Sebelum lomba ini berlangsung, Lewis Hamilton memiliki keunggulan selisih empat poin di klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap atas Alonso dan tujuh poin atas Räikkönen. Räikkönen memulai lomba ini dari posisi ketiga di belakang Hamilton. Setelah start, Räikkönen berhasil menyalip Hamilton dan kemudian menyalip Massa saat Massa sedang melakukan pit stop. Sementara itu, Hamilton mengalami masalah girboks saat berusaha memperbaiki posisinya setelah ditekan oleh Alonso tak lama setelah start. Hamilton berhasil mengejar ketertinggalannya dan finis di urutan ketujuh. Namun, hasil ini tidak cukup bagi Hamilton untuk merebut gelar Juara Dunia Pembalap dan ia kalah tipis dengan selisih satu poin dari Räikkönen. Alonso, yang finis di posisi ketiga dalam perlombaan tersebut, juga memiliki selisih satu poin dari Räikkönen dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap.
Lomba Grand Prix Brasil 2007 menjadi lomba terakhir bagi tim Spyker. Tim itu mengubah namanya menjadi Force India mulai musim 2008.[3]Ralf Schumacher juga menjalani lomba terakhirnya dalam ajang F1, karena ia tidak berhasil mendapatkan kursi membalap di tim manapun untuk musim 2008, yang akhirnya membawanya berpindah keajang Deutsche Tourenwagen Masters (DTM).[4]
Latar belakang jelang lomba
Persiapan sarana dan prasarana
Menghadapi Grand Prix Brasil 2007, Autódromo José Carlos Pace mengalami renovasi besar dalam 35 tahun terakhirnya. Renovasi ini bertujuan untuk memperbaiki masalah dan menanggapi keluhan mengenai permukaan aspal sirkuit.[5] Salah satu upaya yang diambil adalah mengganti lapisan aspal dan melakukan pengaspalan baru.[6] Selain itu, pintu masuk area pit lane juga mengalami revisi dan peningkatan untuk meningkatkan keamanan.[7] Sebagai akibat dari renovasi ini, sirkuit ditutup untuk sementara waktu selama lima bulan sebelum Grand Prix Brasil 2007 diselenggarakan.[8]
Pada tanggal 17 Oktober 2007, Companhia Paulista de Trens Metropolitanos (CPTM) membuka halte kereta komuter baru di Jalur C dengan nama Autodromo.[9][10][11][12] Halte ini berlokasi dekat dengan sirkuit dan ditujukan untuk mempermudah akses para penonton menuju area sirkuit. Hal ini bertujuan untuk memperluas jalur akses antara bagian tengah dan tenggara kota São Paulo.[13][14][15]
Pergantian pembalap
Pembalap Williams dan Alexander Wurz memutuskan untuk pensiun dari ajang balap F1 setelah Grand Prix Tiongkok.[16] Sebagai pengganti, tim Williams memilih untuk menggantikan posisinya dengan pembalap penguji mereka, Kazuki Nakajima, yang merupakan putra dari mantan pembalap Satoru Nakajima.[17] Keputusan ini mengakibatkan adanya tiga pembalap asal Jepang yang turun dalam sebuah akhir pekan resmi perlombaan F1 untuk pertama kalinya sejak Grand Prix Jepang 1995, karena pada musim 2007 sendiri sudah ada dua pembalap Jepang lainnya, yaitu Takuma Sato dan Sakon Yamamoto.[18]
Klasemen sementara Kejuaraan Dunia sebelum perlombaan
Sebelum akhir pekan lomba resmi dimulai, posisi puncak klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap masih dipegang oleh Lewis Hamilton dengan 107 poin.[19] Ia unggul atas peringkat kedua yang juga rekan setim sekaligus juara dunia bertahan, yaitu Fernando Alonso, yang mengoleksi 103 poin.[19] Setelah meraih kemenangan di Grand Prix Tiongkok, Kimi Räikkönen berada di posisi ketiga dengan 100 poin, hanya selisih 7 poin dari Hamilton yang gagal finis dalam lomba tersebut.[20] Situasi menjelang lomba di Brasil mengingatkan para penggemar F1 pada kejadian menjelang berlangsungnya lomba Grand Prix Australia 1986, saat tiga pembalap bersaing ketat untuk merebut gelar juara dunia pembalap. Pada saat itu, Alain Prost, yang berada di peringkat kedua klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap saat masuk ke lomba penutup musim, berhasil membalikkan keadaan dan menjadi juara setelah mengalahkan Nigel Mansell dan Nelson Piquet.[21] Federasi Otomotif Spanyol sempat mempertanyakan apakah tim McLaren akan memperlakukan kedua pembalapnya secara adil di akhir pekan Grand Prix Brasil 2007. Alonso pernah menyatakan di Grand Prix Tiongkok bahwa ada kemungkinan timnya akan menggunakan strategi untuk membantunya agar dapat membantu Hamilton meraih gelar juara dunia, tetapi pada akhirnya dugaan ini tidak terbukti, terutama setelah Hamilton gagal finis di Shanghai.[22]Federasi Automobil Internasional (FIA) kemudian memutuskan untuk menurunkan salah satu steward-nya untuk mengawasi tim McLaren di Brasil, meskipun kemudian Alonso meminta agar tindakan ini tidak perlu dilakukan.[23]
Sesi latihan bebas
Sesi latihan bebas pada hari Jumat dijalankan dengan kondisi lintasan yang basah karena hujan. Meskipun sesekali berhenti, curah hujan cukup banyak sehingga trek basah sepanjang sebagian besar sesi latihan bebas pertama.[24] Kimi Räikkönen dan Felipe Massa berhasil menjadi yang tercepat dalam sesi latihan bebas pertama ini, dengan jarak waktu di antara keduanya sekitar setengah detik. Heikki Kovalainen dari tim Renault dan Nico Rosberg dari tim Williams berada di posisi ketiga dan keempat dalam sesi latihan bebas pertama. Sementara itu, Lewis Hamilton berada di posisi kelima dengan selisih waktu 1,5 detik dari Räikkönen. Beberapa pembalap, termasuk Fernando Alonso, memilih untuk tidak turun dalam sesi latihan bebas pertama ini untuk menjaga setelan mobil mereka mengingat kondisi trek yang diperkirakan akan kering pada Sabtu dan Minggu.[25]
Pada sesi latihan bebas kedua, hujan tidak turun lagi dan trek dengan cepat mengering. Semua pembalap memanfaatkan kondisi ini dan sebagai hasilnya, Hamilton berhasil mencatatkan waktu tercepat di posisi pertama dengan selisih waktu tujuh detik lebih cepat dari catatan Räikkönen di sesi latihan bebas pertama yang berlangsung dalam kondisi basah.[26] Alonso, Massa, dan Räikkönen mengikuti di belakang Hamilton di akhir sesi latihan bebas kedua ini. Setelah sesi latihan bebas, para steward FIA memeriksa semua mobil peserta dan menemukan kejanggalan pada set ban yang digunakan oleh Hamilton, Jenson Button, dan Takuma Sato. Mereka diketahui telah menggunakan dua set ban basah yang berbeda dalam sesi latihan bebas pertama.[27] Sesuai peraturan F1 saat itu, jika hujan turun pada sesi latihan bebas Jumat, hanya boleh menggunakan ban semi basah (intermediate) atau ban basah penuh. Tim McLaren akhirnya mengakui kesalahan penggunaan ban ini, dan FIA memberikan denda sebesar 15.000 Euro kepada tim McLaren, Honda, dan Super Aguri. Sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan pelanggaran pada lomba, FIA juga menarik satu set ban basah baru dari ketiga pembalap tersebut.[28]
Sesi kualifikasi
Sesi kualifikasi pada hari Sabtu berlangsung dalam kondisi cuaca panas yang terik. Pada sesi Q1, seperti biasanya, para pembalap dari tim-tim papan bawah tereliminasi. Duet pembalap tim Spyker, Adrian Sutil dan Sakon Yamamoto, bersama dengan duet pembalap tim Super Aguri, Takuma Sato dan Anthony Davidson, serta pembalap debutan Kazuki Nakajima dari tim Williams, semua tersingkir di sesi Q1. Heikki Kovalainen dari tim Renault juga tidak berhasil melaju ke sesi Q2.[29]
Dalam sesi Q3 yang menyisakan 10 pembalap, Nico Rosberg dari tim Williams mencatatkan waktu tercepat dan akan memulai balapan dari posisi kesepuluh. Di urutan kesembilan grid ada David Coulthard dari Red Bull Racing. Di baris keempat grid, Jarno Trulli dari tim Toyota berada di posisi delapan, diikuti oleh pembalap BMW Sauber, Robert Kubica, di posisi ketujuh. Rekan setim Kubica, Nick Heidfeld, berada di urutan keenam, sedangkan Mark Webber dari Red Bull Racing berhasil meraih posisi kelima start. Di baris kedua grid, Fernando Alonso dari McLaren berada di posisi keempat dan Kimi Räikkönen di urutan ketiga. Felipe Massa berhasil meraih posisi pole yang memukau publik Brasil, sementara Lewis Hamilton akan memulai balapan dari posisi kedua.[31][32]
Sesi perlombaan
Putaran 1 sampai dengan 14
Hanya 21 mobil saja yang mengikuti start di kotak grid, karena ada masalah yang terjadi dengan mobil Spyker milik Adrian Sutil, yang kemudian lebih memilih untuk memulai balapan dari pit lane. Pada saat start dimulai, dua pembalap Ferrari, yaitu Felipe Massa dan Kimi Räikkönen, mampu melakukan start dengan sempurna, dengan Räikkönen yang sukses menyalip Lewis Hamilton di area luar jelang masuk tikungan pertama.[33] Fernando Alonso lantas menyalip Hamilton dari sisi dalam, dan kemudian di tikungan Reta Oposta, ia mempertahankan diri dengan memblok dan mengerem keras untuk menghindari serangan balik dari Hamilton. Di sisi lain, Hamilton mengerem dengan keras dan kemudian keluar dari jalur perlombaan pada saat ia mencoba meyalip kembali Alonso. Ia bergabung kembali dalam arena perlombaan di urutan delapan tepat di belakang mobil Toyota Jarno Trulli. Masih di putaran pertama, Vitantonio Liuzzi kehilangan sayap depannya, dan terpaksa harus menepi masuk ke dalam pit untuk melakukan perbaikan. Memasuki putaran kedua di tikungan pertama, Giancarlo Fisichella harus tersingkir dari perlombaan setelah ia melebar keluar trek, dan kemudian ditabrak dengan keras oleh Sakon Yamamoto pada saat mencoba kembali memasuki trek.[34] Di sisi lain, Rubens Barrichello tertangkap komputer pengawas lomba mencuri start, dan sebagai konsekuensinya, ia harus menjalani penalti drive-through.[35]
Di barisan depan, Hamilton berusaha sangat keras untuk meraih kembali posisinya yang hilang. Di putaran kedua, ia berhasil menyalip Trulli, dan naik ke urutan ketujuh. Selang empat putaran kemudian, ia menyalip Nick Heidfeld untuk menempati posisi keenam. Hal yang tidak diinginkan pun terjadi beberapa menit kemudian, dengan masalah girboks mendadak yang menimpa Hamilton.[36] Di area tikungan Reta Oposta, Hamilton tidak bisa melakukan pengoveran gigi dan terus melambat, yang mengakibatkan ia dilewati oleh para pembalap yang lainnya.[37] Setelah melaju lambat selama 30 detik, Hamilton berhasil mengatur ulang settingan girboks di mobilnya, dan melaju normal kembali. Ia saat itu berada di posisi ke-18. Dengan dua pembalap Ferrari yang berada di posisi paling depan, Hamilton setidaknya membutuhkan finis kelima untuk bisa merebut gelar juara dunis pembalap, atau posisi ketujuh jika Räikkönen hanya finis di urutan kedua.[37]
Putaran 15 sampai dengan 30
Di bagian depan, tidak ada posisi yang berubah: pada putaran ke-15, duet pembalap tim Ferrari unggul hampir 12 detik di depan Alonso yang berada di posisi ketiga. Pada putaran tersebut, Hamilton naik ke peringkat ke-11 setelah berhasil melewati Rubens Barrichello, Ralf Schumacher, Anthony Davidson, Takuma Sato, dan Kazuki Nakajima.[35] Ia juga mengambil keuntungan dari tersingkirnya Mark Webber yang mengalami masalah girboks. Sebelum tersingkir, Webber berada di posisi kelima.[38]
Setelah 20 putaran, para pembalap di posisi depan mulai melakukan aktivitas pit stop untuk yang pertama kalinya. Robert Kubica menjadi pembalap yang pertama yang masuk ke dalam pit dengan mengambil strategi tiga kali pit stop. Felipe Massa yang memimpin lomba juga masuk ke dalam pit di putaran yang sama oleh sebelum kemudian disusul oleh Kimi Räikkönen satu putaran setelahnya, dengan strategi bahan bakar yang lebih ringan, untuk membantunya mencoba menyalip Massa di pit stop kedua nanti.[35] Para pembalap lain, diantaranya Fernando Alonso, Jarno Trulli, Sebastian Vettel, dan Lewis Hamilton juga masuk pit di putaran ke-22. Alonso bertahan dengan pemilihan ban yang keras, sementara Hamilton mengadu nasib dengan mengubah strategi pitnya menjadi tiga kali, yang merupakan sebuah strategi yang riskan di trek Brasil yang memiliki jalur pit yang panjang.[38] Hamilton memilih untuk memakai ban lunak dan mengisi bahan bakar lebih sedikit. Nick Heidfeld jadi pembalap terakhir yang masuk pit stop pertama di putaran ke-25.[39]
Putaran 31 sampai dengan 60
Setelah putaran pertama pit stop, Massa kembali memimpin di posisi pertama dengan selisih 3,3 detik di Räikkönen. Alonso bertahan di posisi ketiga dengan tertinggal 17 detik. Hamilton kembali melorot ke posisi ke-13 dengan selisih 50 detik dari Massa, dan kemudian sempat tertahan di belakang pembalap tuan rumah Barrichello. Sebuah insiden pit stop terjadi di putaran ke-32, pada saat Kazuki Nakajima melakukan pit stop pertamanya yang kurang sempurna, dengan ia yang menabrak dua mekanik pitnya.[40] Setelah kejadian ini, kedua mekanik tersebut dibawa ke klinik sirkuit untuk diperiksa, dan tidak mengalami luka serius.[35]
Di putaran ke-34, Kubica, dengan isi tangki bahan bakar yang sedikit, sukses menyalip Alonso untuk menduduki posisi ketiga. Namun, ia hanya bertahan selama lima putaran saja, sebelum kemudian masuk ke dalam pit dan turun ke posisi ketujuh. Hamilton masuk ke dalam pit di putaran ke-37 dan beralih ke ban keras. Di putaran yang sama, Heikki Kovalainen, yang sebelumnya berhasil finis di 16 lomba di kalender musim balap 2007, melintir di arena Tikungan ke-3 dan menabrak tembok pembatas.[35] Akibat dari insiden ini, Kovalainen terpaksa harus tersingkir dari perlombaan, dan ia kehilangan peluang langka untuk menjadi seorang pembalap pendatang baru yang berhasil finis dalam seluruh lomba di dalsm satu musim berjalan.[38] Pada putaran ke-40, giliran Barrichello yang tersingkir akibat masalah mesin. Bagi Barrichello sendiri, musim 2007 menjadi musim yang paling buruk sepanjang kariernya, dengan ia yang gagal mencetak satu poin pun selama satu musim ini berjalan.[38]
Pada putaran ke-43, putaran kedua pit stop dimulai, dengan pembalap yang pertama masuk ke dalam pit adalah David Coulthard dari posisi ke-8, diikuti oleh Trulli (yang sedang berada di posisi enam) satu putaran kemudian. Sementara itu, di posisi depan, Massa membuat kesalahan dan melebar di area tikungan Descida do Lago, yang membuat Räikkönen merapat mendekatinya.[35] Massa kemudian masuk ke dalam pit di putaran ke-50, diikuti oleh Alonso di putaran ke-52, dan Räikkönen pada putaran ke-53. Sebelum masuk ke dalam pit, Räikkönen mencetak beberapa putaran tercepat, dan dengan dibantu oleh teknisi kru pit tim Ferrari yang handal, ia berhasil keluar dari pit tepat di depan Massa.[38] Pada saat ini, Räikkönen secara virtual tampil sebagai juara dunia. Kubica dan Alonso masih bersaing untuk memperebutkan tempat ketiga, namun Kubica masih harus menjalani satu kali pit stop lagi. Lewis Hamilton sendiri berada di posisi ke-8 dengan selisih satu menit di belakang Räikkönen. Hamilton masuk pit stop untuk yang terakhir kalinya di putaran 57 dan kembali ke posisi ke-9, sementara perjudian Kubica dengan strategi tiga kali pitnya gagal, dengan ia yang jatuh ke posisi ke-6 setelah masuk pit di putaran ke-59. Di lap ini juga, Hamilton sukses salip Coulthard untuk posisi kedelapan, dan mencetak putaran tercepat.[35]
Putaran 61 sampai dengan 71
Di putaran ke-61, Rosberg mencoba untuk menyalip Heidfeld di area trek lurus garis start finis. Namun, aksi Heidfeld yang mencoba memblok Rosberg (yang sudah sukses menyalip) malah membuat keduanya melebar ke luar trek pada saat memasuki tikungan pertama.[39] Kubica mencoba mengambil keuntungan dari skema ini, dan berhasil menyalip keduanya sekaligus, dan naik ke posisi keempat.[33] Selanjutnya, ada Coulthard yang bertarung melawan pembalap debutan Nakajima, Coulthard lantas melintir pada saat mencoba untuk menyalip Nakajima, namun ia masih bisa melanjutkan lomba. Hamilton yang mulai putus asa masih terus berjuang agar bisa finis di urutan kelima. Ia naik ke posisi tujuh pada saat Trulli masuk ke dalam pit.[33]
Di sisa putaran-putaran akhir, Räikkönen sudah dekat dengan gelar kejuaraan dunia pembalap. Akan tetapi, jika seandainya ada pembalap lain di urutan delapan besar yang terpaksa tersingkir, maka masih memungkinkan gelar Juara Dunia Pembalap jatuh ke tangan Hamilton atau Alonso. Pertarungan yang paling menarik di akhir lomba adalah antara Rosberg dan Kubica pada putaran ke-70, dengan Rosberg yang sukses menyalip Kubica dan naik ke posisi empat.[41][42] Pada saat bendera finis dikibarkan, Räikkönen berhasil memenangi lomba ini, disusul oleh Massa dan Alonso. Hamilton dengan kerja kerasnya harus puas finis di urutan ketujuh, dan gagal meraih gelar Juara Dunia Pembalap.[35] Räikkönen sempat terkejut saat diberitahu oleh timnya bahwa ia tampil menjadi Juara Dunia, dan selisih poinnya atas Hamilton dan Alonso di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap setelah lomba ini berakhir hanya satu poin saja.[43] Dalam klasifikasi, Hamilton dinyatakan meraih posisi kedua dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, meskipun ia dan Alonso sebenarnya sama-sama mencetak empat kemenangan lomba sepanjang musim 2007, karena Hamilton lebih banyak meraih posisi finis kedua.[39][43]
Setelah perlombaan
Kami (di tim Scuderia Ferrari) tidak berada dalam posisi yang kuat dalam beberapa titik di musim 2007 ini tapi kami selalu percaya bahwa kami bisa bangkit dan melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada yang lain. Bahkan di masa-masa sulit tersebut kita merasakan kekalahan bersama dan selalu berusaha agar pantang menyerah. Kami bekerja sangat keras dan Felipe membantu saya juga. Gelar yang diraih di musim ini merupakan hasil yang pantas diapresiasi untuk seluruh anggota tim.
Kimi Räikkönen menjadi Juara Dunia Pembalap Formula Satu yang ketiga dari Finlandia setelah Keke Rosberg dan Mika Hakkinen.[45] Kesuksesan Räikkönen membalikan keadaan di akhir musim sangat langka setelah ia tertinggal 26 poin dari pemimpin klasemen di tengah musim setelah lomba di Indianapolis. Sebelum Räikkönen meraih gelar Juara Dunia Pembalap di musim 2007, hanya sekali saja pembalap di posisi tiga klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap mampu membalikan keadaan dan memenangi gelar Juara Dunia Pembalap, yaitu Giuseppe Farina yang memenangi lomba Grand Prix Italia 1950 sekaligus gelar musim 1950.[46] Hal ini kemudian diulangi lagi oleh Sebastian Vettel di musim 2010.[47]
Terkait dengan kekalahannya di perebutan gelar Juara Dunia Pembalap musim 2007, Lewis Hamilton menyatakan bahwa dirinya tetap bergembira dengan hasil posisi kedua klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap yang ia raih, terlebih dirinya baru saja masuk F1 setelah naik kelas dari Seri GP2. Hamilton percaya bahwa tim McLaren sudah membuktikan kualitasnya sebagai salah satu tim yang memiliki mobil tercepat dan kompetitif.[44] Sementara itu, Fernando Alonso, yang terlibat perang dingin dengan tim McLaren dan Hamilton, berujar bahwa ia sama sekali tidak punya kesempatan melawan duet pembalap tim Ferrari pada saat lomba ini berlangsung, dan pada akhirnya lebih memilih untuk tetap bertahan di posisi ketiga sambil menunggu sesuatu terjadi. Praktis, peluang dirinya untuk mempertahankan gelar juara dunia pun tertutup, karena menggantungkan harapan pada kondisi atau keadaan orang lain.[44]
Dalam hasil pemeriksaan paska lomba, ditemukan bahwa mobil Rosberg, Kubica, dan Heidfeld memiliki kadar bahan bakar yang terlalu dingin. Merujuk pada peraturan, bahan bakar hanya boleh 10 derajat lebih rendah dari temperatur udara. Bahan bakar yang dingin bisa meningkatkan performa mobil meski menurut analisis BBC, keunggulan yang didapatkan tidak akan lebih dari satu detik dalam satu jarak perlombaan.[48] Melihat hal ini, pihak pengawas lomba memeriksa secara teliti selama beberapa jam setelah lomba sebelum kemudian memutuskan tidak menghukum pembalap terkait permasalahan ini. Menurut pengawas perlombaan, pengukuran temperatur saat lomba berlangsung sangat tidak menentu dan tidak bisa diambil angka pasti.[49] Seandainya keputusan pengawas lomba memutuskan tiga pembalap tersebut dihukum maka Hamilton akan naik ke posisi keempat dan sekaligus akan meraih gelar dunia. Tim McLaren yang tidak puas akan keputusan ini kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi FIA, yang kemudian pada tanggal 16 November 2007 telah memutuskan untuk menolak permohonan banding tim McLaren dengan alasan prosedur protes yang diajukan oleh tim McLaren tidak tepat seperti alur yang diminta.[50][51] Hasil ini menegaskan juga bahwa hasil lomba di Brasil adalah pasti, dan status gelar juara dunia pembalap yang diraih oleh Räikkönen telah terkonfirmasi. Meskipun sebelum keputusan pengadilan keluar, sangat sulit untuk gelar juara dunia untuk berpindah tangan, terkait dengan kredibilitas F1 dan FIA yang kelak nantinya juga akan ikut dipertanyakan. Meski mengaku kecewa, namun baik Alonso ataupun Hamilton telah menyatakan bahwa mereka juga tidak suka apabila sebuah gelar juara dunia diraih melalui pengadilan.[52][53] Räikkönen sebagai juara mendapatkan dukungan dari Bernie Ecclestone dan Max Mosley dalam permasalahan ini.[54][55]
Sepekan setelah lomba, tersiar kabar bahwa Hamilton melakukan kesalahan sendiri yang mengakibatkan girboksnya macet di lomba Grand Prix Brasil 2007.[56] Diyakini pada saat itu, ia menekan tombol yang salah di setir mobilnya.[57] Akan tetapi, tim McLaren kemudian membantah berita ini, dan menegaskan bahwa kasus kejadian girboks macet di mobil Hamilton di Brasil diakibatkan karena faktor teknologi, bukan karena faktor pembalap.[58] Salah satu penyebab faktor girboks Hamilton macet pada saat lomba ini berlangsung adalah karena masalah mekanis perpindahan gigi atau masalah perangkat lunak.[58] Penegasan dari tim McLaren ini juga menjadi klarifikasi bagi para media dan penggemar, setelah banyaknya kesalahpahaman mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi.[59]
Rating televisi
Di Britania Raya, perlombaan ini memperoleh rata-rata sembilan juta pemirsa di Britania Raya yang menonton melalui stasiun televisi ITV1. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi untuk ajang Formula Satu dalam tujuh tahun terakhir. Jumlah penonton diperkirakan mencapai 10,4 juta dalam 15 menit terakhir.[60][61][62] Sementara itu, di Spanyol, stasiun televisi Telecinco dan TV3 mendapatkan rata-rata 9,0 juta penonton, dengan pangsa pasar 77,8% di Asturias dan 69,2% di Madrid.[63]
^"As obras em Interlagos" (dalam bahasa Portugis). autodromointerlagos.com/. 4 September 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Oktober 2007. Diakses tanggal 8 September 2007.
^"CET Operação Interlagos 2007" (dalam bahasa Portugis). CET – Companhia de Engenharia de Tráfego. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Oktober 2007. Diakses tanggal 17 Oktober 2007.
^Elizalde, Pablo; Beer, Matt (22 Oktober 2007). "Alonso hopes Raikkonen's title stands". Autosport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 April 2022. Diakses tanggal 8 Desember 2022.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^"TV ratings hit seven-year high". ITV Sport. 22 Oktober 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Oktober 2007. Diakses tanggal 22 Oktober 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)