Sebastian Vettel
Sebastian Vettel (pelafalan dalam bahasa Jerman: [zɛˈbaːstian ˈfɛtəl]; lahir 3 Juli 1987) adalah seorang pembalap Formula Satu asal Jerman. Ia pertama kali turun dalam ajang balapan resmi F1 pada Grand Prix Turki 2006 ketika ia menjadi pembalap tes hari Jumat untuk tim BMW-Sauber pada usia 19 tahun dan 53 hari.[2] Debut lomba F1 resminya ia mulai di Grand Prix Amerika Serikat 2007 juga bersama dengan tim BMW-Sauber.[3] Sejak pertengahan musim 2007 sampai dengan akhir musim 2008, ia bergabung bersama dengan Scuderia Toro Rosso, yang kemudian membawanya naik kelas ke tim Red Bull Racing pada musim 2009. Ia bertahan di tim Red Bull sampai dengan akhir musim 2014, untuk kemudian bergabung bersama dengan raksasa Italia, yaitu Scuderia Ferrari, mulai musim 2015.[4] Ia bertahan di tim Scuderia Ferrari sampai dengan akhir musim 2020, untuk kemudian bergabung bersama dengan tim asal Inggris, yaitu Aston Martin, mulai musim 2021 hingga musim 2022 sebelum memutuskan untuk pensiun. Julukan Vettel adalah Baby Schumi, yang disebabkan oleh gaya membalapnya yang mirip dengan Sang Legenda juara dunia F1 7 kali, yaitu Michael Schumacher. Vettel sempat menjadi pembalap F1 termuda yang meraih poin pada Grand Prix Amerika Serikat 2007, sebelum rekor ini dipecahkan oleh Daniil Kvyat pada Grand Prix Australia 2014, dan kemudian dipecahkan lagi oleh Max Verstappen pada Grand Prix Malaysia 2015. Pada Grand Prix Italia 2008, Vettel mencetak sejarah lain ketika menjadi pembalap F1 termuda yang meraih pole position.[5] Keesokan harinya, ia sukses mencetak kemenangan, dan mencetak sejarah lainnya sebagai pembalap termuda yang berhasil memenangi lomba sekaligus meraih posisi podium.[6] Catatan ini kemudian dipecahkan oleh Max Verstappen di musim 2016 di lomba Grand Prix Spanyol 2016. Pada tanggal 14 November 2010, Sebastian Vettel akhirnya tampil sebagai juara dunia F1 termuda dalam sejarah setelah memenangi balapan di Abu Dhabi. Ia menjadi juara dunia dalam usia 23 tahun dan 134 hari dan memecahkan rekor sebelumnya yang dicatat Lewis Hamilton pada musim 2008 dalam usia 23 tahun dan 300 hari. Rekor itu pun semakin ia pertajam dengan menjadi juara dunia F1 ganda termuda dalam sejarah ajang Formula Satu di musim 2011 dalam usia 24 tahun dan 98 hari, memecahkan rekor sebelumnya atas nama Fernando Alonso yang dicatatkan di musim 2006 dalam usia 25 tahun dan 85 hari. Menyusul gelar juara dunia pembalap yang diraih di musim 2012 dan 2013, Vettel kemudian mencatatkan rekor pribadi sebagai juara dunia tiga kali termuda dan juara dunia empat kali termuda dalam sejarah F1. Atas beragam prestasinya tersebut, Vettel kerap kali disebut dan dirujuk sebagai salah satu pembalap terbaik di dalam sejarah dunia balap F1.[7][8][9][10][11] ProfilPribadiSebastian Vettel lahir pada 3 Juli 1987 di Heppenheim, Jerman Barat. Ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Norbert dan Heike. Vettel memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Fabian, yang merupakan seorang pembalap yang berkompetisi di ajang Audi TT Cup pada musim 2017.[12] Sementara dua kakak perempuan Vettel yaitu Melanie bekerja sebagai asisten dokter gigi dan Stefanie bekerja sebagai fisioterapis.[13] Vettel mengenal olahraga otomotif ketika ayahnya, Norbert, memberinya hadiah sebuah gokar Bambini 60cc ketika usia Vettel baru menginjak tiga tahun sebagai hadiah hari Natal. Ayah Vettel merupakan seorang maniak balapan, dan ia sering hadir sebagai penonton dalam beberapa ajang balapan besar di Jerman seperti F1, MotoGP, dan balap turing lokal. Ibunya, Heike, merupakan seorang ibu rumah tangga yang pada awalnya sempat cemas saat mendengar Vettel turun di ajang balapan. Melihat istrinya cemas dan gugup saat melihat Vettel berlaga di ajang gokar junior, Norbert lantas memperkenalkan Heike dan Vettel kecil dengan Michael Schumacher, yang ia kenal dari sebuah ajang balapan F3 Jerman pada tahun 1990. Di luar dugaan, Schumi mau menjelaskan apa itu motorsport kepada Heike. Ia juga bahkan melihat Vettel mempunyai masa depan bagus di ajang motorsport, asalkan ayah dan ibunya mau mendukung kelancaran keinginan putranya tersebut.[14] Vettel juga merupakan penggemar berat klub sepak bola Eintracht Frankfurt.[15] Di awal 2009, Vettel juga mencoba kesibukan lain dengan membeli sebuah tanah pertanian dan peternakan yang kemudian ia beri nama "Neumuli", yang terletak di daerah Kemmental, Thurgau.[16] Sesekali ia menjadi pengurus langsung bagi domba dan sapi yang ia pelihara di lahan tersebut, namun Vettel menolak bila hobinya ini kelak akan menjadi bidang usahanya bila sudah berhenti dari ajang balapan, seperti yang dilakukan oleh Jody Scheckter.[14] Saat ini Vettel tinggal di Danau Zug, Walchwil, Swiss.[17] Ia tinggal di sana semenjak resmi menjadi pembalap Scuderia Toro Rosso pada pertengahan 2007. Sesekali ia juga pulang ke tanah kelahirannya di Heppenheim untuk melepas rindu dengan bertemu orang tua dan saudara-saudaranya.[14] Vettel memiliki tokoh inspirasi masa kecilnya, yaitu "Trio Michael": Michael Schumacher, Michael Jordan, dan Michael Jackson. Ia menyebut bahwa ia ingin menjadi penyanyi seperti Jackson, tapi ia tidak memiliki suara yang bagus.[18] Vettel pernah muncul dalam sebuah iklan Head & Shoulders.[19] Ia juga pernah mengisi suara karakter Sebastian Schnell dalam versi Jerman dari film Cars 2,[20] dan juga karakter asisten suara dalam film Cars 3 versi Italia dan Jerman.[21] Vettel menikahi teman masa kecilnya Hanna Prater dalam sebuah upacara pribadi pada awal 2019.[22] Mereka memiliki tiga anak.[23][24] Pada 2016, Forbes memperkirakan bahwa pendapatan tahunan Vettel adalah US$41 juta.[25] Sahabat terdekat Vettel di arena balap F1 selain Schumi adalah Kimi Raikkonen,[26] Nico Hulkenberg dan Nico Rosberg. Pada akhir Juli 2022, Vettel membuat sebuah akun Instagram,[27] setelah lama tidak memiliki kehadiran media sosial.[28] Kiriman pertamanya adalah sebuah pengumuman bahwa ia akan pensiun di akhir Formula Satu musim 2022.[29] Pada tahun 2012, Infiniti yang menjadi sponsor tim Red Bull merilis mobil SUV Infiniti FX edisi terbatas yang didedikasikan untuk Vettel. Perbedaanya dengan mobil Infiniti yang biasa adalah pada tenaga keluaran mesin, bodi dan suspensi.[30] PendidikanSebastian Vettel, bersama Robert Kubica, adalah dua pembalap F1 aktif saat ini yang mengantungi ijazah diploma. Pada April 2006, empat hari sebelum ia meraih kemenangan perdananya di ajang Formula 3, Vettel langsung bergegas pergi ke kampusnya di Abitur karena hari itu ia akan melaksanakan ujian tertulis untuk kelulusan akademiknya. Vettel berhasil menyelesaikan ujian tersebut dengan baik.[31] Karier awalVettel memulai karier balapnya dengan karting di usia tiga tahun, dan mulai membalap dalam berbagai seri karting pada 1995 di umur delapan tahun. Vettel diterima masuk ke Red Bull Junior Team pada 1998[32] dan memenangkan berbagai gelar, salah satunya adalah Junior Monaco Kart Cup pada 2001. Pada 2003 ia pindah ke ajang balapan roda terbuka, yaitu Formula BMW Jerman, dan memenangi ajang tersebut pada 2004 dengan raihan 18 kemenangan dari 20 lomba. Pada 2005 ia membalap untuk ASL Mucke Motorsport di F3 Euroseries dan finis di peringkat lima klasemen akhir dengan 64 poin dan memenangkan gelar Rookie of The Year. Ia tidak memenangkan satu balapan pun di F3 Euroseries karena ajang tersebut didominasi oleh Lewis Hamilton. Kemudian ia mengetes mobil F1 Williams FW27 pada 27 September 2005 sebagai hadiah atas kemenangannya di Formula BMW. Karena Williams berpisah dengan pemasok mesin BMW pada akhir 2005, Vettel ditarik untuk menjadi test driver di tim BMW-Sauber untuk musim 2006. Pada 2006 Vettel finis sebagai runner-up di ajang Formula 3 Euroseries di belakang Paul di Resta. Ia lalu mengikuti ajang World Series by Renault di Misano dan menang setelah Pastor Maldonado didiskualifikasi.[33] Namun di balapan selanjutnya di Spa, salah satu jari tangannya teriris hebat akibat terkena serpihan mobil yang terbang akibat kecelakaan, akibatnya ia divonis harus istirahat selama beberapa balapan demi menyembuhkan lukanya.[34] Vettel lalu memutuskan untuk pindah ke ajang balapan lain, yaitu Ultimate Masters of F3 di sirkuit Zandvoort minggu selanjutnya. Secara mengejutkan dengan kondisi tangan yang luka ia mampu mencatat putaran tercepat dan mengejutkan bosnya di F3, Frederic Vasseur. Kata Vasseur:
Karier Formula SatuBMW-Sauber (2007)Vettel diangkat menjadi pembalap cadangan BMW-Sauber sejak GP Turki 2006 menggantikan Robert Kubica yang naik jabatan menjadi pembalap utama menggantikan Jacques Villeneuve yang mengundurkan diri secara tiba-tiba sejak GP Hungaria 2006. Ia lantas menunjukan performa bagus saat babak latihan bebas GP Turki dengan mencetak waktu tercepat saat sesi latihan bebas kedua hari Jumat.[2] Performa bagus Vettel kembali terlihat saat babak latihan bebas di GP Italia 2006 dengan mencatat putaran tercepat di dua sesi latihan bebas hari Jumat. Minggunya, Robert Kubica finis podium di tempat ketiga. Vettel dikontrak menjadi pembalap tes dan penguji BMW pada musim 2007[36] dan berkompetisi di World Series by Renault, dengan kemenangan pertama di Nurburgring. Namun pada tanggal 14 Juli 2007, ia dipanggil membalap untuk BMW di GP Amerika Serikat, menyusul kecelakaan yang dialami Robert Kubica minggu sebelumnya di Kanada. Saat itu ia sedang memimpin kejuaraan World Series, dan kursinya terpaksa diambil alih oleh Michael Ammermuller.[37] Sejak debutnya di lomba GP AS bersama BMW-Sauber untuk menggantikan Robert Kubica yang cedera,[3] Vettel sudah banyak menarik perhatian para pecinta F1. Ia finis di posisi delapan dan meraih satu poin pada balapan debutnya. Selain itu ia juga memecahkan rekor sebagai pembalap termuda yang membalap di ajang F1 dan pembalap F1 termuda yang meraih poin[38] saat itu dalam usia 19 tahun dan 53 hari. Debutnya di Indianapolis Motor Speedway pada tanggal 16 Juli 2007 juga diwarnai dengan denda sebesar 1.000 dolar A.S. karena melanggar kecepatan di pitlane, sekaligus menobatkan ia sebagai pembalap pendatang baru tercepat yang mendapatkan denda. Di akhir musim dalam poling "Man of the Year" dari majalah F1 Racing, Vettel kalah oleh "rookie super" McLaren, Lewis Hamilton. Beberapa orang dari tim BMW dan Toro Rosso yakin bahwa kemenangan Hamilton semata karena kehebatan mobil McLaren; ada kemungkinan jika seandainya Vettel mendapatkan mobil sama baiknya dengan yang didapatkan Hamilton di McLaren, maka mungkin prestasinya juga tidak akan berbeda jauh dengan yang diraih Hamilton. Scuderia Toro Rosso (2007–2008)2007: Poin pertama bersama dengan tim Toro RossoTanggal 31 Juli 2007, menjelang GP Prancis, pihak Scuderia Toro Rosso secara mengejutkan memecat Scott Speed dan menggantinya dengan Vettel.[39] Selanjutnya mulai GP Hungaria, Vettel membalap untuk Toro Rosso. Diumumkan pula oleh tim, bahwa Vettel akan tetap bersama STR untuk musim 2008,[40] dengan rekan setim juara dunia ChampCar World Series 4 kali berturut-turut, Sebastien Bourdais.[41] Penampilan Vettel di empat balapan awal bersama STR terkesan biasa saja bila dibandingkan dengan rekan setimnya saat itu, Vitantonio Liuzzi, karena ia masih menyesuaikan diri dengan handling mobil STR2. Sampai akhir musim 2007, Vettel dikabarkan mendapat bayaran sebesar 165.000 dollar Amerika Serikat.[42] Sejarah kemudian tercetak di GP Jepang 2007 di sirkuit Fuji. Ia menjadi pembalap F1 termuda yang memimpin balapan. Namun, walaupun sepanjang lomba ia ada di urutan ketiga, ia gagal naik podium akibat terlibat kecelakaan saat akan menyalip Mark Webber. Baik Webber dan Vettel saat itu berada di posisi dua dan tiga, di belakang Lewis Hamilton yang sedang memimpin lomba dan trek dalam keadaan basah dengan safety car. Di lap 45 secara tiba-tiba Vettel menyeruduk bagian belakang dari mobil Red Bull Mark Webber, menyebabkan Webber tersingkir secara instan dan Vettel kehilangan suspensi depannya.[43] Vettel lantas kembali ke pit dengan harapan bisa memperbaiki mobil, namun sayangnya kondisi mobilnya sudah terlalu parah. Vettel kemudian tertangkap kamera menangis usai kejadian tersebut. Sementara itu Webber menyalahkan Vettel sebagai "pembalap pendatang yang belum mengerti seni balapan". Kedua pembalap juga menyalahkan manuver Hamilton yang dinilai aneh saat berada di belakang safety car.[44] Pada malam harinya seusai lomba, pihak wartawan memergoki Vettel sedang asyik berjoget di diskotek dan tampak sudah melupakan insiden yang ia alami di siang hari. Kesalahannya di Jepang dibayar di GP Cina ketika ia finis keempat.[45] Seusai balapan, bos Red Bull Dietrich Mateschitz berujar bahwa Vettel memiliki talenta besar yang akan mengguncang dunia suatu hari nanti. Bahkan mungkin Vettel bisa melebihi apa yang telah diraih Sang Legenda, Michael Schumacher.[46] Di akhir musim, Ron Dennis sempat menawarkan uang besar kepada Mateschitz untuk menjual Vettel kepada McLaren untuk menggantikan Fernando Alonso yang pulang ke Renault. Namun negosiasi tersebut gagal terwujud dan Vettel tetap bertahan di tim Scuderia Toro Rosso. 2008: Peraih pole termuda dan kemenangan perdanaTahun 2008, dengan ditemani pembalap pendatang baru asal Prancis, Sebastien Bourdais, Vettel kembali tampil menggebrak. Walaupun sempat dua kali gagal finis di empat balapan pertama, Vettel bangkit dengan fantastis di Monaco, dan kemudian Kanada, ketika ia sempat bertarung dengan keras melawan Heikki Kovalainen. Menjelang GP Inggris, diumumkan kepada publik bahwa Vettel akan membalap untuk tim Red Bull Racing mulai musim 2009. Namun, ketika balapan di Silverstone, Vettel malah menyeruduk pembalap yang akan ia gantikan di RBR untuk 2009, David Coulthard. Kemudian di Eropa, Vettel berhasil finis di urutan keenam saat balapan, sementara posisinya ketika kualifikasi juga berada di urutan enam. Puncaknya adalah ketika di Monza, saat ia mampu meraih posisi start paling depan atau pole position,[47] dan kemudian mampu menerjemahkannya menjadi sebuah kemenangan pada keesokan harinya.[48][49][50] Dengan hasil ini, Vettel menjadi pembalap termuda sepanjang sejarah yang mampu memenangi balapan F1, mematahkan rekor sebelumnya yang tercetak atas nama Fernando Alonso di GP Hungaria 2003. Usia Vettel saat menjuarai GP Italia adalah 21 tahun dan 74 hari. Seusai balapan, publik Jerman mulai menyamakan penampilan Vettel dengan Schumi, yang kemudian melahirkan julukan "Baby Schumi" untuk Vettel.[51][52] Di Brazil, ia nyaris saja menjadi pahlawan bagi warga São Paulo dan tim Ferrari saat berhasil menyalip Lewis Hamilton yang ada di P5, sampai kemudian Timo Glock yang ada di P4 melambat dan menyebabkan Vettel dan Hamilton mampu menyalipnya, sekaligus mengamankan gelar juara dunia untuk Hamilton. Red Bull Racing (2009–2014)2009: Runner-up dunia termudaPenampilan Vettel di tim Red Bull terbilang cukup baik di musim 2009 yang menjadi musim perdananya bersama tim Austria tersebut. Di Australia ia nyaris finis di posisi tiga, andaikan saja tidak salah dalam menyalip Robert Kubica yang berada di posisi dua, yang kemudian berakibat kecelakaan bagi keduanya. Sesudah balapan, Vettel lantas mendatangi Mario Theissen, meminta maaf atas kejadian tersebut. Pada balapan berikutnya di Malaysia, Vettel gagal meraih angka karena terpelintir saat hujan lebat.[53][54] Sejarah lain tercatat di GP Cina, setelah mampu meraih pole position, Vettel lantas memimpin Mark Webber di posisi 1-2 untuk mempersembahkan kemenangan pertama bagi tim Red Bull Racing.[55] Di GP Bahrain, Vettel start di urutan tiga dan kemudian finis di posisi kedua saat lomba. Di Spanyol ia mampu berada di urutan kedua saat kualifikasi, tetapi saat lomba ia turun ke urutan empat akibat salah strategi. Vettel lantas memenangi GP Inggris setelah merebut pole sehari sebelumnya.[56] Di Jerman ia menjadi bagian tim saat mengawal Mark Webber meraih kemenangan pertamanya di ajang F1.[57] Kemudian di Belgia ia berhasil menduduki podium ketiga, setelah sebelumnya di Hungaria ia gagal finis gara-gara disundul Kimi Räikkönen.[58] Namun di Monza Vettel hanya mampu finis di posisi kedelapan, itupun karena terbantu kecelakaan Lewis Hamilton satu putaran sebelum finis. Berlanjut ke Singapura, Vettel berhasil tampil bagus saat kualifikasi dan sempat membayangi Lewis Hamilton. Sayang gara-gara melindas garis putih jalur keluar pitlane, Vettel terkena hukuman, dan akibatnya ia hanya mampu finis di urutan keempat. Kesalahannya ia bayar saat GP Jepang, ketika secara spektakuler ia mampu memenangi lomba dari posisi pole, sekaligus mengantarkannya menjadi salah satu penantang gelar juara dunia musim 2009. Namun impiannya untuk bisa menjadi juara dunia 2009 pupus setelah di GP Brazil ia terjebak di urutan 16 saat kualifikasi dan hanya mampu finis posisi empat saat balapan, pada saat saingan utamanya, Jenson Button, hanya finis di posisi lima. Pada balapan terakhir F1 musim 2009 di Abu Dhabi, Sebastian Vettel akhirnya memastikan posisi runner-up dunia dengan memenangi balapan di negara Uni Emirat Arab tersebut. 2010: Juara dunia termudaMusim 2010 Vettel melanjutkan musim bagusnya bersama tim Red Bull Racing. Ia meraih dua kali pole position di Bahrain dan Australia namun gagal memenangi kedua balapan tersebut. Di Malaysia Vettel akhirnya mampu meraih kemenangan pertamanya di musim 2010 walaupun saat kualifikasi ia hanya mampu meraih posisi start kedua. Di GP Cina, Vettel kembali lagi meraih pole position, tetapi strategi perjudian memakai ban intermediate akhirnya memupuskan harapan Vettel menjuarai balapan, dan ia harus puas finish doi P6. Vettel kemudian berhasil finish podium kembali setelah berada di P3 di GP Spanyol setelah sebelumnya Lewis Hamilton mengalami kempis ban satu lap sebelum balapan usai. Di Monaco, setelah berhasil menyalip Robert Kubica saat start, Vettel mengamankan posisi kedua di belakang Mark Webber yang menjuarai balapan. Pada lomba di Turki, duet Red Bull berhasil memimpin lomba 1-2 secara meyakinkan di balapan kali ini dengan Webber di P1 dan Vettel di P2. Lap 40 Vettel yang lebih cepat ketimbang Webber bermaksud untuk menyalip rekan setimnya tersebut di tikungan keduabelas. Sayangnya Vettel salah perhitungan dan ia menyenggol ban belakang Webber. Vettel kemudian kehilangan suspensi depannya dan langsung tersingkir di TKP, sementara Webber berhasil melanjutkan lomba dan masih sanggup finish P3 di belakang duet McLaren. Sesaat setelah tersingkir, Vettel menyebutkan Webber sebagai pembalap yang ceroboh. Usai lomba Webber balik menyerang Vettel sebagai pembalap yang kurang teliti.[59] Manajer tim Red Bull, Helmut Marko kemudian mempertemukan keduanya sepekan kemudian untuk memperbaiki hubungan antar keduanya sebagai sesama rekan setim. Ia menambahkan bahwa seharusnya Vettel lebih bersabar sedikit karena tujuan tim di GP Turki sebenarnya adalah mengamankan posisi 1-2 sampai finish tanpa perlu saling bertarung antar rekan setim.[60] Setelah hanya mampu finish P4 di Kanada, Vettel kembali bangkit dengan memenangi balapan di Valencia secara dominan, yang kemudian dilanjutkan dengan raihan podium ketiga sebanyak dua kali di Jerman dan Hungaria. Pada lomba di Belgia yang berlangsung dalam kondisi basah setelah diguyur hujan, Vettel yang mencari celah untuk menyalip Button tiba-tiba melintir dan ia menghantam bagian radiator mobil Button, menyebabkan Button tersingkir sementara Vettel masih bisa lanjut lomba dan finish di P15. Usai lomba Martin Whitmarsh menyatakan Vettel sebagai pembalap bocah karena terlalu tergesa-gesa untuk menyalip. Sementara itu dari kubu Red Bull, Vettel menyatakan bahwa Button sengaja menghalang-halanginya untuk menyalip dengan maksud untuk memperlebar jarak bagi Lewis Hamilton. Christian Horner kemudian mendukung pendapat Vettel dengan memberikan kesaksian bahwa setiap lapnya, Vettel kehilangan waktu 1,4 detik karena tertahan Button.[61] Kemudian setelah gagal di Korsel, Vettel berhasil memenangi balapan di Jepang dan Brasil. Sebastian Vettel akhirnya berhasil menjadi juara dunia F1 2010 setelah menang di Abu Dhabi di mana saingan beratnya Fernando Alonso dan Mark Webber hanya finish di P7 dan P8.[62][63] Sebastian Vettel sendiri kemudian mencatatkan sejarah sebagai juara dunia F1 termuda dalam sejarah dalam usia 23 tahun dan 134 hari. Ia memecahkan rekor Lewis Hamilton yang sempat menjadi juara dunia F1 termuda di musim 2008 dalam usia 23 tahun dan 300 hari. 2011: Juara dunia dua kali termudaMusim 2011 Vettel melanjutkan penampilan apiknya dengan memenangi dua balapan pembuka musim di Australia[64] dan Malaysia.[65] Namun di Tiongkok, Vettel finis di P2 akibat manajemen ban yang buruk, yang kemungkinan berkaitan dengan masalah komunikasi dengan timnya, karena radionya rusak.[66] Vettel kemudian berhasil menyapu tiga kemenangan beruntun di Turki, Spanyol dan Monako sebelum ia berhasil di kalahkan Jenson Button di Kanada. Vettel pun kembali ke jalur kemenangan di Eropa yang disusul oleh "krisis kemenangan" selama tiga seri berturut-turut dan kembali berhasil memenangi lomba di Belgia. Lewat kemenangannya di Belgia, Vettel berhasil melewati catatan poinnya di musim 2010 (256 poin) dengan 259 poin. Ia pun kembali menang di Italia yang juga menjadi kemenangan perdana mesin Renault sejak tahun 1995 dan di Singapura. Vettel pun resmi menjadi juara dunia ganda termuda dalam sejarah F1 setelah ia finish di P3 di Jepang. Dominasi Vettel kembali ia perlihatkan di India saat ia mencetak grand chelem perdananya di ajang F1. Vettel juga berhasil menyamai rekor pole position terbanyak dalam satu musim milik Nigel Mansell yaitu 14 kali yang berhasil ia peroleh di Abu Dhabi. Ironisnya saat balapan Vettel harus tersingkir di lap pertama setelah ia mengalami masalah teknis pada suspensi belakangnya. Sementara itu di balapan terakhir musim 2011 di Brasil, Vettel hanya finis kedua setelah menjalankan strategi team order halus dengan alasan masalah girboks untuk membantu rekan setimnya sendiri yaitu Mark Webber memenangi lomba. 2012: Juara dunia tiga kali termudaVettel mengawali musim 2012 dengan finis kedua di Australia.[67] Di Malaysia Vettel start kelima dan bertahan di posisi empat saat hujan turun sepanjang balapan. Mendekati akhir balapan ia bersenggolan dengan Narain Karthikeyan dan terpaksa harus puas finis di P11. Usai lomba kedua pembalap ini saling beradu mulut. Vettel menyebut Karthikeyan sebagai "ketimun",[68] sementara Karthikeyan menyebut Vettel sebagai "bayi cengeng".[69] Di Cina Vettel start di luar posisi 10 besar. Saat balapan ia sempat berada di P2 sebelum akhirnya finis di P5 akibat salah strategi ban. Vettel berhasil meraih kemenangan pertamanya di musim 2012 di Bahrain. Pada balapan selanjutnya di Spanyol, Vettel hanya mampu finis P6 usai start dari P7 setelah memutuskan tidak mengikuti sesi kualifikasi. Setelah hanya finis keempat di Monako, Vettel bangkit dan meraih pole di Kanada. Tetapi saat lomba berjalan Vettel hanya finis keempat usai bannya melepuh di akhir lomba dan terpaksa masuk pitstop tambahan yang sebenarnya tidak direncanakan. Di Eropa, Vettel kembali meraih pole position namun sialnya saat lomba ia gagal finis usai alternator mesinnya rusak. Vettel dengan cepat bangkit dan finis ketiga di Inggris. Di balapan berikutnya di Jerman, Vettel berhasil tampil apik dengan menempel Fernando Alonso sepanjang balapan. Nasib nahas mendatanginya ketika ia bertarung melawan Jenson Button saat memperebutkan posisi kedua. Tidak lama usai finis, pengawas lomba kemudian menghukum Vettel dengan menurunkannya ke posisi lima. Usai finis keempat di Hungaria, Vettel harus tersingkir di Italia saat alternator mobilnya bermasalah. Vettel berhasil mencetak empat kemenangan beruntun di Singapura, Jepang, Korea dan India. Usai finis kedua di AS dan finis keenam di Brasil, Vettel berhasil meraih gelar juara dunia untuk ketiga kalinya sekaligus yang termuda dalam sejarah F1 memecahkan rekor sebelumnya atas nama Ayrton Senna. 2013: Juara dunia empat kali termudaMusim 2013 diawali Vettel dengan meraih pole position di Australia, sebelum kemudian ia harus puas finis di posisi ketiga.[70] Di Malaysia, Vettel memenangi lomba dengan cara menyalip rekan setimnya sendiri, yaitu Mark Webber, sekalipun tim Red Bull memperingatkan agar Vettel mematuhi team order untuk tidak menyalip Webber.[71] Usai disalip oleh Vettel, Webber menunjukan kemarahannya dengan menunjukan jari tengah kepada Vettel. Dengan santai, Vettel berujar bahwa hasil di Malaysia adalah pembalasan atas apa yang dilakukan oleh Mark Webber di dua lomba sebelumnya, dan merasa bahwa Webber tidak layak jika menang di Malaysia.[72] Vettel kemudian meminta maaf kepada tim atas ulahnya, tetapi ia tidak meminta maaf kepada Mark Webber.[73] Usai finis di posisi keempat di China, Vettel bangkit dan berhasil memenangi lomba di Bahrain, sebelum pada akhirnya finis di posisi keempat di Spanyol. Pada GP Monako, Vettel finis di posisi kedua di belakang pembalap Mercedes, yaitu Nico Rosberg, yang ia sebut sebagai "bis silver besar". Usai memenangi lomba di Kanada, Vettel tersingkir di Inggris karena mengalami masalah teknis pada mobilnya. Vettel kemudian berhasil memenangi balapan di kandang sendiri di Jerman, dan finis di posisi ketiga di balapan yang cukup panas di Hungaria. Selanjutnya, ia mencatatkan 9 kemenangan beruntun di sisa 9 lomba, mulai dari Belgia, sampai dengan Brasil. Vettel sendiri berhasil mengunci gelar juara dunia musim 2013 di India.
Sebastian Vettel, karena dicemooh di podium.[74] Dalam beberapa kesempatan di sepanjang musim ini, para penonton mencemooh Vettel. Meskipun cemoohan itu telah banyak dikutuk oleh sesama pembalap, media, dan yang lainnya di paddock,[75] namun Vettel mengungkapkan bahwa hal itu berdampak negatif pada dirinya.[74] 2014: Tahun terakhir bersama dengan tim Red BullPerubahan aturan FIA membuat setiap pembalap diperbolehkan untuk memilih nomor mobil yang mereka inginkan pada musim 2014. Sebastian Vettel memilih nomor permanen #5, tetapi karena ia merupakan juara dunia musim 2013, maka Vettel tetap memakai nomor #1 di mobilnya.[1] Pada musim 2014 ini juga, Vettel ditemani oleh rekan setim yang baru, yaitu Daniel Ricciardo, yang naik kelas dari tim STR. Untuk pertama kalinya dalam lima musim sejak musim 2009, Vettel mengalami beragam masalah, yang membuatnya terpuruk sepanjang musim 2014 berjalan, di antaranya adalah masalah software pada mobilnya di lomba pembuka di Australia, yang membuatnya harus menepi ketika lomba baru berjalan sebanyak tiga putaran.[76][77] Selanjutnya, masalah yang mirip menghinggapi Vettel di Monako, Austria, Inggris, dan Hungaria. Kejutan terjadi di sesi kualifikasi untuk GP Rusia, karena untuk yang pertama kalinya dalam sejarah karier Vettel, ia dikalahkan oleh rekan setimnya sendiri. Vettel mengaku bahwa ia tidak bisa berbuat banyak selama musim 2014 karena mobil RB10-nya tidak sesuai dengan gaya balapannya.[78][79] Vettel gagal memenangi satu lomba pun, sementara Ricciardo sukses mencuri tiga kemenangan selama musim 2014 berjalan.[80] Pada tanggal 4 Oktober 2014, jelang berlangsungnya GP Jepang, Vettel secara resmi mengumumkan pengunduran diri dari tim Red Bull. Bos tim, yaitu Christian Horner, mengindikasikan bahwa Vettel mundur dari tim Red Bull untuk mencari tantangan baru sekaligus mewujudkan impian masa kecil, yaitu bergabung bersama dengan tim Scuderia Ferrari.[81] Scuderia Ferrari (2015–2020)
Sebastian Vettel, tentang impian seumur hidupnya untuk membalap untuk tim Ferrari. 2015: Tim dan semangat baruTim Scuderia Ferrari secara resmi mengumumkan kedatangan Sebastian Vettel pada tanggal 20 November 2014. Bagi Vettel, bergabungnya ia ke tim Ferrari dianggap sebagai perwujudan mimpi masa kecil, karena ketika ia masih anak-anak, ia melihat dominasi sang idola, yaitu Michael Schumacher, yang berjaya bersama dengan tim Ferrari. Rekan setim Vettel untuk musim 2015 adalah Kimi Räikkönen.[82] Debut Vettel bersama dengan tim Ferrari dimulai di Australia, dengan keberhasilannya finis di posisi ketiga.[83] Di lomba selanjutnya di Malaysia, Vettel membuat kejutan dengan berhasil memenangi lomba melalui strategi pit yang baik, disusul kemudian dengan raihan podium ketiga yang lainnya di China.[84][85] Di Bahrain, Vettel finis di posisi kelima usai mengalami masalah dengan bagian depan mobilnya. Vettel bangkit lagi di Spanyol dan Monako melalui dua raihan podium secara beruntun, disusul kemudian dengan raihan podium yang lainnya di Inggris. Kemenangan kedua Vettel di musim 2015 diraih di Hungaria melalui aksi start yang menawan di awal lomba. Di Belgia, Vettel hanya mampu finis di urutan ke-12 usai ban mobilnya pecah beberapa putaran jelang lomba berakhir pada saat ia sedang berada di posisi ke-3. Di Italia, yang menjadi lomba GP Italia perdananya untuk tim Ferrari, Vettel finis di posisi kedua dan mendapatkan sambutan hangat dari para tifosi yang sebelumnya membencinya ketika ia masih membela tim Red Bull. Kemenangan Vettel yang ketiga di musim 2015 diraih di Singapura dari posisi pole. Sepanjang musim 2015, Vettel hanya satu kali saja gagal finis, yaitu di Meksiko. Vettel mengakhiri musim 2015 dengan berada di posisi ketiga di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap.[86] 2016: Musim yang sulitUntuk musim 2016, Vettel gagal mencatatkan satu kemenangan lomba pun selama musim ini berjalan. Hal ini terkait dengan penampilan mobil Ferrari yang kurang bagus selama musim ini berjalan. Beberapa catatan Vettel di musim 2016 di antaranya adalah pada saat ia bertabrakan dengan rekan setimnya sendiri, yaitu Kimi Räikkönen, di Tiongkok, meskipun pada akhirnya ia bisa bangkit dan finis di posisi kedua. Setelah lomba, Vettel sempat beradu argumen dengan Daniil Kvyat, yang ia tuduh sembrono, serta berniat untuk melakukan tindakan bunuh diri dengan manuvernya pada saat akan menyalip Räikkönen, yang kemudian turut menyeret Vettel. Belakangan, keduanya mencoba untuk merevisi adu argumen tersebut, dengan menyebut bahwa kejadian yang terjadi pada saat lomba hanyalah insiden balapan biasa saja.[87][88] Pada lomba di Rusia, Vettel tersundul selepas start oleh Kvyat yang terlihat tampil terlalu bersemangat di depan publiknya sendiri. Sebagai efek dari insiden ini, Vettel tersingkir dari perlombaan, sementara Kvyat terkena penalti stop-go selama 10 detik, serta diberikan tiga poin penalti.[89] Vettel mencatatkan finis podium di posisi kedua lainnya di Kanada dan Eropa. Di Meksiko, Vettel tertangkap mengumpat via radio kepada direktur FIA, yaitu Charlie Whiting, dan kepada Max Verstappen ketika ia kesulitan untuk menyalip pembalap tim Red Bull Racing tersebut, sebelum kemudian setelah lomba Vettel meminta maaf atas aksinya tersebut.[90] Vettel finis di urutan keempat di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap musim 2016 dengan 212 poin.[91] 2017: Penantang gelar juara duniaMusim 2017 menjadi musim terbaik Vettel selama bergabung bersama dengan tim Ferrari. Ia mengawali musim ini dengan kemenangan kejutan di Australia dengan mengalahkan Lewis Hamilton melalui strategi pit-stop setelah Hamilton tersendat karena mengalami kesulitan untuk menyalip Max Verstappen.[92] Di Shanghai, Vettel lebih memilih untuk berjudi dengan memakai ban kering di trek semi basah, dan tampak akan menguasai lomba, sampai kemudian kecelakaan yang dialami oleh Antonio Giovinazzi membuyarkan peluang Vettel untuk menang dan harus puas finis di urutan kedua.[93] Vettel kembali berhasil kantongi kemenangan di Bahrain usai mengalahkan dua Mercedes, lagi-lagi melalui strategi pit-stop.[94] Di Rusia, Vettel sukses meraih posisi pole, tetapi dikalahkan oleh Valtteri Bottas pada saat start lomba, meskipun Vettel mencoba untuk menekan Bottas sampai dengan tikungan terakhir di putaran terakhir lomba.[95] Usai finis di urutan kedua di Spanyol, Vettel berhasil meraih kemenangan di Monako, dan menjadi pembalap Ferrari yang pertama sejak Michael Schumacher pada musim 2001 yang bisa memenangi lomba Grand Prix Monako.[96] Vettel finis di posisi keempat di Azerbaijan usai terkena penalti stop-go selama 10 detik akibat terlibat kontroversi dengan Hamilton yang dituduh melakukan pengetesan rem saat restart mobil keselamatan.[97] Vettel kembali lagi naik ke atas podium di Austria pada saat finis di urutan kedua, lagi-lagi setelah mencoba merebut kemenangan saat melawan Bottas sampai dengan tikungan terakhir di putaran terakhir lomba.[98] Di Hungaria, Vettel mampu memenangi lomba, walaupun mobilnya sempat terkendala masalah hidraulis sepanjang lomba berlangsung. Di Belgia, tim Ferrari mengumukan perpanjangan kontrak Vettel sampai dengan akhir musim 2020. Di Italia, Vettel finis di urutan ketiga, dan terpaksa merelakan puncak pimpinan klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap kepada Lewis Hamilton.[99] Vettel berhasil meraih posisi pole di Singapura, tetapi pada saat start lomba, ia terlibat insiden dengan rekan setimnya sendiri dan Max Verstappen.[100] Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Hamilton untuk mengambil kesempatan, dan berhasil memenangi lomba, dengan Vettel yang tersingkir, serta menjauhinya di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap. Rentetan hasil buruk untuk Vettel berlanjut di Malaysia, dengan ia yang gagal mengikuti sesi kualifikasi akibat mengalami masalah teknis pada mobilnya.[101] Pada saat lomba, Vettel yang start dari posisi paling belakang mampu naik sampai posisi keempat pada saat finis. Ironisnya, pada saat akan masuk ke dalam pit usai lomba ini selesai, Vettel malah terlibat insiden dengan Lance Stroll.[102] Setelah insiden tersebut, tim Ferrari sempat menimbang apakah akan mengganti girboks untuk di Jepang atau tetap memakai girboks yang telah terkena senggolan dari Stroll. Tim Ferrari akhirnya memutuskan untuk tetap memakai girboks yang dipakai di Malaysia ketimbang mengganti girboks yang akan berujung penalti turun lima posisi grid.[103] Di Jepang, Vettel start dari posisi kedua, tetapi pada saat lomba, ia tersingkir akibat mengalami masalah busi pada mobilnya. Dengan hasil ini, Vettel semakin tertinggal di klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dengan selisih 59 poin dengan sisa empat lomba (maksimal 100 poin tersisa). Vettel kembali mendapatkan faktor keberuntungannya di Amerika dan finis di urutan kedua. Di Meksiko, Vettel meraih posisi pole, dan melakukan start yang bagus, sebelum kemudian disalip oleh Verstappen, dengan Vettel yang menyenggol Hamilton pada saat aksi menyalip itu terjadi. Vettel finis di posisi keempat usai mengganti sayap depan mobilnya, sementara Hamilton finis di urutan kesembilan, dan sukses mengunci gelar juara dunia pembalap musim 2017.[104] Di Brasil, Vettel memenangi lomba untuk kali kelima di musim 2017 setelah sebelumnya Hamilton tersingkir di sesi Q1 akibat mengalami kecelakaan.[105] Di Abu Dhabi, Vettel memastikan posisi kedua di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap musim 2017, meskipun Bottas (yang memiliki peluang yang sama dengan Vettel) berhasil memenangi lomba dan Vettel hanya finis di urutan ketiga.[106] 2018: "Berjuang untuk lima" melawan Lewis HamiltonPada musim 2018, Vettel kembali tampil menjadi salah satu kandidat juara dunia. Ia berhasil mengemas lima kemenangan, yaitu di Australia,[107] Bahrain,[108] Kanada, Inggris, dan Belgia. Sayangnya, penampilan tim Vettel dan Ferrari yang cukup kuat di musim ini juga harus dibayar mahal dengan beberapa kesalahan pribadi maupun tim, serta faktor kesialan. Beberapa insiden yang dialami Vettel di musim ini antara lain kehilangan pimpinan lomba akibat late breaking di Azerbaijan,[109] menyeruduk Valtteri Bottas di Prancis,[110] melebar dan menabrak tembok pembatas di Jerman,[111] melintir pada saat akan menyalip Räikkönen di Italia, dan melintir pada saat akan menyalip Max Verstappen di Jepang.[112][113] Selain itu kesalahan strategi pit-stop saat lomba yang dilakukan oleh tim Ferrari juga berdampak besar pada Vettel, seperti di Singapura dan Rusia. Vettel kembali harus puas mengakhiri musim dengan posisi runner-up. Gelar juara dunia pembalap musim 2018 direbut oleh pembalap Mercedes, yaitu Lewis Hamilton.[114] 2019: Berjuang di papan atasDi musim 2019, Sebastian Vettel mendapatkan rekan setim yang baru, yaitu Charles Leclerc. Setelah menunjukkan kecepatan yang mengesankan di sepanjang sesi tes pra-musim di Barcelona, Vettel dan rekan setim barunya, yaitu Charles Leclerc menuju ke Australia, dan banyak pakar yang percaya bahwa mereka memiliki mobil yang harus dikalahkan untuk musim 2019.[115] Namun, akhir pekan pembukaan terbukti sulit, karena Vettel terpaut tujuh persepuluh dari posisi terdepan di posisi ketiga, dan menyelesaikan balapan di tempat keempat.[116] Raihan finis di posisi ketiga di Tiongkok dan Azerbaijan menyusul, sementara tim Mercedes terus mendominasi.[117] Vettel berhasil meraih posisi terdepan di Kanada; posisi terdepan pertamanya di dalam 17 balapan.[118] Di tengah-tengah jalannya balapan, terjadi oversteer yang menyebabkan dia melaju melebar ke rumput. Vettel menerima penalti waktu sebanyak lima detik dari pengawas balapan, yang yakin bahwa dia telah kembali lagi ke trek "dengan cara yang tidak aman dan memaksa [Hamilton untuk] keluar jalur".[119] Vettel melewati garis di posisi pertama, tetapi kehilangan kemenangannya akibat penalti. Seusai balapan, ia menukar tanda nomor satu dan dua di depan mobil Mercedes milik Hamilton dan tempat kosong yang seharusnya untuk mobilnya sendiri, setelah Vettel memarkir mobilnya di awal jalur masuk ke dalam pit.[120][121] Pada Grand Prix Jerman, Vettel tidak dapat mengikuti sesi kualifikasi karena mobilnya masalah turbo, yang berarti ia akan start dari posisi terakhir. Pada balapan dengan kondisi cuaca yang beragam, Vettel berhasil naik ke posisi kedua.[122] Di Italia, Vettel berputar di chicane Ascari, dan ketika dia masuk kembali ke dalam trek, dia melakukan kontak dengan Stroll dari tim Racing Point. Vettel menerima penalti stop-and-go selama 10 detik, dan finis di posisi ke-13.[123] Pada Grand Prix Singapura, Vettel menang di sirkuit yang diperkirakan akan dihadapi dengan sulit oleh tim Ferrari. Untuk yang pertama kalinya, Vettel berhasil meraih kemenangan sebanyak lima kali di trek yang sama.[124] Balapan berikutnya, di Rusia, Vettel berhasil naik dari posisi ketiga di grid ke posisi pertama pada tikungan pertama. Namun, transmisi radio menunjukkan bahwa tim ingin menukar posisi kedua pembalap mereka, namun dengan Vettel yang menjadi pembalap lebih cepat, dia tetap berada di depan. Vettel segera pensiun karena mobilnya mengalami masalah MGU-K.[125] Vettel berhasil meraih posisi terdepan di Jepang,[126] tetapi start yang tiba-tiba di luar garis menyebabkan dia berhenti sejenak sebelum menjauh, yang memungkinkan Bottas untuk memimpin jalannya lomba; Vettel tidak mendapat penalti atas jump start-nya.[127] Setelah menempati posisi ketiga di Grand Prix Brasil pada sebagian besar jalannya balapan, mobil keselamatan memungkinkan Alexander Albon dari tim Red Bull dan Leclerc yang agresif menyalipnya. Dia mencoba untuk segera melewati rekan setimnya, tetapi kedua mobil Ferrari tersebut bertabrakan, dan mengakibatkan Vettel kembali pensiun.[128] Dia finis di posisi kelima di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, dan hanya dikalahkan oleh rekan setimnya untuk yang kedua kalinya di dalam satu musim.[129] 2020: Tahun terakhir bersama dengan tim FerrariTim Ferrari kemudian mengumumkan bahwa mereka tidak akan memperpanjang kontrak Vettel setelah musim 2020. Kepala tim, yaitu Mattia Binotto, menjelaskan bahwa "tidak ada alasan khusus" untuk keputusan tersebut, meskipun kedua belah pihak mencatat bahwa itu adalah kesepakatan damai.[130] Musim ini terganggu oleh pandemi COVID-19, karena sepuluh balapan pertama dari kalender asli dijadwal ulang, ditunda, atau dibatalkan sama sekali. Tim Ferrari menemukan masalah pada mobil mereka setelah sesi pengujian pra-musim, dan memaksa mereka untuk membuat desain ulang besar-besaran.[131] Mobil SF1000 tidak memiliki kecepatan pada saat Vettel menyelesaikan balapan pembuka musim ini di Austria di posisi ke-10.[132] Selama akhir pekan, dia juga diberi peringatan karena melanggar protokol COVID-19 FIA setelah dia terlihat sedang berbaur dengan anggota mantan timnya di Red Bull.[133] Balapan berikutnya, di Grand Prix Steiermark, Vettel mundur pada putaran pembukaan dengan kerusakan sayap belakang pada mobilnya, menyusul tabrakan dengan Leclerc.[134] Vettel finis dalam balapan penutup musim di Grand Prix Abu Dhabi di posisi ke-14.[135] Dia mengakhiri musim ini di tempat ke-13 yang mengecewakan di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, dengan tempat ketiga di Turki sebagai hasil terbaiknya. Tim Ferrari hanya finis di posisi keenam saja di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, hasil terburuk mereka sejak musim 1980,[136] sementara total 33 poin Vettel adalah yang terendah dalam kampanye penuh dalam karier Formula Satu-nya.[137][138] Aston Martin (2021–2022)Setelah kontrak Vettel bersama dengan tim Ferrari habis berakhir pada musim 2020, Vettel pindah ke tim Aston Martin. Ia menggantikan posisi Sergio Pérez yang pindah ke tim Red Bull dan bermitra bersama dengan Lance Stroll untuk musim 2021.[139][140] Dalam sesi kualifikasi untuk balapan pertama musim 2021 di Bahrain, Vettel mendapat posisi ke-18, namun menerima penalti grid, dan memaksanya untuk memulai balapan dari posisi terakhir.[141] Sementara Vettel memulai dengan baik, ia bertabrakan dengan Esteban Ocon, memberinya penalti waktu, dan finis di posisi ke-15.[142][143] Dia menerima lima poin penalti pada superlicence-nya. Kepala tim Aston Martin, yaitu Otmar Szafnauer, melaporkan bahwa tidak ada kekhawatiran, karena mobil yang sangat berbeda dibandingkan dengan tim Ferrari, kurangnya putaran dalam sesi pengujian pra-musim, dan awal balapan yang sangat mengesankan. Pada balapan kelima musim ini, Vettel mencetak poin pertamanya untuk tim dengan finis di urutan kelima di Monako. Pada balapan berikutnya di Grand Prix Azerbaijan, ia mengklaim podium pertama untuk tin Aston Martin dengan finis di urutan kedua[144] setelah start dari posisi ke-11.[145] Vettel juga berhasil finis di urutan kedua di Hungaria, tetapi kemudian didiskualifikasi, setelah mobilnya gagal memberikan sampel satu liter bahan bakar yang dibutuhkan.[146][147] Ia kemudian finis di posisi ke-11 di Grand Prix Abu Dhabi.[148] Vettel mengakhiri musim 2021 dengan finis di posisi ke-12 di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, di depan rekan setimnya, yaitu Stroll.[149] Pada musim ini, Vettel menyalip 132 kali, jumlah yang paling banyak di antara pembalap-pembalap yang lain, dan berhasil memenangkan Overtake Award.[150] Vettel tidak dapat mengikuti dua balapan pertama musim 2022 karena positif COVID-19. Ia digantikan oleh Nico Hülkenberg.[151][152] Pada tanggal 28 Juli 2022, Vettel membuat sebuah akun Instagram setelah lama tidak memiliki akun sosial media.[153] Pada hari yang sama, ia mengumumkan bahwa ia akan pensiun di akhir musim 2022 melalui Instagram.[154] Di luar Formula SatuDalam media populerPada tahun 1997 dalam usia 10 tahun, Vettel tampil dalam acara televisi Jerman, yaitu Turbo Kids, yang merupakan seri dokumenter dari stasiun televisi ZDF. Vettel kemudian pengisi suara karakter Sebastian Schnell dalam film Cars 2 edisi Bahasa Jerman sebagai pengganti karakter Jeff Gorvette. Dalam film ini, karakter Vettel digambarkan sebagai sebuah mobil balap turing yang menyerupai mobil balap ajang DTM.[155] Sementara dalam film Cars 3, ia tampil sebagai asisten karakter Cruz Ramirez. Pada tahun 2011, Vettel menjadi bintang tamu untuk salah satu episode Top Gear pada tahun 2011.[156] Dalam acara ini, selain diwawancarai, Vettel juga mempertunjukan kebolehannya dalam mencoba dan mengetes mobil bersama dengan The Stig.[157] Pada tahun 2012, Vettel tampil dalam acara talkshow Amerika Serikat, yaitu Late Show with David Letterman.[158] Ia juga tampil dalam satu episode acara talkshow Jerman, yaitu Circus Halligalli, pada tahun 2015, bersama dengan rekan senegaranya, yaitu Nico Hülkenberg.[159] Dalam permainan video simulator mobil Gran Turismo 5, Sebastian Vettel tampil sebagai narator untuk segmen "Sebastian Vettel X Challenge".[160] Dalam segmen ini, pemain akan diberikan kesempatan selama dua putaran untuk mencatatkan waktu tercepat dengan mobil fiksi Red Bull X2010 yang dirancang secara khusus oleh Adrian Newey untuk game ini.[161] Dalam game Gran Turismo 6, Vettel menjadi mentor bagi pemain yang akan mencoba untuk menaklukan tantangan ini.[162] Race of ChampionsVettel ikut serta dalam Race of Champions 2007 mewakili tim Jerman,[163] dan berpasangan bersama idolanya, yaitu Michael Schumacher. Tim pasangan Vettel dan Schumi berhasil memenangi gelar Nations Cup; pada saat final, ia berhasil mengalahkan pasangan terkuat ROC, yaitu Heikki Kovalainen dan Marcus Gronholm. Namun, dalam kategori individual, Vettel kalah oleh Heikki. Berlanjut di tahun 2008, ia kembali berpasangan dengan Schumi dalam ROC, dan lagi-lagi pasangan ini berhasil memenangi gelar Nations Cup, setelah mengalahkan dua Skandinavia yang sama (Kovalainen dan Gronholm). Dalam Driver’s Cup, Vettel berhasil mengalahkan wakil Australia yang juga juara dunia WSBK musim 2008, yaitu Troy Bayliss, tetapi kalah dari juara dunia WRC asal Prancis, yaitu Sebastien Loeb, di perempat final. Pada tahun 2009, Vettel kembali berpasangan dengan Schumi dalam ROC, dan kali ini duet Vettel-Schumi berhasil memenangi gelar Nation's Cup usai mengalahkan pasangan Inggris, yaitu Jenson Button dan Andy Priaulx. Untuk tahun 2010, ia masih berpasangan dengan Schumi, Vettel kembali mengantarkan Jerman memenangi gelar Nations Cup untuk yang keempat kalinya secara berturut-turut.[164] Sayangnya, dalam kategori individual, Vettel kalah oleh pembalap Portugis, yaitu Filipe Albuquerque, yang keluar sebagai juara umum kategori individu. Duet Vettel dan Schumi kembali memenangi gelar Nations Cup di ROC 2011 dengan mengalahkan tim Nordic yang diisi oleh duet Tom Kristensen and Juho Hänninen. Pada edisi tahun 2012, Vettel dan Schumi berhasil mengalahkan tim Prancis (Romain Grosjean dan Sébastien Ogier) untuk merebut gelar Nations Cup keenamnya. Vettel kembali berlaga di ROC pada tahun 2015, tetapi kali ini ia ditemani oleh Nico Hülkenberg, sehubungan dengan Schumi yang tidak bisa tampil karena pemulihan cedera akibat kecelakaan ski yang dialami di akhir tahun 2013.[165] Meskipun kalah dalam kategori Nations Cup, namun Vettel masih bisa meraih kemenangan di kategori individual dengan mengalahkan Tom Kristensen.[166] Pada edisi tahun 2017, Vettel ditemani oleh Pascal Wehrlein dan sukses meraih gelar Nations Cup, meskipun tampil secara individu, setelah Wehrlein terpaksa absen akibat mengalami cedera pada saat sesi awal perlombaan sehari sebelumnya.[167] Dalam acara edisi tahun 2019, Vettel bekerja sama dengan Mick Schumacher, di mana mereka menjadi runner-up di Nations' Cup setelah kalah dari tim Nordic yang diisi oleh duet Kristensen dan Johan Kristoffersson.[168] Vettel tersingkir di babak grup kompetisi individu,[169] meskipun dia berhasil memenangkan ROC Skills Challenge.[170] Dia berhasil mencapai babak final untuk kategori individual di tahun 2022, tetapi dikalahkan oleh Sébastien Loeb.[171] Olahraga lainBeberapa hari sebelum Grand Prix Jepang 2008, Vettel bersama dengan beberapa rekannya sesama pembalap F1, seperti Alexander Wurz dan Mark Webber, dengan dibantu oleh tim pecinta alam Jepang, mencoba mendaki gunung Fuji. Dan mereka akhirnya berhasil mencapai puncak pada hari Rabu pagi, dan mereka kemudian turun kembali dengan selamat pada hari Rabu petang, sehari sebelum berlangsungnya babak latihan bebas Grand Prix Jepang.[172] Dalam sebuah pertandingan sepak bola menjelang Grand Prix Monako 2008, Vettel bersama dengan Fernando Alonso, Rubens Barrichello, Felipe Massa, Nico Rosberg, dan Mark Webber menjadi satu tim pada saat mereka bermain sepak bola dengan dibantu oleh beberapa pembalap mobil lainnya dari ajang yang berbeda melawan tim selebritis all stars. Dalam pertandingan amal ini, tim pembalap dan tim selebritis berbagi angka imbang 6-6. Pada tahun 2017, Vettel bersama dengan rekan setimnya, yaitu Kimi Räikkönen, berpartisipasi dalam pertandingan sepak bola amal bernama Partita del Cuore yang digelar di Stadion Juventus. Dalam pertandingan ini juga, turut berpartisipasi beberapa nama pemain sepak bola, seperti Alessandro Del Piero dan Massimiliano Allegri.[173] Desain helmHelm Vettel ketika membalap di tim Toro Rosso maupun Red Bull Racing memiliki desain yang mirip seperti kebanyakan pembalap lain yang didukung Red Bull yaitu sangat dipengaruhi oleh logo perusahaan minuman energi tersebut. Pada musim 2008 Vettel menempelkan logo salib merah Kreis Bergstraße di bagian depannya, tepat di bawah visor untuk menghormati daerah tempat kelahirannya, Heppenheim. Selama pra-musim pengujian untuk tahun 2010, Vettel memulai debut helm barunya yang menyerupai kaleng minuman Red Bull yang kemudian menjadi elemen berulang dalam desain helmnya untuk musim tersebut. Selama musim 2010 berjalan, Vettel telah menggunakan tiga desain helm utama, meskipun ia membuat beberapa perubahan kecil dalam desain helm regulernya untuk beberapa dalam balapan tertentu. Selain helm standar berlatar belakang hitam, ia juga menggunakan satu dengan desain yang sama tetapi dalam warna silver. Untuk GP Jepang 2010, Vettel memakai helm berdesain putih-merah khusus, dengan perpaduan elemen huruf kanji hitam dan hiragana yang berartikan "Memberikan Anda sebuah sayap (gives your wings)".[174] Pada tahun 2011 ia kembali menggunakan helm tradisional seperti pada tahun 2008, dengan beberapa perubahan yang teratur, seperti bagian atas hitam dan daerah dagu dengan titik bergaya biru, mirip dengan helm hitam yang digunakan pada tahun 2010. Produsen helm Arai mengatakan bahwa Vettel selalu mengganti helmnya setiap memenangi lomba meski hal ini tidak dijadikan alasan utama untuk mengganti desain helm apabila Vettel sudah merasa bosan dengan desain sebelumnya.[175] Sampai akhir musim 2013, Vettel sudah menggunakan 76 desain helm berbeda selama karier balapan F1-nya.[176] Semenjak kepindahannya ke Ferrari di musim 2015 Vettel memilih untuk konsisten dengan satu desain helm standar yang bersamaan juga dengan aturan dari FIA bahwa pembalap F1 harus menggunakan desain helm yang sama dalam setiap lomba.[177] Desain helm yang dipilih Vettel memiliki warna dasar putih dengan strip bendera Jerman mengelilingi helm.[178] Dalam beberapa kesempatan, Vettel menambahkan desain lainnya yang lebih mengarah ke variasi warna. Terkadang untuk menghadapi lomba khusus (seperti contoh di Italia 2017) Vettel mengganti strip bendera Jerman di helmnya dengan strip bendera Italia untuk menghormati tim Ferrari. Perbandingan dengan Michael SchumacherSetelah Sebastian Vettel berhasil memenangi balapan pertamanya di Monza tahun 2008, media massa mulai membuat julukan baru bagi Vettel yaitu sebagai "Baby Schumi" atau "Schumacher Baru", tetapi Vettel merendah ketika ditanya tentang hal itu.[179] Menurut Vettel sah-sah saja jika media massa menjulukinya sebagai penerus Schumi, karena ia sama-sama berasal dari Jerman, agresif dalam membalap, punya kedekatan teknik dengan para mekanik, dan terkadang sering disebut arogan. Persamaan-persamaan lainnya antara Vettel dan Schumi adalah: Vettel dan Schumi lahir dan besar di kota kecil di Jerman; keluarga mereka merupakan keluarga kelas menengah bawah (ayah Schumi bekerja sebagai tukang batu, sementara ayah Vettel bekerja sebagai tukang kayu); Schumi dan Vettel mengawali karier gokarnya di Kerpen; dan ketika kecil mereka berdua sama sekali tidak pernah memimpikan menjadi seorang pembalap yang sukses di ajang F1.[180] Selain itu baik Vettel maupun Schumi sama-sama memenangi gelar juara dunia F1 dengan tim non-pabrikan, dan mereka berdua menyandang status juara dunia ganda termuda di eranya masing-masing. Di musim 2011, petinggi ban Pirelli Paul Hembery menyatakan terkesan dengan etos kerja profesional Vettel yang selalu memberikan masukan maupun kritikan soal ban Pirelli yang dipakai di F1. Hembery menyatakan pembalap lainnya yang memiliki sistem kerja seperti itu adalah Michael Schumacher yang membuat Pirelli merasa seolah-olah diberikan masukan baik oleh guru (Schumi) maupun murid (Vettel).[181] Setelah Schumi mengalami kecelakaan ski di akhir tahun 2013, Vettel mendapat kehormatan dari keluarga Schumi untuk mewakili menerima penghargaan German Millennium-Bambi bersama manajer keluarga Schumi, Sabine Kehm.[182][183] Pada akhir tahun 2014 saat Vettel mengumumkan kepindahannya ke tim Ferrari, ia menyatakan bahwa motivasi utamanya adalah untuk mencoba menyamai catatan Schumi yang menjadi idola sekaligus inspirasinya dalam berkarier sebagai pembalap.[184] Penamaan mobilTerinspirasi oleh pilot Perang Dunia II, Vettel membuat tradisi tersendiri dengan selalu menamai mobil balap yang ia pakai saat berkarier di F1.[185] Mobil yang ia kendarai pada musim 2008, Toro Rosso STR3, ia namai Julie. Saat pindah ke Red Bull pada musim 2009, Vettel menamai mobilnya sebagai Kate and Kate's Dirty Sister disusul dengan Luscious Liz and Randy Mandy (2010), Kinky Kylie (2011),[186] Abbey (2012),[187] Hungry Heidi (2013)[188] dan Suzie (2014).[189] Vettel melanjutkan tradisinya ini saat bergabung ke tim Scuderia Ferrari.[190] Ia menamai mobil 2015-nya sebagai Eva disusul kemudian Margherita untuk mobil musim 2016. Sedangkan untuk mobil musim 2017 Vettel namai sebagai Gina.[191] Pada 2021, Ia menamai Aston Martin AMR21 miliknya Honey Ryder, dari film James Bond, Dr. No.[192] Untuk musim 2022, Vettel tidak menamai mobilnya karena mobilnya "kurang cepat untuk memiliki nama".[193]
Karier balapanRingkasan karier balapan
Daftar kemenanganRekor pribadi
Penghargaan
Bacaan lebih lanjut
RujukanCatatan kaki
Situs web
Pranala luar
|