Heikki Johannes Kovalainen (akrab disapa Kovy, lahir 19 Oktober 1981) adalah seorang pembalap mobil profesional asal Finlandia. Ia sempat turun di ajang Formula Satu dari musim 2007 sampai 2012 dan dua kali tampil sebagai pembalap pengganti sementara di musim 2013. Heikki merupakan pembalap Finlandia keempat yang mampu memenangi balapan F1. Kemenangan pertamanya ia raih di GP Hungaria 2008. Ia menjadi Pembalap ke-100 yang mampu menjuarai balapan Formula 1. Kovalainen juga menjadi orang Finlandia keempat yang bergabung bersama tim McLaren setelah Keke Rosberg, Mika Hakkinen, dan Kimi Räikkönen.
Pasca karier F1, Heikki sempat mengetes mobil DTM untuk BMW pada tahun 2014 sebelum kemudian membalap di ajang Super GT sejak musim 2015 sampai saat ini.
Pra Formula 1
Gokart
Kovy, begitu nama panggilan akrabnya, memulai karier kartingnya pada tahun 1991. Ia bertahan disana sampai tahun 2000. Dalam rentang waktu tersebut, ia menjadi runner-up Formula A Finlandia pada 1999 dan 2000. Tahun 2000 ia memenangi kejuaraan Nordic dan Elf Masters. Ia juga berhasil memenangi Formula Super A dan mengantarnya pada gelar Finnish Kart Driver of the Year di akhir 2000.
Formula Junior
Kovalainen kemudian pindah ke ajang Formula Renault Inggris pada 2001 di mana pada tahun sebelumnya ajang tersebut dimenangkan oleh Kimi Räikkönen. Secara umum perjalanan Kovy di dunia balap single seater berjalan mulus, dengan pengecualian ia selalu menggunakan mesin Renault dalam semua ajang balapan junior yang ia ikuti.[1] Hasil keseluruhan saat ia berada di Formula Renault adalah ia mengantungi dua kemenangan, dua pole, lima podium, dan tiga lap tercepat, yang mengantarnya pada gelar Rookie of the Year. Ia juga kemudian turun dalam ajang Formula 3 Macau Grand Prix di mana ia finish ke delapan.
Kovalainen kemudian mengikuti F3 Inggris bersama tim Fortec Motorsport, yang juga menggunakan mesin Renault. Ia menjadi pembalap yang kompetitif di paruh musim kedua, dengan hasil lima kemenangan dari Sembilan seri sisa. Ia kemudian finish ketiga di belakang Robbie Kerr dan James Courtney,[1] dan di akhir musim lagi-lagi ia memenangi gelar Rookie of the Year. Kemudian seperti tahun sebelumnya, Kovy mencoba lagi keberuntungannya dalam F3 Macau di mana kali ini ia berhasil finish kedua. Dan dalam ajang Zanvoort Marlboro Masters, Kovt berhasil duduk di P4.
Pada musim 2003, Kovy pindah ke ajang World Series by Nissan dengan berpasangan bersama Franck Montagny. Montagny lantas mendominasi musim 2003 dengan Sembilan kemenangan berbanding satu atas Kovy. Kovy kemudian bertahan di sana pada 2004, tetapi kali ini ia berganti tim menjadi Pons Racing. Kovy lantas memenangi World Series dengan 192 poin dan enam kemenangan di atas pembalap Portugis, Tiago Monteiro.[1] Kemudian dengan hasil Kimi Räikkönen yang hanya berada di peringkat 7 klasemen musim 2002 dan Marcus Gronholm yang hanya mampu berada di P5 klasemen WRC 2002, Heikki dianugrahi gelar Finnish Driver of the Year di pertengahan 2003.
Sukses di ajang World Series by Nissa, Kovy lantas mengikuti ajang GP2 pada tahun 2005 dengan bergabung bersama tim Arden Motorsport. Ia menjadi juara balapan pertama ajang pengganti Formula 3000 tersebut di sirkuit Imola, San Marino. Lawan terberat Kovy di ajang GP2 adalah anak mantan juara dunia F1 asal Finlandia Keke Rosberg yang turun atas nama negara Jerman, Nico Rosberg. Persaingan Kovy dan Nico di ajang GP2 terbilang cukup seru, di mana merekan saling bersaing secara ketat bahkan nyaris mencatatkan poin yang sama. Tetapi saat balapan di Spa-Francorchamps, Rosberg akhirnya bisa mengalahkan Kovy. Ditambah kegagalan yang dialami Kovy di Bahrain, Nico Rosberg akhirnya memastikan gelar juara GP2 2005, Kovy sendiri harus puas di posisi runner-up.
Formula 1
Renault F1 (2003–2007)
Kovalainen, Franck Montagny dan José María López mengetes mobil F1 Renault R23B pada Desember 2003. Selain dengan Renault, Kovy juga sempat mengetes mobil Minardi, dan sempat diisukan akan turun penuh dengan Minardi pada 2004. Tetapi kemudian Renault mengontrak Kovy menjadi pembalap tester kedua pada 2004 mendampingi Montagny. Setelah Montagny keluar dari tim Renault di akhir 2005, Kovy naik menjadi pembalap cadangan dan tester utama tim Renault, dengan menghabiskan jarak sekitar 28.000 km untuk testing.
Debut Kovalainen di arena Formula 1 secara resmi dimulai di GP Australia 2007.[2] Ia menemani Giancarlo Fisichella, dan menggantikan kursi panas Fernando Alonso yang hengkang ke McLaren. Di awal musim, baik Kovy maupun Fisi sama-sama kesulitan berkembang dengan mobil Renault yang kurang mumpuni. Sehingga perhatian media saat itu tercurah pada pembalap rookie Inggris, Lewis Hamilton. Bos Flavio Briatore sempat kesal dengan penampilan Kovy yang biasa saja, dan ia berharap Kovy bisa menunjukan potensi tersembunyinya di balapan selanjutnya. Kritikan Briatore membuat Kovy bangkit. Poin perdana Kovy di ajang F1 dicetaknya saat balapan kedua di Malaysia, di mana ia berhasil finish kedelapan. Sampai paruh pertama musim 2007, penampilan Kovy dan Renault terbilang biasa saja. Posisi finish terbaiknya ia cetak di GP Kanada saat finish keempat. Namun saat balapan di Perancis ia harus puas finish di P15. Sebuah keajaiban datang kemudian di GP Jepang di sirkuit Fuji pada tanggal 30 September2007.[3] Saat itu Kovy mampu finish podium tempat kedua, setelah dengan susah payah mengalahkan rekan senegaranya, Kimi Räikkönen, dan beberapa pembalap lain terlibat kecelakaan dalam balapan yang diiringi hujan deras tersebut. Dengan finishnya Heikki dan Kimi di podium, berarti Finlandia mencetak sejarah baru, di mana sebelumnya belum pernah ada dua pembalap Finlandia berdiri di atas podium sepanjang sejarah F1 dari tahun 1950.[4] Di akhir musim Heikki berada di P7 klasemen dengan 30 poin dan mencatat rekor sama dengan Tiago Monteiro yang mampu finish 16 kali dari 17 lomba dalam satu musim.
McLaren (2008–2009)
Bulan Desember 2007, secara mengejutkan, Heikki Kovalainen ditarik ke McLaren menggantikan Fernando Alonso yang memutuskan hengkang dari McLaren dan kembali ke Renault.[5][6][7] Awalnya, nama Kovy sama sekali tidak disebut oleh Ron Dennis sang bos tim McLaren. Orang cenderung lebih menjagokan Nico Rosberg, Nico Hülkenberg, Adrian Sutil, dan Sebastian Vettel. Alasan Ron merekrut Heikki adalah karena ia sangat kencang dan ramah terhadap media dan lingkungan tim. Sementara Alonso nyaris sepanjang 2007 sering melakukan tindakan yang merugikan tim hingga akhirnya ia hengkang pada 2 November 2007.
Awal musim 2008, Heikki mampu unjuk gigi bersama McLaren dengan finish podium ketiga di GP Malaysia. Setelah berhasil meraih podium pertamanya, Kovalainen kemudian mentargetkan misi lebih besar lagi, yaitu meraih kemenangan pertamanya. Sayangnya, dibandingkan rekan setimnya, ia lebih banyak ketiban sial, mulai dari masalah ban,[8] mesin, dan juga mekanisme mobil.[9] Bahkan di Spanyol, Heikki sempat mengalami kecelakaan hebat saat balapan di mana dirinya menghajar pembatas ban di lap 22.[10][11][12][13] Heikki kemudian selamat dan hanya mengalami cedera ringan di bagian kepala.[14] Kemudian nyaris sepanjang musim ia harus puas menjadi pendukung Lewis Hamilton dalam usahanya untuk meraih gelar juara dunia,[15][16] meskipun sempat di GP Inggris, Heikki Kovalainen meraih pole position pertamanya.[17][18][19]
GP Hungaria menjadi titik balik bagi Kovalainen, setelah Lewis sial akibat masalah ban kempis, Felipe Massa dengan sigap memimpin di depan, sampai tiga lap sebelum finish kala mesin V8-nya meledak.[20] Heikki yang duduk di P2 akhirnya mengambil keuntungan dari musibah Felipe, dan akhirnya menjadi orang ke-100 dalam sejarah Formula 1 yang mampu memenangi lomba. Ia juga menjadi orang Finlandia keempat (setelah Keke Rosberg, Mika Häkkinen, dan Kimi Räikkönen) yang mampu menjuarai sebuah balapan F1.[21] Setelah meraih kemenangan pertamanya, dan juga sadar melihat bahwa ia sudah tidak punya peluang bersaing merebut gelar dunia, Heikki lantas mengubah targetnya. Ia kemudian mencoba membantu tim McLaren untuk memenangkan gelar juara konstruktor. Sayangnya usahanya pupus setelah gagal finish di China. Di akhir musim, Heikki finish di P7 dengan 53 pts.
Setelah tampil cukup baik pada tahun 2008, Heikki dan rekannya, Lewis Hamilton harus mengalami masa-masa sulit di musim 2009. Sepanjang musim, ia hanya mampu membawa pulang poin di tujuh balapan. Selebihnya Heikki harus berjuang menaklukan mobil MP4-24 yang kurang mumpuni. Dimana dalam empat balapan berturut-turut Heikki gagal meraih angka. Posisi finish tertinggi Heikki di musim 2009 diraih di GP Eropa di Valencia, di mana saat itu ia berhasil finish ke-4. Ia nyaris saja meraih podium, namun strategi pit yang diterapkan tim McLaren kalah bagus oleh tim Brawn GP yang notabene sama-sama memakai mesin Mercedes-Benz. Poin terakhir Heikki bersama tim McLaren dicatat di GP Singapura saat ia finish ketujuh. Di sisa tiga balapan akhir 2009 Heikki gagal mempersembahkan poin untuk tim McLaren. Tanggal 18 November2009 diumumkan bahwa Jenson Button akan masuk menggantikan Heikki di tim McLaren mulai musim 2010.[22]
Lotus (2010–2011)
Tanggal 13 Desember 2009 dipastikan bahwa Heikki Kovalainen akan membalap untuk tim F1 baru asal Malaysia, Lotus Racing. Ia akan ditemani pembalap senior Italia, Jarno Trulli yang sudah lebih dahulu dikontrak oleh tim yang berbasis di Norfolk dan Kuala Lumpur tersebut.[23]
Lotus Racing memulai debut mereka di Grand Prix Bahrain pada tanggal 14 Maret 2010. Selama tes pra musim, mobil Lotus tampak kurang kompetitif dibandingkan para pesaingnya.[24] Heikki hanya mampu finish P15 dalam balapan pertama tim Lotus pasca GP Australia 1994 dengan selisih dua lap atas sang pemenang, Fernando Alonso. Nyaris sepanjang musim 2010 Kovy gagal meraih posisi finish terbaik, dan yang terburuk adalah saat ia gagal start di Malaysia dan Spanyol. Di Singapura, mobil Heikki mengalami kebakaran dua lap menjelang finish. Heikki, yang pernah menjadi sersan saat ia menjalani wajib militer di Finlandia, kemudian menunjukkan kebolehannya saat menangani kebakaran mobilnya dengan memadamkan sendiri kobaran api yang melalap mobilnya tersebut. Di Jepang, Kovy berhasil meraih posisi finish terbaiknya di musim 2010 saat ia finish P12. Kovy kemudian hanya mampu finish di P20 klasemen dengan tanpa meraih angka satu biji pun.
Musim 2011 Kovy masih bertahan bersama Lotus. Hasil terbaiknya saat ini adalah finis di P14 di GP Monako. Di pertengahan musim Kovy kemudian berujar bahwa Team Lotus terlalu muluk dalam memasang target pada tahun-tahun awal kehadirannya di F1 sebagai konstruktor yang kemudian tidak didukung sumber daya yang cukup memadai yang mengakibatkan mereka masih kesulitan berkembang sekalipun sudah dibantu teknologi dari Red Bull Racing dan Renault F1. Hasil terbaik Heikki di musim 2011 adalah saat ia finish P13 di Monza.
Caterham (2012–2013)
Heikki masih dipertahankan oleh tim Lotus yang kemudian berganti nama menjadi Caterham untuk musim 2012. Ia berpasangan dengan pembalap Rusia Vitaly Petrov pada musim tersebut. Sepanjang musim 2012 berjalan, Heikki kembali gagal meraih angka walaupun ia sukses finis 19 kali, terkecuali di Australia saat ia tersingkir. Hasil finis terbaik Heikki di musim 2012 adalah dua kali finis posisi ke-13, masing-masing di Monako dan Abu Dhabi.
Untuk musim 2013, posisi Kovy di tim Caterham tergeser dengan adanya keputusan tim yang memasangkan duet Charles Pic dan Giedo van der Garde.[25] Meskipun demikian Kovy masih diturunkan oleh tim Caterham sebagai pembalap khusus untuk sesi latihan bebas pertama hari Jumat di beberapa lomba.[26]
Lotus F1 (2013)
Heikki Kovalainen kembali membalap di lomba F1 setelah ia dipilih Lotus untuk menggantikan Kimi Räikkönen yang cedera. Kovalainen turun di dua lomba yaitu di AS dan Brasil.[27][28] Bagi Kovy tim Lotus tidaklah asing lagi karena ia pernah membalap disana ketika tim tersebut masih bernama Renault F1.
Race of Champions
Kovalainen juga turun dalam ajang Race of Champions (RoC). Ia pertama turun pada tahun 2004 di mana saat itu RoC digelar di Stade de France, Paris. Di dua ronde awal ia berhasil mengalahkan David Coulthard (F1) dan Jean Alesi (DTM). Kemudian di semifinal ia berhasil mengandaskan perlawanan juara dunia F1 tujuh kali Michael Schumacher dengan menggunakan Ferrari 360 Modena. Korban selanjutnya Kovy adalah juara dunia WRCSebastien Loeb yang berhasil Kovy kalahkan dengan memakai Peugeot 307 WRC di babak final. Sementara itu, dalam kejuaraan Nations Cup di event yang sama, ia berpasangan dengan Marcus Gronholm (WRC). Namun pasangan ini kalah dari duet Perancis Sebastien Loeb dan Jean Alesi di final.[29]
Tahun 2005 ia kembali turun dalam RoC dengan mengalahkan pembalap DTM Bernd Schneider dan pembalap F1 Felipe Massa, tetapi saat semifinal ia kalah dari pembalap WTCCTom Kristensen.
Dalam RoC 2006 ia kembali berpasangan dengan Marcus Gronholm dalam kejuaraan Nations Cup yang kali ini berhasil mereka menangi dengan mengalahkan pembalap DTM asal Swedia, Mattias Ekström dalam selisih 0,0002 detik saja.[30]
Pada 2007 Kovalainen dan Gronholm sekali lagi berpasangan mewakili tim Finlandia dalam ajang RoC Nations Cup.[31] Sayangnya mereka kalah dari pasangan Jerman Michael Schumacher dan Sebastian Vettel. Dalam kejuaraan individual, Kovy berhasil mengalahkan Vettel sebelum akhirnya menyerah di tangan pembalap BTCC Andy Priaulx.
Super GT
Pada musim 2015 setelah satu musim menganggur dan mengetes mobil di beberapa ajang, Heikki akhirnya memilih bergabung di ajang Super GT Jepang dengan membalap di tim SARD untuk kelas GT500 berpasangan dengan Kohei Hirate.[32] Di musim 2016 duet ini sukses menjuarai kelas GT500 yang bagi Heikki menjadi gelar kejuaraan pertamanya sejak musim 2004.[33]
Statistik
Musim ke musim
Single seater
1999: World Championship Formula A – Tony Kart/Vortex/BS
2000: World Championship Formula Super A – Tony Kart/Vortex/BS
2001: British Formula Renault – Fortec Motorsport (posisi 4 dengan 243 poin)
2002: British Formula Three – Fortec Motorsport (posisi 3 dengan 257 poin)
2003: World Series by Nissan – Gabord Competicion (runner up dengan 134 poin)
2004: World Series by Nissan – Pons Racing (juara umum dengan 176 poin)
2005: GP2 Series – Arden International Team (runner up dengan 105 poin)
2006: Formula 1 – Renault (test driver)
2007: Formula 1 – Renault (posisi 7 dengan 30 poin)
2008: Formula 1 – McLaren Mercedes (posisi 7 dengan 53 poin)
2009: Formula 1 – McLaren Mercedes (posisi 11 dengan 22 poin)
2010: Formula 1 – Team Lotus Cosworth (posisi 20 dengan 0 poin)
2011: Formula 1 – Team Lotus Renault (posisi 22 dengan 0 poin)
2012: Formula 1 – Caterham Renault (posisi 22 dengan 0 poin)
2013: Formula 1 – Lotus Renault (posisi 21 dengan 0 poin, hanya tampil 2 lomba)
2014: DTM – BMW Motorsport (test driver)
2015: Super GT – Lexus Team SARD (posisi 13 dengan 23 poin)
2016: Super GT – Lexus Team SARD (juara kelas GT500 dengan 82 poin)
2017: Super GT – Lexus Team SARD (posisi 8 dengan 44 poin)
Race of Champions
2004: Individual Winners (mengalahkan Sebastien Loeb di final)
2006: Nations Cup Winners (berpasangan bersama Marcus Gronholm)
2007: Runner-up Nations Cup (berpasangan dengan Gronholm, tetapi kalah dari Vettel dan Schumi)
^"LEXUS TEAM SARD、ドライバーはヘイキ・コバライネンに決定!" (dalam bahasa Japanese). SARD official website. 2015-02-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-12. Diakses tanggal 2015-02-06.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)