Sébastien Olivier Buemi (dikenal dengan nama Sebastien Buemi, lahir 31 Oktober 1988) adalah seorang pembalap mobil profesional asal Swiss yang pada saat ini berkompetisi di dalam ajang Formula E bersama dengan tim Envision Racing. Ia sempat turun di dalam ajang Formula Satu bersama dengan tim Scuderia Toro Rosso dari musim 2009 hingga musim 2011. Setelah meninggalkan ajang Formula Satu, Buemi menjadi pembalap cadangan untuk tim saudara Scuderia Toro Rosso, yaitu Red Bull Racing, dari tahun 2012 hingga 2013. Ia kembali lagi ke tim Red Bull Racing pada tahun 2019 sebagai pembalap cadangan.
Buemi telah membalap di dalam ajang FIA Formula E Championship bersama dengan tim e.dams Renault (sekarang Nissan e.dams) sejak musim 2014. Ia berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Formula E pada musim 2015-16. Buemi juga menjadi bagian dari Nismo Global Driver Exchange.
Pra-Formula 1
Formula Junior dan A1GP
Setelah berkecimpung cukup lama di balapan gokart, Buemi mencoba peruntungannya di Formula BMW Jerman pada 2004 dan 2005, dengan hasil masing-masing P3 (2004) dan P2 (2005) di klasemen akhir. Dan dalam final Formula BMW Dunia pada 2005 ia berhasil menjadi runner-up.
Setelah sukses di FBMW, ia lantas turun balapan satu kali di Formula 3 Spanyol, dan kemudian di 2006 ia pindah ke ajang Formula 3 Euroseries, dengan hasil P12 klasemen akhir. Ia bertahan di sana sampai musim 2007 usai, dan hasilnya adalah P2 dalam klasemen pembalap. Selain itu ia juga turun di ajang Ultimate Masters of Formula 3 dan Macau Grand Prix. Kemudian pada A1GP musim 2006-07, Buemi menjadi salah satu pembalap tim F1 Swiss, bergantian dengan Neel Jani dan Marcel Fassler. Tim Swiss sendiri finish di posisi 8 klasemen akhir.
Seri GP2
Buemi lantas terdaftar sebagai pembalap untuk tim ART Grand Prix menggantikan posisi Michael Ammermuller yang cedera pada Seri GP2 musim 2007. Dalam debutnya di Monako, ia tampil memukau dengan berada di P4 pada saat sesi kualifikasi dan finish ke-7 pada saat balapan. Pada musim 2008, ia pindah ke Arden International Team yang dimiliki oleh Christian Horner, untuk turun di Seri GP2 Asia.[2] Hasilnya adalah posisi runnerup di klasemen akhir dengan sekali menang dan empat kali podium kedua. Selain di GP2 Asia Series, Buemi juga turun di GP2 International Series, di mana ia berhasil memenangi balapan sprint race, namun gagal di feature race karena mengalami masalah teknik pada mobilnya. Di akhir musim, ia mengakhiri kejuaraan dengan berada di P6 di klasemen akhir.
Pada tanggal 19 September 2008, tim adik dari RBR, yaitu Scuderia Toro Rosso (STR), secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan memakai jasa Buemi sebagai pembalap untuk musim 2009.[5] Penandatanganan kontrak sendiri dilakukan pada tanggal 9 Januari 2009.[6] Dengan hal tersebut, Buemi menjadi pembalap mobil profesional asal Swiss yang pertama sejak Jean-Denis Délétraz yang turun di Grand Prix Eropa 1995 bersama dengan tim Pacific Racing.
Buemi memulai debutnya dengan baik di Grand Prix Australia 2009 dengan meraih satu poin di P8, ia lantas naik ke P7 dan mendapat tambahan satu poin setelah Lewis Hamilton terkena diskualifikasi (DQ). Dan di China ia kembali meraih poin dengan finish di P8 dalam balapan basah tersebut. Selanjutnya, Buemi tidak bisa meraih angka walaupun sukses finish beberapa kali di posisi 10 besar. Poin bersih kembali berhasil Buemi dapatkan pada saat finish di P7 di Grand Prix Brasil, dan P8 di Grand Prix Abu Dhabi. Buemi menyelesaikan musim ini di posisi keenam belas dengan 6 poin sebagai rookie terbaik.
2010
Pada tanggal 9 November 2009, dipastikan bahwa Buemi akan membalap untuk musim kedua bersama dengan tim Toro Rosso.
Selama berlangsungnya sesi latihan bebas pertama untuk Grand Prix Tiongkok 2010, wishbone suspensi depan mobil Toro Rosso milik Buemi patah pada saat dia mengerem menuju Tikungan ke-14. Kedua roda depan mobilnya terlepas pada saat Buemi melaju dengan kecepatan lebih dari 300 km/h (190 mph). Salah satu roda mobilnya melewati pagar pengaman, dan mendarat di area penonton, dan kehilangan juru kamera dalam perjalanannya. Mobil Buemi terus melaju ke depan, membelok ke kiri, dan meluncur di sepanjang Penghalang Armco, dan menjatuhkan sayap depan mobilnya. Baik Buemi maupun penonton tidak ada yang terluka akibat kejadian tersebut. Tim Toro Rosso menyalahkan kegagalan lini sayap depan yang baru atas insiden tersebut.[7] Buemi menyelesaikan musim 2010 dengan mencetak delapan poin, sedangkan rekan setimnya, yaitu Alguersuari, mencetak lima poin. Dia berada di urutan keenam belas lagi di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap.
2011
Buemi, bersama dengan rekan setimnya dari musim 2009 dan 2010 – Jaime Alguersuari, terus membalap untuk tim Scuderia Toro Rosso pada musim 2011.
Pada tanggal 14 Desember 2011, diumumkan secara resmi bahwa Buemi dan Alguersuari telah dikeluarkan oleh tim, dan akan digantikan oleh Daniel Ricciardo dan Jean-Éric Vergne untuk musim 2012.[8]
Red Bull Racing (2012–sekarang)
2012
Pada bulan Januari 2012, diumumkan secara resmi bahwa Buemi akan bergabung kembali bersama dengan tim Red Bull Racing sebagai pembalap penguji dan cadangan untuk musim 2012, serta bertindak sebagai pembalap cadangan Toro Rosso.[9]
Buemi melanjutkan perannya sebagai pembalap penguji dan cadangan Red Bull untuk musim 2013[10] dan 2014.
Buemi kembali diumumkan secara resmi sebagai pembalap cadangan pada musim 2019 untuk tim Red Bull Racing. Ia mengikuti sesi Tes Pembalap Muda 2020 bersama dengan skuad Milton Keynes. Pada musim 2023, Buemi tidak masuk dalam daftar pembalap cadangan Red Bull.[11]
FIA World Endurance Championship
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. (October 2022)
Buemi juga menandatangani kesepakatan untuk mengikuti 24 Hours of Le Mans bersama dengan tim Toyota Motorsport GmbH, mengendarai mobil Toyota TS030 Hybrid bersama dengan Anthony Davidson dan Hiroaki Ishiura (yang kemudian mengundurkan diri dan digantikan oleh Stéphane Sarrazin).[12] Setelah tampil bertenaga, mobil tersebut sempat berada di posisi ketiga pada sore hari ketika Davidson bertabrakan dengan GT Ferrari dan mengalami kecelakaan hebat.
Pada musim 2013, Buemi terus membalap bersama dengan tim Toyota selama satu musim penuh dan berakhir dengan posisi ketiga dalam Kejuaraan Dunia Pembalap. Untuk musim 2014, ia mengendarai mobil baru Toyota – Toyota TS040 Hybrid. Dengan empat kemenangan dan tujuh podium dari delapan balapan, Buemi menjadi Juara Pembalap Ketahanan Dunia bersama dengan rekan setimnya, yaitu Anthony Davidson.[1]
Pada tahun 2022, Buemi telah berhasil memenangkan gelar FIA WEC sebanyak tiga kali, dan memenangkan ajang 24 Hours of Le Mans sebanyak empat kali.
Formula E
Buemi pada saat ini adalah salah satu pembalap yang tersukses dalam sejarah seri ini setelah meraih banyak kemenangan, pole, putaran tercepat, dan poin di seri tersebut.
Musim Buemi tidak dimulai dengan mudah karena ia mengundurkan diri di Beijing setelah memulai dari grid terakhir dan tidak mampu menentukan waktu kualifikasi pada putaran berikutnya di Putrajaya, dia berada di urutan ke-19 di grid. Buemi menjalani perlombaan pemulihan yang brilian setelah memulai di posisi ke-19 dan finis di posisi ke-3 di podium di depan rekan setimnya yang memulai di posisi ke-11. Pada putaran ketiga musim ini Buemi mengamankan kemenangan balapan pertamanya di Punta del Este. Buemi memulai dengan pole position pada putaran berikutnya di Buenos Aires untuk pertama kalinya dalam karirnya tetapi tersingkir dari balapan setelah memimpin. Buemi kemudian berhasil menang di Monako dan balapan perdana di London, keduanya dari posisi pole, sedangkan ia finis di posisi kedua di Berlin. Buemi menyelesaikan musim ini di posisi kedua di dalam klasemen akhir Kejuaraan Pembalap, hanya terpaut satu poin saja dari penghitungan Nelson Piquet Jr.
Musim 2015–16
Di musim kedua, Buemi mendominasi tahap awal kejuaraan. Pada putaran pembukaan musim di Beijing Buemi mengamankan pole, putaran tercepat, dan kemenangan balapan. Cerita serupa juga terjadi pada putaran berikutnya di Putrajaya sebelum mobil Buemi mengalami kerusakan mekanis pada saat memimpin jalannya balapan. Setelah melakukan kesalahan dalam sesi kualifikasi di Punta del Este, Buemi berada di posisi kelima di grid, namun kemudian mengklaim putaran tercepat ketiganya dalam tiga balapan dan satu kemenangan balapan lagi. Selanjutnya, ia menempati posisi kedua di Buenos Aires dan Meksiko.
Setelah finis di posisi ketiga di Paris, Buemi kemudian berhasil mencetak kemenangan ketiganya musim ini di Berlin, menyiapkan final yang menegangkan di London. Karena Buemi harus finis di depan rivalnya, yaitu Lucas di Grassi, untuk memenangkan gelar kejuaraan pada balapan kedua akhir pekan, dia ditabrak oleh Di Grassi sendiri di tikungan pertama. Oleh karena itu, gelar juara tersebut ditujukan kepada siapa pun yang dapat memperoleh poin bonus putaran tercepat di mobil kedua mereka. Meskipun menghadapi tekanan yang sangat besar, namun Buemi berhasil mencatatkan waktu tercepat untuk menjadi juara Formula E musim 2015-16.
Musim 2016–17
Musim ketiga dimulai dengan sangat baik bagi Buemi, setelah ia berhasil memenangkan tiga putaran pertama kejuaraan, menjadi pembalap Formula E yang pertama yang berhasil mencapai prestasi tiga kemenangan berturut-turut. Buemi kemudian meraih tiga kemenangan lagi di Monako,[13]Paris,[14] dan Berlin,[15] sebelum 4 balapan terakhir di New York City dan Montreal, keduanya bertajuk balapan ganda.
Namun, Buemi melewatkan acara di New York karena komitmennya terhadap WEC bersama dengan tim Toyota dan berpartisipasi dalam 6 Hours of Nürburgring sebagai gantinya, dengan pembalap cadangan dan Tes Red Bull dari F1, yaitu Pierre Gasly, menggantikan posisinya.[16] Selain itu, ia didiskualifikasi dari dua balapan karena pelanggaran teknis. Pada akhirnya, hilangnya poin ini menyebabkan Buemi kehilangan gelar juara karena saingannya, yaitu Lucas di Grassi, berhasil merebut gelar juara pada balapan terakhir.
Musim 2017–18
Buemi mengalami awal musim yang sulit, hanya meraih satu poin saja dari balapan-ganda pembuka di Hong Kong, karena terlibat dalam beberapa insiden, termasuk dengan rival perebutan gelar juara dari musim sebelumnya, yaitu Lucas di Grassi. Buemi membalas dengan posisi terdepan di Marrakesh. Ia memimpin jalannya balapan hingga 4 putaran menjelang akhir, ia dilewati oleh pembalap Mahindra, yaitu Felix Rosenqvist. Dia berhasil meraih dua kali naik podium pada dua balapan berikutnya, yang membuatnya berada di posisi ke-4 di klasemen sementara Kejuaraan Pembalap. Namun, ia tersingkir pada balapan berikutnya di Punta del Este. Namun, mobil Renault e.dams miliknya terbukti tidak sekompetitif musim-musim sebelumnya, dan meskipun secara konsisten berhasil mencetak poin, namun ia tidak berhasil meraih kemenangan balapan atau podium untuk 4 balapan berikutnya. Pada ePrix terakhir musim ini, dengan balapan-ganda di New York, Buemi berhasil meraih pole di kedua putaran, dengan putaran terakhir diraih pada sesi kualifikasi basah yang pertama di dalam sejarah ajang Formula E. Namun, dia tertinggal di belakang mobil yang lebih cepat pada balapan, di mana dia masing-masing finis di posisi ke-3 dan ke-4. Artinya, ia menyelesaikan musim di peringkat ke-4, posisi terendah di klasemen akhir Kejuaraan Pembalap sejak ajang Formula E dimulai, dengan 125 poin. Tim Renault e.dams menyelesaikan musim ini dengan berada di posisi ke-5 di dalam klasemen akhir Kejuaraan, pertama kalinya mereka tidak berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Tim, dengan Buemi yang mencetak 125 dari 133 poin yang dikumpulkan oleh tim.
Nissan e.dams (2018–2022)
Diumumkan secara resmi bahwa tim DAMS akan beralih dari Renault ke Nissan mulai dari musim 2018-19. Buemi pada awalnya dimaksudkan untuk bermitra bersama dengan Alexander Albon, yang membalap untuk tim DAMS di dalam ajang Formula 2, namun ia dilepaskan oleh tim DAMS untuk bergabung bersama dengan mantan tim Buemi, yaitu tim Toro Rosso, untuk berlomba di dalam ajang F1 di Kejuaraan Dunia Formula Satu musim 2019. Posisi Albon lantas digantikan oleh Oliver Rowland, yang sebelumnya membalap untuk tim DAMS di dalam ajang Formula 2 pada tahun 2017.
Musim 2018–19
Buemi memulai musim ini dengan start dari posisi ke-3 di grid, namun merosot ke posisi ke-6 di akhir balapan. Pada putaran berikutnya di Marrakesh, Buemi kembali start di posisi ke-3 di grid, namun harus menghindari putaran Jean-Éric Vergne dari tim Techeetah, dan gagal dalam urutan. Namun, di akhir balapan, ia kembali bangkit ke posisi ke-8. Pada balapan berikutnya, di Santiago, ia mewarisi posisi terdepan ketika Lucas di Grassi didiskualifikasi karena pelanggaran teknis. Namun, ia kehilangan keunggulan menjelang akhir balapan karena mengalami rem blong pada mobilnya. Kemalangan Buemi terus berlanjut, ketika pada balapan berikutnya, ia dan rekan setimnya, yaitu Rowland, kehabisan tenaga satu putaran sebelum balapan berakhir, masing-masing berada di posisi ke-4 dan ke-3, setelah Nissan salah menghitung jumlah putaran yang tersisa. Hal ini diikuti dengan kegagalan suspensi yang menyebabkan dia mundur dari putaran berikutnya. Pada ronde berikutnya, ia mengalami kecelakaan saat melaju superpole, dan karenanya lolos ke posisi ke-6, namun ia kemudian didiskualifikasi karena pelanggaran teknis dan harus start dari pit-lane. Pada putaran terakhir, dia berhasil naik ke posisi ke-8, tetapi ketika mencoba menyalip Robin Frijns, Buemi menabrak punggungnya, dan menyebabkan Frijns mengalahkan di Grassi, membuat Buemi naik ke posisi ke-6, sementara di Grassi langsung mundur, dan Frijns tertatih-tatih kembali ke garis finis di urutan ke-14. Buemi mendapat penalti waktu 10 detik karena menyebabkan tabrakan dan diklasifikasikan di posisi ke-8, posisinya sebelum kecelakaan. Dia juga mengalami masalah di Roma dan Paris. Namun, setelah meraih pole di ePrix Berlin, hasilnya meningkat. Dia finis di posisi kedua, setelah di Grassi berhasil menyalipnya dan memenangkan perlombaan tersebut. Di Bern, dan di Race 2 di New York, dia finis di posisi ketiga. Kemenangan pertamanya di musim ini terjadi pada Race 1 di New York, setelah meraih posisi pole. Dia diserang oleh pembalap Jaguar, yaitu Alex Lynn. Namun, pembalap asal Inggris itu pensiun karena kehilangan tenaga. Setelah itu, Buemi mempertahankan margin yang nyaman untuk memenangkan perlombaan atas rekan setim Lynn, yaitu Mitch Evans, yang melakukan comeback yang luar biasa dari posisi ke-13 di grid. Pada akhir musim, Buemi telah menyalip 11 pembalap, termasuk penantang gelar juara, yaitu Evans dan di Grassi, untuk naik dari posisi ke-13 ke posisi ke-2 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Pembalap.
Buemi melanjutkan dengan tim Nissan e.dams, dengan Maximilian Günther sebagai rekan setim barunya pada tahun 2022.[19] Musim ini sekali lagi gagal menghasilkan podium apa pun bagi Buemi, yang mencetak hasil terbaik yaitu finis di posisi kelima di Kota New York, yang menempatkannya di urutan ke-15 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap.
Envision Racing (2023–)
Musim 2022–23
Pada bulan Oktober 2022, Buemi secara resmi mengumumkan bahwa dia akan beralih ke tim Envision Racing, menggantikan posisi Robin Frijns yang keluar, dan bermitra bersama dengan Nick Cassidy, dengan durasi kontrak selama dua tahun.[20] Selain itu, ia mengakhiri hubungan delapan tahun dengan tim e.dams, yang telah dimulai pada musim Formula E pertamanya.[21] Setelah menempati posisi keenam pada balapan pembuka musim di Mexico City,[22] Buemi berhasil mencetak posisi pole pertamanya sejak akhir pekan ePrix New York City 2019 di Diriyah, setelah mengalahkan rookieJake Hughes di tahap akhir kualifikasi.[23][24] Dia berhasil meraih poin pada kedua balapan di Arab Saudi, masing-masing berakhir di posisi keempat dan keenam.[25] Pada ePrix Hyderabad, Buemi nerhasil menyelesaikan balapan yang kacau pada posisi ketiga, namun ia mendapatkan penalti yang menurunkan dirinya ke posisi ke-15.[26] Ia kembali mengalami ketidakberuntungan di Cape Town setelah mobil yang dikendarainya ditabrak oleh Pascal Wehrlein yang melakukan pengereman terlambat saat memasuki Tikungan ke-10. Ia berhasil menyelesaikan balapan tersebut di posisi kelima, meski harus melangsungkan balapan menggunakan mobil yang rusak.[27]
Pada tahun 2009, Buemi tinggal di Bahrain bersama dengan keluarga dan pacarnya, yaitu Jennifer.[29] Sejak saat itu, dia pindah ke Swiss.[30] Dia dan Jennifer menikah pada tahun 2015, dan mereka memiliki dua putra bersama.[31] Kakeknya, yaitu Georges Gachnang, dan sepupu pertamanya, yaitu Natacha Gachnang, juga seorang pembalap.[32][33]
Pada tahun 2013, Buemi dan Johnny Herbert membimbing enam kontestan dalam ITV4seri realitasprimetime, dengan tujuan untuk mengambil pemain permainan video Gran Turismo ke balapan Dubai 24 Jam sebagai pembalap sungguhan.[34] Negara-negara lain di benua Eropa mengadakan pertandingan panas yang dibimbing oleh Vitantonio Liuzzi.[35]
Pada tanggal 18 April 2023, Buemi menjadi ayah untuk yang ketiga kalinya dengan lahirnya putra barunya.
Statistik
Biodata
Nama lengkap: Sebastien Olivier Buemi
Tempat tanggal lahir: lahir 31 Oktober 1988
Status: Single
Debut F1:Australia 2009 (bersama Scuderia Toro Rosso)
^"Buemi's F1 "race" debut". Autosport. 194 (3): p. 15. 2008.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Teks tambahan (link)
^"Buemi's grandfather". forums.autosport.com. 30 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 February 2022. Diakses tanggal 11 February 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)