Joseph Gilles Henri Villeneuve, atau lebih dikenal dengan nama Gilles Villeneuve dan juga dikenal lewat inisialnya saja yaitu GV[3] (pengucapan bahasa Prancis: [ʒilvilnœv]; 18 Januari 1950 – 8 Mei 1982), adalah seorang pembalap mobil profesional asal Kanada. Ia pernah berkompetisi dalam ajang balap mobil roda terbukaFormula Satu (F1) pada rentang waktu musim 1977 sampai 1982 dengan bergabung bersama tim McLaren dan Ferrari.
Sebagai seseorang yang memiliki ketertarikan pada mobil sejak usia muda dan telah mencoba mengemudi sejak kecil, Gilles memulai karier profesionalnya dengan berpartisipasi dalam kejuaraan balap mobil salju di provinsi asalnya, Quebec. Ia kemudian beralih ke balap mobil roda terbuka dan berhasil memenangkan kejuaraan Formula Atlantik di Amerika Serikat dan Kanada pada tahun 1976. Keberhasilannya ini membawanya mendapatkan kesempatan untuk membalap di ajang F1, pertama kali dengan tim McLaren pada Grand Prix Inggris 1977.[4] Namun, ia kemudian direkrut oleh tim juara dunia Ferrari pada akhir musim tersebut dan memulai karier penuhnya di F1 pada musim 1978 hingga kematiannya pada musim 1982. Selama berkarier dalam ajang F1, Gilles berhasil meraih enam kemenangan lomba. Pada musim 1979, ia finis di posisi kedua dalam klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap dengan selisih empat poin dari rekan setimnya yang berhasil menjadi juara dunia, yaitu Jody Scheckter.
Gilles meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan parah dalam sesi kualifikasi Grand Prix Belgia 1982 yang digelar di Sirkuit Zolder.[5][6] Mobil Ferrari yang ia kendarai menabrak bagian belakang mobil March yang dikendarai oleh Jochen Mass dalam kecepatan 225 km/j. Kecelakaan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah ia berselisih paham dengan rekan setimnya Didier Pironi, yang mengingkari team order pada Grand Prix San Marino.[7] Pada saat kematiannya, Gilles adalah pembalap yang sangat populer yang memiliki penggemar cukup banyak dan menjadi salah satu ikon ajang balap F1 pada era tersebut. Anaknya, Jacques Villeneuve, berhasil meraih gelar juara dunia pembalap F1 pada musim 1997 dan sampai saat ini (2024) menjadi satu-satunya pembalap asal Kanada yang berhasil menjadi juara dunia F1.
Kehidupan pribadi
Gilles Villeneuve lahir di Richelieu, sebuah kota kecil di provinsi Quebec, Kanada, yang sebagian besar penduduknya berbicara bahasa Prancis. Ia adalah anak dari pasangan Seville Villeneuve dan Georgette (nama gadis Coupal). Gilles menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Berthierville.[8] Pada tahun 1970, ia menikah dengan Joann Barthe dan memiliki dua anak, yaitu Jacques dan Melanie.[9] Selama awal kariernya, Gilles membawa keluarganya berkeliling dunia menggunakan mobil karavan. Kebiasaan sederhana ini terus ia lakukan ketika masuk ke ajang Formula Satu.[10][11] Meskipun sering diklaim lahir pada tahun 1952, saat ia memasuki ajang F1, ia telah berusia 27 tahun dan sempat diejek serta dianggap terlalu tua untuk memulai karier dalam balap mobil tingkat tertinggi tersebut.[8]
Adik Gilles, yaitu Jacques, juga berkarier sebagai pembalap mobil dan mencapai kesuksesan yang cukup signifikan di ajang Formula Atlantik, Can-Am, dan CART.[12][13] Anak laki-laki Gilles, yang juga bernama Jacques, berhasil memenangkan lomba Indianapolis 500 dan Kejuaraan CART pada musim 1995. Ia kemudian melengkapi prestasinya dengan meraih gelar juara dunia F1 pada musim 1997.[14][15][16] Sejak tahun 1979 hingga kematiannya, Gilles dan keluarganya menetap di Monte Carlo, Monako.[17] Menjelang akhir hayatnya, Gilles dilaporkan tengah menjalani proses perceraian dengan istrinya karena konflik yang timbul akibat perselingkuhannya dengan seorang wanita asal Toronto.[18]
Karier awal
Memasuki usia remaja, Gilles Villeneuve mulai mencoba mengemudikan mobil balap dengan mengikuti beragam acaba balap lintasan lurus yang diselenggarakan di dekat tempat tinggalnya. Mobil yang sering ia gunakan untuk mengikuti acara balap lintasan lurus adalah sebuah mobil Ford Mustang tahun 1967 yang sudah dimodifikasi.[19] Gilles lantas bosan dengan perlombaan tersebut dan ia memutuskan untuk memasuki Sekolah Balap Jim Russell di Circuit Mont-Tremblant untuk mendapatkan izin balap profesional.[20] Gilles memiliki musim yang sangat sukses di kejuaraan Formula Ford Quebec, dengan menjalankan sendiri mobil tua berusia dua tahun dan memenangkan tujuh dari sepuluh perlombaan yang ia ikuti.[21] Tahun berikutnya ia pindah ke Formula Atlantik, bersaing di sana selama empat tahun dan menjalankan mobil sendiri lagi untuk salah satu musim. Ia memenangkan balapan pertamanya kejuaraan Formula Atlantik pada tahun 1975 di Gimli Motosport Park dalam kondisi hujan deras.[22] Pada tahun 1976, ia bekerja sama dengan Chris Harrison Ecurie Canada dan seorang insinyur yang sempat bekerja untuk tim March Engineering Ray Wardell. Selanjutnya Gilles berhasil mendominasi musim dengan memenangkan semua lomba dalam satu musim, kecuali di salah satu lomba, dan mengambil gelar juara nasional di Amerika Serikat dan Kanada. Ia memenangkan kejuaraan nasional Kanada lagi pada tahun 1977.[23]
Uang sempat menjadi masalah bagi awal karier Gilles. Ia adalah seorang pembalap profesional yang mengawali karier di usia yang cukup tua untuk seorang pembalap, dengan tidak ada penghasilan lain. Dalam beberapa tahun pertama sebagian besar penghasilannya benar-benar datang dari balap mobil salju, sebuah balapan yang ia sangat kuasai saat itu. Ia bisa menambah pundi-pundi uangnya terutama setelah memenangkan gelar juara dunia mobil salju musim 1974.[24] Musim kedua di Formula Atlantik merupakan suatu anugerah bagi Gilles yang disponsori oleh produsen mobil saljunya, Skiroule.[25] Ia mengenang saat-saat ia turun balapan di ajang mobil salju:
"Setiap musim dingin, Anda akan memperhitungkan pada tiga atau empat tumpahan besar dan saya sedang berbicara tentang sesuatu yang dilemparkan ke es dalam kecepatan 100 mil/jam. Mereka kemudian digunakan untuk sliding yang mengajari saya banyak tentang kontrol visibilitas dan sepintas hal itu cukup mengerikan, kecuali kalau Anda memimpin lomba. Anda tidak bisa melihat apa-apa karena semua salju tertiup angin. Saat lomba usai saya sering memiliki kekhawatiran mengenai balapan di lintasan yang terguyur hujan."
Kehandalan Gilles Villeneuve untuk membalap mulai terlihat saat ia berhasil mengalahkan juara dunia F1 musim 1976, yaitu James Hunt, dalam sebuah perlombaan non-kejuaraan Formula Atlantik di Sirkuit Trois-Rivières pada tahun 1976.[27] Bos tim McLaren saat itu, Teddy Mayer, menawarkan kontrak selama lima perlombaan untuk Gilles untuk membalap di tim McLaren dengan turun di mobil ketiga.[28] Gilles akhirnya melakukan debut resmi pertamanya di ajang F1 pada Grand Prix Inggris 1977 dengan hasil kualifikasi posisi ke-9 di atas mobil McLaren M23 yang sudah cukup tua, dan mengapit dua pembalap reguler McLaren. yaitu James Hunt dan Jochen Mass. yang mengemudikan mobil McLaren M26 yang terbaru. Saat lomba berjalan, Gilles finis ke-11 setelah sempat bermasalah dengan alat pengatur suhu mobilnya.[4]
Usai debut yang mengagumkan tersebut, pers Inggris mulai melihat bakat besar seorang Gilles Villeneuve. Wartawan harian The Times, John Blunsden menyatakan: "Anak baru ini sedang mencari jalan untuk menjadi juara dunia masa depan, dan ia pastinya akan terjamin dengan McLaren yang mulai membangun kembali kejayaannya."[29]
Meskipun demikian, tak lama setelah lomba di Inggris, Teddy Mayer tiba-tiba membuat keputusan mendadak bahwa ia tidak akan memperpanjang kontrak Gilles untuk musim 1978. Menurut Mayer, "Gilles memang bagus, tetapi saya rasa harga kontraknya terlalu mahal untuk seorang pemuda yang belum berpengalaman." Mayer kemudian memilih untuk mengontrak Patrick Tambay dan meninggalkan Gilles tanpa tim untuk 1978.[30]
Bos tim Walter Wolf yang sempat bekerjasama dengan Gilles di balapan Can-Am sempat menawari kursi untuk musim 1978 di tim Walter Wolf Racing[31] Namun, Gilles menolaknya sampai kemudian datang tawaran sangat menarik dari Enzo Ferrari yang secara tiba-tiba memintanya untuk datang ke kantornya di Maranello, Italia.[32][33]
Scuderia Ferrari
1977: Kedatangan di Maranello
Bulan Agustus 1977, Gilles Villeneuve akhirnya menginjakan kakinya di kantor pusat tim Scuderia Ferrari di Maranello. Ia langsung bertemu dengan Enzo Ferrari.[32] Ferrari kemudian mengatakan bahwa gaya membalap Gilles mengingatkannya pada sosok pembalap legendaris Italia Tazio Nuvolari.[34] Tanpa panjang lebar lagi, Enzo kemudian langsung mengatur jadwal tes untuk Gilles di Sirkuit Fiorano. Meskipun dalam tes tersebut Gilles tampil tidak sebaik yang diharapkan, namun aksinya sudah cukup untuk meyakinkan Enzo agar mengontraknya untuk musim 1978. Enzo bahkan memberikannya kesempatan turun dua balapan bersama Ferrari di akhir 1977 untuk menggantikan juara dunia Niki Lauda yang hengkang dari tim.[35] Mengenai kontrak barunya bersama tim Ferrari, Gilles berujar:
"Saya yakin jika Anda menjadi pembalap mobil, Anda akan memiliki tiga keinginan utama. Yang pertama adalah membalap secara sungguh-sungguh, yang kedua adalah membalap di ajang Formula Satu, dan yang ketiga karier Anda tidak akan lengkap bila Anda tidak membalap untuk tim Scuderia Ferrari"
Secara istimewa juga, Gilles Villeneuve memulai debutnya untuk Ferrari di balapan rumahnya sendiri di Grand Prix Kanada 1977.[36] Namun dalam balapan perdananya untuk tim Italia tersebut, Gilles hanya mampu finis ke-12 setelah sempat tergelincir gara-gara melindas tumpahan oli.[37] Balapan selanjutnya Gilles adalah di Grand Prix Jepang.[38] Kali ini Gilles tertimpa sial dengan terlibat kecelakaan bersama Ronnie Peterson dari Tyrrell. Mobil Ferrari yang dikendarai Gilles melayang dan mendarat di sebuah tribun penonton. Menewaskan satu penonton dan satu marshal serta melukai 10 orang lainnya.[39] Panitia lomba kemudian mengadakan investigasi dan hasilnya tidak ada yang patut dijadikan kambing hitam. Gilles kemudian meminta maaf secara resmi kepada penonton atas insiden tersebut sekalipun ia merasa tidak bersalah karena itu adalah insiden balapan.[40]
1978: Tahun penuh cobaan
Musim 1978 menjadi musim yang mengecewakan bagi Gilles. Banyak masalah yang muncul di musim ini yang kemudian menyebabkannya lebih banyak tersingkir dari arena perlombaan, salah satunya adalah kesulitan yang dialami Ferrari untuk beradaptasi dengan ban radial baru dari Michelin. Gilles sempat memimpin lomba di Grand Prix Amerika Serikat Barat 1978 sebelum akhirnya tersingkir di lap 39.[41] Usai hanya membukukan satu kali finis poin setelah finis di posisi empat dalam lomba di Belgia, masyarakat Italia mulai mengkritik keputusan Enzo Ferrari mengontrak Gilles Villeneuve dan menyarankan agar Gilles diganti oleh pembalap lain. Namun Enzo tidak mengindahkan permintaan tersebut dan ia memilih untuk tetap mempertahankan Gilles.[42]
Menjelang akhir musim, seiring dengan perbaikan di mobil Ferrari, penampilan Gilles juga mulai membaik. Villeneuve finis ketujuh di Italia setelah sempat dihukum penalti satu menit akibat mencuri start.[43] Kemudian di Grand Prix Amerika Serikat 1978 ia sempat berada di posisi dua sebelum lagi-lagi tersingkir karena mesinnya rusak. Akhirnya kemenangan perdana Gilles untuk Ferrari datang juga tepat di balapan rumahnya sendiri di Kanada, setelah saingannya Jean-Pierre Jarier tersingkir akibat masalah mesin saat sedang memimpin.[44] Sampai saat ini Gilles Villeneuve tercatat sebagai pembalap Kanada satu-satunya yang berhasil memenangi balapan di rumah sendiri.[45]
1979: Penantang gelar dunia
Gilles bermitra dengan pembalap Afrika SelatanJody Scheckter pada tahun 1979 setelah Carlos Reutemann pindah ke Team Lotus. Kali ini Gilles berhasil mengawali start dengan baik saat ia memenangi dua balapan di awal musim yaitu di Grand Prix Afrika Selatan dan Grand Prix Amerika Serikat Barat.[46][47] Momen balapan terbaik Gilles di musim 1979 datang di Prancis saat ia berduel sengit dengan pembalap tuan rumah Rene Arnoux.[48] Kedua pembalap saling mempertunjukan skill keahliannya dalam mengemudi dan bahkan keduanya sempat saling bersenggolan sebelum akhirnya Arnoux finish ketiga dan Gilles kedua. Usai lomba Gilles menyelamati Arnoux dan berkata bahwa itulah duel yang paling berkesan yang pernah dirinya alami.[49]
Balapan selanjutnya di Belanda, Gilles mengalami masalah pada bannya dan ia tertatih-tatih saat mencoba kembali untuk masuk pit sebelum akhirnya tersingkir dari arena. Gilles sempat meminta kru tim Ferrari untuk secepatnya memperbaiki mobilnya dengan harapan bisa kembali berlomba, namun karena kerusakan bannya sudah melebar kepada suspensi akhirnya harapan Gilles pupus.[50]
Gilles memiliki harapan besar untuk bisa menjadi juara dunia dengan mengalahkan rekan setimnya sendiri, Jody Scheckter di Italia.[51] Sebelum balapan Enzo Ferrari menegaskan siapapun yang berhasil lolos dari tikungan pertama maka dialah yang harus didukung untuk menjadi juara dunia. Jody Scheckter kemudian mencoba melupakan perintah Enzo tersebut dan menawarkan pertarungan sengit kepada Gilles. Namun Gilles memilih untuk mengikuti perintah dari Enzo. Saat balapan berlangsung, Schekter berhasil naik ke urutan pertama. Sekalipun Schekter mencoba mengajak Gilles berduel, namun Gilles mempertunjukan sikapnya untuk mendukung Scheckter menjadi juara dunia. Scheckter berhasil menang diikuti Gilles dan keluar sebagai juara dunia 1979 dengan selisih empat angka dari Gilles di klasemen.[52] Usai balapan, Scheckter mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Gilles dan berjanji akan membalas kebaikannya tersebut di musim 1980.[51]
Balapan penutup musim adalah Grand Prix Amerika Serikat. Kejutan luar biasa ditunjukan oleh Gilles selama sesi latihan bebas diatas lintasan yang sangat basah pada hari Jumat. Secara ajaib ia mampu mencatat waktu satu lap lebih cepat 9 sampai 11 detik dari pembalap lainnya, termasuk dari rekan setimnya sendiri, Jody Scheckter. Scheckter yang saat itu berada di posisi kedua benar-benar tercengang dengan catatan waktu Gilles dan berujar:
"Saya mungkin tidak terlalu cepat hari ini, tetapi apa yang ditunjukan oleh rekan saya (Gilles Villeneuve), menunjukan bahwa ia benar-benar luar biasa. Saya tidak mengerti apa yang sudah ia lakukan sampai-sampai ia bisa menciptakan jarak sebesar 11 detik!"
Saat balapan berlangsung, Gilles berhasil memenangi lomba dengan sangat dominan ketika ia mampu finis dengan selisih 48 detik atas peringkat kedua Rene Arnoux.[54]
1980: Tahun kegagalan
Musim 1980 adalah musim bencana untuk Ferrari. Di awal musim para petaruh memprediksikan Gilles Villeneuve akan menjadi juara dunia di musim ini.[55] Villeneuve pun optimistis karena ia akan dibantu oleh rekan setimnya yaitu Jody Scheckter. Namun, mobil Ferrari 312T5 menjadi bencana besar karena gagal beradaptasi dengan sistem ground effect yang tengah naik daun saat itu.[56] Gilles hanya berhasil mengantungi enam poin saja di musim 1980 dan lebih baik daripada rekannya yaitu Scheckter yang hanya mencetak dua poin sebelum kemudian memutuskan pensiun dari F1 di akhir musim.[57]
1981: Kembali ke penampilan maksimal
Untuk musim 1981, Ferrari memperkenalkan mobil F1 pertama mereka yang bermesin turbo yaitu 126C, yang menghasilkan kekuatan mesin yang luar biasa tetapi buruk dalam sistem pengendalian kemudi. Gilles kali ini bermitra dengan Didier Pironi yang mencatat bahwa Gilles "memiliki keluarga kecil [di Ferrari] tetapi ia dengan hangat menyambut dan membuat saya merasa di seperti berada di rumah dalam waktu semalam... Ia juga memperlakukan saya sebagai seorang yang sama dalam segala hal."[58]
Usai mengawali musim dengan tiga kali tersingkir di tiga balapan awal, Gilles berhasil bangkit lewat dua kemenangan di Monako dan Spanyol.[59] Pertunjukan terbaik Gilles perlihatkan di Spanyol saat ia berhasil menahan empat mobil dibelakangnya sehingga menjadikannya finis balapan terketat dalam sejarah F1.[60] Ia berhasil mengungguli Jacques Laffite, John Watson, Carlos Reutemann dan Elio de Angelis. Desainer Harvey Postlethwaite yang merancang mobil 126C berujar bahwa secara teknis mobil Ferrari hasil karyanya tersebut tidak akan mampu melawan tim rival dari Williams atau Brabham di lintasan lurus, tetapi Gilles berhasil membuatnya menjadi lain dari biasanya.[61]
Sayangnya usai kemenangan di Spanyol, Gilles dan Ferrari kembali terpuruk. Ia hanya berhasil mengemas satu podium lagi di Kanada. Lagi-lagi Gilles membalap dengan trik yang lain dari biasanya. Usai sayap depannya rusak di awal lomba dan ia memutuskan untuk tidak masuk pit, Gilles berhasil bertahan di depan, sekalipun ada ancaman ia akan didiskualifikasi jika tidak segera memperbaiki mobil ke pit. Tak lama berselang, sayap depan Gilles lepas dan ancaman diskualifikasi tersebut batal untuk dikeluarkan. Gilles berhasil melaju dan mengamankan posisi ketiga dengan sayap belakang yang lepas dari mobilnya.[62] Balapan penutup musim adalah Grand Prix Caesars Palace yang harus dilalui Gilles dengan hasil diskualifikasi usai dirinya salah menempatkan mobil di kotak start grid.[63]
1982: Musim tragis dengan permusuhan
Beberapa balapan pertama musim 1982 cukup menjanjikan bagi tim Ferrari. Gilles memimpin di Brasil dengan mobil 126/C2 yang baru, sebelum akhirnya ia melintir dan tersingkir. Ia juga sempat finis ketiga pada Grand Prix Amerika Serikat Barat sebelum akhirnya terkena diskualifikasi karena mobilnya melanggar aturan.[64][65] Ferrari kemudian mendapat keuntungan di San Marino ketika tim-tim terbelah dua akibat Perang FISA-FOCA.[66] Tim-tim yang beraliansi dengan FOCA memilih untuk mogok balapan, sehingga hanya tim-tim yang beraliansi dengan FISA yang berkompetisi, dan saat itu hanya tim Renault dan Ferrari yang menjadi tim kuat di FISA.[67]
Pada balapan di San Marino sendiri, kemenangan untuk Ferrari seakan sudah menjadi jaminan terlebih dengan tersingkirnya duet Renault yaitu Alain Prost dan Rene Arnoux. Dengan maksud untuk menghemat bahan bakar dan memastikan finis 1-2, Enzo Ferrari memerintahkan Gilles dan Pironi untuk menjaga posisi mobilnya sampai finis, atau dengan kata lain mereka berdua dilarang saling bertarung. Namun, dengan tujuan untuk menghibur publik Italia, Gilles kemudian memberi izin kepada Pironi untuk menyalipnya, dan pada putaran selanjutnya ia juga berhasil menyalip Pironi. Kejadian ini terus berlangsung sampai satu putaran terakhir ketika Pironi secara tiba-tiba menggasak dan menyalip Gilles.[66] Setelah balapan, Gilles merasa marah dan kecewa, serta menuduh Pironi mengabaikan instruksi tim. Di sisi lain, Pironi membela diri dengan mengatakan bahwa ia tidak melanggar perintah tim dan tetap mematuhi instruksi yang ada. Akibat insiden tersebut, Gilles merasa dikhianati dan sangat sakit hati. Ia akhirnya memutuskan bahwa ia tidak akan lagi menganggap Pironi sebagai rekan setim, melainkan lebih menganggapnya sebagai saingan yang sejajar dengan para pesaing dari tim lainnya.[66] Kabarnya, Gilles bahkan enggan bertemu atau berbicara dengan Pironi setelah kejadian tersebut.[68]
Pada tahun 2007, mantan eksekutif pemasaran Marlboro, John Hogan, membantah klaim bahwa Pironi telah setuju untuk memberikan kemenangan pada Grand Prix San Marino 1982 kepada Gilles.[69] Ia berkata: "Tak seorang pun dari mereka akan setuju dengan apa yang mereka lakukan dalam balapan pada saat itu. Saya rasa Gilles terlalu ambisius dan merasa dirinya lebih senior di tim Ferrari sehingga ia bisa dengan seenaknya mengklaim bahwa jika ada perintah tim maka dirinyalah yang harus diutamakan." Perusahaan Hogan telah menjadi sponsor Pironi ketika ia berada di Ferrari. Data perbandingan dari catatan waktu kedua pembalap selama balapan berlangsung menunjukkan bahwa Gilles lebih lambat daripada Pironi dan mengindikasikan bahwa ia memang tengah mencoba untuk menghemat bahan bakar.[70]
Akhir hayat
Pada tanggal 8 Mei 1982, Gilles Villeneuve meninggal setelah mengalami kecelakaan selama sesi kualifikasi akhir untuk Grand Prix Belgia di Zolder.[7] Pada saat kecelakaan terjadi, Pironi mencatat waktu 0,1 detik lebih cepat atas Gilles untuk tempat keenam. Gilles telah menggunakan set ban terakhirnya untuk kualifikasi, yang mungkin sudah melewati titik penampilan optimalnya, dan banyak pengamat yang mengatakan bahwa ia berusaha untuk memperbaiki waktunya pada lap terakhir. Beberapa pengamat mengatakan bahwa ia masih berambisi untuk mengalahkan Pironi di akhir kualifikasi. Namun, penulis biografi Gilles, Gerald Donaldson mengutip direktur teknis Ferrari saat itu Mauro Forghieri mengatakan bahwa Gilles sedang dalam in-lap untuk masuk kembali ke pit ketika kecelakaan itu terjadi.[71][72]
Dengan delapan menit tersisa di sesi kualifikasi, Gilles mencoba untuk menyalip Jochen Mass yang tampil lambat sebelum tikungan Terlamenbocht. Mass melihat Gilles mendekat dengan kecepatan tinggi dan pindah ke kanan untuk membiarkannya lewat di jalur balap. Pada saat yang sama Gilles juga pindah jalur untuk melewati mobil lebih lambat. Tidak lama berselang, mobil Gilles menghantam bagian belakang mobil Mass dan melayang ke udara pada kecepatan yang diperkirakan berkisar antara 200–225 km/jam (120-140 mph). Mobil kemudian melayang sepanjang 100 meter di atas trek dan jatuh ke tanah kemudian berguling-guling. Gilles masih terikat di kursi mobilnya tetapi helmnya lepas. Laju terbangnya mobil Gilles baru berhenti di sebuah pagar pembatas tepi luar di tikungan Terlamenbocht.[71][73]
Beberapa pembalap yang sedang lewat tikungan tersebut langsung berhenti dan bergegas ke tempat kejadian. John Watson dan Derek Warwick mencoba melakukan pertolongan pertama pada Gilles yang ditemukan dalam kondisi wajah membiru.[74] Tim dokter yang tiba 35 detik menemukan Gilles sudah tidak bernapas, meskipun denyut nadinya masih ada. Dengan cepat Gilles diintubasi dan diberikan pernapasan buatan sebelum dipindahkan ke pusat medis sirkuit dan kemudian dengan helikopter ke diterbangkan ke Rumah Sakit Universitas St. Raphael yang kemudian setelah diperiksa didapati ia menderita patah tulang leher fatal.[75] Gilles sendiri masih tetap hidup lewat dukungan mesin penopang kehidupan sementara istrinya bergegas menemuinya dan mencoba berkonsultasi dengan dokter mengenai apa yang seharusnya dilakukan. Setelah lama berkonsultasi, akhirnya istrinya meminta tim dokter untuk mencabut mesin penopang hidup pada Gilles dan pada pukul 21:02 malam akhirnya Gilles Villeneuve meninggal dunia.[71][72]
Penyelidikan atas kecelakaan itu dipimpin oleh Derek Ongaro, inspektur keselamatan Fédération Internationale du Sport Automobile (FISA).[76] Disimpulkan bahwa Gilles melakukan kesalahan saat akan akan menyalip Moss yang berujung pada mobilnya yang menabrak mobil Moss. Hasil penyelidikan ini sekaligus juga membebaskan Moss dari kemungkinan tuntutan hukum terkait hal tersebut.[77]
Peninggalan
Pada upacara pemakaman di Berthierville, mantan rekan setimnya yaitu Jody Scheckter menyampaikan pidato sederhana: "Saya akan merindukan Gilles karena dua alasan. Pertama, ia adalah pembalap tercepat dalam sejarah balap mobil dan kedua, ia adalah orang yang paling tulus yang pernah saya kenal. Ia mungkin telah pergi untuk selama-lamanya, tapi kenangan yang telah saya alami bersamanya tidak akan pernah saya lupakan."[78]
Gilles Villeneuve masih menjadi salah satu idola dan bahkan sudah menjelma menjadi legenda kultus, terutama di Italia, negara asal Ferrari.[79] Di Autodromo Enzo e Dino Ferrari, tempat diadakannya lomba Grand Prix San Marino hingga tahun 2006, terdapat sebuah tikungan yang dinamai "Gilles" dan sebuah lukisan bendera Kanada yang berada di kotak grid ketiga, sebagai tanda bahwa di sinilah ia memulai balapan terakhirnya pada tahun 1982.[80] Selain itu, terdapat sebuah patung perunggu di pintu masuk ke sirkuit tes Ferrari di Fiorano.[81] Bagi para tifosi, nama Gilles dianggap setara dengan nama Alberto Ascari dan Michael Schumacher, meskipun sampai akhir hayatnya Gilles tidak pernah menjadi juara dunia.[82] Di sirkuit Zolder, tempat Gilles meninggal, namanya juga diabadikan menjadi nama sebuah tikungan.[83]
Sebuah sirkuit balapan di Montreal, yang menjadi tuan rumah perlombaan Grand Prix Kanada, dinamai sebagai Sirkuit Gilles Villeneuve yang mulai dilakukan pada musim 1982 atau beberapa bulan setelah Gilles wafat.[84] Beberapa penghargaan dan penghormatan lain untuk Gilles di Kanada antara lain sebuah museum di Berthierville yang dibuka pada tahun 1992,[85] serta sebuah patung yang berada di taman di dekat museum tersebut.[81] Gilles kemudian masuk kedalam Canadian Motorsport Hall of Fame pada upacara induksi pelantikan di Toronto, Ontario pada tahun 1993.[86] Pada Juni 1997 Kanada juga mengeluarkan perangko khusus untuk menghormatinya.[87]
Masih ada permintaan besar untuk pemesanan memorabilia Villeneuve di toko-toko pernak-pernik F1 dan juga sebagian penulis mencoba untuk menulis kisah hidup Gilles.[88] Nomor 27, nomor yang dipasang di mobilnya pada 1981 dan 1982 masih dianggap sebagai nomor abadi untuk Gilles. Jean Alesi yang agresif dan kecepatannya yang baik dalam perlombaan lintasan basah sempat dibandingkan dengan Gilles ketika ia masuk ke tim Ferrari. Alesi kemudian menggunakan mobil bernomor #27 sama dengan yang Gilles pakai.[89] Pembalap Kanada Andrew Ranger menggunakan nomor #27 saat ia membalap di Champ Car pada musim 2005 dan 2006. Ia kemudian terus menggunakan nomor tersebut saat berpindah ke NASCAR Seri Kanada sejak musim 2007.[90] Pembalap Kanada lainnya, James Hinchcliffe, memakai nomor #27 saat ia bergabung ke tim Andretti Autosport di Seri IndyCar musim 2012.[91]
Sebuah film biografi tentang Gilles yang dibuat oleh Gerald Donaldson diumumkan pada tahun 2005, dengan diproduksi oleh Capri Films dan disutradarai oleh Christian Duguay. Film ini rencananya akan dirilis pada 2007.[92] Tetapi karena satu dan lain hal, sampai saat ini (2024) proyek film tersebut belum terealisasikan pembuatannya.[93]
Gilles dalam pandangan rekan-rekannya
Niki Lauda berkata tentang Gilles Villeneuve: "Ia orang paling gila yang pernah saya jumpai di F1. Namun secara kenyataan bahwa untuk semua ini, ia adalah karakter sensitif dan dicintai oleh beberapa orang, dan itu jelas lebih baik ketimbang beberapa pembalap yang sama sekali tidak punya hati. Ini menjadikannya sebagai orang yang sangat unik."[94]
Insinyur teknik Ferrari Mauro Forghieri menggambarkan Gilles sebagai orang yang murni dan tanpa kompromi: "Meskipun sampai akhir hayatnya tidak pernah menjadi juara dunia tetapi sosoknya sangat dicintai penggemar seolah-olah bahwa Gilles adalah pembalap terbaik di dunia. Tapi disisi lain ada kelemahan serius dari diri Gilles yaitu terlalu perfeksionis. Berbeda dengan Niki Lauda yang merasa lega jika bisa masuk finis dalam keadaan mobil rusak, Gilles selalu meminta dan seperti menuntut apakah bagian mobil yang rusak tersebut bisa diperbaiki atau tidak. Karena faktor perfeksionis itulah saya rasa ia tidak akan pernah jadi juara dunia sekalipun misal masih hidup."[95]
Salah satu insinyur mesin tim Ferrari, Nicola Materazzi, mengatakan: "Gilles menekan para teknisi karena tidak ada yang bisa memberikan apa yang ia inginkan. Putranya lebih masuk akal, ia mengerti bahwa dengan melampaui batas tertentu Anda akan kehilangan segalanya."[96]
Antonio Tomaini, kepala teknis mobilnya, mengatakan: "Gilles tidak hanya suka mengendarai mobil, tetapi apa pun yang ada hubungannya dengan mesin membuatnya gila. Misalnya, dengan helikopternya, ia berputar di atas kotak pendaratan helikopter di Fiorano untuk menyambut kami kemudian ia memposisikan dirinya di atas landasan pendaratan, kami pikir ia sedang mendarat tetapi ia malah mencoba naik lalu jatuh ke tanah, helikopter itu turun dengan goyah dan kemudian menyentuh tanah."[97]
Dalam budaya populer
Seri komik Belgia yang populer Michel Vaillant, yang dikarang oleh Jean Graton memunculkan tema balap mobil. Meskipun sebagian besar fiksi, sering kali komik ini berisi kehidupan nyata seorang tokoh olahraga otomotif termasuk para pembalap, pejabat tim dan wartawan. Gilles Villeneuve sendiri muncul di sejumlah cerita dalam seri tersebut. Dalam volume Steve Warson contre Michel Vaillant[b], ia digambarkan menjadi Juara Dunia musim 1980, meskipun dalam kehidupan nyata juara pada musim tersebut adalah Alan Jones dan musim yang diceritakan dalam komik sesungguhnya adalah musim 1981 yang tercakup dalam volume Rififi en F1.[c][98]
Grup musik rok progresif asal Quebec, The Box, mendasarkan lagu mereka yang berjudul "Live on TV (You Can Watch Them Die)" yang terinsipirasi dari kabar meninggalnya Gilles yang ditayangkan di televisi.[99] Pada tahun 2017, grup musik rok Italia, The Rock Alchemist, menulis lagu berjudul "27" untuk album mereka yang diberi nama Elements.[100] Diketahui lagu ini sebagai tanda penghormatan untuk mobil Ferrari nomor #27 yang dikendarai oleh Gilles saat berkarier di F1.[101]
Desain helm
Gilles Villeneuve mengenakan helm berdesain 'V' bergaya warna merah di kedua sisinya. Desain ini ia rancang bersama istrinya, Joann, dengan warna dasar helm hitam.[102] Anaknya, Jacques, menggunakan desain dasar yang sama, tetapi ia mendesain ulang dan mengganti warna helmnya tersebut menjadi lebih mirip helm Christian Fittipaldi. Pembalap Inggris, Perry McCarthy menggunakan desain dan skema warna ala Gilles pada helmnya, tetapi dengan desain yang terbalik.[103]
(kunci) (Lomba yang ditebalkan mengindikasikan pole position sementara yang dimiringkan mengindikasikan lap tercepat; angka kecil menandakan posisi saat finis)
^Myles, Stephanie (12 Mei 2007). "Villeneuves' rags-to-riches story". Montreal Gazette. hlm. D1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Januari 2023. Diakses tanggal 18 November 2020 – via PressReader.
^Lamoureux, Michel (16 Februari 2017). "Gilles Villeneuve, Ford guy". The Hagerty Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2022. Diakses tanggal 1 Januari 2023.
^Roebuck, Nigel (10 September 2011). "GP Gold: 1979 Italian Grand Prix". Autosport. Motorsport Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Januari 2023. Diakses tanggal 1 Januari 2023.
^"Sports People; Auto Racer Cleared". The New York Times. 28 Mei 1982. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Mei 2015. Diakses tanggal 14 Mei 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Pappone, Jeff (13 Januari 2012). "Car No. 27 is special for Hinchcliffe". The Globe and Mail. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2020. Diakses tanggal 9 Mei 2019.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Elements". The Rock Alchemist Official Website. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Mei 2022. Diakses tanggal 1 Januari 2023.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"The Rock Alchemist". Lion Music. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 September 2022. Diakses tanggal 1 Januari 2023.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Garcia, Álex (9 Juni 2015). "Cascos históricos: Gilles Villeneuve" [Historical centers: Gilles Villeneuve] (dalam bahasa Spanyol). Diario Motor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Juni 2022. Diakses tanggal 9 Juni 2015.
de la Plante, Allan (1982). Villeneuve. Macmillan. ISBN0-7715-9851-3.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
Donaldson, Gerald (2003). Gilles Villeneuve: The Life of the Legendary Racing Driver. London: Virgin. ISBN0753507471.