Jenson Button
Jenson Alexander Lyons Button, MBE (biasa dipanggil Jense,[1][2] lahir 19 Januari 1980) adalah seorang pembalap mobil profesional asal Inggris. Ia pernah membalap di ajang Formula Satu dari musim 2000 sampai 2017. Selama kurun waktu tersebut, ia berhasil meraih gelar Juara Dunia Formula Satu di musim 2009 saat membalap bersama tim Brawn GP. Ia menjadi orang Inggris kesepuluh yang berhasil menjadi juara dunia F1.[3] Button selanjutnya beralih ke ajang Super GT pada musim 2018 dan langsung meraih gelar juara di musim pertamanya saat berpasangan dengan pembalap Jepang Naoki Yamamoto di Team Kunimitsu. Debutnya di ajang F1 dimulai di Grand Prix Australia 2000 bersama tim Williams. Pada musim 2001, ia membalap untuk tim Benetton-Renault, yang pada musim 2002 menjadi Renault. Pada musim 2003 ia membalap untuk tim B.A.R-Honda. Selama membalap di B.A.R, Button mencatat raihan prestasi peringkat ketiga klasemen di musim 2004 dibelakang dua pembalap Ferrari. Pada 2006 tim B.A.R berganti nama menjadi Honda Racing F1. Di musim tersebut Button akhirnya bisa meraih kemenangan pertamanya di Grand Prix Hungaria 2006 setelah harus menunggu selama 113 lomba.[4] Dengan keputusan Honda yang mengundurkan diri dari arena F1 pada akhir 2008, Ross Brawn mengakusisi aset tim dan mengubahnya menjadi tim Brawn GP untuk musim 2009 dengan pasokan mesin dari Mercedes-Benz. Button mendapat kesuksesan besar di musim tersebut dengan meraih enam kemenangan dari tujuh lomba awal dan berhasil mengunci gelar juara dunia di Grand Prix Brasil.[5] Untuk musim 2010 Button beralih ke tim McLaren sampai akhir kariernya. Di tim ini ia sempat berpasangan dengan dua pembalap juara dunia yaitu Lewis Hamilton di periode 2010–2012 dan Fernando Alonso di periode 2015–2016. Prestasi tertingginya bersama McLaren adalah peringkat kedua klasemen pembalap di musim 2011.[6] Pada musim 2017 Button memilih mengundurkan diri dan mengambil peran sebagai pembalap tes serta cadangan di tim McLaren. Ia kemudian tampil satu kali di lomba Grand Prix Monako sebagai pengganti sementara Alonso yang saat itu mengikuti lomba Indianapolis 500.[7] ProfilKeluarga dan temanJenson Button merupakan seorang anak yang berasal dari keluarga kelas menengah di Inggris. Ayahnya, John Button (1943-2014[8]) ketika masih muda merupakan seorang karyawan swasta yang juga sesekali turun di ajang reli semi-profesional.[9] Sementara ibunya, Simone Lyons adalah seorang ibu rumah tangga. Button merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Tiga kakaknya yang kesemuanya adalah perempuan adalah Tania Katrina (lahir tahun 1967), Samantha Chantal (lahir tahun 1970), dan Natasha Michelle (lahir tahun 1970). Keluarga Button tinggal di daerah pinggiran di Frome, Somerset, jauh dari keramaian London. Namun, kebahagiaan sebagai sebuah keluarga besar tidak bisa Button nikmati sampai dewasa, karena orang tuanya terpaksa bercerai. Lantas kemudian, penghasilan Button sebagai seorang pembalap F1 menjadikannya sebagai harapan tumpuan keluarganya dalam mengarungi kerasnya kehidupan.[10] Sahabat terdekat Button di ajang F1 adalah David Coulthard dan Lewis Hamilton. Sementara di luar F1 sahabat dekatnya adalah Frank Lampard. Persahabatan Button dan Lampard di mulai ketika majalah F1 Racing mempertemukan mereka dalam sebuah wawancara khusus di London tahun 2006 ketika itu Lampard masih memperkuat Chelsea.[2] Button sendiri ternyata bukanlah fans Chelsea, kepada Lampard terang-terangan Button menjelaskan bahwa ia adalah fans Arsenal.[2] PribadiJenson Button sempat bertunangan dengan penyanyi Louise Griffiths selama dua tahun, sebelum akhirnya mereka putus pada Mei 2005.[11] Pada tahun 2009 Button menjalin hubungan khusus dengan model Jepang, Jessica Michibata,[12] yang kemudian ia nikahi pada Desember 2014 di Hawaii.[13] Pernikahan Button dengan Michibata hanya bertahan satu tahun sebelum kemudian mereka bercerai di bulan Desember 2015.[14][15] Sejak 2016 Button lantas menjalin hubungan dengan model Brittny Ward.[16] Sebelum tahun 2002, Jenson Button adalah seorang penggemar makanan berbahan dasar daging bebek. Sampai suatu ketika seorang fansnya yang kebetulan juga merupakan anggota salah satu klub pecinta binatang mengiriminya sebuah video tentang penggemukan bebek secara paksa. Button lantas panik, dan akhirnya memutuskan bahwa ia tidak akan pernah lagi memakan daging bebek. Sebagai penggantinya yang terus bertahan hingga sekarang, Button lebih memilih untuk memakan salad ataupun mie.[17] Hobi Button saat waktu senggang adalah bersepeda gunung dan body boarding. Ia juga termasuk handal dalam bermain Play Station.[18] Button mengakui bahwa ia bisa mengenali karakter sirkuit-sirkuit baru yang dipakai di ajang F1 dengan cara menjajalnya di permainan video. Sementara dalam dunia hiburan, khususnya film, Jenson Button memiliki kegemaran yang nyaris sama dengan atlet-selebritis Inggris lainnya. Ia merupakan fans dari serial waralaba media, James Bond, terutama untuk film-film yang dibintangi oleh Sean Connery.[19] Hingga sekarang, kehidupan Button di Inggris termasuk yang paling sederhana di antara seluruh selebritis-atlet Inggris. Button masih bisa leluasa berkeliling di kota London tanpa kejaran paparazzi.[20] Tempat tinggal Button yang lain adalah Monako. Di sana ia menyimpan beberapa koleksi mobil pribadi seperti VW Campervan tahun 1956 dan Honda S600 yang ia dapatkan secara gratis ketika ia menandatangani kontrak dengan B.A.R-Honda tahun 2003.[21] Button juga pernah tinggal di Guernsey selama 18 bulan sebelum kemudian kembali ke Monako.[22][23] Dalam sebuah jajak pendapat yang diadakan di tahun 2007, nama Jenson Button sempat masuk nominasi untuk penghargaan "Britain's Best Dressed Man". Sayangnya ia gagal menang, dan hanya mampu berada di posisi lima di belakang Daniel Craig, David Beckham, Pangeran William, dan Frank Lampard.[24] Karier awalKartingButton kecil mengawali kebut-kebutan di ajang balap sepeda motor. Motor yang ia dapatkan merupakan hadiah Natal dari sang ayah saat Button baru berusia lima tahun.[25] Button sendiri baru mulai turun di gokart pada usia 8 tahun, setelah sebelumnya ia menyerahkan motor kecil tersebut kepada ayahnya dengan alasan kurang kencang. Lantas kemudian John tersadarkan bahwa anaknya memang benar-benar berkeinginan menjadi pembalap.[26] Di tahun 1989, ia turun di ajang gokart, dan menjuarai British Kart Super Prix. Sejak saat itu, sampai empat tahun berikutnya, Jenson terus menjuarai beberapa ajang karting seperti the British Cadet, British Open dan seri British Junior TKM Kart. Rekor fantastis ia catat pada tahun 1991 saat memenangi 34 balapan dalam ajang British Cadet.[27] Pada tahun 1994, ia meraih tempat keempat di seri British Junior Kart serta menjuarai balapan Junior Intercontinental A European dan seri Junior Intercontinental A Italian Winter Kart. Tahun 1997, ia tak hanya juara di seri Senior ICA Italian Kart, tetapi juga menjadi runner-up termuda di seri World Formula A Kart. Jenson tetap bertahan di dunia karting, dan terus mencatat kemenangan hingga 1998.[28] Formula JuniorPada tahun 1998, Button pindah ke seri Formula Ford Inggris dan Formula Ford Eropa. Membalap untuk tim Haywood Racing, ia berhasil menjuarai Formula Ford Inggris,[29] dan finis kedua dalam seri Formula Ford Eropa, di belakang calon juara Indianapolis 500, Dan Wheldon.[30] Pada tahun yang sama, ia juga menjuarai Formula Ford Festival. Akhir 1998, Button mendapatkan gelar McLaren Autosport BRDC Young Driver Award, dan sebagai hadiahnya, ia mendapatkan kesempatan menjajal mobil F1 pada akhir tahun tersebut.[31] Memasuki tahun 1999, Jenson meraih tempat ketiga di seri Formula 3 Inggris bersama tim Promatecme, di belakang Luciano Burti, dan digelari top rookie.[32] Selain itu, ia juga berhasil finis di posisi kelima dalam Ultimate Masters of Formula 3 dan Grand Prix Makau.[33] Frank Williams, yang tak puas dengan performa pembalapnya saat itu, Alex Zanardi, melihat bahwa Jenson yang masih belia itu ternyata memiliki potensi bakat yang besar.[34] Karier Formula Satu2000: WilliamsJenson Button pertama kali tertangkap radar Frank Williams pada tanggal 15 Desember 1999 saat Frank hadir dalam acara Gala Dinner FIA. Saat itu salah seorang undangan tanpa sengaja menceritakan kehebatan Button saat tes dengan mobil Prost. Kemudian tanpa ragu, Frank menelepon Button dan mengajaknya tes minggu berikutnya. Button lantas bersaing dengan Bruno Junqueira dan Jorg Muller untuk memperebutkan kursi kedua Williams pada tahun 2000.[35] Secara mengejutkan Frank kemudian merekrutnya untuk mendampingi Ralf Schumacher pada tahun 2000.[36] Saat itu, sebagai pembalap pendatang baru (rookie) Button mendapatkan banyak tekanan. Terutama dari publik Inggris, yang berharap Inggris bisa melahirkan lagi sosok juara dunia F1 selanjutnya, setelah (saat itu) terakhir diraih Damon Hill pada musim 1996.[37] Meskipun usianya masih sangat muda, tetapi ia berhasil membuktikan prestasinya kepada publik dengan meraih 12 poin di akhir musim dan finis ke delapan di klasemen pembalap. Pada GP Belgia 2000, paddock F1 sempat dibuat gempar olehnya saat ia berhasil menempati posisi ketiga di kualifikasi.[38] Di akhir musim, Button meraih gelar Rookie of the Year dari majalah F1 Racing atas prestasinya pada tahun debutnya tersebut.[39] Sangat disayangkan, performa hebatnya tak membuat Frank Williams berniat mempertahankan. Frank lebih memilih Juan Pablo Montoya untuk menemani Ralf Schumacher dibanding Button pada tahun 2001. Button pada akhirnya terdepak dari tim Williams.[40] 2001: BenettonPada tahun 2001, Button pindah ke tim Benetton-Renault. Di tim ini, performanya sepanjang musim jauh dari kata memuaskan.[41] Berpasangan dengan pembalap Italia Giancarlo Fisichella, tim berjuang mengembangkan mobil dan mesti menghabiskan sebagian besar balapan dari belakang grid. Di akhir musim, Button masih kesulitan dengan handling mobil Benetton B201 meskipun rekan setimnya, Fisichella, sukses finis ketiga di Spa-Francorchamps.[42] Button akhirnya hanya mampu meraih 2 poin di akhir musim, yang ia dapatkan dari hasil finis posisi kelima di Hockenheim.[43] 2002: RenaultDi musim 2002, tim Benetton berganti nama menjadi Renault F1, dan performanya jauh lebih baik ketimbang di 2001. Button kali ini ditemani oleh pembalap Italia lainnya, Jarno Trulli, yang pada tahun 2000 sempat mengalami masalah dengan Button akibat beberapa kali Trulli selalu celaka karena ditabrak Button. Button secara ajaib mampu bangkit dari keterpurukan di 2001. Bahkan ia nyaris meraih podium di Malaysia, setelah sampai lap terakhir berada di posisi tiga, sayangnya suspensi belakangnya macet tepat di lap terakhir, dan ia harus merelakan posisi podiumnya untuk Michael Schumacher. Di balapan berikutnya di Brazil, Button kembali finis ke empat.[44] Pada bulan Juli 2003, Williams secara mengejutkan memutuskan bahwa mereka akan tetap mempertahankan duet Juan Pablo Montoya dan Ralf Schumacher untuk musim 2003. Ini berarti Jenson Button tidak bisa kembali ke Williams. Saat itu banyak tim yang mencoba meraih Button, di antaranya Ferrari dan McLaren. Di saat Ferrari memperpanjang kontrak Rubens Barrichello dan Michael Schumacher sambil terus menanti skill dari Felipe Massa, serta tim McLaren yang memperpanjang kontrak David Coulthard untuk menemani Kimi Räikkönen, akhirnya Button memutuskan untuk menerima tawaran David Richards dari B.A.R-Honda untuk tahun 2003.[45] Di akhir musim Jenson berhasil mengumpulkan keseluruhan 15 poin, dan berada di posisi tujuh klasemen pembalap musim 2002.[46] 2003—2005: British American RacingPersaingan dengan Jacques VilleneuveDi musim 2003, Jenson beralih ke tim B.A.R-Honda untuk mendampingi mantan juara dunia 1997 Jacques Villeneuve (JV), dan posisinya di Renault digantikan oleh Fernando Alonso.[47] Seperti biasanya, JV mencoba menyerang secara psikologis setiap rekan setim barunya dan kali ini ia menyatakan bahwa direkrutnya Button oleh tim B.A.R semata-mata hanya untuk alasan pemasaran karena sosok Button yang mirip personel boy band. Button mencoba mengabaikan serangan JV dengan berujar bahwa ia ingin bekerja secara individu dan tidak ingin mencoba mendapat pujian dari Villeneuve.[48] Button tampil cemerlang dengan meraih total 17 poin dan menduduki posisi ke sembilan klasemen pembalap,[49] jauh mengungguli rekannya, Jacques Villeneuve yang sepanjang musim sering terkendala masalah teknis di mobilnya. Sebelumnya di Australia, Button sempat bersitegang dengan Villeneuve akibat kesalahan radio yang kemudian memanggil keduanya masuk pit dalam waktu bersamaan. Perlu dua bulan untuk bisa meluruskan masalah tersebut antara Villeneuve dan Button. Walaupun ia harus absen satu balapan di Monaco akibat kecelakaan,[50] dan juga belum berhasil naik podium pada tahun 2003, Jenson berhasil memperoleh tempat keempat di Austria dan di putaran terakhir Suzuka, saat Villeneuve secara mendadak memilih keluar dari tim dan digantikan tester Takuma Sato. Dua minggu sebelumnya di Indianapolis, Jenson Button berhasil memimpin balapan untuk pertama kalinya, walaupun hanya bertahan selama beberapa lap saja.[51] Menjadi pemimpin timMusim 2004 menjadi salah satu musim terbaik dalam karier Button di ajang F1. Ia mencatat podium pertama di GP Malaysia, di belakang Michael Schumacher dan Juan Pablo Montoya. Sementara pole pertama diraih di GP San Marino.[52] Nyaris sepanjang musim, Button selalu bisa finis di posisi kedua atau ketiga. Pengecualian untuk di Belgia, sebab saat itu ban Michelin yang dipakai Button secara tiba-tiba kempis, dan membuat ia menabrak tembok. Jenson Button juga seharusnya bisa menang di Monaco dan Italia. Di Monaco, ia nyaris menyalip Jarno Trulli, sayangnya penampilan mobil Renault sangat hebat di sini.[53] Sementara di Italia, Button sempat memimpin hingga lap 40 sebelum aksi roket yang diperlihatkan duet Ferrari di 13 lap terakhir berhasil menyudahi balapan dengan posisi 1-2 untuk Barrichello dan Schumi. Button pun harus puas finis di posisi ketiga. Meskipun begitu, tim B.A.R sukses diangkatnya ke posisi runner-up klasemen konstruktor, mengalahkan tim Renault, yang nota bene, berhasil memenangi balapan lewat Trulli di Monaco, sementara B.A.R belum pernah sekalipun.[54] Pertengahan musim, santer beredar kabar bahwa Jenson Button telah menandatangani kontrak dengan Williams untuk musim 2005. David Richards sebagai pimpinan tim B.A.R panik, dan kemudian ia menghubungi Contract Recognition Board (CRB) untuk meluruskan masalah tersebut, sebab yang sahnya, Button masih punya kontrak untuk 2005 bersama B.A.R. Celakanya, Jenson merasa bahwa kontraknya dengan B.A.R sudah berakhir, dan ia bisa bebas pindah ke Williams. Walaupun Frank Williams sempat menawari Richards sejumlah uang sebagai kompensiasi, Richards tetap pada pendiriannya untuk mengajukan masalah ini ke CRB. Pihak Richards dan B.A.R kemudian menang, dan itu berarti Button tetap berada di tim tersebut untuk 2005, tetapi di sisi lain, CRB juga menambahkan, jika poin Button kurang dari 75% poin yang dimiliki oleh sang pemuncak klasemen di 2005, maka ia bisa bebas pindah ke Williams, tanpa uang ganti rugi sepeser pun.[55][56] Pada musim 2005, B.A.R kembali ke performa asalnya, tidak kompetitif. Malah Button yang sempat finis di posisi ketiga di Grand Prix San Marino harus terkena sial, karena mobilnya didiskualifikasi dan kemudian dilarang tampil dalam dua balapan.[57] Dalam dua balapan tersebut, di Monako, Jenson Button mencoba salah satu pekerjaan lain, ia menjadi komentator ITV untuk kualifikasi dan balapan. Setelah turun kembali lomba di Kanada 2005, Button pun masih belum bisa meraih poin. Akhirnya poin murni pun bisa diraih di Grand Prix Prancis dengan finis di posisi keempat. Sementara podium perdana murni Button di musim 2005 diraih di Grand Prix Jerman, dengan mengalahkan Michael Schumacher untuk duduk di posisi ketiga.[58] Di akhir musim, walaupun poinnya kurang dari 75% poin yang dimiliki oleh sang juara dunia Fernando Alonso, akhirnya Jenson Button memutuskan untuk tetap berada di B.A.R yang kemudian berubah nama menjadi Honda F1.[59] Ia melihat tim Williams kurang meyakinkan untuk 2006 setelah pemasok mesin BMW meninggalkan tim itu dan berpaling ke tim Sauber-Petronas mulai musim 2006.[60] Kemudian tim B.A.R-Honda mengumumkan pada publik bahwa mereka membeli kontrak Button untuk musim 2006 dari tim Williams dengan harga 30 juta poundsterling. Partner Button untuk musim 2006 adalah Rubens Barrichello, yang secara mengejutkan didepak dari Ferrari dan digantikan oleh Felipe Massa.[61] 2006—2008: Honda RacingDi musim 2006, Jenson tampil sedikit lebih baik ketimbang di musim 2005.[62] Kali ini nama tim B.A.R-Honda berubah menjadi Honda Racing F1 Team.[63] Di GP Malaysia, Button berhasil meraih podium ketiga. Namun nasib sial menghinggapinya di Australia, setelah kehilangan posisi podium hanya beberapa meter saja menjelang finis akibat mesin Honda-nya meledak. Padahal sehari sebelumnya, ia sukses meraih posisi pole position.[64] GP Hungaria, tanggal 13 Agustus 2006, di kualifikasi, Jenson Button harus puas berada di posisi ke-14.[65] Pada hari perlombaan, hujan deras melanda sirkuit Hungaroring. Saat balapan Button sedikit terbantu oleh Kimi Räikkönen yang terlibat insiden kecelakaan dengan Vitantonio Liuzzi, dan Michael Schumacher salah dalam menerapkan strategi pit. Selepas pit pertama, ia berada di belakang Fernando Alonso yang memimpin lomba. Ketika Alonso masuk pit kedua, Button memimpin. Alonso, yang saat pitstop kedua mekanik pemasang baut bannya salah mengencangkan mur, akhirnya harus tersingkir setelah bannya macet karena tidak bisa berputar. Button kemudian dengan santai menjalani pitstop kedua. Dan akhirnya ia pun menang di Hungaroring, setelah tanpa perlawanan berarti dari Pedro de la Rosa dan Nick Heidfeld yang harus puas di posisi kedua dan ketiga.[66] Dengan kemenangan ini, Button mencatatkan diri sebagai pembalap asli Inggris pertama (di luar Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara) yang mampu memenangi lomba setelah kemenangan Johnny Herbert di Nurburgring 1999. Ia juga menyamai prestasi Damon Hill yang juga memenangi balapan pertamanya di Hungaria 1993.[67] Kemudian di Brasil, di saat Michael Schumacher menjalani balapan F1 terakhirnya, Jenson kembali meraih podium dengan finis di posisi ketiga. Ia pun mendapat konfirmasi bahwa ia akan tetap bertahan di Honda untuk 2007. Posisi Button di klasemen akhir musim 2006 adalah di peringkat keenam dengan 56 poin. Namun catatan luar biasa Button di paruh musim kedua sangatlah mengagumkan. Ia mampu meraih 35 poin dalam sisa enam balapan, saat para pembalap lain tidak bisa menyamai catatan dirinya.[68] Pada 2007, Jenson kembali harus merasakan tidak kompetitifnya mobil Honda. Di awal musim ia sempat kesulitan mengemudikan mobil karena masih menahan rasa sakit akibat kecelakaan saat mengendarai gokar.[69] Namun, ia masih lebih beruntung dan mampu mencetak poin dibanding rekan setimnya Rubens Barrichello, yang tidak mampu meraih poin sedikitpun sampai akhir musim 2007. Kedatangan Lewis Hamilton yang sensasional di ajang Formula 1 tampaknya juga memberikan efek negatif bagi Button. Banyak fans F1 yang mencemooh dirinya sebagai Jean Alesi atau Olivier Panis baru (baik Alesi dan Panis hanya mampu memenangi satu balapan saja selama kariernya di F1).[70] Di klasemen akhir, Jenson hanya mampu berada di posisi 14 klasemen dengan 6 poin.[71] Pada musim 2008, Button masih bergabung bersama dengan tim Honda.[72] Nyaris sepanjang musim tersebut, ia kalah prestasi dibanding Rubens Barrichello yang berhasil meraup satu podium di GP Inggris. Sampai musim 2008 berakhir, Button hanya mampu berada di P18 klasemen dengan raihan 3 poin. Musibah lain kemudian datang ke hadapan Button, sebab pada pertengahan Desember 2008 secara mengejutkan tim Honda memutuskan mundur dari ajang F1 akibat imbas dari krisis global. Ia lantas sempat terombang-ambing posisinya di F1, sampai akhirnya datang penyelamat, yaitu Ross Brawn yang memutuskan akan mengambil alih aset tim Honda pada tanggal 6 Maret 2009.[73] 2009: BrawnPosisi Jenson Button di F1 akhirnya selamat setelah Ross Brawn membeli seluruh aset tim Honda dan mengubah namanya menjadi Brawn GP. Partner Button untuk musim 2009 adalah Rubens Barrichello. Untuk pasokan mesin, Brawn berhasil mendapatkan kontrak dengan pabrikan Mercedes-Benz. Semua hal di atas hanya terjadi kurang dari satu bulan sebelum balapan perdana musim 2009 di Australia.[74] Lantas kemudian dalam debut resmi tim Brawn GP di Australia 2009, Jenson Button secara mengejutkan langsung meraih pole dan mampu menerjemahkannya menjadi sebuah kemenangan.[75] Banyak orang yang kemudian menganggap bahwa kemenangan Button dan Brawn di Australia adalah "kecelakaan" balapan biasa karena Ferrari, McLaren, BMW, dan Renault belum menemukan setingan mobil terbaik ditambah mereka masih kesulitan mengembangkan KERS. Sukses di Melbourne kemudian Jense lanjutkan di Malaysia yang diguyur hujan, di mana ia tampil heroik di balapan basah tersebut.[76][77] Namun Button dan timnya sempat cemas ketika beberapa tim lawan mengadukan alat diffuser double decker yang dimiliki Brawn GP. Akhirnya setelah lama menunggu, pada 14 April 2009, FIA memutuskan bahwa diffuser milik Brawn GP sah, dan itu berarti Jenson Button bisa tetap terus bersaing di barisan depan untuk menggapai cita-citanya meraih gelar juara dunia 2009, di mana setelah itu dirinya secara spektakuler berhasil memenangi empat balapan beruntun di Bahrain,[78] Spanyol,[79] Monte Carlo,[80] dan Turki.[81] Memasuki pertengahan musim, Button sempat mengalami kesulitan mengembangkan mobil Brawn GP.[82] Dirinya harus rela melihat dua saingan terberatnya, Sebastian Vettel dan Mark Webber dari tim Red Bull Racing menguasai beberapa balapan. Di balapan-balapan sulit seperti Inggris, Jerman, Hungaria dan Valencia, Button akhirnya lebih memilih untuk mengamankan dirinya sebagai pemuncak klasemen dengan tetap berusaha finis di delapan besar. Kemudian di Belgia, Button harus rela tersingkir dari balapan akibat ulah Romain Grosjean yang menyeruduk dirinya dan kemudian juga melibatkan Lewis Hamilton dan Sebastien Buemi.[83] Memasuki balapan di Italia, Button akhirnya kembali bisa bangkit dengan finis di P2, di mana rekan setimnya, Rubens Barrichello secara brilian berhasil memenangi lomba di sirkuit Monza tersebut.[84] Kemudian setelah gagal di Singapura dan Jepang, Jenson Button akhirnya mengunci gelar juara dunianya saat ia finis di P5 GP Brazil 2009.[85] 2010—2017: McLarenMesin MercedesSehubungan dengan dibelinya Brawn GP oleh Mercedes-Benz di akhir musim 2009, Button pada tanggal 18 November 2009 membuat pernyataan mengejutkan bahwa ia akan meninggalkan Brawn GP, tim yang telah ia bela selama 7 tahun dan mengantarnya sebagai juara dunia, dan memilih bergabung dengan juara dunia F1 2008, Lewis Hamilton di bawah bendera McLaren-Mercedes.[86][87] Button menandatangani kontrak berdurasi 3 tahun dengan bayaran 6 juta euro per musim. Kepada BBC, Button mengatakan bahwa alasannya pindah ke McLaren bukan karena uang, melainkan ia ingin mencari tantangan baru dan bersaing dengan Lewis Hamilton.[88] Banyak kalangan menyebutkan bahwa keputusannya untuk membela McLaren merupakan keputusan yang salah, dan memprediksi kalau Button akan ditenggelamkan oleh rekan setimnya, Lewis Hamilton.[89][90] Namun, Button berhasil membungkam kritik para media dengan berhasil menjuarai GP Australia 2010 dengan sangat brilian, mengalahkan Lewis Hamilton yang hanya mampu finis di posisi ke-6.[91] Kemudian dengan dibantu strategi yang bagus, Jenson berhasil menang di China[92] setelah sebelumnya gagal total di Malaysia akibat terganggu hujan sesi kualifikasi. Dua balapan selanjutnya di Spanyol dan Monako Button hanya mampu finis sekali di P5 di Spanyol, karena di Monako ia mengalami kegagalan mesin. Button kemudian kembali ke penampilan baik saat ia finis kedua di Turki dan Kanada. Masuk ke pertengahan musim 2010, Button sempat kecewa saat dirinya ditabrak Sebastian Vettel di Belgia, tetapi ia bisa kembali tersenyum saat finis kedua di Italia, setelah sebelumnya ia sempat memimpin di paruh pertama lomba sebelum akhirnya kalah dari Fernando Alonso dalam strategi pit stop.[93] Namun usahanya untuk mempertahankan gelar juara dunia kandas setelah ia hanya mampu meraih dua kali P4 di Singapura dan Jepang yang disusul P12 di Korsel akibat kesalahan strategi. Jenson kemudian menutup musim 2010 dengan meraih podium di Abu Dhabi dan ia finis di P5 klasemen pembalap dengan raihan 214 poin.[94] Musim 2011 Jenson Button sukses meraih podium kedua di Malaysia disusul dengan dua kali podium ketiga di Spanyol dan Monako. Button lantas memenangi Kanada secara dramatis usai Sebastian Vettel yang memimpin lomba terpleset di lap terakhir.[95] Button kemudian mengalami gagal finis secara berurutan di Inggris dan Jerman. Namun kesabarannya terbayar saat ia memenangi lomba di Hungaria yang merupakan balapan F1-nya yang ke-200.[96] Di Belgia Button kembali mampu naik podium setelah di kualifikasi ia hanya berada di P13. Berkat penampilan gemilangnya dalam beberapa balapan, McLaren kemudian menawarkan perpanjangan kontrak sampai pensiun kepada Button yang selanjutnya Button tanggapi dengan menandatangani kontrak tersebut beberapa hari sebelum GP Jepang.[97] Kontrak baru Button bersama McLaren diperkirakan bernilai 85 juta poundsterling.[98] Dalam sebuah wawancara di sela-sela GP India, bosnya yaitu Martin Whitmarsh menerangkan bahwa kontrak baru Button bersama McLaren berdurasi tiga tahun. Button pun sukses membayar kepercayaan McLaren ini melalui raihan podium di India dan Abu Dhabi, sekaligus memastikan diri menjadi orang pertama yang berhasil mengalahkan Lewis Hamilton sepanjang kariernya di tim McLaren. Pada balapan terakhir di Brasil, Button memastikan diri sebagai runner-up klasemen usai ia finis ketiga di belakang Mark Webber dan Sebastian Vettel.[99] Musim 2012 Jenson Button mengawalinya dengan baik lewat kemenangan di Australia setelah menyalip Lewis Hamilton selepas start.[100] Namun di Malaysia Button gagal menampilkan performanya setelah menyenggol Narain Karthikeyan. Di Cina Button berhasil finis kedua dan membayangi pemenang lomba Nico Rosberg sepanjang balapan. Kesialan Button dimulai pada Bahrain saat knalpotnya mendadak rusak ketika lomba tersisa dua lap lagi. Selanjutnya usai finis P9 di Spanyol, Button kembali kandas saat dirinya bersenggolan dengan Heikki Kovalainen di Monako. Di Kanada Button kembali harus puas finis di posisi ke-16. Button selanjutnya mendapat nasib baik saat dirinya berhasil finis di P8 di Eropa dan P10 di balapan negeri sendiri di Inggris. Jenson lantas bangkit dengan kemenangan mengejutkan di Belgia setelah insiden awal lomba yang mengandaskan Lewis Hamilton, Fernando Alonso, Romain Grosjean dan Sergio Perez.[101] Podium lainnya yang ia dapatkan adalah posisi kedua di Singapura dibelakang Sebastian Vettel. Button menutup musim 2012 lewat kemenangan di trek basah di Brasil.[102] Sebelum musim 2013 dimulai, Jenson Button mengatakan bahwa ia akan bertahan di McLaren sampai pensiun dari F1.[103] Musim 2013 ia berpasangan dengan pembalap baru, Sergio Perez. Di luar perkiraan semua pihak, McLaren mengalami musim yang cukup buruk pada tahun 2013. Pada awal musim, Jenson percaya McLaren akan secepatnya bangkit usai ia meraih posisi finis ke-9 di Australia dan ke-5 di Cina.[104][105] Pada lomba di Bahrain Button malah terlibat pertarungan internal di trek dengan Perez. Sampai pertengahan musim, Button hanya mampu meraih finis rata-rata di lima besar. Peluang meraih podium sebetulnya nyaris Button dapatkan di India dan Brasil namun gagal diraih karena beragam masalah teknis. Button harus rela finis urutan 9 klasemen pembalap musim 2013.[106] Untuk musim 2014, Jenson Button berpasangan dengan pembalap Denmark Kevin Magnussen.[107] Musim 2014 jadi musim terakhir kerjasama McLaren dan Mercedes. Pada musim ini juga pembalap F1 diperbolehkan untuk memilih sendiri nomor mobil mereka dan Button memilih nomor #22 yang merujuk pada nomor mobil Button saat meraih gelar dunia di musim 2009.[108][109] Button meraih podium kejutan di Australia saat dirinya yang finis di posisi empat mendapat promosi ke posisi tiga usai Daniel Ricciardo terkena diskualifikasi akibat pelanggaran teknis. Secara keseluruhan Button meraih 126 poin dan finis di posisi delapan klasemen di musim ini.[110] Mesin HondaMusim 2015 McLaren bermitra dengan pabrikan Honda. Button diumumkan sebagai pembalap dengan perpanjangan kontrak dua tahun.[111] Ia kali ini akan ditemani oleh Fernando Alonso dengan Magnussen yang digeser ke kursi pembalap ketiga.[112] Harapan Button soal mesin Honda yang kompetitif harus dikubur dalam-dalam karena sejak tes pra musim Honda gagal memberikan penampilan yang baik. Setelah finis di luar posisi poin di Australia dan Tiongkok, Button mengalami masalah teknis di Bahrain yang menyebabkannya gagal ikut start lomba. Poin perdana Button bersama McLaren Honda baru bisa dicatat di Monako, sirkuit lambat yang seolah-olah cocok dengan mesin Honda yang juga lambat. Di Inggris langkah Button terhenti usai bertabrakan dengan rekan setimnya sendiri Fernando Alonso. Beberapa poin lainnya yang Button berhasil raih adalah saat ia finis di posisi 9 di Hungaria dengan karakter sirkuit yang mirip Monako serta di Rusia dan Amerika Serikat. Button hanya mampu meraih 16 poin selama musim 2015 dan berada di posisi 16 klasemen musim.[113] Kerjasama McLaren dan Honda masih belum menunjukan hasil optimal di musim 2016 meski sudah ada kemajuan dalam hal pace. Kendala reliabilitas masih jadi momok bagi penampilan Button dan Alonso di tim.[114][115] Selama musim 2016 berjalan, Button sukses meraih poin di Rusia, Spanyol, Monako, Austria, Jerman, Malaysia dan Amerika Serikat. Button hanya bisa meraih peringkat 15 klasemen dengan 21 poin sementara rekan setimnya Alonso di posisi 10 dengan 54 poin.[116] Pada tanggal 3 September 2016 Button mengumumkan bahwa ia akan pensiun sementara untuk musim 2017 namun memilih opsi kontrak baru bersama McLaren dengan peran sebagai duta tim dan opsi kembali membalap penuh di musim 2018.[117] Posisi Button di kursi utama McLaren digantikan tester Stoffel Vandoorne. Button lantas kembali membalap di Monako sebagai pengganti sementara Fernando Alonso yang memilih mengikuti lomba IndyCar Indianapolis 500.[118] Dalam lomba tersebut Button sempat terlibat insiden dengan Pascal Wehrlein dengan keduanya yang tersingkir dari lomba.[119] Pada bulan November 2017 Button mengumumkan bahwa ia tidak akan menjalani kontraknya untuk musim 2018 dan memilih mengundurkan diri dan memberikan kesempatan untuk juniornya Lando Norris untuk naik ke kursi pembalap ketiga McLaren. Button mengakhiri karier McLaren-nya sebagai pembalap terbanyak kedua yang ikut lomba bersama tim dengan 136 lomba dibelakang rekan senegaranya David Coulthard.[120][121] 2021: Penasehat senior WilliamsPada Januari 2021, Button bergabung dengan Williams sebagai penasihat senior dalam kontrak beberapa tahun. Dia akan bekerja dengan lomba mereka dan pembalap Williams Academy di trek dan di markas tim dan melakukan tugas duta besar untuk tim.[122] Button berfokus pada seluruh tim dan bukan pada satu departemen tertentu saja, tetapi tidak dapat memasuki lokasi tim Williams karena pembatasan perjalanan dari Amerika Serikat,[123] dan protokol COVID-19 membatasi pergaulannya dengan tim sejak ia berada di dalam gelombang penyiaran Sky Sports.[124] Karier selanjutnyaRace of ChampionsButton berpartisipasi dalam enam gelaran acara Race of Champions membela tim Britania Raya yaitu pada 2007 2008, 2009, 2011, 2015 dan 2017 dengan berpasangan bersama Andy Priaulx dan untuk edisi 2017 bersama David Coulthard. Pencapaian tertingginya adalah saat membawa tim Britania Raya meraih posisi runner-up di edisi 2009.[125] Super GTPada tanggal 2 Juni 2017, Button mengumumkan partisipasinya di ajang Super GT kelas GT500 bersama Team Mugen yang memakai mobil Honda NSX-GT di lomba Suzuka 1000 km. Dalam lomba ini Button hanya finis di urutan kedua belas.[126] Balap mobil sportPada tanggal 27 April 2018, tim SMP Racing mengumumkan Button akan turun di FIA World Endurance Championship musim 2018-19. Dengan demikian Button juga akan turun di lomba ketahanan legendaris Le Mans 24 Jam.[127] Dalam lomba ini Button bermitra dengan dua pembalap Rusia yaitu Mikhail Aleshin dan Vitaly Petrov. Mobil yang dikendarai Button dan dua rekannya tersebut mengalami kegagalan teknis saat lomba tinggal tersisa satu jam lagi.[128][129] Button melakukan debut lomba British GT di babak final musim 2020, Silverstone 500 selama tiga jam, berbagi mobil McLaren 720S GT3 No.3 dengan rekan pemilik tim Chris Buncombe.[130] Keduanya menyelesaikan balapan di posisi ke-14.[131] Button akan mengemudikan entri NASCAR Next Gen Chevrolet Camaro ZL1 Garage 56 dari Hendrick Motorsports bersama pembalap mobil sport Mike Rockenfeller dan pembalap NASCAR Jimmie Johnson di Le Mans 24 Jam 2023.[132] StatistikMusim ke musim
† Karena Button adalah pembalap tamu, ia tidak memenuhi syarat untuk mencetak poin kejuaraan. Daftar kemenangan lomba
Penghargaan
Catatan kaki
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Jenson Button.
|