Nico Rosberg
Nico Erik Rosberg (lahir 27 Juni 1985) adalah seorang mantan pembalap mobil profesional asal Jerman. Ia berkompetisi di dalam ajang Formula Satu dari musim 2006 sampai ia berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap pada musim 2016 bersama dengan tim Mercedes. Nico adalah anak dari juara dunia F1 musim 1982, yaitu Keke Rosberg, dan seorang perancang interior berdarah Jerman, yaitu Sina Rosberg. Nico Rosberg pertama kali membalap di dalam ajang F1 bersama dengan tim Williams dari musim 2006 sampai dengan 2009, dan berhasil naik podium dua kali untuk tim tersebut pada musim 2008. Ia kemudian pindah ke tim Mercedes, dan pada musim 2010, dia menjadi rekan tim dari juara dunia sebanyak tujuh kali, yaitu Michael Schumacher. Rosberg berhasil mengklaim kemenangan pertamanya pada Grand Prix Tiongkok 2012. Setelah Schumacher pensiun, Rosberg menjadi rekan setim Lewis Hamilton dari musim 2013 sampai dengan 2016. Rosberg secara resmi mengumumkan keputusannya untuk pensiun dari balap otomotif lima hari setelah ia berhasil memenangkan gelar juara dunia, menyebut bahwa ia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya dan tidak mau kemampuan membalapnya berhenti bertumbuh. Secara keseluruhan, ia telah berkompetisi di dalam 206 balapan, memenangkan 23 di antaranya, naik ke atas podium sebanyak 57 kali, mencapai 30 kali posisi pole, dan mengumpulkan 1594,5 poin Kejuaraan Dunia. Setelah pensiun, Rosberg berpindah dan berkecimpung dalam manajemen pembalap, televisi, dan menjadi seorang eco-entrepreneur. Ia diberikan Laureus World Sports Award for Breakthrough of the Year, dan dimasukkan ke dalam FIA Hall of Fame pada tahun 2017. ProfilRosberg lahir pada 27 Juni 1985 di Rumah Sakit Palang Merah di Wiesbaden, Jerman Barat.[1][2] Ia merupakan anak satu-satunya dari mantan pembalap Formula Satu, Keke Rosberg, yang menjuarai Formula Satu musim 1982,[1][3] dan istrinya yang adalah seorang penerjemah berdarah Jerman, Gesine "Sina" Rosberg (sebelumnya Gleitsmann-Dengel).[4] Karena ayahnya berasal dari Finlandia dan ibunya dari Jerman, Nico adalah warganegara dari kedua negara tersebut, berkompetisi dengan izin balapan Finlandia sampai musim pertamanya di Formula 3 Euro Series.[5] Ia kemudian turun dengan bendera Jerman di ajang F1 karena ia merasa lebih mudah mendapatkan sponsor di bawah bendera negara yang lebih besar.[1] Rosberg dibesarkan di salah satu distrik Wiesbaden, Nordenstadt, pada empat minggu pertama kehidupannya, sebelum tinggal di Monako dan pulau Ibiza, Spanyol.[6] Ia bersekolah di Sekolah Internasional Nice dan kemudian di sebuah sekolah internasional di Monako.[1][7] Rosberg diajarkan lima bahasa: bahasa Jerman, Prancis, Italia, Bahasa Spanyol, dan Inggris, namun tidak bahasa Finlandia (Suomi) atau Swedia, karena ayahnya merasa bahwa bahasa-bahasa selain kedua bahasa tersebut lebih penting untuk hidup dan karier Nico.[8] Rosberg menikmati belajar matematika dan ilmu pengetahuan, dan lulus dalam semua ujiannya kecuali sejarah.[9] Rosberg menikahi seorang perancang interior, Vivian Sibiold di Monako pada 11 Juli 2014.[10] Mereka memiliki dua anak, Alaïa (lahir 2015)[11] dan Naila (lahir 2017);[12] Rosberg dan Sibiold juga memiliki sebuah tempat pengolahan susu di Ibiza.[10] Rosberg adalah penggemar dari klub sepakbola Jerman FC Bayern München. Ia pernah bermain untuk tim tenis nasional Monako[13] dan berkompetisi dalam triathlon; berkat kemampuannya tersebut ia pernah menyelamatkan seorang anak yang hampir tenggelam di Monako.[14] Karier junior (2002–2005)Nico Rosberg memulai karier juniornya pada tahun 1996 di ajang karting saat usianya baru 11 tahun. Ia lantas pindah ke Formula BMW pada 2002, dimana ia langsung memenangi ajang tersebut. Kemudian ayahnya mengajaknya masuk ke tim milik pribadi yang turun di ajang Formula Three Euroseries dan F3 lokal Eropa. Di musim debutnya di F3 Euroseries 2003, Rosberg hanya mampu memenangi satu lomba saja yaitu di Sirkuit Le Mans serta tiga kali podium di seri Hockenheimring, Nurburgring, dan A1-Ring. Nico lantas berhasil finish di P8 klasemen dengan 45 poin. Selanjutnya di musim 2004, dengan masih bertahan di tim yang sama, Nico sempat memenangi balapan seri perdana di Hockenheimring sebanyak dua kali (sprint race dan feature race). Namun kembali masalah reliabilitas menghinggapi Rosberg. Ia hanya mencatat satu kemenangan tambahan di Nurburgring dan kemudian finish P4 dalam klasemen dengan 70 poin. Pada 2005 Rosberg pindah ke Seri GP2. Sebelumnya ia sempat ditawari beasiswa untuk kuliah di Imperial College London untuk jurusan ilmu aerodinamika karena nilai matematika dan fisikanya selama masih duduk di bangku sekolah bagus.[15] Tetapi Nico menolak beasiswa tersebut, dan lebih memilih untuk turun berkarier sebagai pembalap. Dalam perjalanannya di musim GP2 2005, Rosberg sukses meraih lima kemenangan balapan dan enam kali posisi podium. Saingan beratnya di musim tersebut adalah Heikki Kovalainen. Di akhir musim Nico kemudian berhasil menjadi juara umum GP2 musim 2005. Karier Formula Satu (2005–2016)Williams (2005–2009)Pada usia 17 tahun pada tahun 2002, ia mengetes mobil F1 tim Williams sebagai hadiah atas prestasinya sebagai juara Formula BMW. Dan dari sinilah aroma Nico Rosberg sebagai calon pembalap besar tercium oleh Frank Williams.[16] Frank lantas menjanjikannya kursi pada masa mendatang jika Nico tetap tampil bagus di ajang junior. Janji Frank kemudian ia penuhi pada September 2005. Sesuai kebiasaan tim Williams, Frank selalu mengadakan sebuah ritual kuis pada setiap calon karyawannya, termasuk kepada Nico. Nico lantas mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan Frank dengan baik dan meraih skor tertinggi dalam sejarah kuis yang diadakan Frank tersebut.[17] Nico kemudian diumumkan akan turun balapan untuk tim Williams mulai musim 2006, mendampingi rekan setimnya Mark Webber asal Australia. 2006–2007Rosberg mengawali debutnya dengan menawan di Bahrain 2006. Start dari belakang ia mampu finish P6 setelah menyalip David Coulthard dan rekan setimnya sendiri, Mark Webber. Ia juga mencatat fastest lap di balapan tersebut. Dengan hasil ini ia mencetak sejarah sebagai pembalap termuda yang fastest lap. Namun performa mobil Williams pada tahun 2006 yang kurang mumpuni ikut menyebabkan prestasinya jeblok. Rosberg hanya mampu mencatat poin tambahan di Eropa saat ia finish ketujuh. Di klasemen akhir, Rosberg hanya berada di P17 dengan raihan 4 poin. Williams kemudian mengganti mesin Cosworth dengan mesin Toyota untuk musim 2007 beserta dengan pembalap senior Alex Wurz.[18] Rosberg langsung meraih poin pertama Williams-Toyota di Australia dengan finish P7. Selain itu, ia juga berhasil meraih poin di Spanyol, Hungaria, Turki, Italia, Belgia, dan Brasil. Ia kemudian finish di P9 dengan 20 angka. Unggul jauh atas rekan setimnya Alex Wurz yang sebenarnya berhasil meraih satu kali podium di Kanada. 2008–2009Pada tahun 2008, Rosberg kembali memukau. Ia finish di P3 di Grand Prix Australia 2008, walaupun memang sedikit berbau keberuntungan karena lawannya berguguran. Pada tahun 2008 ini, ia mendapat rekan setim yang baru, yaitu Kazuki Nakajima. Sepanjang musim 2008, ia tampil luar biasa, setelah podium di Australia, ia sempat beberapa kali masuk posisi 8 besar, tetapi gagal meraih poin akibat reliabilitas mobil Williams yang kembali menurun saat balapan memasuki pertengahan musim. Di Kanada, ia berhasil lolos dari keteledoran Lewis Hamilton yang tidak melihat lampu merah di pintu keluar pit-lane, sebagai hasilnya, Lewis kemudian menyeruduk Kimi Räikkönen dari Scuderia Ferrari. Rosberg kemudian kembali meraih poin di Eropa saat finish ke-8. Memasuki seri balapan malam di Singapura, Rosberg sebenarnya tidak terlalu yakin bahwa dirinya akan meraih podium, tetapi berkat kecelakaan yang dialami oleh Nelson Angelo Piquet, secara mengejutkan Rosberg mampu finish kedua di balapan tersebut. Bahkan seandainya saja ia tidak terkena penalti refueling saat safety car masuk ke trek, mungkin ia bisa saja meraih kemenangan perdananya di F1. Rosberg mengakhiri musim 2008 dengan raihan 17 poin dan berada di P13 klasemen akhir. Nico memulai musim 2009 dengan baik saat ia berhasil finish di P6 di Australia. Sepanjang musim berjalan, Nico termasuk salah satu pembalap yang konsisten, dengan meraih poin dari Spanyol sampai dengan Belgia. Di Singapura, Rosberg berhasil start P3 dan berhasil menyalip Sebastian Vettel saat start. Ironisnya, kali ini ia malah melewati garis pembatas putih di pintu keluar pit-lane yang disusul pemberian penalti, dan akhirnya ia harus turun ke P3 sekaligus memupus harapannya meraih kemenangan. Musim 2009 ditutup Rosberg dengan berada di P7 klasemen dengan 34,5 poin. Mercedes (2010–2016)2010–2012Tanggal 29 Oktober 2009, Nico Rosberg memutuskan untuk keluar sebagai pembalap Williams. Ia lantas sempat dihubung-hubungkan dengan beberapa tim, di antaranya adalah tim McLaren. Namun, setelah Mercedes-Benz membeli 75% saham tim Brawn GP, dan mengubah namanya menjadi Mercedes GP, Rosberg akhirnya diumumkan sebagai pembalap di tim tersebut. Ia kemudian berpasangan dengan legenda F1 juara dunia 7 kali, Michael Schumacher. Di balapan pertamanya di Bahrain, Rosberg mampu finish kelima, dan posisi yang sama kemudian ia ulangi dua minggu sesudahnya di Australia. Rosberg kemudian mencatat dua kali podium beruntun di Malaysia dan China. Podium lain juga berhasil ia raih di Silverstone. Disusul kemudian dengan dua kali finish di P6 di Belgia dan Brasil serta dua kali finish di P5 di Monza dan Singapura. Setelah finish di P4 di Abu Dhabi, Rosberg memastikan diri finish di P7 klasemen pembalap dengan 142 poin, unggul dua peringkat atas Schumi yang hanya berada di P9 klasemen. Musim 2011 Rosberg berharap banyak pada mobil Mercedes MGP W02 yang sempat mencatatkan waktu bagus saat tes musim dingin. Usai dua kali finish buruk di dua balapan awal musim, Rosberg mulai bangkit dan berhasil mencetak poin di Cina dan Turki dengan finish P5. Di Cina sendiri ia sebenarnya nyaris memenangi lomba namun terhambat oleh konsumsi bensin di mobilnya yang sedikit lebih boros. Hasil yang mirip juga ia pertunjukan di Belgia saat berhasil melesat dan memimpin lomba selepas start, tetapi lagi-lagi ia gagal mempertahankan posisinya karena kalah kekuatan aerodinamika melawan mobil-mobil rivalnya yang lebih bagus. Pertengahan Oktober 2011 diumumkan secara resmi bahwa Nico Rosberg akan tetap membalap untuk tim Mercedes GP sampai akhir musim 2013 dengan opsi perpanjangan untuk musim 2014 dan sesudahnya. Awal musim 2012, Nico Rosberg harus pulang dengan tangan hampa saat dirinya finis di posisi 12 dan 13 di Australia dan Malaysia. Peruntungannya mulai berubah di Cina saat berhasil meraih pole position dan mampu memaksimalkannya saat lomba berjalan melalui strategi pitstop dan manajemen pemakaian ban yang bagus sehingga akhirnya ia bisa meraih kemenangan pertamanya dengan mengalahkan Jenson Button dengan selisih waktu 20 detik lebih. Podium kedua Rosberg di musim 2012 diraih di Monako saat finis di posisi kedua. 2013–2016
Rosberg bertahan di tim Mercedes GP untuk musim 2013 bersama dengan rekan setimnya yang baru, yaitu Lewis Hamilton. Pada musim 2013 ini, Rosberg mendapatkan mobil yang cukup kompetitif. Meskipun sempat mengalami beberapa gangguan di awal musim,[19] Rosberg mulai menunjukan tanda kebangkitan saat ia menguasai penuh lomba Grand Prix Monako. Seusai Grand Prix Monako, Rosberg tampil konsisten dan ia kembali menang di Inggris usai Sebastian Vettel tersingkir dan Lewis Hamilton bermasalah dengan ban.[20] Setelah libur musim panas, tim Mercedes mulai menurun penampilannya. Rosberg hanya mampu meraih dua podium di sisa musim, yaitu di India dan Abu Dhabi. Dia finis di keenam di dalam Klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 171 poin dan tiga posisi terdepan. Hasil Rosberg selama musim ini membuatnya mendapatkan rasa hormat tambahan dalam komunitas Formula Satu.[21] Rosberg terus membalap untuk tim Mercedes di musim 2014, dengan Lewis Hamilton lagi sebagai rekan setimnya.[10] Dia dianggap sebagai favorit untuk gelar Kejuaraan Dunia Pembalap karena tim mengembangkan mobil F1 W05 Hybrid dan adaptasi terhadap peraturan teknis yang mengamanatkan penggunaan mesin turbo-hybrid dalam sesi pengujian pra-musim di Sirkuit Internasional Bahrain dan Sirkuit de Barcelona-Catalunya.[22][23] Rosberg berhasil memenangkan Grand Prix Australia untuk memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dan finis di urutan kedua dalam empat balapan berikutnya, tetapi empat kemenangan beruntun Hamilton membuat Rosberg kehilangan keunggulannya di klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap. Rosberg berhasil memenangkan Grand Prix Monako untuk tahun kedua berturut-turut untuk mendapatkan kembali keunggulan poin setelah lolos ke posisi terdepan dalam keadaan yang kontroversial.[10] Kemenangan di Austria, Jerman,[21] diikuti oleh kontak dengan Hamilton di Belgia membuatnya tampak akan memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap,[21] sampai korsleting pada mobilnya di Singapura membatalkan keunggulan poinnya.[24] Rosberg berhasil meraih empat podium secara berturut-turut, dan memenangkan Grand Prix Brasil untuk memastikan bahwa gelar Kejuaraan Dunia Pembalap akan ditentukan pada balapan terakhir musim ini di Grand Prix Abu Dhabi.[10] Untuk memenangkan gelar, dia harus memenangkan balapan tersebut, dengan Hamilton yang finis di posisi ketiga atau lebih rendah.[25] Hamilton sudah berada di depan Rosberg di trek dan memimpin jalannya balapan ketika kegagalan sistem pemulihan energi membuat Rosberg tidak mencetak poin untuk finis di posisi kedua di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 317 poin.[10] Setelah menandatangani kontrak senilai €55 juta yang dilaporkan dengan tim Mercedes yang akan berakhir pada akhir musim 2016, Rosberg terus membalap untuk tim di musim 2015.[a][27] Selama musim sepi, dia berusaha memperbaiki kekurangan tubuh, yang menyebabkan dia menahan napas melawan g-force di tikungan berkecepatan tinggi, karena dia tidak ingin membatasi aliran oksigen ke otaknya dan otot.[b][28] Setelah empat kali finis di atas podium tiga besar dalam empat balapan pertama,[29] dia berhasil menang di Spanyol, Monako, dan Austria,[30] yang terjadi karena performa keseluruhannya menurun karena lebih fokus pada balapan daripada sesi kualifikasi; Vettel mengancam cengkeraman Rosberg di posisi kedua secara keseluruhan.[30] Pensiun di Italia dan Rusia, dan dua kesalahan di trek basah di Grand Prix Amerika Serikat, menghentikannya untuk merebut gelar Kejuaraan Dunia Pembalap,[31] tetapi berhasil menang dalam tiga balapan terakhir di Meksiko, Brasil dan Abu Dhabi, dan enam posisi terdepan berturut-turut menempatkannya sebagai runner-up secara keseluruhan dengan 322 poin.[29] Sebelum musim 2016 dimulai, Rosberg berhenti membaca berita dan mempelajari tidur dengan dokter jet-lag saat dia fokus pada keluarganya dan memenangkan event berikutnya.[32] Dia mengganti sarung tangan balapnya untuk meningkatkan startnya,[33] menghilangkan cat dari helmnya untuk membuatnya 80 g (2,8 oz) lebih ringan yang sedikit meningkatkan performanya,[34][35] mempekerjakan seorang pelatih mental untuk meningkatkan agresinya, dan menghabiskan waktu luangnya untuk bermain go-kart untuk mempertahankan kemampuannya.[36] Rosberg menghindari Facebook selama lima bulan, mempelajari filosofi, bermeditasi untuk tetap berkonsentrasi, dan menerima masukan teknis secara terperinci dari mekanik tim Mercedes di kantor pusatnya di Brackley, Inggris.[37] Dia bekerja dengan psikolog olahraganya hingga delapan jam per minggu, dengan dua jam disiplin mental setiap dua hari.[38] Rosberg mengatakan bahwa dia percaya diri mengendarai mobil yang kompetitif, dan ingin mempertahankan performanya dengan mengalahkan Hamilton lebih sering.[39] Dia melanjutkan performanya dari musim 2015, dengan keberhasilannya memenangkan empat balapan pertama untuk memimpin atas Hamilton dengan 43 poin di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap, meskipun Hamilton mengalami masalah keandalan dalam dua dari empat balapan pertama tersebut. Rosberg dan Hamilton melakukan kontak kecepatan tinggi di Grand Prix Spanyol, dan setelah itu, Hamilton memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dari Rosberg selama delapan balapan berikutnya setelah hasil di bawah standar dari yang pertama.[40] Selama interval pertengahan musim, ketua non-eksekutif tim Mercedes, yaitu Niki Lauda, melakukan kunjungan khusus ke rumah Rosberg di Ibiza, untuk membantu Rosberg untuk mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan bangkit kembali.[41][42] Rosberg mengubah pola makannya untuk menghilangkan gula dari tubuhnya dan tidak minum alkohol.[37] Rosberg memikirkan cara untuk lebih meningkatkan performanya; untuk menghindari ketegangan memulai diet,[43] dia menahan diri dari bersepeda, kehilangan 1 kg (2,2 pon) otot di kedua kakinya.[44] Dia kemudian berhasil menang di Belgia, Singapura, dan Jepang, dan meraih tiga kali finis di tempat kedua secara berturut-turut untuk memasuki balapan terakhir musim ini di Grand Prix Abu Dhabi, memimpin atas Hamilton dengan 12 poin.[40] Untuk bisa memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap, Rosberg harus finis tidak lebih buruk dari posisi ketiga, meskipun seandainya Hamilton ternyata berhasil menang.[45] Dia berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap dengan lima poin dengan finis di tempat kedua setelah menahan upaya Hamilton untuk mendukungnya ke dalam pengejaran, dan mendorong pembalap lain untuk melewati Rosberg untuk merebut gelar Kejuaraan Dunia Pembalap untuk dirinya sendiri. Rosberg menjadi putra kedua dari mantan juara dunia yang berhasil memenangkan gelar juara dunia sejak Damon Hill meniru ayahnya, yaitu Graham Hill, di musim 1996.[46] Dia menerbitkan buku edisi terbatas berjudul "Finally (dalam bahasa Indonesia: Akhirnya)", tentang musim 2016, pada tanggal 24 Desember 2016.[47] Secara keseluruhan, Rosberg berkompetisi di dalam 206 balapan: ia telah berhasil memenangkan 23 balapan, meraih 30 posisi pole, meraih 57 podium, dan mencetak 1594,5 poin Kejuaraan Dunia.[48] Pensiun dari balapan (2016–sekarang)
Rosberg, yang telah menandatangani sebuah perpanjangan kontrak dengan tim Mercedes sampai dengan musim 2018 di tengah-tengah tahun 2016,[49] mulai memikirkan untuk pensiun dari balap mobil ketika ia mempertimbangkan kemungkinan memenangkan gelar juara dunia setelah Grand Prix Jepang 2016. Ia membicarakan hal tersebut sebanyak dua kali dengan istrinya sebelum Grand Prix Abu Dhabi 2016,[34] dan memutuskan untuk berkomitmen pensiun sebelum balapan tersebut dimulai.[50] Setelah itu, Rosberg memberitahu istrinya dan manajernya, yaitu Georg Noite, bahwa ia akan pensiun, sebelum memberitahu kepala tim Mercedes, yaitu Toto Wolff, lewat telepon.[34] Ia tidak memberitahu Wolff secara langsung karena ia takut kalau Wolff akan bereaksi negatif.[51] Pada Upacara Pemberian Hadiah FIA (FIA Prize Giving Ceremony) di Vienna pada tanggal 2 Desember 2016, lima hari setelah ia berhasil memenangkan gelar juara dunia,[52] ia mengumumkan keputusannya untuk pensiun. Rosberg mengatakan bahwa ia telah mencapai "puncak" dari karirnya; tidak mau keterampilan mengemudinya berhenti bertumbuh, dan ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan keluarganya.[53] Ia adalah juara dunia F1 yang pertama yang pensiun sejak Alain Prost pada musim 1993.[53] Posisi Rosberg kemudian digantikan oleh Valtteri Bottas di tim Mercedes. Pada bulan Oktober 2017, Rosberg bergabung bersama dengan Team Rosberg sebagai penasihat untuk tim kejuaraan ADAC GT Masters pada musim 2018.[54] Sejak tahun 2018, Rosberg telah menganalisa beberapa balapan F1 untuk Sky Sports F1 di Britania Raya, RTL di Jerman, dan Sky Italia di Italia.[55] Di tahun yang sama, Rosberg bersama dengan mentor karting Dino Chiesa mendirikan Rosberg Young Drivers Academy untuk mencari dan mendukung pembalap go-kart.[56][57] Pada bulan April 2019, Rosberg ditawari untuk membalap di dalam ajang DTM oleh bos olahraga bermotor Audi, yaitu Dieter Gass. Rosberg menolak tawaran tersebut karena merasa tidak cukup bugar untuk kembali balapan.[58] Pada akhir tahun 2020, ia mendirikan Rosberg X Racing untuk berkompetisi di seri balapan off-road SUV listrik, yaitu Extreme E, mulai dari musim 2021. Ia memasuki seri tersebut karena ingin melawan perubahan iklim.[59][60] Pada tahun 2021, tim Rosberg berhasil memenangkan gelar juara konstruktor untuk yang pertama kalinya dari seri off-road tersebut dengan kedua pembalapnya, yaitu Johan Kristoffersson dan Molly Taylor.[61][62] Rosberg memiliki saluran vlog di YouTube,[63] dan menjadi pembawa acara podcast "Beyond Victory", di mana dia membahas kinerja dan perkembangan manusia dengan tamunya.[64] Kepribadian dan gaya membalapPara wartawan menggambarkan Rosberg sebagai orang yang pandai berbicara,[21] orang yang berbicara dengan "presisi Jermanik", dan memiliki "lebih dari sedikit kepraktisan yang cerdik, mendistribusikan pujian dengan kesetaraan yang rajin dan membumbui narasinya dengan peringatan bila diperlukan."[65] Dia telah menghindari tampil berani untuk mengesankan orang lain,[1] dan beberapa melihatnya merugikan tujuan Formula Satu untuk menarik penggemar baru karena kurangnya kepribadian dan komitmennya terhadap kebugaran.[66] Dijuluki sebagai "Britney" setelah penyanyi Britney Spears oleh rekan-rekannya di tim Williams untuk olahraga rambut pirang,[1][67] Rosberg pemalu secara pribadi,[68] pendiam, pendiam,[69] dan memiliki kecerdasan yang kering dan sarkastik, yang kadang-kadang "dimainkan dengan kemahiran yang cekatan".[70] Dia telah disebut menawan,[71] lihai,[70] cerdas, fokus, dan fotogenik.[72] Rosberg lebih suka ditantang untuk penataan,[35] dan rajin membaca buku-buku yang menambah pengetahuannya.[73] Asuhan Monegasque yang kaya dan kosmopolitan,[69] ditambah dengan poliglotisme membuatnya menggambarkan dirinya sebagai "Jerman Internasional".[71] Sepanjang karirnya, Rosberg memiliki etos kerja yang kuat, berbicara dengan para insinyur dan mekanik, dan mendekati setiap sirkuit dengan perhatian seorang kartografer.[74] Pakar Formula Satu menganggap Rosberg sebagai "di antara bintang baru yang paling menjanjikan dari apa yang disebut oleh beberapa orang sebagai 'generasi Lewis'."[75] Media dan penggemar para awalnya membandingkannya dengan juara dunia musim 1982, yakni ayahnya, Keke.[69] Perbandingan itu berkurang seiring dengan kemajuan kariernya; dia menolak untuk membahas perbandingan dengan pers, dan kesulitan untuk mencapai kesuksesan sebanyak yang jarang disebutkan oleh ayahnya.[76] Ketika Rosberg adalah rekan setim Michael Schumacher di tim Mercedes, dia sangat berhati-hati tentang apa yang dia katakan kepada pers di luar jalur, takut mereka salah menafsirkan kata-katanya.[77] Rosberg memiliki gaya membalap yang ilmiah dan teknis;[34][78] dia berusaha menyempurnakan mobilnya dengan detail spesifik, dan menyesuaikan kemampuan membalapnya dengan perubahan, terutama dalam satu putaran.[79] Dia berbagi preferensi ayahnya tentang oversteer daripada understeer, dan tidak memiliki teknik membalap yang flamboyan.[73] Persiapan kualifikasi Rosberg akan terganggu jika dia condong ke pengaturan balapan; dia menganalisis situasinya dan berusaha mengoptimalkan gaya membalapnya untuk memenangkan balapan.[80] Dia kadang-kadang menggunakan lebih banyak sirkuit, menggunakan mobilnya untuk melewati trek bergelombang untuk meminta mobil mengambil sebanyak mungkin. Rosberg kadang-kadang tidak mampu mengatasi tekanan komplikasi ekstra, dan menyebabkan dia overdrive dalam prosesnya, tetapi mahir menangani masalah teknis pada mobilnya.[78] Will Buxton, seorang komentator dan cendekiawan olahraga bermotor, menggambarkannya sebagai "cepat sejak awal" dan seorang pengemudi yang "sangat mengesankan; tampak cepat tanpa usaha dan diberkati dengan presisi yang metronomi."[70] Desain helm dan nomor mobilUntuk musim 2014, FIA membuat sebuah peraturan olahraga baru, yang memungkinkan seorang pembalap untuk memilih nomor mobil unik untuk bisa digunakan sepanjang karir Formula Satu mereka.[81] Rosberg memilih nomor enam karena itu adalah nomor keberuntungan istri dan juga ayahnya.[82] Dia juga mengganti warna helmnya setelah delapan tahun dari kuning menjadi abu-abu tua. Desain keseluruhan termasuk krom, beberapa pengaruh Buddha, garis bersih, dan simbol pribadi; itu dirancang oleh Jens Munser.[c][82][84] Prestasi dan pengakuanPada tanggal 5 Juni 2011, Rosberg menerima Lorenzo Bandini Trophy, yang memberikan penghargaan kepada penerima "atas dedikasi mereka pada balapan bermotor, semangat kompetisi, dan prestasi".[85] Pada Grand Prix Brasil 2014, ia berhasil memenangkan Trofi Pole FIA yang perdana karena memenangkan lebih banyak posisi terdepan daripada pembalap lain selama musim 2014 dengan 11.[21] Rosberg berhasil memenangkan DHL Fastest Lap Award karena dia mencatatkan tujuh putaran tercepat, lebih banyak dari pembalap lain selama musim 2016.[86] Rosberg berhasil memenangkan Penghargaan Olahragawan Terbaik Bambi pada tahun 2014,[87] Penghargaan Khusus Sport Bild 2014,[88] Trofi BRDC Johnny Wakefield 2016 untuk "menetapkan putaran balapan tercepat musim ini di Sirkuit Grand Prix Silverstone",[89] Autosport International Racing Driver Award di tahun yang sama,[90] Penghargaan ADAC Motorsportsman of the Year 2016,[91] Laureus World Sports Award for Breakthrough of the Year 2017,[92] Piala DMSB dari German Motor Sport Federation (dalam bahasa Jerman: Deutscher Motor Sport Bund; DMSB) pada tahun yang sama,[93] dan Special Prize Entrepreneur of the Year di GreenTec Awards 2018.[64] Rosberg dilantik menjadi FIA Hall of Fame pada bulan Desember 2017.[94] StatistikMusim ke musim
Rekor pribadi
Penghargaan
Catatan kaki dan referensiCatatan kaki
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Nico Rosberg.
|