Kontroversi menyelimuti tim Red Bull dan Toro Rosso selama peluncuran mobil musim 2007, di mana beberapa tim pengguna mesin parbrikan melayangkan protes. Tim Williams dan Spyker mengklaim bahwa mobil yang digunakan oleh kedua tim tersebut merupakan mobil yang sama yang dirancang oleh Red Bull Technology, pihak ketiga yang juga merupakan anak perusahaan dari induk kedua tim yaitu Red Bull. Yang memang kedua tim tersebut tidak merancang mobil mereka sendiri, yang mana merupakan pelanggaran dari Perjanjian Concorde menurut tim Williams dan Spyker.[2] Namun FIA menyatakan bahwa mobil-mobil tersebut tidak melanggar dan sudah sesuai dengan regulasi musim tersebut. Gerhard Berger, Christian Horner serta staf Toro Rosso dan Red Bull Racing lainnya juga menyatakan bahwa perwakilan hukum mereka telah memastikan bahwa mobil-mobil yang mereka jalankan sudah sesuai dengan regulasi, begitu pula dengan prosedur-prosedur yang ada dalam pembuatan mobil tersebut (kedua tim memakai sasis yang sama, yang dirancang oleh Red Bull Technology) juga sudah sesuai.[butuh rujukan]
Sejarah balap
Mobil RB3, dikendarai oleh kedua pembalap Red Bull yaitu Mark Webber dan David Coulthard, memiliki kecepatan yang cukup untuk meraih poin, performa mobil tersebut ditunjukkan oleh Webber melalui kualifikasinya yang sering menembus posisi sepuluh teratas dan Coulthard yang mencetak waktu tercepat pada tes pramusim di Barcelona.[3] Desain mobil RB3 merupakan desain khas Adrian Newey, di mana RB3 memiliki kemiripan dengan mobil-mobil terdahulu yang dirancang oleh Newey seperti McLaren MP4-20 tahun 2005. Namun, seperti McLaren, keandalan yang buruk dan masalah mekanis telah menghambat pengemudi dalam banyak kesempatan. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah masalah kecil seperti pedal rem yang rusak[4] dan tutup bahan bakar yang sering macet. Namun, masalah keandalan terbesar RB3 terdapat sejak hadirnya girboks dengan perpindahan mulus pada mobil, yang menyebabkan beberapa balapan di mana tim Red Bull tidak finis yang terjadi pada kedua pembalap, Mark Webber and David Coulthard. Salah satu kejadian tidak finish tersebut terjadi pada kedua pembalap tersebut, masing-masing di Grand Prix Monako dan Kanada.[5]
Pendapat yang diberikan selama musim 2007 memandang bahwa RB3 memiliki banyak potensi, walaupun pendapat tersebut tidak disukai oleh David Coulthard.[6] Menuju pertengahan musim, setelah dibuat frustasi akibat dari kejadian tidak finis yang terus merenggut kesempatan untuk meraih poin kejuaraan, Kepala Tim Christian Horner menjalankan metode evaluasi secara menyeluruh untuk mengatasi dan menghilangkan segala masalah pada bagian teknis mobil,[7] dimana perekrutan anggota tim baru yaitu Geoff Willis (sebelumnya ada di tim Williams dan BAR/Honda), diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik pada musim 2008.
Hasil terbaik dari mobil RB3 diraih oleh Mark Webber, dimana ia berhasil meraih posisi podium dalam kondisi cuaca yang berubah-ubah pada Grand Prix Eropa 2007. RB3 meraih poin hanya pada dua balapan lain dengan Webber, yaitu posisi 7 di Grand Prix Amerika Serikat dan Belgia, walaupun RB3 memiliki kecepatan yang konsisten pada kualifikasi, yaitu memulai balapan di posisi 11 besar pada 11 balapan. Coulthard meraih hasil yang lebih baik, meraih poin di empat balapan. Serta berada di posisi keempat pada Grand Prix Jepang, balapan di mana Mark Webber sempat berada di posisi kedua sebelum ditabrak oleh Sebastian Vettel, pembalap dari tim Toro Rosso, ketika masa safety car.
Warna dan sponsor
Pada Grand Prix Inggris, kedua mobil Red Bull memasang warna khusus yang berisi foto-foto yang dikirimkan oleh penggemar sebagai bagian dari acara amalWings for Life. Lebih dari 30,000 mendonasikan uang dan mengunggah foto mereka ke situs web Red Bull, dan setiap penggemar dapat memilih di mana foto mereka akan dipasang pada bagian mobil. Target dari kegiatan amal ini adalah sebesar €1 Juta.[8]