Formula Satu
Formula Satu, disingkat Formula 1 atau F1 (dan bernama lengkap FIA Formula One World Championship), adalah kelas tertinggi dari balap mobil kursi tunggal yang diatur oleh Federasi Otomotif Internasional (FIA) dan dimiliki oleh Formula One Group. Kata formula di "Formula Satu" mengacu pada peraturan dan regulasi yang harus diikuti oleh semua peserta.[2] Formula Satu terdiri dari sejumlah seri balapan, yang dikenal dengan istilah Grand Prix. Balapan-balapan tersebut diselenggarakan baik dalam sirkuit yang dibangun khusus atau jalan raya tertutup. Hasil setiap balapan dihitung dengan menggunakan sebuah sistem poin untuk menentukan dua gelar juara dunia: satu untuk pembalap, dan satu lagi untuk konstruktor. Setiap balapan harus mempunyai Super Licence, kelas izin balapan yang paling tinggi yang diberikan oleh FIA.[3] Balapan-balapan F1 harus diselenggarakan di sirkuit berperingkat "1" (dulu "A"), yang merupakan peringkat sirkuit yang tertinggi di dalam sistem peringkat FIA.[3] Mobil Formula Satu adalah mobil balap yang tercepat di dunia, karena kecepatan menikung yang tinggi yang dihasilkan oleh aerodinamika gaya turun yang besar. Sebagian besar gaya turun tersebut berasal dari sayap depan dan belakang, yang memiliki efek samping, yaitu turbulensi di belakang mobil. Turbulensi tersebut mengurangi gaya turun yang dapat dihasilkan oleh mobil yang mengikuti di belakang, dan membuat penyalipan sukar dilakukan. Pada musim 2022, terdapat perubahan besar pada regulasi mobil yang menggunakan lebih banyak aerodinamika efek tanah, dan sayap mobil yang diubah untuk mengurangi turbulensi di belakang mobil. Hal ini bertujuan untuk membuat penyalipan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.[4] Sistem kontrol traksi, transmisi otomatis, dan sistem bantuan kemudi elektronik yang lainnya pertama kali dilarang digunakan di dalam ajang Formula Satu pada musim 1994. Sistem-sistem tersebut diperkenalkan kembali pada musim 2001, dan dilarang lagi sejak musim 2008.[5][6] Pada tanggal 23 Januari 2017, Liberty Media menyelesaikan akuisisi Formula One Group, dari CVC Capital Partners sebesar $8 miliar.[7] Dengan biaya tahunan rata-rata untuk menjalankan sebuah tim – merancang, membangun, dan merawat mobil, gaji, transportasi – berjumlah sekitar £220,000,000 (atau $265,000,000),[8] pertarungan finansial dan politiknya diberitakan secara luas. Grup Formula Satu pada saat ini dimiliki oleh Liberty Media, yang mengakuisisinya pada tanggal 23 Januari 2017 dari perusahaan ekuitas swasta CVC Capital Partners seharga £6,4 miliar ($8 miliar).[9][10] Nama olahraga ini, yaitu Formula Satu, menandakan bahwa olahraga ini dimaksudkan untuk menjadi balapan formula yang tercanggih dan kompetitif. SejarahSeri Formula Satu berakar dari seri Kejuaraan Balap Mobil Eropa dari Grand Prix mobil pada tahun 1920-an dan 1930-an. Sejumlah organisasi balapan Grand Prix membuat sejumlah aturan untuk kejuaraan dunia sebelum Perang Dunia II. Formula terdiri dari seperangkat aturan yang harus dipatuhi oleh semua mobil peserta. Formula Satu adalah formula yang baru yang disepakati pada tahun 1946, dan secara resmi berlaku mulai dari tanggal 1 Januari 1947. Grand Prix yang pertama yang sesuai dengan peraturan baru tersebut adalah Grand Prix Turin 1946, yang mengantisipasi dimulainya formula tersebut secara resmi.[butuh rujukan] Sebelum Perang Dunia II, sejumlah organisasi balapan Grand Prix telah mengusulkan kejuaraan yang baru untuk menggantikan Kejuaraan Eropa yang sebelumnya, namun dengan alasan penundaan karena perang, kejuaraan dunia pembalap tidak diformalkan sampai dengan tahun 1946, yang berlaku secara efektif mulai dari tanggal 1 Januari 1947. Kejuaraan Dunia yang baru berlangsung untuk yang pertama kalinya pada tahun 1950. Awal kompetisiPerlombaan kejuaraan dunia yang pertama berlangsung di Sirkuit Silverstone di negara Inggris pada tanggal 13 Mei 1950.[11] Pembalap asal Italia, yaitu Giuseppe Farina, yang membalap untuk tim Alfa Romeo, berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap yang pertama, dengan mengalahkan rekan setimnya, yaitu pembalap asal Argentina Juan Manuel Fangio, dengan selisih tipis.[12][13] Fangio kemudian berhasil memenangkan gelar kejuaraan dunia pembalap di musim 1951, 1954, 1955, 1956, dan 1957.[14] Keberhasilan ini menetapkan rekor gelar Kejuaraan Dunia Pembalap terbanyak yang dimenangkan oleh seorang pembalap, sebuah rekor yang bertahan selama 46 tahun, hingga Michael Schumacher berhasil memenangkan gelar kejuaraan dunia pembalap untuk yang keenam kalinya pada tahun 2003.[14] Fangio kemudian menjadi legenda yang mendominasi tahun-tahun pertama kompetisi Formula Satu. Gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor kemudian menyusul pada musim 1958. Stirling Moss, meskipun dianggap sebagai salah satu pembalap Formula Satu yang terhebat pada tahun 1950-an dan 1960-an, tidak pernah berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Formula Satu.[15] Antara tahun 1955 dan 1961, Moss menduduki tempat kedua di dalam klasemen akhir kejuaraan dunia pembalap sebanyak empat kali, dan di tempat ketiga sebanyak tiga kali.[16][17] Fangio berhasil memenangkan 24 dari 52 balapan yang diikuti olehnya – masih menjadi rekor persentase kemenangan Formula Satu yang tertinggi oleh seorang pembalap individu.[18] Kejuaraan nasional diadakan di negara Afrika Selatan dan Inggris pada tahun 1960-an dan 1970-an. Balapan Formula Satu tanpa gelar (non-kejuaraan) diselenggarakan selama bertahun-tahun. Dikarenakan membengkaknya biaya kompetisi, mengakibatkan kompetisi ini berakhir pada awal dasawarsa 1980-an, tepatnya pada tahun 1983.[19] Era ini menampilkan tim-tim yang dikelola oleh produsen mobil jalan raya, seperti: Alfa Romeo, Ferrari, Mercedes-Benz, dan Maserati. Musim yang pertama menampilkan mobil sebelum perang, seperti Alfa Romeo 158, yang bermesin depan, dengan ban sempit dan 1,5 liter-mesin supercharged atau 4,5 liter yang disedot secara alami. Musim 1952 dan 1953 dijalankan sesuai dengan peraturan Formula Dua, untuk mobil yang lebih kecil dan kurang bertenaga, karena kekhawatiran akan kurangnya ketersediaan mobil Formula Satu.[20][21] Ketika formula Formula Satu yang baru untuk mesin terbatas 2,5 liter diperkenalkan kembali ke kejuaraan dunia pada tahun 1954, Mercedes-Benz memperkenalkan W196 mereka. W196 menampilkan hal-hal yang belum pernah terlihat di mobil Formula Satu sebelumnya, seperti: katup desmodromik, injeksi bahan bakar, dan bodywork ramping yang tertutup. Pembalap Mercedes berhasil memenangkan gelar kejuaraan dunia selama dua tahun berikutnya, sebelum tim tersebut mengundurkan diri dari semua jenis kompetisi olahraga bermotor karena bencana Le Mans 1955.[22] Juara dunia dari Britania Raya yang pertama adalah Mike Hawthorn, yang mengendarai mobil Ferrari dan berhasil memenangkan gelar juara dunia pembalap pada musim 1958. Kemudian, Colin Chapman memasuki kompetisi F1 sebagai perancang mobil dan kemudian menjadi pendiri Lotus, British racing green datang untuk mendominasi kompetisi ini pada beberapa dekade berikutnya. Jim Clark, Jackie Stewart, Jack Brabham, Graham Hill, dan Denny Hulme adalah sederetan nama pembalap dari tim Inggris dan negara-negara persemakmuran yang berhasil memenangkan dua belas gelar juara dunia pembalap antara tahun 1962 hingga 1973.[23] Perkembangan teknologiPerkembangan teknologi besar yang pertama di dalam olahraga ini adalah pengenalan mobil bermesin tengah oleh tim Bugatti. Jack Brabham, juara dunia pembalap pada musim 1959, 1960, dan 1966, segera membuktikan keunggulan mobil bermesin tengah dibandingkan semua posisi mesin mobil yang lainnya. Pada musim 1961, semua tim telah beralih ke mobil bermesin menengah. Ferguson P99, sebuah desain penggerak empat roda, adalah mobil Formula Satu bermesin depan yang terakhir yang mengikuti perlombaan kejuaraan dunia. Mobil itu berkompetisi di dalam Grand Prix Inggris 1961, dan menjadi satu-satunya mobil bermesin depan yang bersaing pada tahun itu.[24] Pada tahun 1962, Lotus memperkenalkan mobil dengan rangka aluminium yang dikenal dengan istilah monocoque yang menggantikan rangka tubular tradisional. Penemuan ini kemudian menjadi langkah kemajuan teknologi besar sejak penemuan mobil bermesin tengah.[25] Pada musim 1968, sponsor diperkenalkan pada olahraga ini. Tim Gunston menjadi tim yang pertama yang menjalankan sponsor rokok di mobil Brabham mereka, yang dimasukkan secara pribadi dengan rokok Gunston dalam warna oranye, cokelat, dan emas di Grand Prix Afrika Selatan 1968 pada tanggal 1 Januari 1968.[26] Lima bulan kemudian, tim Lotus sebagai sebuah tim kerja yang pertama yang didukung oleh pabrik mengikuti contoh ini, di mana mereka memasuki mobil mereka yang dicat dengan warna merah, emas, dan putih dari "Imperial Tobacco" dengan corak Daun Emas di Grand Prix Spanyol 1968.[27] Aerodinamika gaya turun (downforce) secara perlahan memainkan peranan penting dalam perancangan mobil, dimulai dengan munculnya aerofoil tahun 1968. Pada akhir tahun 1970, Lotus memperkenalkan aerodinamika efek tanah (ground effect) yang menghasilkan gaya tekan yang bagus, sehingga meningkatkan kecepatan di tikungan. Konsep ini pernah diuji coba sebelumnya oleh Jim Hall dengan tim IndyCar-nya pada tahun 1970, yang memberikan gaya turun yang sangat besar dan meningkatkan kecepatan menikung secara signifikan. Gaya aerodinamis yang menekan mobil ke lintasan mencapai lima kali lipat berat mobil. Akibatnya, diperlukan pegas yang sangat kaku untuk mempertahankan ketinggian pengendaraan yang konstan, sehingga suspensi tetap kokoh. Ini berarti bahwa pembalap bergantung sepenuhnya pada ban untuk memberikan sedikit bantalan pada mobil dan pembalap dari permukaan jalan yang tidak rata.[28] Bisnis besarMulai dari dasawarsa 1970-an, Bernie Ecclestone mengatur ulang pengelolaan hak komersial Formula Satu; dia secara luas dipuji karena telah mengubah olahraga ini menjadi bisnis bernilai miliaran dolar seperti sekarang.[29][30] Ketika Ecclestone membeli tim Brabham pada tahun 1971, ia memperoleh kursi di Asosiasi Konstruktor Formula Satu, dan pada tahun 1978, ia menjadi presidennya.[31] Sebelumnya, pemilik sirkuit mengontrol pendapatan tim dan bernegosiasi dengan masing-masing tim; namun, Ecclestone membujuk tim untuk "berburu secara berkelompok" melalui FOCA.[30] Dia menawarkan Formula Satu kepada pemilik sirkuit sebagai sebuah paket, yang dapat mereka ambil atau tinggalkan. Sebagai imbalan atas paket tersebut, hampir yang diperlukan hanyalah menyerahkan iklan di tepi trek.[29] Pembentukan Fédération Internationale du Sport Automobile (FISA) pada tahun 1979 memicu perang FISA–FOCA, di mana FISA dan presidennya, yaitu Jean-Marie Balestre, berulang kali berdebat dengan FOCA melalui pendapatan televisi dan peraturan teknis.[32] The Guardian mengatakan bahwa Ecclestone dan Max Mosley "menggunakan [FOCA] untuk mengobarkan perang gerilya dengan tujuan jangka panjang". FOCA mengancam akan membuat seri saingan, memboikot Grand Prix dan FISA mencabut sanksi balapan.[29] Hasilnya adalah Perjanjian Concorde tahun 1981, yang menjamin stabilitas teknis, karena tim harus diberi pemberitahuan yang wajar tentang peraturan yang baru.[33] Perjanjian Concorde (Concorde Agreement) adalah sebuah kontrak yang mengikat tim-tim untuk berkompetisi sampai masa berakhirnya kontrak. Kontrak itu juga berisi tentang pembagian sama rata atas keuntungan yang didapat dari hasil penjualan hak televisi. Ini juga merupakan tanda berakhirnya Perang FISA-FOCA. Meskipun FISA menegaskan haknya atas pendapatan TV, namun FISA menyerahkan administrasi hak tersebut kepada FOCA.[34] FISA memberlakukan larangan aerodinamika efek tanah selama musim 1983.[35] Namun pada saat itu, mesin turbocharged, yang dirintis oleh tim Renault pada musim 1977, telah menghasilkan lebih dari 520 kW (700 bhp) dan penting untuk menjadi kompetitif. Pada musim 1986, mesin turbocharged BMW mencapai pembacaan cepat tekanan sebesar 55 bar (800 psi), diperkirakan[siapa?] lebih dari 970 kW (1.300 bhp) di sesi kualifikasi untuk Grand Prix Italia. Pada musim berikutnya, tenaga pada trim balap mencapai sekitar 820 kW (1.100 bhp), dengan peningkatan tekanan yang dibatasi hanya 4,0 bar.[36] Mobil-mobil ini adalah mobil balap roda terbuka yang paling bertenaga yang pernah ada. Untuk mengurangi keluaran tenaga mesin dan kecepatan, FIA kemudian memberlakukan aturan kapasitas tangki bahan bakar pada musim 1984, dan tekanan boost pada musim 1988, sebelum kemudian melarang mesin turbocharged tahun 1989 untuk membatasi kecepatan mobil yang semakin meningkat.[37] Perkembangan alat bantu pembalap elektronik dimulai pada tahun 1980-an. Tim Lotus mulai mengembangkan sistem suspensi aktif, yang pertama kali muncul pada tahun 1983 pada mobil Lotus 92.[38] Pada tahun 1987, sistem ini telah disempurnakan dan dipakai untuk meraih kemenangan oleh Ayrton Senna di Grand Prix Monako pada tahun itu. Awal dasawarsa 1990 ditandai dengan diperkenalkannya alat bantu elektronik, seperti power steering, kontrol traksi, dan girboks semi otomatis. FIA, dikarenakan banyaknya komplain mengenai hasil balapan yang lebih ditentukan oleh teknologi dibandingkan dengan keahlian pembalap, melarang beberapa alat bantu tersebut pada musim 1994. Hal ini mengakibatkan mobil yang sebelumnya bergantung pada alat bantu elektronik menjadi sangat “gelisah” dan sulit untuk dikendarai. Walaupun demikian, banyak pengamat yang berpendapat bahwa larangan atas alat bantu pembalap tersebut tidak berarti sama sekali, karena FIA tidak mempunyai teknologi atau metode untuk menghilangkan fitur-fitur tersebut dari kompetisi. Para pengamat merasa bahwa pelarangan bantuan pembalap hanya sebatas nama saja, karena "terbukti sulit untuk diawasi secara efektif".[39] Seluruh tim menandatangani Perjanjian Concorde yang kedua pada tahun 1992 dan yang ketiga pada tahun 1997.[40] Tim McLaren dan Williams mendominasi balapan 1980-an dan 1990-an. Honda dan McLaren mendominasi banyak pada 1980-an, sementara tim Williams yang diperkuat mesin Renault memenangi beberapa gelar juara dunia pertengahan 1990-an. McLaren kemudian kembali pada akhir 1990-an. Pertarungan antara legenda Senna dan Prost menjadi pusat perhatian pada musim 1988 dan berlanjut sampai akhir 1993 di mana Prost menyatakan untuk pensiun. Roland Ratzenberger secara tragis tewas pada tabrakan di kualifikasi Grand Prix F1 San Marino 1994 dan Ayrton Senna secara tragis tewas pada tabrakan di lomba Grand Prix F1 San Marino 1994. Sejak saat itu, banyak langkah yang diambil oleh FIA untuk meningkatkan standar keamanan. Tidak ada pembalap yang tewas di balapan sejak saat itu, sampai Jules Bianchi tewas pada tabrakan di lomba Grand Prix F1 Jepang 2014, dan kematian Bianchi pada tahun berikutnya. Sejak tahun 1994, tiga trek marshal meninggal dunia, satu di Grand Prix Italia 2000,[41] yang kedua di Grand Prix Australia 2001,[41] dan yang ketiga di Grand Prix Kanada 2013. Sejak kematian Senna dan Ratzenberger, FIA telah menggunakan keselamatan sebagai alasan untuk memaksakan perubahan peraturan yang jika tidak, berdasarkan Perjanjian Concorde, harus disetujui oleh semua tim – terutama perubahan yang diperkenalkan untuk musim 1998. Era yang disebut sebagai 'jalur sempit' ini menghasilkan mobil dengan ban belakang yang lebih kecil, keseluruhan lintasan yang lebih sempit, dan diperkenalkannya ban beralur untuk mengurangi cengkeraman mekanis. Tujuannya adalah untuk mengurangi kecepatan menikung dan menghasilkan balapan yang mirip dengan kondisi hujan dengan menerapkan kontak patch yang lebih kecil antara ban dan lintasan. Hal ini, menurut FIA, untuk mengurangi kecepatan menikung demi keselamatan.[42] Hasil akhirnya beragam, karena kurangnya cengkeraman mekanis mengakibatkan desainer yang lebih cerdik mengatasi kekurangan tersebut dengan cengkeraman aerodinamis. Hal ini mengakibatkan tekanan yang lebih besar pada ban melalui sayap dan perangkat aerodinamis, yang pada gilirannya mengakibatkan berkurangnya proses menyalip karena perangkat ini cenderung membuat jalur di belakang mobil bergejolak atau 'kotor'. Hal ini membuat mobil lain tidak bisa mengikuti dari dekat karena ketergantungan mereka pada udara 'bersih' untuk membuat mobil menempel di lintasan. Ban yang beralur juga memiliki efek samping yang tidak menguntungkan karena pada awalnya menggunakan kompon yang lebih keras untuk mampu menahan blok tapak yang beralur, yang mengakibatkan kecelakaan spektakuler pada saat terjadi kegagalan cengkeraman aerodinamis, karena kompon yang lebih keras tidak dapat mencengkeram lintasan dengan baik. Tim-tim yang lebih inovatif berupaya untuk memaksimalkan perubahan mendadak ini. Tim McLaren, dengan mobil rancangan Adrian Newey pada saat itu, menggunakan rem 'biola' pada mobil tahun 1998, yang memungkinkan pembalap untuk mengerem salah satu dari dua roda belakang mobil untuk memberikan belokan yang lebih tajam. Alat bantu ini juga telah dilarang sebagai bantuan pembalap. Pembalap dari tim McLaren, Williams, Renault (dulunya bernama Benetton), dan Ferrari, dijuluki sebagai "Empat Besar", merupakan empat tim teratas yang berhasil memenangi setiap gelar Kejuaraan Dunia dari musim 1984 sampai dengan musim 2008. Tim-tim tersebut berhasil memenangkan setiap gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor dari musim 1979 hingga 2008, serta menempatkan diri mereka sebagai empat tim teratas di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor di setiap musim antara musim 1989 dan 1997, dan berhasil memenangkan setiap balapan, kecuali satu (Grand Prix Monako 1996), antara musim 1988 dan 1997. Karena kemajuan teknologi sejak dasawarsa 1990-an, biaya kompetisi Formula Satu juga meningkat secara drastis, sehingga menambah beban keuangan. Kedua hal ini, ditambah dengan dominasi empat tim (yang sebagian besar didanai oleh produsen mobil besar seperti Mercedes-Benz), mengakibatkan tim-tim yang lainnya mengalami kesulitan, tidak hanya untuk bertahan di dalam kompetisi, namun juga untuk bertahan di dalam bisnis. Masalah keuangan ini secara efektif mengakibatkan beberapa tim untuk mundur. Sejak musim 1990, 28 tim telah mundur dari kompetisi Formula Satu. Salah satunya yang terjadi akhir-akhir ini adalah mundurnya tim Jordan. F1 ModernBanyak rekor telah dipecahkan pada kompetisi pada abad ke-21, khususnya di tangan Michael Schumacher, Fernando Alonso, Lewis Hamilton, dan Sebastian Vettel. Awal tahun 2000 merupakan tahun dominasi Michael Schumacher dan tim Ferrari. Pada tahun 2001, Schumacher memecahkan rekor untuk kemenangan terbanyak; rekor sebelumnya dipegang oleh Alain Prost, dengan 51 kemenangan. Pada tahun 2002, Schumacher mencatat rekor klaim juara paling awal dengan menjuarai Grand Prix F1 Prancis 2002 pada bulan Juli tahun itu. Tahun 2003, Schumacher mengklaim gelar juara dunianya yang ke-6, mengalahkan pemegang rekor sebelumnya Juan Manuel Fangio yang memegang gelar juara dunia lima kali. Rekornya sekarang adalah 7 gelar juara dunia. Tahun 2008 Sebastian Vettel menjadi pembalap termuda yang menempati posisi pertama (pole position) saat memimpin babak kualifikasi pada Grand Prix F1 Italia 2008, dan pada besoknya ia menjadi juara balapan termuda dalam sejarah. Walaupun dominasi Ferrari yang kuat, Kimi Räikkönen yang mengendarai McLaren mempunyai kesempatan besar untuk memenangi gelar juara dunia pada seri 2003. Juan Pablo Montoya yang mengendarai Williams juga memiliki kesempatan besar tahun 2003. Dominasi kuat Ferrari mencapai titik baliknya pada 25 September 2005, ketika Fernando Alonso memenangkan gelar juara dunia seri 2005 dengan finis pada tempat ke-3 di Grand Prix F1 Brasil 2005 dan juga memecahkan rekor juara dunia termuda menggantikan pemegang rekor sebelumnya Emerson Fittipaldi dari Brasil. Michael Schumacher sebelumnya memegang gelar juara dunia selama lebih dari 1.800 hari. Rekor ini kemudian dipecahkan Lewis Hamilton di musim 2008 dan dipecahkan lagi oleh Sebastian Vettel di musim 2010. Format kualifikasi berganti beberapa kali pada kompetisi tahun 2003. Salah satunya adalah keharusan bagi pembalap untuk memulai balapan dengan jumlah bahan bakar yang sama setelah kualifikasi, yang memaksa tim untuk mencari strategi baru. Peraturan lainnya yaitu pembatasan pemakaian mesin yang sama untuk dua kali balapan. Pembalap yang mengganti mesinnya akan mendapatkan penalti memulai balapan dari posisi paling belakang. Pembalap juga tidak diperkenankan untuk mengganti ban selama balapan berlangsung, kecuali untuk mengganti ban yang rusak sehingga dapat berisiko pada keselamatan pembalap. Beberapa seri balapan pada abad ke-21 juga mempunyai beberapa kontroversial dan skandal. Pada seri Australia tahun 2002, Rubens Barrichello, rekan setim Schumacher di Ferrari yang sedang memimpin diperintahkan untuk membiarkan Schumacher untuk mengambil alih pimpinan lomba. FIA kemudian merespon dengan melarang team order di peraturan yang baru. Pada Grand Prix F1 Amerika Serikat 2005 di sirkuit Indianapolis, kompetisi hanya diikuti tiga tim dari keseluruhan 10 tim ketika pabrikan ban Michelin menginformasikan bahwa ban buatannya tidak cukup aman untuk digunakan dalam lomba, sehingga menyebabkan semua tim yang menggunakan bannya untuk tidak mengikuti lomba. Hal tersebut dikarenakan FIA menolak untuk mengganti peraturan mengenai ban. Awal tahun 2000, badan administrasi Formula Satu pimpinan Bernie Ecclestone membuat sejumlah merek dagang termasuk logo resmi dan situs web resmi untuk memberikan Formula Satu identitas perusahaan. Tahun 2005 menandakan berakhirnya era mesin 10 silinder yang digunakan selama lebih dari dua dekade. Mesin baru bersilinder 8 direncanakan untuk diperkenalkan pada awal musim kompetisi 2006. Tahun 2013 menandakan berakhirnya era mesin bersilinder 8 yang digunakan selama tujuh tahun. Mesin baru hybrid enam silinder turbocharge direncanakan untuk diperkenalkan pada awal musim kompetisi 2014. Musim kompetisi 2014, pembalap diberi mobil nomor permanen selama karier mereka, dengan kejuaraan mengadopsi sistem yang sama dengan yang digunakan di MotoGP. Mobil nomor 1 adalah hak sang juara dunia, dengan pembalap bebas memilih nomor dari 2 hingga 99; nomor "reguler" sang juara dunia dicadangkan sementara sang juara dunia menggunakan nomor 1. Peraturan lebih lanjut menetapkan bahwa nomor pembalap harus terlihat jelas, baik di mobil mereka maupun di helm mereka. Sebelumnya, sistem penomoran sebagian didasarkan pada posisi akhir Kejuaraan Konstruktor Dunia dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 jarak 20 tahun antara kematian Ayrton Senna dan Roland Ratzenberger, terjadi lagi bagi pembalap F1 Prancis, Jules Bianchi mengalami kecelakaan fatal saat lomba Grand Prix Jepang 2014 di Sirkuit Suzuka saat kondisi sirkuit yang sangat basah saat mobilnya menghantam alat derek. Ia mengalami koma sampai kemudian meninggal dunia pada 17 Juli 2015. Setelah kematian Bianchi, FIA membentuk "panel kecelakaan" untuk menyelidiki dinamika kecelakaan dan cara-cara untuk meminimalkan risiko kecelakaan selama situasi yang sama yang tidak menjamin penyebaran safety car dan tidak bisa hanya dikelola dengan bendera kuning. Panel kecelakaan merekomendasikan penerapan "virtual safety car", berdasarkan sistem "zona lambat" yang digunakan dalam balap Le Mans. Di atas tidak diizinkan untuk menyusul di bawah kondisi bendera kuning di sektor yang terkena dampak, ikon "VSC" akan muncul di trek dan pada layar kemudi pengemudi, mewajibkan pengemudi untuk tidak melebihi batas kecepatan yang diposting sehingga menghasilkan pengurangan kecepatan 35%. VSC diuji selama tiga balapan terakhir musim 2014, selama bagian sesi latihan bebas. Sistem ini dikembangkan dengan mempertimbangkan umpan balik pembalap dan diperkenalkan secara resmi untuk musim 2015 setelah ratifikasi oleh World Motor Sport Council. VSC secara resmi digunakan untuk pertama kalinya - dan untuk periode singkat sebelum penyebaran safety car yang sebenarnya - di Grand Prix Monako 2015, menyusul kecelakaan yang melibatkan Max Verstappen. Sistem ini melihat penyebaran diperpanjang pertama di Grand Prix Inggris 2015 setelah power unit Carlos Sainz Jr. gagal di Tikungan Club di Sirkuit Silverstone. Tahun 2016, Max Verstappen menjadi pembalap termuda dalam sejarah yang memenangkan Grand Prix Spanyol 2016 pada usia 18 tahun, memecahkan Sebastian Vettel di Grand Prix Italia 2008 pada usia 21 tahun. Pada tahun 2018 jarak 3 tahun kematian Bianchi dan 24 tahun kematian Senna dan Ratzenberger, semua mobil Formula Satu dipasang perangkat pelindung kokpit dan pelindung kepala dari kecelakaan bernama halo. Dalam simulasi yang dilakukan oleh FIA, menggunakan data 40 insiden nyata, penggunaan sistem menyebabkan peningkatan teoritis 17% dalam tingkat kelangsungan hidup pembalap. Perangkat halo ini telah berhasil saat lomba Grand Prix Belgia di mana halo Charles Leclerc terkena oleh McLaren Fernando Alonso yang mengudara, dengan kedua halo mereka menunjukkan kerusakan yang terlihat dari benturan tersebut. Leclerc dikreditkan halo untuk menyelamatkan nyawa mereka, dan kepala tim Mercedes Toto Wolff, yang telah mengkritik halo sebelumnya di musim ini, mengakui bahwa hal itu telah membuktikan diri setelah insiden Leclerc. Kembalinya manufakturMichael Schumacher dan tim Ferrari berhasil memenangkan lima gelar Kejuaraan Dunia Pembalap secara berturut-turut (2000–2004) dan enam gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor secara berturut-turut (1999–2004). Schumacher mencetak banyak rekor yang baru, termasuk kemenangan Grand Prix (91, sejak dikalahkan oleh Lewis Hamilton), kemenangan dalam satu musim (tiga belas, sejak dikalahkan oleh Max Verstappen), dan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap terbanyak (tujuh, seimbang dengan Lewis Hamilton sejak musim 2021).[43] Dominasi Schumacher di kejuaraan dunia mencapai titik baliknya pada tanggal 25 September 2005, ketika pembalap Renault, yaitu Fernando Alonso, berhasil menjadi juara dunia pembalap Formula Satu yang termuda pada saat itu (sebelum dipecahkan oleh Lewis Hamilton di musim 2008 dan dipecahkan lagi oleh Sebastian Vettel di musim 2010). Pada tahun 2006, tim Renault dan Alonso kembali berhasil memenangkan kedua gelar juara dunia tersebut. Schumacher pensiun pada akhir tahun 2006 setelah berkarier selama enam belas tahun di dalam ajang Formula Satu, namun keluar dari masa pensiunnya untuk musim 2010, dengan membalap untuk tim pabrikan Mercedes yang baru dibentuk, menyusul perubahan nama Brawn GP. Selama periode ini, peraturan kejuaraan dunia sering diubah oleh FIA dengan tujuan untuk meningkatkan aksi di trek dan memangkas biaya.[44] Perintah dari tim, yang notabene legal sejak kejuaraan dunia ini dimulai pada tahun 1950, dilarang pada akhir tahun 2002, setelah terjadinya beberapa insiden, di mana tim secara terbuka memanipulasi hasil akhir dari sebuah balapan, sehingga menghasilkan publisitas yang negatif, di mana yang paling terkenal adalah yang telah dilakukan oleh tim Ferrari di Grand Prix Austria 2002. Perubahan yang lainnya termasuk format sesi kualifikasi, sistem penilaian poin, regulasi teknis, dan aturan yang menentukan berapa lama mesin dan ban harus bertahan. Sebuah "perang ban" antara pemasok Michelin dan Bridgestone mengakibatkan waktu putaran berkurang, meskipun, pada Grand Prix Amerika Serikat 2005 di Indianapolis, tujuh dari sepuluh tim tidak berlomba ketika ban Michelin yang digunakan oleh tim-tim dianggap tidak aman untuk digunakan, sehingga Bridgestone menjadi satu-satunya pemasok ban di dalam ajang Formula Satu untuk musim 2007 secara default. Bridgestone kemudian menandatangani kontrak pada tanggal 20 Desember 2007, yang secara resmi menjadikan mereka sebagai pemasok ban eksklusif untuk tiga musim berikutnya.[45] Pada tahun 2006, Max Mosley menguraikan masa depan yang lebih "hijau" untuk ajang Formula Satu, di mana penggunaan energi yang lebih efisien akan menjadi faktor yang penting.[46] Mulai dari tahun 2000, dengan pembelian tim Stewart Grand Prix oleh Ford untuk membentuk tim Jaguar Racing, tim milik pabrikan yang baru memasuki ajang Formula Satu untuk yang pertama kalinya sejak kepergian Alfa Romeo dan Renault pada akhir tahun 1985. Pada tahun 2006, tim pabrikan – Renault, BMW, Toyota, Honda, dan Ferrari – mendominasi kejuaraan dunia, dengan mengambil lima dari enam posisi teratas di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor. Satu-satunya pengecualian adalah tim McLaren, yang pada saat itu sebagian sahamnya dimiliki oleh Mercedes-Benz. Melalui Asosiasi Manufaktur Grand Prix (GPMA), pabrikan menegosiasikan bagian yang lebih besar dari keuntungan komersial Formula Satu dan hak suara yang lebih besar dalam menjalankan olahraga tersebut.[47] Kemunduran manufaktur dan kembalinya swastaPada tahun 2008 dan 2009, Honda, BMW, dan Toyota, semuanya mengundurkan diri dari ajang balapan mobil Formula Satu di dalam kurun waktu selama setahun, menyalahkan resesi ekonomi. Hal ini mengakibatkan berakhirnya dominasi pabrikan di dalam olahraga tersebut. Tim Honda F1 melakukan pembelian manajemen untuk menjadi Brawn GP dengan Ross Brawn dan Nick Fry yang menjalankan dan memiliki mayoritas organisasi ini. Tim Brawn GP memberhentikan ratusan karyawannya, namun pada akhirnya berhasil memenangkan gelar kejuaraan dunia tahun ini. Tim BMW F1 dibeli oleh pendiri asli tim ini, yaitu Peter Sauber. Tim Lotus F1[48] adalah tim yang lainnya, yang sebelumnya merupakan tim milik pabrikan yang kembali menjadi kepemilikan "swasta", bersamaan dengan pembelian tim Renault oleh investor Genii Capital. Namun, hubungan dengan pemilik sebelumnya masih tetap bertahan, dengan mobil mereka yang terus ditenagai oleh mesin Renault hingga tahun 2014. Tim McLaren juga mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi kembali saham timnya dari Mercedes-Benz (kemitraan antara McLaren dengan Mercedes dilaporkan mulai memburuk dengan proyek mobil jalan raya McLaren Mercedes SLR dan kejuaraan dunia F1 yang sulit, termasuk ditemukannya fakta bahwa tim McLaren bersalah atas tindakan memata-matai tim Ferrari). Oleh karena itu, selama musim 2010, Mercedes-Benz kembali memasuki olahraga ini sebagai sebuah tim pabrikan penuh setelah membeli tim Brawn GP, dan berpisah dengan tim McLaren setelah 15 musim bersama dengan tim. Selama berlangsungnya ajang Formula Satu musim 2009, olahraga ini dilanda sengketa FIA–FOTA. Presiden FIA, yaitu Max Mosley, mengusulkan berbagai langkah pemotongan biaya untuk musim berikutnya, termasuk pembatasan anggaran opsional untuk tim;[49] tim yang lebih memilih untuk mengambil batasan anggaran akan diberikan kebebasan teknis yang lebih besar, sayap depan dan belakang yang dapat disesuaikan, dan mesin yang tidak tunduk pada rev limiter.[49] Asosiasi Tim Formula Satu (FOTA) percaya bahwa mengizinkan beberapa tim untuk memiliki kebebasan teknis seperti itu akan menciptakan kejuaraan 'dua tingkat', dan karenanya meminta pembicaraan mendesak dengan FIA. Namun, pembicaraan ini gagal, dan tim FOTA mengumumkan, kecuali tim Williams dan Force India,[50][51] bahwa 'mereka tidak punya pilihan' selain membentuk sebuah seri kejuaraan yang baru yang memisahkan diri.[51] Pada tanggal 24 Juni, kesepakatan dicapai antara badan pengelola Formula Satu dan para tim untuk mencegah terbentuknya sebuah seri yang baru yang memisahkan diri. Disepakati bahwa tim harus memotong pengeluaran ke tingkat awal tahun 1990-an dalam waktu dua tahun; angka pastinya tidak ditentukan,[52] dan Max Mosley setuju bahwa dia tidak akan mencalonkan diri kembali menjadi presiden FIA pada bulan Oktober.[53] Menyusul adanya perselisihan lebih lanjut, setelah Max Mosley menyarankan agar dia mencalonkan diri kembali,[54] FOTA memperjelas bahwa rencana pemisahan diri masih terus dilakukan. Pada tanggal 8 Juli, FOTA mengeluarkan siaran pers yang menyatakan bahwa mereka telah diberitahu bahwa mereka tidak mengikuti musim 2010,[55] dan siaran pers FIA menyebutkan bahwa perwakilan FOTA telah keluar dari pertemuan tersebut.[56] Pada tanggal 1 Agustus, diumumkan bahwa FIA dan FOTA telah menandatangani Perjanjian Concorde yang baru, yang mengakhiri krisis dan sekaligus juga mengamankan masa depan olahraga tersebut hingga tahun 2012.[57] Untuk mengkompensasi hilangnya tim pabrikan, empat tim yang baru diterima untuk masuk ke musim 2010 menjelang 'batas biaya' yang sangat dinantikan. Pesertanya termasuk Team Lotus yang terlahir kembali – yang dipimpin oleh konsorsium asal Malaysia termasuk Tony Fernandes, bos Air Asia; Hispania Racing – tim Formula Satu asal Spanyol yang pertama; serta masuknya tim Virgin Racing – Richard Branson ke dalam seri ini setelah kemitraan yang sukses dengan tim Brawn pada tahun sebelumnya. Mereka juga bergabung bersama dengan US F1 Team, yang berencana untuk keluar dari negara Amerika Serikat sebagai satu-satunya tim yang berbasis di non-Eropa dalam olahraga tersebut. Masalah keuangan menimpa skuad bahkan sebelum mereka masuk ke dalam grid. Meskipun masuknya tim-tim yang baru ini, namun batasan biaya yang diusulkan telah dicabut, dan tim-tim ini – yang tidak memiliki anggaran untuk tim lini tengah dan tim papan atas – melaju di barisan belakang grid sampai mereka pada akhirnya terpuruk; Tim HRT pada tahun 2012, tim Caterham (sebelumnya Lotus) pada tahun 2014, dan tim Manor (sebelumnya Virgin, dan kemudian Marussia), setelah selamat dari kejatuhannya, di mana mereka sempat masuk ke dalam administrasi, pada tahun 2014, bangkrut pada akhir tahun 2016. Era hibridaPerombakan aturan besar di musim 2014 menyebabkan mesin V8 2,4 liter yang disedot secara alami digantikan oleh unit tenaga hibrida 1,6 liter turbocharged. Hal ini mendorong Honda untuk kembali lagi ke dalam olahraga ini pada tahun 2015 sebagai produsen unit tenaga yang keempat di dalam kejuaraan dunia tersebut. Tim Mercedes muncul sebagai sebuah kekuatan dominan setelah perombakan peraturan, dengan Lewis Hamilton yang berhasil memenangkan gelar kejuaraan dunia, diikuti oleh rival utamanya dan rekan setimnya, yaitu Nico Rosberg, dengan tim tersebut yang berhasil memenangkan 16 dari 19 balapan yang diikuti di musim tersebut. Tim melanjutkan performa ini dalam dua musim berikutnya, di mana mereka sekali lagi berhasil memenangkan 16 balapan di musim 2015, sebelum meraih rekor 19 kemenangan di Kejuaraan Dunia musim 2016, dengan Hamilton yang berhasil mengklaim gelar juara dunia di musim sebelumnya, dan Rosberg berhasil memenangkannya pada musim berikutnya dengan selisih lima poin. Musim 2016 juga menampilkan satu tim yang baru, yaitu tim Haas, yang bergabung di grid, sementara Max Verstappen berhasil menjadi pemenang balapan yang termuda pada usia 18 tahun di Spanyol.[58] Setelah peraturan aerodinamis yang direvisi diperkenalkan, musim 2017 dan 2018 menampilkan pertarungan perebutan gelar juara dunia antara tim Mercedes dan Ferrari.[59][60][61][62] Namun, tim Mercedes pada akhirnya berhasil memenangkan gelar juara dunia dengan beberapa balapan yang masih tersisa, dan terus mendominasi dalam dua tahun berikutnya,[63] di mana mereka pada akhirnya berhasil memenangkan tujuh gelar Kejuaraan Dunia Pembalap secara berturut-turut dari musim 2014 hingga 2020, dan delapan gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor secara berturut-turut dari musim 2014 hingga 2021. Selama periode delapan tahun, antara tahun 2014 dan 2021, 111 dari 160 balapan berhasil dimenangkan oleh seorang pembalap Mercedes,[64] dengan Hamilton yang berhasil memenangkan 81 balapan diantaranya, dan merebut enam gelar Kejuaraan Dunia Pembalap selama periode ini untuk menyamai rekor tujuh gelar juara dunia yang dimiliki oleh Schumacher.[65][66][67] Pada musim 2021, tim Red Bull yang menggunakan mesin Honda mulai menantang tim Mercedes secara serius, dengan pembalap mereka, yaitu Max Verstappen, yang berhasil mengalahkan Hamilton untuk merebut gelar Kejuaraan Dunia Pembalap setelah menjalani pertarungan selama satu musim, yang membuat pasangan tersebut bertukar posisi sebagai pimpinan klasemen sementara kejuaraan dunia pembalap beberapa kali. Era ini telah menyaksikan peningkatan kehadiran produsen mobil di dunia olahraga. Setelah Honda kembali lagi sebagai produsen mesin pada tahun 2015, Renault kembali lagi sebagai sebuah tim pabrikan penuh pada tahun 2016 setelah membeli kembali tim Lotus F1. Pada tahun 2018, Aston Martin dan Alfa Romeo masing-masing menjadi sponsor utama bagi tim Red Bull dan Sauber. Tim Sauber diganti namanya menjadi Alfa Romeo Racing untuk musim 2019, sementara pemilik sebagian saham tim Racing Point, yaitu Lawrence Stroll, membeli saham di Aston Martin untuk mengubah nama tim Racing Point menjadi Aston Martin untuk tahun 2021. Pada bulan Agustus 2020, Perjanjian Concorde yang baru ditandatangani oleh sepuluh tim F1, yang mengikat mereka pada olahraga tersebut hingga tahun 2025, termasuk batasan anggaran sebesar $145 juta untuk pengembangan mobil guna mendukung persaingan yang setara dan pembangunan berkelanjutan di masa depan.[68][69] Pandemi COVID-19 telah memaksa olahraga ini untuk beradaptasi dengan keterbatasan anggaran dan logistik. Perombakan signifikan terhadap regulasi teknis yang dimaksudkan untuk diperkenalkan pada musim 2021 diundur ke tahun 2022,[70] dengan semua konstruktor yang menggunakan sasis yang mereka gunakan di musim 2020 selama dua musim, dan sistem token yang membatasi bagian mana yang dapat dimodifikasi pun diperkenalkan.[71] Awal musim 2020 tertunda selama beberapa bulan,[72] dan musim tersebut serta musim 2021 mengalami beberapa penundaan, pembatalan, dan penjadwalan ulang balapan karena pergeseran pembatasan pada perjalanan internasional. Banyak balapan yang diadakan tanpa penonton, dan hanya dihadiri oleh personel yang penting saja untuk menjaga jarak sosial.[73] Pada tahun 2022, peraturan besar dan perubahan desain mobil diumumkan oleh badan pengatur F1, yang dimaksudkan untuk mempromosikan balapan yang lebih dekat melalui penggunaan efek tanah, aerodinamis yang baru, roda yang lebih besar dengan ban yang berprofil rendah, dan mendesain ulang peraturan hidung dan sayap.[74][75] Tim Red Bull kembali muncul sebagai sebuah kekuatan dominan setelah perombakan peraturan. Gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor dan Pembalap musim 2022 dan 2023 masing-masing berhasil dimenangkan oleh tim Red Bull dan Verstappen, dengan beberapa balapan yang masih tersisa.[76][77][78][79] Pada tahun 2023, FIA membuka pendaftaran bagi tim yang baru untuk memasuki ajang Formula 1 dalam waktu dekat.[80] Dari semua tim yang telah mendaftar, hanya Andretti saja yang disetujui oleh FIA, dan kemudian ditolak oleh pihak Manajemen Formula Satu.[81][82] Pada awal tahun 2024, lanskap Formula Satu mengalami perubahan yang signifikan dalam bidang sponsor dan kolaborasi tim. Setelah berkompetisi selama lima musim dengan menggunakan nama Alfa Romeo, tim Sauber memperkenalkan kemitraan dengan sebuah kasino daring, yaitu Stake.com, yang menghasilkan identitas yang baru bagi tim ini sebagai Stake F1 Team Kick Sauber. Tim Sauber akan terus memegang nama sponsor Stake hingga akhir tahun 2025.[83][84] Tim Scuderia AlphaTauri, tim junior Red Bull, juga mengganti namanya, dan mengambil sponsor dari Hugo Boss dan Cash App, menjadi VISA CashApp RB, atau VCARB, untuk musim 2024. Peraturan yang mengatur ajang Formula Satu akan direvisi untuk musim 2026, dengan perubahan besar yang direncanakan untuk membantu mendorong balapan yang lebih dekat dan lebih kompetitif.[85] Perubahan ini termasuk:
Balapan dan strategiSebuah perlombaan Grand Prix Formula Satu dilaksanakan pada akhir pekan, dimulai dengan dua sesi latihan bebas pada hari Jumat (kecuali di Monako, di mana sesi latihan dipindah ke hari Kamis) dan satu sesi latihan bebas pada hari Sabtu. Pembalap ketiga diijinkan untuk turun pada hari Jumat, namun para tim hanya diperbolehkan untuk menurunkan dua mobil, memaksa salah satu pembalap untuk mengalah.[86] Setelah latihan, dilaksanakan sesi kualifikasi untuk menentukan posisi pembalap pada balapan hari Minggu.[87] Aturan banSetiap pembalap diperbolehkan untuk memakai tidak lebih dari tiga belas set ban kering, empat set ban intermediate, dan tiga set ban basah dalam sebuah akhir pekan balapan.[88] KualifikasiSelama sebagian besar sejarah olahraga ini, sesi kualifikasi tidak berbeda banyak dengan sesi latihan; para pembalap memiliki satu atau lebih sesi di mana mereka akan mencetak waktu putaran tercepat mereka, dan urutan awalan lomba ditentukan dengan putaran terbaik masing-masing pembalap. Pembalap yang tercepat mendapatkan posisi yang paling depan, yang disebut dengan pole position. Dari musim 1996 sampai dengan 2002, formatnya adalah shootout yang berdurasi selama 1 jam, di mana pembalap memiliki maksimal 12 putaran untuk mencetak waktu tercepat. Cara ini dipertahankan sampai dengan akhir musim 2002 sebelum peraturannya diubah lagi, karena para tim tidak akan keluar di awal-awal sesi kualifikasi untuk mengambil keuntungan dari kondisi trek yang lebih baik kemudian.[89] Grid F1 saat ini dibatasi jumlahnya sampai 26 mobil[90] – jika ada lebih banyak peserta dalam suatu balapan dari itu, maka sesi kualifikasi juga akan menentukan pembalap mana yang dapat mengawali balapan.[91] Jumlah peserta yang masuk sangat banyak sampai-sampai tim dengan performa paling buruk harus memasuki sebuah sesi pra-kualifikasi, di mana pembalap yang tercepat maju ke sesi kualifikasi utama.[92] Sistem kualifikasi yang digunakan sekarang diadopsi sejak musim 2006. Dinamai kualifikasi "knock-out", sistem ini dibagi menjadi tiga sesi: Q1, Q2, dan Q3. Dalam setiap sesi, para pembalap mencetak waktu putaran dan mencoba untuk naik ke sesi selanjutnya, dengan pembalap yang terlambat "dikeluarkan" dari sesi kualifikasi di akhir masing-masing sesi. Para pembalap diperbolehkan untuk memutari trek sebanyak yang mereka inginkan dalam suatu sesi. Setelah masing-masing sesi selesai, waktu putaran diatur ulang dan hanya waktu tercepat dari masing-masing pembalap yang dihitung. Jumlah pembalap yang dikeluarkan dari masing-masing sesi tergantung dari jumlah mobil yang masuk dalam kejuaraan.[butuh rujukan]Saat ini, dengan 20 mobil, Q1 digelar selama 18 menit dan mengeliminasi 5 pembalap terlambat. Dalam sesi Q1 ini, setiap pembalap yang putaran tercepatnya lebih lambat dari 107% waktu tercepat tidak akan diperbolehkan untuk mengikuti lomba tanpa izin dari para steward. Aturan ini hanya berlaku di sesi Q1.[93][94] Selanjutnya, para pembalap memiliki waktu 15 menit di sesi Q2 untuk mencetak salah satu dari 10 waktu tercepat dan maju ke sesi berikutnya. Sesi Q3 berlangsung selama 12 menit.[95] Pada awal musim 2016, diperkenalkan sebuah sistem kualifikasi di mana pembalap yang terlambat akan dieliminasi setiap 1 menit 30 detik setelah jangka waktu tertentu di setiap sesinya.[96] Sistem ini kemudian ditinggalkan setelah hanya dipakai untuk dua balapan pertama musim itu.[97] Pada musim 2021, format balapan kualifikasi 'sprint' diuji coba di tiga balapan.[98] Sesi kualifikasi tradisional akan menentukan urutan awal sprint, dan hasil sprint kemudian akan menentukan urutan awal Grand Prix.[99] Sistem tersebut kembali digunakan pada musim 2022 yang kini bertajuk 'sprint'.[100] Mulai dari musim 2023, balapan sprint tidak lagi memengaruhi urutan start balapan utama, yang akan ditentukan oleh sesi kualifikasi tradisional. Sprint akan memiliki sesi kualifikasinya sendiri, yang bertajuk 'sprint shootout';[101] sistem seperti itu memulai debutnya di Grand Prix Azerbaijan 2023, dan akan digunakan di seluruh sesi sprint menggantikan sesi latihan bebas kedua yang biasanya dilakukan. Sesi kualifikasi sprint dijalankan jauh lebih singkat daripada sesi kualifikasi tradisional, dan setiap sesi mengharuskan tim untuk memasang ban yang baru - medium untuk SQ1 dan SQ2, dan soft untuk SQ3 - jika tidak, mereka tidak dapat berpartisipasi di dalam sesi tersebut.[102] BalapanLomba dimulai dengan putaran pemanasan (warm up), dan setelah itu mobil kembali pada urutan yang sesuai di garis start sesuai dengan hasil kualifikasi sebelumnya. Putaran ini sering disebut dengan putaran formasi. Putaran pemanasan memungkinkan pembalap untuk mengecek kondisi trek dan mobil mereka, memanaskan ban untuk menambah cengkeraman, dan juga memberi waktu untuk para kru pit untuk keluar dari trek. Setelah semua mobil masuk di posisinya masing-masing dan mobil medis diposisikan di belakang, sebuah sistem lampu di atas trek mengindikasikan dimulainya balapan: lima lampu merah dinyalakan dengan interval satu detik; lampu-lampu tersebut kemudian dimatikan, setelah waktu yang tidak diberitahukan, untuk mengindikasikan bahwa balapan telah dimulai.[103] Pada dasawarsa 1950-an, jarak balapan bervariasi dari 300 kilometer (190 mi) sampai 300 kilometer (190 mi). Jarak tempuh balapan kemudian dikurangi menjadi 400 kilometer (250 mi) pada musim 1966 dan 325 kilometer (202 mi) pada musim 1971. Jarak tempuh kemudian distandarisasi menjadi 305 kilometer (190 mi) pada musim 1989, dan berlaku sampai sekarang. Namun, balapan jalan raya seperti Monako bisa lebih pendek, agar durasi balapan hanya sampai dua jam. Para pembalap diperbolehkan untuk menyalip satu sama lain selama berlangsungnya balapan. Jika pemimpin balapan menghampiri pembalap backmarker (yang lebih lambat) yang baru menyelesaikan lebih sedikit putaran, pembalap backmarker tersebut akan diberikan sebuah bendera dan diberitahu bahwa mereka harus memperbolehkan pemimpin untuk mendahului mereka. Pembalap yang lebih lambat tersebut dikatakan telah di "lapped", dan setelah pembalap menyelesaikan lomba, mereka diklasifikasikan satu putaran lebih lambat. Seorang pembalap yang gagal menyelesaikan balapan, baik karena masalah mekanis, insiden, atau alasan lainnya dikatakan mundur dari balapan dan "tidak diklasifikasikan" dalam hasil lomba. Namun, jika pembalap sudah menempuh lebih dari 90% jarak balapan, maka mereka tetap diklasifikasikan. Selama lomba berlangsung, pembalap dapat melakukan satu atau lebih pit stop untuk melakukan penggantian ban atau komponen yang rusak (dari musim 1994 sampai dengan 2009, mereka juga boleh mengisi ulang bahan bakar). Tim dan pembalap masing-masing akan memakai strategi pit stop untuk memaksimalkan potensi mobil dan memenangkan balapan. Tiga kompon ban kering, dengan durabilitas, performa, dan karakteristik cengkeraman yang berbeda-beda dapat digunakan para pembalap. Dalam sebuah balapan, pembalap diharuskan untuk memakai dua dari tiga kompon yang tersedia. Masing-masing ban memiliki warna yang berbeda, warna tersebut dapat dilihat di bagian samping ban. Dalam kondisi basah, pembalap dapat mengganti ban menjadi salah satu dari dua opsi ban basah dengan bunga ban tambahan (satu "intermediate" (sedang) untuk kondisi sedang, misalnya sehabis hujan ringan, dan yang lain "full wet" (basah), untuk balapan saat atau sesaat setelah hujan). Pembalap tidak diwajibkan untuk mengganti ban dua kali dalam kondisi balapan basah. Pengarah balapanPeran ini secara umum melibatkan pengelolaan logistik dari setiap Grand Prix F1, mengawasi sesi latihan, kualifikasi, balapan, dan juga menegakkan aturan-aturan FIA.[104] Penggunaan mobil keselamatan dan mobil keselamatan virtual, bendera balapan (bendera merah, hitam, dan putih). Pengarah balapan juga bertugas menentukan batas-batas trek di setiap sirkuit.[105] Per musim 2024, pengarah balapan saat ini adalah Niels Wittich, dengan Herbie Blash sebagai penasihat permanen.[106][107] Mobil keselamatanJika terjadi sebuah insiden yang dapat membahayakan keselamatan para kompetitor atau marshal, maka pengarah balapan dapat memilih untuk mengeluarkan mobil keselamatan. Ini menunda balapan, dan para pembalap harus mengikuti mobil keselamatan. Para pembalap dilarang untuk saling mendahului. Mobil keselamatan akan memperlambat laju mobil sehingga memberi waktu pada para marshal untuk membereskan insiden tersebut.[108] Mobil keselamatan akan berputar sampai masalah di trek sudah selesai; setelah itu mobil keselamatan akan kembali masuk ke dalam pit dan balapan digelar lagi dengan awalan "rolling start". Pembalap diperbolehkan untuk masuk ke dalam pit dalam periode mobil keselamatan. Sejak musim 2000, pengemudi mobil keselamatan adalah seorang mantan pembalap asal Jerman, yaitu Bernd Mayländer.[109][110] Mercedes-Benz telah menyuplai model-model mobil Mercedes-AMG kepada Formula Satu untuk digunakan sebagai mobil keselamatan. Dari musim 2021, Aston Martin juga ikut menyuplai Aston Martin Vantage untuk digunakan sebagai mobil keselamatan, bergantian di balapan-balapan tertentu dengan Mercedes.[111] Sejak tahun 2000, pengemudi mobil keselamatan yang utama adalah mantan pembalap mobil profesional asal Jerman, yaitu Bernd Mayländer.[112] Dia biasanya ditemani oleh seorang asisten teknis FIA, yaitu Richard Darker, yang menyampaikan informasi antara mobil keselamatan dan kontrol balapan.[113] Mobil Keselamatan VirtualSetelah kecelakaan di Grand Prix Jepang 2014, yang menyebabkan pembalap Jules Bianchi mengalami cedera kepala serius yang kemudian menyebabkan kematiannya, FIA membentuk "panel kecelakaan" untuk menyelidiki dinamika kecelakaan dan cara-cara untuk meminimalkan risiko kecelakaan dalam keadaan serupa yang tidak memerlukan penggunaan mobil keselamatan dan tidak dapat dikelola hanya dengan bendera kuning. Pada saat mobil keselamatan virtual "digunakan", panel marshal virtual di sekitar lintasan menampilkan "VSC". Semua pembalap menerima pemberitahuan "VSC" di roda kemudi mereka, dan mereka semua harus menjaga waktu putaran mereka di atas minimum yang telah ditentukan sebelumnya, yang juga dikenal sebagai menjaga delta positif.[114] Sistem ini pertama kali diterapkan selama berlangsungnya pagelaran Grand Prix Monako 2015, sebelum "ditingkatkan" menjadi mobil keselamatan penuh, menyusul insiden tabrakan antara Max Verstappen dan Romain Grosjean.[115] BenderaSpesifikasi dan penggunaan bendera ditentukan oleh Lampiran H dari Kode Olahraga Internasional FIA.[116]
Format balapan tidak banyak berubah sepanjang Sejarah Formula Satu. Perubahan utama berkisar pada apa yang diperbolehkan di pit stop. Pada masa-masa awal balapan Grand Prix, seorang pembalap akan diizinkan untuk melanjutkan balapan dengan mobil rekan setimnya jika mobil mereka mengalami masalah – di era modern, mobil dipasang dengan sangat hati-hati untuk pembalap sehingga hal ini menjadi tidak mungkin. Dalam beberapa tahun terakhir, penekanannya adalah pada perubahan peraturan pengisian bahan bakar dan penggantian ban. Sejak musim 2010, pengisian bahan bakar – yang diperkenalkan kembali pada tahun 1994 – tidak diperbolehkan, untuk mendorong balapan yang kurang taktis karena alasan keselamatan. Aturan yang mengharuskan penggunaan kedua kompon ban selama balapan diperkenalkan pada tahun 2007, sekali lagi untuk mendorong balapan di trek. Mobil keselamatan adalah inovasi lain yang relatif baru yang mengurangi kebutuhan untuk mengibarkan bendera merah, sehingga balapan dapat diselesaikan tepat waktu untuk pemirsa siaran langsung internasional yang terus bertambah. Sistem poin
*Seorang pembalap harus finis di dalam posisi sepuluh besar untuk mendapatkan satu poin tambahan setelah mencetak putaran tercepat pada balapan. Jika pembalap yang mencetak putaran tercepat finis di luar posisi sepuluh besar di dalam sebuah balapan, maka poin tambahan ekstra tidak diberikan untuk balapan tersebut.[118] Berbagai sistem telah digunakan untuk memberikan poin kejuaraan dunia sejak musim 1950. Sistem saat ini, yang digunakan sejak musim 2010,[119] memberikan poin dalam Kejuaraan Dunia Pembalap dan Kejuaraan Dunia Konstruktor pada sepuluh besar pembalap, dimana pemenangnya mendapatkan 25 poin. Pada akhir musim, semua poin yang didapatkan di setiap balapan dijumlahkan, dan pembalap dan konstruktor dengan poin terbanyak diberi gelar Juara Dunia. Terlepas dari apakah seorang pembalap menetap dengan tim yang sama dalam suatu musim atau berganti tim, semua poin yang didapatkan pembalap tersebut termasuk dalam Kejuaraan Dunia Pembalap.[120] Seorang pembalap harus diklasifikasikan untuk menerima poin, hingga 2022[update], seorang pembalap harus menyelesaikan setidaknya 90% jarak balapan untuk menerima poin. Oleh karena itu, ada kemungkinan bagi seorang pembalap untuk mendapatkan poin meskipun mereka mundur sebelum balapan berakhir.[121] Dari beberapa waktu antara musim 1977 dan 1980, hingga akhir musim 2021, jika kurang dari 75% dari putaran balapan diselesaikan oleh pemenang, maka hanya setengah dari poin saja yang tercantum dalam tabel diberikan kepada pembalap dan konstruktor. Hal ini hanya terjadi sebanyak lima kali saja di dalam sejarah kejuaraan dunia, dan memiliki pengaruh yang penting pada kedudukan akhir musim 1984. Kejadian yang terakhir terjadi di Grand Prix Belgia 2021, ketika balapan ini dihentikan setelah hanya dijalankan selama tiga putaran saja di belakang mobil keselamatan karena hujan lebat.[122][123] Aturan setengah poin digantikan oleh sistem skala bertahap yang bergantung pada jarak untuk Kejuaraan Dunia musim 2022.[124] KonstruktorKonstruktor Formula Satu adalah entitas yang diberi kredit untuk merancang sasis dan mesin.[3] Jika keduanya dirancang oleh perusahaan yang sama, maka perusahaan tersebut menerima kredit tunggal sebagai konstruktor (misalnya, Ferrari). Jika dirancang oleh perusahaan yang berbeda, maka keduanya diberi kredit, dan nama perancang sasis ditempatkan sebelum nama perancang mesin (misalnya, McLaren-Mercedes). Semua konstruktor diberi poin secara individual, bahkan meskipun mereka berbagi sasis atau mesin dengan konstruktor yang lain (misalnya, Williams-Ford, Williams-Honda di musim 1983).[125] Sejak musim 1981,[126] Tim Formula Satu diharuskan untuk membuat sasis tempat mereka berkompetisi, dan akibatnya perbedaan antara istilah "tim" dan "konstruktor" menjadi kurang jelas, meskipun mesin masih dapat diproduksi oleh entitas yang berbeda. Persyaratan inilah yang membedakan olahraga ini dengan seri-seri balapan yang lain, seperti Seri IndyCar dan NASCAR, yang memperbolehkan mereka untuk membeli kendaraan, dan "seri spek" seperti Formula 2, yang mengharuskan satu jenis kendaraan untuk semua tim. Undang-undang ini juga secara efektif melarang tim privat, yang merupakan hal yang umum bahkan di dalam ajang Formula Satu hingga tahun 1970an. Lomba Formula Satu musim 1950 terdiri dari 18 tim. Dikarenakan biaya yang makin membengkak, banyak yang keluar dari persaingan dengan cepat. Scuderia Ferrari menjadi satu-satunya tim yang berkompetisi sejak musim 1950. Per musim 2024, hanya sepuluh tim saja yang tersisa, di mana setiap tim menyediakan dua mobil. Keterlibatan awal pabrikan datang dalam istilah "tim pabrikan" atau "tim kerja" (yaitu, tim yang dimiliki dan dikelola oleh perusahaan mobil besar), seperti Alfa Romeo, Ferrari, atau Renault. Tim Ferrari memegang rekor sebagai pemenang gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor yang terbanyak (enam belas). Perusahaan seperti Climax, Repco, Cosworth, Hart, Judd dan Supertec, yang tidak memiliki hubungan dengan tim manapun, seringkali menjual mesin ke tim-tim yang tidak mampu untuk membuatnya. Pada tahun-tahun pertama, tim-tim Formula Satu juga membuat sendiri mesin yang dipakai, meskipun hal tersebut semakin jarang terjadi dikarenakan keterlibatan pabrikan-pabrikan mobil utama seperti BMW, Ferrari, Honda, Mercedes-Benz, Renault, dan Toyota, yang anggarannya besar, membuat mesin buatan swasta menjadi kurang kompetitif. Cosworth adalah pemasok mesin independen yang terakhir.[127] Diperkirakan tim-tim besar menghabiskan antara €100 dan €200 juta ($125–$225 juta) per tahun per pabrikan hanya untuk mesin.[128] Pada musim 2007, untuk yang pertama kalinya sejak peraturan musim 1981, dua tim menggunakan sasis yang dibuat oleh tim yang lain. Tim Super Aguri memulai musim ini dengan menggunakan sasis Honda Racing RA106 yang dimodifikasi (digunakan oleh tim Honda pada tahun sebelumnya), sedangkan tim Scuderia Toro Rosso menggunakan sasis yang sama dengan yang digunakan oleh tim induk, yaitu tim Red Bull Racing, yang secara resmi dirancang oleh anak perusahaan yang terpisah. Penggunaan celah ini diakhiri pada tahun 2010, dengan diterbitkannya peraturan teknis yang baru, yang mengharuskan setiap konstruktor untuk memiliki hak kekayaan intelektual atas sasisnya,[129][130] Peraturan tetap mengizinkan para tim untuk mensubkontrakkan desain dan konstruksi sasis kepada pihak ketiga, yang mana ini adalah opsi yang pernah digunakan oleh Tim HRT pada tahun 2010 dan sedang digunakan oleh tim Haas pada saat ini. Walaupun setiap tim merahasiakan informasi mengenai anggaran dana mereka, tetapi diperkirakan anggaran tersebut berkisar antara 66 juta USD sampai dengan 400 juta USD untuk setiap timnya.[131] Untuk menjadi tim baru di dalam Kejuaraan Dunia Formula Satu memerlukan pembayaran di muka sebesar $200 juta kepada FIA, yang kemudian dibagi rata di antara tim-tim yang ada.[132] Sebagai konsekuensinya, konstruktor yang ingin memasuki kompetisi Formula Satu sering kali lebih suka membeli tim yang sudah ada seperti: B.A.R. yang membeli Tyrrell dan Midland yang membeli Jordan, sehingga memungkinkan kedua tim ini untuk menghindari deposit yang besar dan mendapatkan keuntungan yang sudah dimiliki oleh tim, seperti pendapatan TV. Tujuh dari sepuluh tim yang berkompetisi di dalam ajang Formula Satu berbasis di dekat London di wilayah yang berpusat di sekitar Oxford. Tim Ferrari memiliki perakitan sasis dan mesin di Maranello, Italia. Tim AlphaTauri bermarkas di dekat tim Ferrari di Faenza, sedangkan tim Alfa Romeo bermarkas di dekat Zurich di negara Swiss.[133][134] PembalapSetiap tim di Formula Satu harus menjalankan dua mobil di setiap sesi di akhir pekan Grand Prix, dan setiap tim dapat menggunakan hingga empat pembalap dalam satu musim.[135] Sebuah tim juga dapat menjalankan dua pembalap tambahan di sesi Latihan Bebas,[135] yang sering digunakan untuk menguji calon pembalap yang baru untuk berkarier sebagai seorang pembalap Formula Satu atau mendapatkan pembalap yang berpengalaman untuk mengevaluasi mobil.[136][137] Sebagian besar pembalap dikontrak untuk setidaknya selama satu musim, dengan pergantian pembalap yang terjadi di antara musim, dibandingkan dengan tahun-tahun awal ketika pembalap sering berkompetisi secara ad hoc dari balapan ke balapan. Setiap peserta harus memiliki Lisensi Super FIA untuk berkompetisi di Grand Prix,[138] yang diberikan kepada pembalap yang telah memenuhi kriteria sukses di kategori olahraga bermotor junior dan telah mencapai jarak lari 300 kilometer (190 mi) dengan mobil Formula Satu. Pembalap juga dapat diberikan Lisensi Super oleh Dewan Olahraga Bermotor Dunia jika mereka gagal memenuhi kriteria.[138] Meskipun sebagian besar pembalap mendapatkan kursi mereka berdasarkan kemampuan, namun pertimbangan komersial juga ikut berperan karena tim harus memenuhi tuntutan sponsor dan finansial. Tim juga mengontrak pembalap penguji dan cadangan untuk menggantikan posisi pembalap reguler bila diperlukan dan mengembangkan mobil tim; meskipun dengan pengurangan pengujian, namun peran pembalap cadangan terutama terjadi pada simulator,[139] seperti rFactor Pro,[140][141] yang digunakan oleh sebagian besar tim F1.[142][143] Setiap pembalap memilih sendiri nomor yang belum ditetapkan dari 2 hingga 99 (tidak termasuk 17 yang dipensiunkan setelah kematian Jules Bianchi)[144] pada saat memasuki ajang Formula Satu dan mempertahankan nomor tersebut selama mereka berada di seri tersebut. Nomor satu diperuntukkan bagi Juara Dunia Pembalap, yang mempertahankan nomor sebelumnya dan dapat memilih untuk menggunakannya daripada menggunakan nomor satu.[145] Pada awal kejuaraan dunia, nomor dialokasikan oleh penyelenggara perlombaan secara ad hoc dari perlombaan ke perlombaan.[146] Nomor permanen diperkenalkan pada musim 1973, dan mulai berlaku pada musim 1974, ketika tim diberi nomor dalam urutan menaik berdasarkan klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor pada akhir musim 1973. Tim-tim tersebut akan menyimpan nomor tersebut dari musim ke musim dengan pengecualian tim dengan Juara Dunia Pembalap, yang akan menukar nomornya dengan nomor satu dan dua dari tim juara dunia sebelumnya. Pendatang baru diberikan nomor cadangan, kecuali nomor 13 yang sudah tidak digunakan sejak musim 1976.[147] Karena tim menyimpan nomor mereka untuk jangka waktu yang lama, nomor mobil dikaitkan dengan sebuah tim, seperti Ferrari dengan nomor 27 dan 28.[146] Sistem yang berbeda digunakan dari musim 1996 hingga 2013: pada awal setiap musim, Juara Dunia Pembalap saat ini ditunjuk sebagai nomor satu, rekan setimnya nomor dua, dan tim yang lainnya diberi nomor menaik sesuai dengan urutan Kejuaraan Dunia Konstruktor pada musim sebelumnya.[148] Sejak berakhirnya Kejuaraan Dunia musim 2022[update], total 34 pembalap yang berbeda telah berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap, dengan Michael Schumacher dan Lewis Hamilton yang memegang rekor sebagai pembalap dengan gelar kejuaraan dunia pembalap terbanyak dengan tujuh gelar. Lewis Hamilton juga meraih kemenangan balapan terbanyak pada tahun 2020. Jochen Rindt adalah satu-satunya Juara Dunia anumerta, setelah total poinnya tidak terlampaui, meskipun mengalami kecelakaan fatal di Grand Prix Italia 1970, dengan 4 balapan yang masih tersisa di musim itu. Pembalap dari Inggris adalah yang paling sukses di dalam olahraga ini, dengan 18 gelar kejuaraan dunia pembalap di antara 10 pembalap, dan 316 kemenangan. Seri pengumpanSebagian besar pembalap F1 memulai kompetisi balap kart, dan kemudian mengikuti seri tradisional di benua Eropa dengan satu tempat duduk, seperti Formula Ford dan Formula Renault, hingga Formula 3, dan terakhir Seri GP2. GP2 dimulai pada tahun 2005, menggantikan Formula 3000, yang menggantikan Formula Dua sebagai batu loncatan besar terakhir menuju ajang F1. GP2 diubah namanya menjadi Kejuaraan FIA Formula 2 pada tahun 2017. Sebagian besar juara dari level ini berhasil lulus ke ajang F1, namun juara GP2 tahun 2006, yaitu Lewis Hamilton, berhasil menjadi juara F2, F3000, atau GP2 yang pertama yang berhasil memenangkan gelar juara dunia pembalap Formula Satu pada tahun 2008.[149] Pembalap tidak diharuskan untuk berkompetisi di level ini sebelum memasuki ajang Formula Satu. Ajang Formula 3 Inggris telah memasok banyak pembalap F1, dengan para juara, termasuk Nigel Mansell, Ayrton Senna, dan Mika Häkkinen yang langsung berpindah dari seri tersebut ke ajang Formula Satu, dan Max Verstappen melakukan debut F1 setelah satu musim di Formula 3 Eropa. Lebih jarang lagi seorang pembalap dipilih dari level yang lebih rendah, seperti halnya dengan Juara Dunia musim 2007, yaitu Kimi Räikkönen, yang langsung terjun dari Formula Renault ke ajang F1.[150] Balap mobil roda terbuka Amerika juga berkontribusi pada grid Formula Satu. Juara CART, yaitu Mario Andretti dan Jacques Villeneuve, berhasil menjadi Juara Dunia F1, sementara Juan Pablo Montoya berhasil memenangkan tujuh balapan di dalam ajang F1. Juara CART (juga dikenal sebagai ChampCar) yang lainnya, seperti Michael Andretti dan Alessandro Zanardi, tidak pernah berhasil memenangkan balapan di dalam ajang F1. Pembalap yang lain telah mengambil jalur yang berbeda untuk menuju F1; Damon Hill membalap di dalam ajang balapan sepeda motor, dan Michael Schumacher membalap di dalam ajang balapan mobil sport, meskipun setelah naik peringkat junior dengan kursi tunggal. Mantan pembalap F1, yaitu Paul di Resta, membalap di dalam ajang DTM, hingga ia menandatangani kontrak dengan tim Force India pada tahun 2011. Grand PrixJumlah Grand Prix yang diselenggarakan di setiap musim balapan berubah-ubah sepanjang waktu. Musim yang pertama pada tahun 1950 terdiri dari 7 sesi, dan terus bertambah sepanjang waktu. Sejak musim 1980 sampai dengan 2003, jumlah sesi balapan bertahan di 16 atau 17 seri, dan kemudian mencapai 19 seri pada tahun 2005, sedangkan musim 2019 berisi 21 balapan, dan musim-musim saat ini telah menyajikan rata-rata 19 balapan. Pada musim 2021 dan 2022, kalender F1 terdiri dari 22 balapan, yang merupakan jumlah balapan yang terbanyak di dalam satu musim.[151][152][153] Enam dari tujuh balapan di musim pertama (1950) berada di benua Eropa; satu-satunya balapan di luar benua Eropa yang termasuk Kejuaraan Dunia adalah Indianapolis 500, yang digelar dengan regulasi yang berbeda dan kemudian diganti dengan Grand Prix Amerika Serikat. Kompetisi F1 kemudian secara bertahap meluas ke negara-negara non Eropa. Argentina menggelar Grand Prix yang pertama di Amerika Selatan pada tahun 1953, sedangkan Maroko menjadi negara Afrika yang pertama yang menjadi tuan rumah balapan F1 tahun 1958. Menyusul kemudian Asia (Jepang pada tahun 1976) dan Oseania (Australia pada tahun 1985), dan balapan yang pertama di kawasan Timur Tengah digelar pada musim 2004. Seri balapan yang sekarang tersebar di sejumlah negara di benua Eropa, Asia, Oseania, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Umumnya, setiap negara menjadi tuan rumah Grand Prix sekali dalam setiap musim, yang membawa nama negara tersebut ke pentas internasional. Dengan pengecualian Italia yang menyelenggarakan dua seri balapan setiap musim. Satu di antaranya adalah Grand Prix Emilia Romagna. Sirkuit yang digunakan untuk balapan bisa berbeda dari satu musim ke musim berikutnya. Grand Prix Inggris, contohnya. Sejak diselenggarakan setiap tahun sejak musim 1950, telah rutin berganti antara Brands Hatch dan Silverstone mulai dari tahun 1963 sampai dengan 1986. Satu-satunya seri balapan yang ada di dalam setiap musim kompetisi adalah Grand Prix Italia. Seri Italia selalu diadakan di Monza, dengan satu pengecualian pada tahun 1980, di mana seri tersebut diadakan di Imola (yang sekarang menjadi sirkuit dari Grand Prix Emilia Romagna). 19 balapan musim 2014 tersebar di setiap benua berpenduduk, kecuali benua Afrika, dengan 10 Grand Prix diantaranya yang diadakan di luar benua Eropa. Beberapa Grand Prix sudah ada sebelum terbentuknya Kejuaraan Dunia, seperti Grand Prix Prancis, dan dimasukkan ke dalam kejuaraan sebagai balapan Formula Satu pada tahun 1950. Grand Prix Inggris dan Italia adalah satu-satunya balapan yang diadakan di setiap musim Formula Satu; balapan jangka panjang yang lainnya termasuk Grand Prix Belgia, Jerman, dan Prancis. Grand Prix Monako pertama kali diadakan pada tahun 1929, dan terus berlangsung sejak tahun 1955 (kecuali pada tahun 2020), dan secara luas dianggap sebagai salah satu balapan mobil yang paling penting dan bergengsi di dunia.[154] Semua Grand Prix biasanya dijalankan pada siang hari, hingga Grand Prix Singapura perdana menjadi tuan rumah balapan malam Formula Satu untuk yang pertama kalinya pada tahun 2008,[155] yang kemudian diikuti dengan balapan siang-malam Grand Prix Abu Dhabi pada tahun 2009, dan Grand Prix Bahrain yang diubah menjadi balapan malam pada tahun 2014. Grand Prix yang lainnya di benua Asia telah disesuaikan waktu startnya agar menguntungkan bagi para pemirsa televisi di benua Eropa.[156] Penambahan kembali (2008–sekarang)Teks tebal menunjukkan Grand Prix yang dijadwalkan sebagai bagian dari musim 2023.
Inisiatif Lokasi Baru (2008–sekarang)Teks tebal menunjukkan Grand Prix yang dijadwalkan sebagai bagian dari musim 2023. Sejak tahun 2008, Grup Formula Satu telah menargetkan "kota tujuan" yang baru untuk memperluas jangkauan globalnya, dengan tujuan untuk menghasilkan balapan dari negara-negara yang sebelumnya belum pernah terlibat dalam olahraga tersebut. Inisiatif ini dimulai dengan Grand Prix Singapura 2008.[158]
SirkuitSebuah sirkuit biasanya memiliki sebuah bagian jalanan lurus tempat starting grid. Pit lane tempat di mana pembalap berhenti untuk mengganti ban, penyesuaian aerodinamika, dan perbaikan-perbaikan kecil (misalnya pergantian hidung mobil akibat kerusakan sayap depan) selama balapan dan tempat tim bekerja sebelum balapan dimulai, umumnya berada di samping garis start. Tata letak masing-masing sirkuit berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Umumnya sirkuit yang dipakai menggunakan arah searah jarum jam. Sirkuit yang memakai arah berlawanan dengan arah jarum jam dapat menyebabkan masalah pada leher pembalap karena gaya yang ditimbulkan oleh mobil-mobil F1. Kebanyakan sirkuit yang digunakan sekarang ini adalah sirkuit yang khusus dibuat untuk kompetisi F1. Sirkuit-sirkuit jalanan saat ini adalah Monako, Melbourne, Singapura, Baku, Jeddah, Miami, dan Las Vegas. Glamor dan sejarah balapan Monako merupakan alasan satu-satunya kenapa sirkuit tersebut masih digunakan sekarang ini, meskipun sirkuit itu dianggap tidak memenuhi standar keselamatan yang diminta. Juara dunia tiga kali Nelson Piquet menggambarkan balapan di Monako seperti "mengendarai sepeda di ruang tamu Anda".[160] Sirkuit Formula Satu modern memiliki area kosong yang luas, jebakan kerikil, dan penghalang ban untuk mengurangi risiko dalam kecelakaan. FIA memerintahkan beberapa perubahan terhadap sirkuit-sirkuit setelah kematian dari Ayrton Senna dan Roland Ratzenberger di Imola selama musim 1994. Desain sirkuit untuk melindungi keselamatan pembalap menjadi semakin canggih, seperti yang dicontohkan oleh Sirkuit Internasional Bahrain, yang ditambahkan pada musim 2004 dan dirancang – seperti kebanyakan sirkuit baru F1 – oleh Hermann Tilke. Beberapa sirkuit yang baru di dalam ajang F1, terutama yang dirancang oleh Tilke, dikritik karena kurang memiliki "aliran" yang klasik, seperti Spa-Francorchamps dan Imola. Desain ulang sirkuit Hockenheim di Jerman misalnya, selain memberikan lebih banyak kapasitas untuk tribun penonton dan menghilangkan lintasan lurus yang sangat panjang dan berbahaya, sambil juga tidak disukai oleh banyak orang yang berpendapat bahwa bagian dari karakter sirkuit Hockenheim adalah lintasan lurus yang panjang dan menyilaukan menuju bagian hutan. Namun, sirkuit-sirkuit baru ini pada umumnya disetujui untuk memenuhi standar keselamatan Formula Satu modern lebih baik daripada sirkuit-sirkuit yang lama. Circuit of the Americas di Austin, Sochi Autodrom di Sochi, dan Sirkuit Kota Baku di Azerbaijan, semuanya telah diperkenalkan sebagai trek yang baru sejak tahun 2012. Pada tahun 2020, Sirkuit Internasional Algarve memulai debutnya di dalam kalender F1 sebagai tempat berlangsungnya Grand Prix Portugal, di mana negara tersebut terakhir kali menjadi tuan rumah balapan pada tahun 1996.[a] Pada tahun 2021, Sirkuit Zandvoort kembali lagi ke dalam kalender F1 sebagai tuan rumah Grand Prix Belanda, setelah terakhir kali menjadi tuan rumah balapan pada tahun 1985. Grand Prix Las Vegas memasuki olahraga tersebut pada tahun 2023. Mobil dan teknologiMobil Formula Satu modern adalah mobil dengan mesin di tengah, hibrida, kokpit semi terbuka, dan roda terbuka tempat duduk tunggal. Sasis sebagian besar terbuat dari komposit serat karbon, menjadikannya ringan, namun sangat kaku dan kuat. Seluruh mobil, termasuk pembalapnya, tetapi tidak termasuk bahan bakarnya, hanya memiliki berat 795 kg (1.753 pon) – berat minimum yang ditetapkan oleh peraturan.[161] Jika konstruksi mobil lebih ringan dari minimum, maka dapat diberi pemberat untuk menambah bobot yang diperlukan. Tim balap memanfaatkan hal ini dengan menempatkan pemberat ini di bagian paling bawah sasis, sehingga menempatkan pusat gravitasi serendah mungkin untuk meningkatkan penanganan dan perpindahan beban.[162] Kecepatan menikung mobil Formula Satu sangat ditentukan oleh gaya turun aerodinamis yang dihasilkannya, yang mendorong mobil turun ke lintasan. Hal ini disebabkan oleh "sayap" yang dipasang di bagian depan dan belakang kendaraan, dan oleh efek tanah yang diciptakan oleh tekanan udara rendah di bawah bagian bawah mobil yang rata. Desain aerodinamis mobil sangat dibatasi hingga membatasi performa. Mobil generasi sebelumnya menggunakan sejumlah besar sayap kecil, "papan tongkang", dan baling-baling putar yang dirancang untuk mengontrol aliran udara di atas, bawah, dan di sekitar mobil. Faktor utama lainnya yang mengendalikan kecepatan menikung mobil adalah desain ban. Dari musim 1998 hingga 2008, ban di dalam ajang Formula Satu bukanlah "slicks" (ban tanpa pola tapak) seperti pada kebanyakan seri balap sirkuit yang lainnya. Sebaliknya, setiap ban memiliki empat lekukan melingkar besar di permukaannya yang dirancang untuk membatasi kecepatan menikung mobil.[163] Ban licin kembali digunakan di dalam ajang Formula Satu pada musim 2009. Suspensinya adalah double wishbone atau multilink depan dan belakang, dengan pegas yang dioperasikan dengan pushrod dan peredam pada sasis – satu pengecualian adalah bahwa dari spesifikasi mobil Red Bull Racing tahun 2009 (RB5) yang menggunakan suspensi pullrod di bagian belakang, merupakan mobil pertama yang melakukannya sejak Minardi PS01 pada tahun 2001. Tim Ferrari menggunakan suspensi pullrod di bagian depan dan belakang pada mobil mereka di musim 2012.[164] Baik Ferrari (F138) maupun McLaren (MP4-28) di musim 2013 menggunakan suspensi pullrod, baik di bagian depan maupun belakang. Pada musim 2022, McLaren (MCL36) dan Red Bull Racing (RB18) beralih ke suspensi depan pullrod dan suspensi belakang push rod.[165][166] Karbon-karbon rem cakram digunakan untuk mengurangi bobot dan meningkatkan kinerja gesekan. Ini memberikan tingkat performa pengereman yang sangat tinggi dan biasanya merupakan elemen yang memicu reaksi terbesar dari pengemudi yang baru mengenal formula tersebut. Pada musim 2022, peraturan teknis diubah secara signifikan untuk mengurangi turbulensi (biasa disebut sebagai "udara kotor") yang dihasilkan oleh aerodinamis mobil. Hal ini mencakup desain ulang sayap depan dan belakang, roda yang lebih besar dengan profil ban yang lebih rendah, penutup roda, sayap kecil, pelarangan papan tongkang, dan penerapan kembali produksi gaya turun Efek tanah. Hal ini telah diubah untuk mendukung balapan, yang berarti mobil kehilangan lebih sedikit gaya turun pada saat mengikuti mobil yang lain. Hal ini memungkinkan mobil untuk mengikuti mobil yang lain pada jarak yang lebih dekat, tanpa memperlebar jarak karena turbulensi udara.[167] (Lihat Regulasi teknis Formula Satu musim 2022) Mobil Formula Satu harus memiliki empat roda yang terbuat dari bahan logam yang sama, yang harus merupakan salah satu dari dua paduan magnesium yang ditentukan oleh FIA.[168] Roda paduan magnesium yang dibuat dengan penempaan digunakan untuk mencapai pengurangan maksimum berat berputar tanpa pegas.[169] Mulai dari tahun 2022, roda ditutupi dengan Penutup Roda "spesifikasi" (Standar), diameter roda ditingkatkan dari 13 inci menjadi 18 inci (mengurangi "profil ban"), dan sayap kecil telah ditempatkan di atas ban depan.[170] Dimulai dengan musim Formula 1 2014, mesinnya telah berubah dari 2,4 liter V8 yang disedot secara alami menjadi "unit daya" 1,6 liter V6 turbocharged.[171] Mesin ini mendapatkan sebagian besar tenaganya dari motor listrik. Selain itu, mereka menyertakan banyak teknologi pemulihan energi. Mesin ini menggunakan bahan bakar tanpa timbal yang mirip dengan bensin yang tersedia secara umum.[172] Oli yang melumasi dan melindungi mesin dari panas berlebih memiliki kekentalan yang sangat mirip dengan air. Mesin generasi tahun 2006 berputar hingga 20.000 rpm dan menghasilkan lebih dari 580 kW (780 bhp).[173] Untuk musim 2007, mesin dibatasi hingga 19.000 rpm dengan area pengembangan terbatas yang diizinkan, menyusul pembekuan spesifikasi mesin sejak akhir musim 2006.[174] Untuk Formula Satu musim 2009, mesin dibatasi hingga 18.000 rpm.[175] Berbagai macam teknologi – termasuk suspensi aktif[176] dilarang berdasarkan peraturan yang berlaku. Meskipun demikian, mobil generasi saat ini dapat mencapai kecepatan melebihi 350 km/h (220 mph) di beberapa sirkuit.[177] Kecepatan di trek lurus yang tertinggi yang tercatat selama Grand Prix adalah 3.726 km/h (2.315 mph), yang dicapai oleh Juan Pablo Montoya selama Grand Prix Italia 2005.[178] Sebuah Mobil Formula Satu BAR-Honda, yang berjalan dengan gaya turun minimum di landasan pacu di Gurun Mojave mencapai kecepatan tertinggi 415 km/h (258 mph) pada tahun 2006. Menurut Honda, mobil tersebut sepenuhnya memenuhi peraturan FIA Formula Satu.[179] Bahkan dengan keterbatasan pada aerodinamis, pada 160 km/h (99 mph) gaya tekan ke bawah yang dihasilkan secara aerodinamis sama dengan bobot mobil, dan klaim yang sering diulang bahwa mobil Formula Satu menghasilkan gaya tekan yang cukup untuk "membalap di langit-langit", meskipun pada prinsipnya memungkinkan, belum pernah diuji. Gaya turun sebesar 2,5 kali bobot mobil dapat dicapai pada kecepatan penuh. Gaya turun berarti mobil dapat mencapai gaya lateral yang besarnya hingga 3,5 kali gaya gravitasi (3,5g) pada saat menikung.[180] Akibatnya, kepala pembalap tertarik ke samping dengan gaya yang setara dengan beban 20kg di tikungan. Gaya lateral yang tinggi tersebut cukup membuat sulit bernapas dan pembalap memerlukan konsentrasi dan kebugaran tertinggi untuk mempertahankan fokus mereka selama satu hingga dua jam yang diperlukan untuk menyelesaikan balapan. Mobil jalan raya berperforma tinggi seperti Enzo Ferrari hanya mampu mencapai berat sekitar 1g.[181] Hingga 2019[update], setiap tim boleh memiliki tidak lebih dari dua mobil yang tersedia untuk digunakan kapan saja.[182] Setiap pembalap boleh menggunakan tidak lebih dari empat mesin selama satu musim kejuaraan, kecuali mereka membalap untuk lebih dari satu tim. Jika lebih banyak mesin yang digunakan, mereka turun sepuluh peringkat di grid start pada balapan di mana mesin tambahan digunakan. Satu-satunya pengecualian adalah jika mesin disediakan oleh pabrikan atau pemasok yang mengambil bagian dalam musim kejuaraan pertamanya, yang mana dalam hal ini, maksimal lima mesin dapat digunakan oleh seorang pembalap.[183] Setiap pembalap boleh menggunakan tidak lebih dari satu girboks untuk enam balapan berturut-turut; setiap pergantian girboks yang tidak terjadwal mengharuskan pembalap untuk turun lima peringkat di grid, kecuali mereka gagal menyelesaikan balapan sebelumnya karena alasan di luar kendali tim.[184] Hingga 2019[update], setiap pembalap dibatasi tiga unit tenaga per musim, sebelum dikenakan penalti turun grid. Pendapatan dan keuntungan
Pada bulan Maret 2007, F1 Racing menerbitkan perkiraan pengeluaran tahunan tim Formula Satu.[185] Total pengeluaran kesebelas tim pada tahun 2006 diperkirakan mencapai $2,9 miliar AS. Jumlah tersebut dirinci sebagai berikut: Toyota $418,5 juta, Ferrari $406,5 juta, McLaren $402 juta, Honda $380,5 juta, BMW Sauber $355 juta, Renault $324 juta, Red Bull $252 juta, Williams $195,5 juta, Midland F1/Spyker-MF1 $120 juta, Toro Rosso $75 juta, dan Super Aguri $57 juta. Biaya sangat bervariasi dari tim ke tim. Tim Honda, Toyota, McLaren-Mercedes, dan Ferrari diperkirakan menghabiskan sekitar $200 juta untuk mesin pada tahun 2006, tim Renault menghabiskan sekitar $125 juta, dan V8 2006 milik Cosworth dikembangkan seharga $15 juta.[186] Berbeda dengan musim 2006 yang menjadi dasar angka-angka ini, peraturan olahraga tahun 2007 melarang semua pengembangan mesin yang berhubungan dengan performa.[187] Tim Formula Satu membayar biaya masuk sebesar $500.000, ditambah $5.000 per poin yang diperoleh tahun sebelumnya atau $6.000 per poin untuk pemenang Kejuaraan Dunia Konstruktor. Pembalap Formula Satu membayar biaya FIA Super Licence, yang pada tahun 2013 adalah €10.000 ditambah €1.000 per poin.[188] Ada kontroversi mengenai cara pembagian keuntungan di antara tim. Tim-tim yang lebih kecil mengeluhkan pembagian keuntungan yang tidak merata, dan lebih memilih tim-tim papan atas yang sudah mapan. Pada bulan September 2015, tim Force India dan Sauber secara resmi mengajukan keluhan kepada Uni Eropa terhadap Formula Satu yang mempertanyakan tata kelola, dan menyatakan bahwa sistem pembagian pendapatan dan penentuan peraturan tidak adil dan melanggar hukum.[189] Biaya pembangunan sirkuit permanen baru bisa mencapai ratusan juta dolar, sedangkan biaya untuk mengubah jalan umum, seperti Albert Park, menjadi sirkuit sementara jauh lebih murah. Namun, sirkuit permanen dapat menghasilkan pendapatan sepanjang tahun dari penyewaan trek untuk balapan pribadi dan balapan yang lainnya, seperti MotoGP. Sirkuit Internasional Shanghai menelan biaya sebesar lebih dari $300 juta[190] dan pembangunan sirkuit Istanbul Park menghabiskan biaya sebesar $150 juta.[191] Sejumlah pembalap Formula Satu mendapatkan gaji tertinggi dari semua pembalap di balapan mobil. Pembalap dengan bayaran tertinggi pada tahun 2021 adalah Lewis Hamilton, yang menerima gaji sebesar $55 juta dari Mercedes AMG Petronas F1 – sebuah rekor bagi pembalap mana pun.[192] Pembalap Formula Satu papan atas mendapat bayaran lebih dari pembalap IndyCar atau NASCAR; namun, pendapatan langsung turun setelah tiga pembalap F1 teratas, dan mayoritas pembalap NASCAR akan menghasilkan lebih banyak uang dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di dalam ajang F1.[193] Kebanyakan pembalap IndyCar papan atas dibayar sekitar sepersepuluh dari rekan-rekan mereka di dalam ajang Formula Satu.[192] Pada kuartal kedua tahun 2020, Formula Satu melaporkan kerugian pendapatan sebesar $122 juta dan pendapatan sebesar $24 juta. Hal ini disebabkan oleh tertundanya dimulainya kejuaraan balap akibat pandemi COVID-19. Perusahaan memperoleh pendapatan kotor sebesar $620 juta untuk kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.[194] Masa depanPengeluaran Formula Satu telah membuat FIA dan Komisi Formula Satu berupaya untuk membuat peraturan yang baru untuk menurunkan biaya bagi tim untuk berkompetisi di dalam olahraga tersebut.[195][196] Menyusul pembelian hak komersial atas olahraga tersebut pada tahun 2017, Liberty Media mengumumkan visi mereka untuk masa depan Formula Satu di Grand Prix Bahrain 2018. Proposal tersebut mengidentifikasi lima bidang utama, termasuk menyederhanakan tata kelola olahraga, menekankan efektivitas biaya, menjaga relevansi olahraga dengan mobil jalan raya, dan mendorong pabrikan yang baru untuk memasuki kejuaraan dunia, sekaligus memungkinkan mereka menjadi kompetitif.[197] Liberty menyebut musim 2021 sebagai tanggal target mereka karena bertepatan dengan kebutuhan untuk memperbarui perjanjian komersial dengan tim dan berakhirnya siklus pengembangan mesin selama tujuh tahun, yang dimulai pada musim 2014. Pada tanggal 19 Agustus 2020, diumumkan bahwa kesepuluh tim telah menandatangani Perjanjian Concorde yang baru.[198] Hal ini mulai berlaku pada awal musim 2021, dan mengubah cara hadiah uang dan pendapatan TV didistribusikan.[199] Tanggung jawab terhadap lingkungan
— Sebastian Vettel, mantan juara dunia, menyuarakan keprihatinan atas dampak Formula Satu terhadap perubahan iklim.[200] Formula Satu telah meluncurkan rencana untuk menjadi karbon netral pada tahun 2030. Pada tahun 2025, semua balapan harus bersifat "berkelanjutan", termasuk menghilangkan plastik sekali pakai, dan memastikan semua limbah digunakan kembali, didaur ulang, atau dibuat kompos.[201] Sebuah laporan yang dilakukan oleh Formula Satu memperkirakan bahwa seri tersebut bertanggung jawab atas 256.000 ton emisi karbon dioksida pada musim 2019, dan menemukan bahwa 45% emisi berasal dari logistik dan hanya 0,7% yang berasal dari emisi mobil itu sendiri.[202][203] Pada bulan Januari 2020, FIA dan Formula Satu menandatangani kerangka kerja "Olahraga untuk Aksi Iklim" PBB. Setelah penandatanganan diumumkan, Presiden FIA, yaitu Jean Todt, mengatakan bahwa: "Sebagai Federasi internasional yang terdiri dari 244 anggota di 140 negara dan pemimpin dalam pengembangan olahraga bermotor dan mobilitas, kami berkomitmen penuh terhadap perlindungan lingkungan global. Penandatanganan Olahraga PBB untuk Kerangka Aksi Iklim ini memperkuat momentum yang telah tumbuh di Federasi kami selama bertahun-tahun. Sejak diperkenalkannya unit tenaga hibrida di F1 hingga pembentukan Komisi Lingkungan dan Keberlanjutan, seluruh komunitas FIA telah menginvestasikan waktu, energi, dan sumber daya keuangan untuk manfaat inovasi lingkungan. Kami bertujuan untuk menginspirasi kesadaran yang lebih besar dan praktik terbaik dalam standar olahraga bermotor berkelanjutan."[204] Mulai dari musim 2021–22, semua mobil akan meningkatkan bio-komponen bahan bakarnya, dengan menggunakan bahan bakar E10, dibandingkan dengan 5,75% etanol yang digunakan saat ini. Persentase ini diperkirakan akan tumbuh lagi di masa depan.[205] Pada bulan Desember 2020, FIA mengklaim telah mengembangkan bahan bakar dengan keberlanjutan 100%, untuk digunakan di dalam ajang Formula Satu mulai dari tahun 2025 atau 2026, ketika peraturan mesin baru mulai berlaku.[206] Tanggung jawab terhadap kesenjangan sosial di dalam olahragaSebelum dimulainya Kejuaraan Dunia Formula Satu musim 2020, F1 mengumumkan dan meluncurkan inisiatif #WeRaceAsOne.[207] Inisiatif ini terutama berfokus pada solidaritas yang terlihat dalam perjuangan melawan rasisme di Akhir Pekan Grand Prix, serta pembentukan Satuan Tugas Formula 1 yang akan "mendengarkan orang-orang dari seluruh paddock [...] dan membuat kesimpulan mengenai tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan keragaman dan peluang di Formula 1 di semua tingkatan".[207] Langkah ini dipicu oleh meningkatnya pertanyaan tentang rasisme dan kesenjangan global yang disebabkan oleh olahraga ini. Sejarah 70 tahun Kejuaraan Dunia didominasi oleh pembalap Eropa dan kulit putih, dengan pembalap kulit hitam yang pertama (dan satu-satunya), yaitu Lewis Hamilton, berpartisipasi di dalam kejuaraan dunia sejak musim 2007.[208] Selain tindakan di seluruh organisasi, masing-masing tim juga mengakui adanya kekurangan dalam aktivisme budaya dan politik olahraga tersebut. Selama musim 2020, Tim F1 Mercedes-AMG Petronas melakukan studi terhadap komposisi rasnya, dan menemukan bahwa sekitar 95% tenaga kerjanya berkulit putih.[209] Berdasarkan hasil penelitian tersebut, tim mengganti livery mobil untuk mengedepankan pesan anti rasisme dan juga meluncurkan program Accelerate 25. Program ini berjanji bahwa sekitar 25% dari semua pemain yang baru di dalam tim akan berasal dari minoritas yang kurang terwakili di dalam olahraga ini hingga tahun 2025.[210] Ke-20 pembalap di grid juga beberapa kali menunjukkan solidaritas dalam memerangi rasisme, baik di dalam maupun di luar lintasan. Menyusul pembunuhan George Floyd oleh Derek Chauvin, petugas polisi Minneapolis, Minnesota yang supremasi kulit putih dan retorika Donald Trump pada musim panas tahun 2020, kedua puluh pembalap tersebut mengenakan kemeja yang bertuliskan "End Racism" (dalam bahasa Indonesia: "Akhiri Rasisme"), dan mengambil bagian dalam protes anti-rasisme terorganisir selama formalitas sebelum perlombaan.[211] Setahun setelahnya, Lewis Hamilton tetap vokal dalam pakaian pra-balapannya, dengan pembalap yang lain yang kadang-kadang mengenakan pakaian yang menuntut perubahan.[butuh rujukan] Liputan mediaFormula Satu dapat disaksikan secara langsung, atau disiarkan secara langsung di hampir setiap negara dan wilayah dan menarik salah satu pemirsa televisi global terbesar. Musim 2008 menarik penonton global sebanyak 600 juta orang per balapan.[212] Penonton televisi kumulatif dihitung mencapai 54 miliar pada musim 2001, disiarkan ke 200 wilayah.[213] Pada awal tahun 1990-an, Grup Formula Satu membuat sejumlah merek dagang, logo resmi, paket grafis TV resmi, dan, pada tahun 2003, situs web resmi olahraga tersebut dalam upaya memberikan identitas korporat. Semua stasiun TV mengambil apa yang dikenal sebagai "Umpan Dunia", baik yang diproduksi secara historis oleh "penyiar tuan rumah" atau oleh Manajemen Formula Satu (FOM). Penyiar tuan rumah memiliki satu feed untuk semua, atau dua feed terpisah – feed untuk pemirsa lokal dan feed untuk pemirsa internasional. Pendekatan satu ukuran untuk semua berarti ada bias terhadap tim atau pembalap tertentu selama balapan berlangsung, yang menyebabkan pemirsa melewatkan aksi dan insiden yang lebih penting, sedangkan pendekatan dua umpan berarti tayangan ulang (saat kembali dari jeda iklan) dan tindakan bias lokal dapat diterapkan pada feed lokal, sementara feed internasional tidak terpengaruh. Satu-satunya stasiun yang berbeda dari pengaturan ini adalah "DF1" (diganti namanya menjadi "Premiere" lalu menjadi "Sky Deutschland") – saluran Jerman yang menawarkan semua sesi secara langsung dan interaktif, dengan fitur-fitur seperti onboard dan saluran di jalur-pit-. Layanan ini dibeli oleh Bernie Ecclestone pada akhir tahun 1996, dan menjadi F1 Digital Plus, yang tersedia lebih luas di seluruh benua Eropa hingga akhir tahun 2002, ketika biaya layanan interaktif digital dianggap terlalu mahal. Pada tanggal 12 Januari 2011, F1 mengumumkan bahwa mereka akan mengadopsi format HD untuk musim 2011.[214] Diumumkan pada tanggal 29 Juli 2011, bahwa Sky Sports dan BBC akan bekerja sama untuk menayangkan balapan di F1 dari tahun 2012 hingga 2018. Sky meluncurkan sebuah saluran khusus, yaitu Sky Sports F1, yang meliput semua balapan secara langsung tanpa gangguan komersial serta sesi latihan bebas dan sesi kualifikasi secara langsung, bersama dengan program F1, termasuk wawancara, aksi arsip, dan acara majalah.[215] Pada tahun 2012, BBC menyiarkan liputan langsung dari separuh balapan dalam satu musim.[216] BBC mengakhiri kontrak televisinya setelah musim 2015, tiga tahun lebih awal dari yang sebelumnya telah direncanakan.[217] Hak siar TV gratis diambil oleh Channel 4 hingga akhir musim 2018.[218] Liputan Sky Sports F1 tetap tidak terpengaruh, dan liputan BBC Radio 5 Live dan 5 Sports Extra diperpanjang hingga tahun 2021.[219] Pada tahun 2022, BBC Radio 5 Live dan 5 Sports Extra memiliki hak atas liputan tersebut hingga tahun 2024.[220] Meskipun Sky Sports dan Channel 4 adalah dua penyiar utama Formula 1, namun negara lain juga menayangkan balapan Formula Satu. Banyak yang menggunakan komentar dari Sky Sports atau Channel 4. Di sebagian besar negara di benua Asia (kecuali Tiongkok), dua penyiar utama Formula satu mencakup jaringan Fox dan Star Sports (di negara India). Di negara Amerika Serikat, ESPN memegang hak resmi untuk menyiarkan olahraga tersebut, sementara ABC juga memegang hak siaran gratis untuk beberapa balapan di bawah bendera ESPN di ABC. Di negara Jerman, Austria, dan Swiss, dua lembaga penyiaran utama adalah RTL Jerman dan n-TV. Di negara Tiongkok, ada beberapa saluran yang menayangkan ajang Formula Satu, antara lain CCTV, Tencent, Guangdong TV, dan Shanghai TV.[221] Saat ini, di negara Prancis, satu-satunya saluran yang menayangkan ajang Formula Satu adalah saluran TV berbayar Canal+, yang telah memperbarui hak siarnya hingga tahun 2024.[222] Situs web resmi Formula Satu memiliki grafik waktu langsung yang dapat digunakan selama balapan berlangsung untuk mengikuti papan peringkat secara real time. Aplikasi resmi telah tersedia untuk Apple App Store sejak tahun 2009,[223] dan di Google Play sejak tahun 2011,[224] yang menunjukkan kepada pengguna umpan posisi pembalap, waktu, dan komentar secara real-time.[225] Pada tanggal 26 November 2017, Formula Satu meluncurkan sebuah logo yang baru, yang menggantikan logo "terbang", yang sebelumnya telah digunakan sejak musim 1993.[226] Pada bulan Maret 2018, FOM mengumumkan peluncuran F1 TV, sebuah platform streaming over-the-top (OTT), yang memungkinkan pemirsa untuk menonton beberapa umpan video dan layar pengaturan waktu secara bersamaan selain dari saluran tradisional, mengarahkan rekaman dan komentar balapan.[227] Perbedaan antara balapan Formula Satu dan Kejuaraan DuniaSaat ini, istilah "balapan Formula Satu" dan "balapan Kejuaraan Dunia" secara efektif sama artinya. Sejak tahun 1984, setiap balapan Formula Satu diperhitungkan ke dalam Kejuaraan Dunia, dan setiap balapan Kejuaraan Dunia telah dijalankan sesuai dengan peraturan dari Formula Satu. Namun, kedua istilah tersebut tidak dapat dipertukarkan.
Perbedaan ini paling relevan ketika mempertimbangkan ringkasan karier dan daftar sepanjang masa. Misalnya, dalam Daftar pembalap Formula Satu, Clemente Biondetti ditampilkan dengan satu balapan melawan namanya sendiri. Biondetti sebenarnya berkompetisi di dalam empat balapan Formula Satu pada tahun 1950,[233] tetapi hanya satu saja yang dihitung untuk Kejuaraan Dunia. Dalam sejarah awal Formula Satu, banyak balapan yang diadakan di luar Kejuaraan Dunia, dan kejuaraan lokal yang mengikuti peraturan Formula Satu juga terjadi. Balapan ini sering kali berlangsung di sirkuit yang tidak selalu cocok untuk Kejuaraan Dunia, dan menampilkan mobil dan pembalap lokal, serta mereka yang berkompetisi di dalam kejuaraan tersebut.[19] Balapan non-kejuaraan EropaPada tahun-tahun awal Formula Satu, sebelum kejuaraan dunia ditetapkan, terdapat sekitar dua puluh balapan yang diadakan dari akhir musim semi hingga awal musim gugur di benua Eropa, meskipun tidak semuanya dianggap penting. Mobil yang paling kompetitif berasal dari negara Italia, khususnya Alfa Romeo. Setelah dimulainya kejuaraan dunia, perlombaan non-kejuaraan ini dilanjutkan. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, terdapat banyak balapan Formula Satu yang tidak termasuk dalam Kejuaraan Dunia; pada musim 1950, total sebanyak dua puluh dua balapan Formula Satu diadakan, dan hanya enam di antaranya yang diperhitungkan sebagai Kejuaraan Dunia.[228] Pada tahun 1952 dan 1953, ketika kejuaraan dunia dijalankan sesuai dengan peraturan dari Formula Dua, balapan non-kejuaraan adalah satu-satunya balapan Formula Satu yang diadakan. Beberapa perlombaan, khususnya di negara Inggris, termasuk Race of Champions, Oulton Park International Gold Cup, dan International Trophy, dihadiri oleh mayoritas pembalap kejuaraan dunia. Balapan-balapan kecil yang lainnya diadakan secara rutin di lokasi-lokasi yang bukan bagian dari kejuaraan, seperti Grand Prix Syracuse dan Denmark, meskipun ini hanya menarik sejumlah kecil tim juara, dan mengandalkan entri swasta dan mobil Formula yang lebih rendah untuk mengisi grid.[19] Hal ini menjadi kurang umum pada tahun 1970-an, dan tahun 1983 menjadi saksi balapan Formula Satu non-kejuaraan yang terakhir; Race of Champions 1983 di Brands Hatch, berhasil dimenangkan oleh Juara Dunia Keke Rosberg dengan mengendarai mobil Williams-Cosworth dalam pertarungan jarak dekat dengan Danny Sullivan asal Amerika Serikat.[19] Kejuaraan Formula Satu Afrika SelatanKejuaraan Formula Satu domestik Afrika Selatan yang berkembang pesat berlangsung dari tahun 1960 hingga 1975. Mobil-mobil terdepan dalam seri tersebut baru-baru ini pensiun dari kejuaraan dunia, meskipun terdapat juga banyak pilihan mesin yang dibuat atau dimodifikasi secara lokal. Kejuaraan Formula Satu InggrisDFV membantu terwujudnya kejuaraan Formula Satu domestik Inggris antara tahun 1978 dan 1980. Sama seperti di negara Afrika Selatan satu dekade sebelumnya, mobil bekas dari pabrikan seperti Lotus dan Fittipaldi Automotive adalah yang terdepan, meskipun ada beberapa mobil, seperti March 781, yang dibuat khusus untuk seri ini. Pada tahun 1980, seri ini menyaksikan pembalap Afrika Selatan, yaitu Desiré Wilson, menjadi satu-satunya pembalap wanita yang berhasil memenangkan perlombaan Formula Satu, di mana ia berhasil menang di Brands Hatch dalam Wolf WR3.[234] Lihat pula
Catatan kaki
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luar
|