Carlos Sainz Vázquez de Castroaudioⓘ, biasa disapa sebagai Carlos Sainz, Jr.audioⓘ atau Carlos Sainz saja (lahir 1 September 1994) merupakan seorang pembalap mobil profesional asal Spanyol yang pada saat ini sedang membalap di dalam arena Formula Satu bersama dengan tim Scuderia Ferrari. Ia merupakan putra dari mantan juara dunia Reli WRC, yaitu Carlos Sainz[2][3] dan juga keponakan dari Antonio Sainz, yang juga berprofesi sebagai seorang pereli profesional. Sainz Jr. memulai debutnya di dalam ajang F1 pada Grand Prix Australia 2015 bersama dengan tim Scuderia Toro Rosso, yang mana ia juga menjadi bagian dari skema Red Bull Junior Team.
Pada pertengahan musim 2017, Sainz Jr. dipinjamkan oleh manajemen Red Bull kepada tim Renault untuk membalap di musim 2018. Sebuah perjanjian khusus lantas dibuat oleh kedua tim, dengan Sainz yang sesegera mungkin bergabung bersama dengan tim Renault mulai dari lomba Grand Prix Amerika Serikat 2017 untuk menggantikan posisi Jolyon Palmer. Usai bertahan di tim Renault selama semusim, Sainz Jr. lantas direkrut oleh tim McLaren untuk menggantikan posisi Fernando Alonso mulai dari musim 2019, dan sekaligus juga mengakhiri kontraknya dengan manajemen Red Bull. Bersama dengan tim McLaren, ia sukses meraih podium pertamanya pada saat finis di urutan ketiga di lomba Grand Prix Brasil 2019. Pada bulan Mei 2020, Sainz Jr. direkrut oleh tim Scuderia Ferrari sebagai pengganti Sebastian Vettel mulai dari musim 2021.
Karier Formula Satu
Pada tahun 2013, Sainz diumumkan sebagai pembalap tes untuk tim Red Bull dan Toro Rosso, sebagai bagian dari Tes Pembalap Muda di Silverstone.[4]
Pada tanggal 28 November 2014, diumumkan bahwa Sainz akan membalap di dalam arena F1 bersama dengan tim Scuderia Toro Rosso untuk musim 2015.[5] Ia bermitra bersama dengan pembalap asal Belanda, yaitu Max Verstappen, di tim tersebut, menyusul dipromosikannya Daniil Kvyat ke tim Red Bull Racing dan Jean-Éric Vergne meninggalkan ajang F1 dan pindah ke dalam ajang Formula E bersama dengan tim Andretti Autosport untuk musim 2014-2015 di ePrix Punta del Este 2014, Uruguay.[5][6] Sainz memilih nomor #55 sebagai nomor mobil permanennya. Ia berhasil masuk ke posisi start 10 besar dalam debut perdananya di Australia, dan menyelesaikan lomba di posisi kesembilan.[7] Pada sesi latihan bebas ketiga di Grand Prix Rusia 2015, Sainz kehilangan kendali atas mobilnya saat memasuki area tikungan ke-13 di Sochi Autodrom, menabrak dinding dan kemudian menabrak tembok pembatas Tecpro. Setelah menghabiskan satu malam di rumah sakit, ia diizinkan untuk bisa turun lomba pada hari berikutnya, namun gagal finis.[8] Pada lomba Grand Prix Amerika Serikat, ia berhasil finis di posisi ketujuh, yang merupakan poin terakhirnya tahun ini. Ia finis di posisi ke-15 di musim pertamanya bersama dengan tim Toro Rosso.[9]
Sainz mengawali musim 2016 dengan finis di urutan kesembilan di Australia, diikuti oleh hasil gagal finis di Bahrain. Dalam lomba di Cina, ia kembali finis di urutan kesembilan. Setelah gagal meraih poin pada Grand Prix Rusia, ia finish di urutan keenam di Spanyol, kedelapan di Monako, dan kesembilan di Kanada, sebelum kemudian ia gagal finis dalam lomba di Eropa. Ia kemudian mencatat tiga kali raihan posisi finis kedelapan di Austria, Inggris, dan Hungaria. Selanjutnya, Sainz mencatat raihan finis tanpa pernah meraih poin sampai dengan Grand Prix Amerika Serikat, di mana ia pada akhirnya bisa finis di urutan keenam. Ia lantas gagal mencatatkan poin di Meksiko, finis di posisi keenam di Brasil, dan tanpa poin di Abu Dhabi. Di akhir musim, ia finis di urutan ke-12 di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan total 46 poin.[10]
Sainz memulai musim 2017 dengan finis di urutan ketujuh di Australia. Di Cina, ia membuat langkah paling berani saat lomba berjalan dengan menjadi pembalap satu-satunya yang memakai ban kering. Langkah ini berhasil dan ia finish di urutan kedelapan. Sainz gagal finis di Bahrain setelah bertabrakan dengan Lance Stroll ketika ia keluar dari pit, yang menghasilkan penalti turun tiga posisi pada balapan berikutnya di Rusia. Pada lomba tersebut, ia berhasil finis di urutan kesepuluh. Di Spanyol, ia sekali lagi finish di urutan ketujuh, disusul kemudian dengan raihan finis di urutan keenam di Monako dengan menahan laju Lewis Hamilton. Di Kanada, Sainz tersingkir dari arena usai terlibat insiden selepas start dengan Romain Grosjean dan Felipe Massa. Ia lantas finis di urutan kedelapan di Baku, sebelum finis di posisi ketujuh di Hungaria, setelah sebelumnya gagal mencetak poin di Austria dan Inggris. Memasuki sisa musim, ia berhasil finis di urutan kesepuluh di Belgia, posisi ke-14 di Italia, dan posisi ke-4 di Singapura. Pada Grand Prix Malaysia,[11] ia tersingkir karena mengalami masalah mesin. Kemudian, di Jepang, sekali lagi ia harus tersingkir, kali ini karena insiden.[12]
Pada tanggal 7 Oktober 2017, diumumkan bahwa Sainz akan menggantikan posisi Jolyon Palmer, dan akan bermitra bersama dengan Nico Hülkenberg di tim Renault, terhitung mulai dari Grand Prix Amerika Serikat 2017, dengan Daniil Kvyat yang kembali ke tim Toro Rosso untuk mengambil alih kembali tempat lamanya. Dalam lomba pertamanya untuk tim Renault, Sainz menyelesaikan lomba di urutan ketujuh dan mengalahkan Nico Hülkenberg. Catatan yang diraih oleh Sainz ini menjadi prestasi tersendiri, karena sebelumnya Jolyon Palmer belum bisa melakukan hal tersebut sepanjang musim berjalan, meskipun di sisi lain Sainz juga terbantu oleh keputusan Hülkenberg yang tidak turun di sesi kualifikasi Q2 akibat terkena hukuman.
Performa yang kurang mengesankan diikuti pada lomba berikutnya di Meksiko. Sainz meraih posisi start kesembilan dengan selisih waktu sangat tipis dari Hülkenberg yang ada di urutan kedelapan. Sainz memulai lomba di urutan ketujuh setelah Daniel Ricciardo terkena penalti ganti mesin. Setelah putaran pertama, Sainz naik ke posisi lima tetap di belakang Hülkenberg usai Sebastian Vettel dan Lewis Hamilton bertabrakan di awal lomba. Namun, tidak lama berselang, Sainz melintir di bagian trek yang berkecepatan tinggi, dan terpaksa masuk pit untuk mengganti ban. Selanjutnya, di sisa lomba, kendala lain datang untuk Sainz, yaitu masalah kemudi, yang kemudian membuatnya terpaksa menepi ke garasi. Di sisa lomba akhir musim, Sainz gagal mencetak poin lagi.
Sainz menyelesaikan musim ini di posisi kesembilan dengan total 54 poin, yang merupakan gabungan dari poinnya di tim Toro Rosso dan Renault.
Sainz memiliki awal yang positif pada musim 2018, dengan meraih poin dalam lima dari enam lomba pertama di musim ini, meskipun dalam empat lomba ia selalu finis di belakang Hülkenberg. Dalam lomba Grand Prix Azerbaijan, Sainz sukses finis di posisi kelima. Di akhir musim, Sainz duduk di posisi kesepuluh dengan 53 poin.[13][14]
Pada tanggal 16 Agustus 2018, diumumkan bahwa Sainz akan berlomba untuk tim McLaren mulai dari musim 2019, menggantikan posisi rekan senegaranya, yaitu Fernando Alonso, yang lebih memilih untuk pensiun di akhir musim 2018.[15] Setelah awal yang sia-sia untuk musim ini karena mengalami masalah reliabilitas mobil di Grand Prix Australia dan terlibat dalam tabrakan di Bahrain dan Tiongkok, Sainz secara konsisten mencetak poin setelahnya dengan sering finis di posisi terbaik di belakang enam pembalap teratas. Dalam lomba Grand Prix Brasil, Sainz pada awalnya finis di urutan keempat, setelah memulai lomba di posisi ke-20 atau terakhir setelah masalah mesin di sesi kualifikasi, tetapi kemudian ia naik ke posisi podium ketiga setelah Lewis Hamilton menerima penalti karena menyebabkan tabrakan dengan Alexander Albon. Hasil ini menjadi podium F1 yang pertama untuk Sainz.[16] Di akhir musim, Sainz telah hampir menggandakan total poinnya dari musim terbaik sebelumnya, yaitu musim 2017. Dalam lomba di Abu Dhabi, Sainz berhasil melewati Hülkenberg di putaran terakhir untuk menempati posisi kesepuluh, mencetak satu poin yang membuatnya mendapatkan posisi keenam di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap di akhir musim.
Sainz memulai musim 2020 dengan finis di posisi kelima, diikuti dengan posisi kesembilan di Grand Prix Austria dan Stiria. Pada sesi kualifikasi untuk GP Stiria, ia mendapat posisi ke-3, hasil kualifikasi karir terbaiknya pada saat itu; dan menyelesaikan balapan dengan mencetak putaran tercepat pertamanya di dalam ajang Formula Satu, dan sekaligus membuat rekor trek Red Bull Ring yang baru.[17]
Sainz mengalami kebocoran ban di Grand Prix Inggris 2020 di putaran terakhir ketika ia berada di posisi keempat; ia pada akhirnya mengakhiri lomba di posisi ke-13.[18] Sedangkan di Grand Prix Ulang Tahun ke-70, Sainz mengawali balapan di posisi ke-12[19] dan menyelesaikan lomba di urutan ke-13[20] setelah mengalami masalah pada saat pit-stop.[21] Pada sesi kualifikasi untuk Grand Prix Belgia 2020, Sainz mendapat posisi ke-7, namun tidak dapat mengawali balapan karena sebuah masalah dengan sistem pembuangan.[22][23] Di lomba selanjutnya, yaitu Grand Prix Italia 2020, ia finis di posisi kedua di belakang Pierre Gasly, yang merupakan posisi terbaiknya sejauh ini.[24]
Ia menyelesaikan musim terakhirnya bersama dengan tim McLaren di posisi keenam di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, dengan 105 poin.[25]
Sainz bergabung bersama dengan tim Scuderia Ferrari dengan durasi kontrak dua musim mulai dari musim 2021, menggantikan posisi Sebastian Vettel[26] yang pindah ke tim Aston Martin.[27] Di Grand Prix Bahrain, ia memulai dan mengakhiri balapan di posisi ke-8. Ia kemudian memulai dari posisi ke-11 di Grand Prix Emilia Romagna dan finis di posisi ke-5, mengejar rekan setimnya, yaitu Charles Leclerc. Dia mendapatkan podium ketiga sepanjang karirnya, dan yang pertama bersama dengan tim Ferrari, setelah finis di posisi ke-2 di Grand Prix Monako 2021.[28] Banyak yang telah memuji kemampuannya untuk beradaptasi cepat dengan tim Ferrari dibandingkan dengan rekan setimnya, yaitu Leclerc, di balapan-balapan pembuka musim.[29][30] Ia finis di posisi ke-4 di Grand Prix Hungaria, namun posisi finisnya berubah menjadi posisi ke-3 setelah Sebastian Vettel terkena penalti.[31] Sainz memulai Grand Prix Rusia di posisi ke-2, dan berhasil menyalip Lando Norris di putaran pertama. Namun, pada akhirnya, Sainz menyelesaikan balapan di posisi ke-3, podium ketiganya bersama dengan tim Ferrari.[32][33]
Sainz mendapat posisi ketiga pada sesi kualifikasi untuk Grand Prix Bahrain di belakang Max Verstappen dan rekan setimnya, yaitu Leclerc.[34] Ia bertahan di posisinya sampai Verstappen mundur dari balapan karena mengalami masalah pada mobilnya. Ia pun naik ke posisi kedua di dan membantu mengamankan posisi finis 1-2 untuk tim Ferrari.[35] Pada bulan April 2022, Sainz menandatangani sebuah perpanjangan kontrak dengan tim Ferrari sampai dengan tahun 2024.[36] Sainz berhasil mendapat posisi pole dan kemenangan pertamanya di dalam ajang Formula Satu di Grand Prix Inggris.[37][38] Sainz berada di urutan ketiga di Grand Prix Austria ketika kegagalan mesin mengakhiri balapannya. Dia start dari grid paling belakang di Grand Prix Prancis setelah mengambil komponen mesin baru, dan finis di urutan kelima, meskipun ada penalti waktu karena pelepasan pit yang tidak aman. Dia mengambil posisi pole keduanya di Grand Prix Belgia, naik ke depan pada saat Verstappen melakukan penalti mesin, tetapi tertinggal di belakang kedua pembalap Red Bull untuk finis di posisi ketiga.[39]
Sainz finis kelima di Grand Prix Belanda, tetapi diturunkan ke urutan kedelapan melalui penalti, lagi-lagi karena pelepasan pit yang tidak aman. Dia start dari posisi kedelapan belas di Grand Prix Italia dengan penalti komponen mesin, tetapi pulih untuk finis di posisi keempat. Pada Grand Prix Jepang yang terkena dampak hujan, dia tersingkir dari posisi ketiga pada putaran pembuka. Dia mengklaim posisi pole ketiganya di Grand Prix Amerika Serikat, tetapi berhenti karena mobilnya cedera setelah dihantam oleh George Russell di tikungan pertama.[40]
Sainz akan membalap untuk tim Ferrari hingga akhir musim 2024 setelah menandatangani perpanjangan kontrak.[41]
† Pembalap tidak menyelesaikan lomba tetapi diklasifikasikan karena menyelesaikan lebih dari 90% jarak lomba.
‡ Separuh poin diberikan karena kurang dari 75% jarak lomba diselesaikan.
* Musim sedang berlangsung.