruh dunia. Kereta ini dapat berjalan dalam dua mode: dengan menggunakan energi baterai yang terpasang, dan dengan mengambil arus dari kabel listrik aliran atas atau rel ketiga. Dalam kebanyakan kasus, baterai dapat diisi saat mengambil arus listrik. Perbandingan dengan lokomotifBila dibandingkan dengan lokomotif listrik, KRL memiliki keunggulan:[5]
Sementara lokomotif listrik memiliki keunggulan terhadap KRL sebagai berikut:
Lihat pulaCatatanReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Electric multiple units, motor coaches and railcars. |