Extreme E adalah sebuah seri balapan off-road internasional yang diawasi FIA yang menggunakan SUV listrik.[1][2] Semua lokasi balapan dipilih untuk meningkatkan kesadaran akan beberapa bagian perubahan iklim. Extreme E juga menjalankan sebuah "Legacy Programme" (Program Warisan) yang bertujuan untuk memberi dukungan sosial dan lingkungan untuk lokasi-lokasi balapan tersebut.[3] Seri ini juga mempromosikan kesetaraan gender dengan mewajibkan semua tim merekrut satu pembalap wanita dan satu pembalap pria yang masing-masing memiliki tugasnya sendiri.[4] Musim pertama diawali dengan Desert X-Prix di Arab Saudi pada April 2021.[5]
Sejarah
Extreme E bermula pada 2018 sebagai sebuah proyek yang dipimpin pendiri Formula E Alejandro Agag dan mantan pembalap Gil de Ferran. Seri tersebut diumumkan pada Januari 2019 dengan sebuah acara di London.[6] Di pengumuman tersebut, yang dilakukan di atas St Helena, mengenalkan Continental sebagai penyuplai ban dan perusahaan asal Brasil CBMM sebagai penyuplai niobium untuk produksi mobil. Ali Russell diumumkan sebagai Chief Marketing Officer, sementara eksekutif olahraga Red Bull Kester Wilkinson dan Nina Dreier sebagai manager marketing.[7]
Tim pertama yang berkomitmen, Venturi Racing, diumumkan pada Mei 2019 (meskipun tim ini keluar lagi sebelum musim pertama).[8] Beberapa bulan kemudian, tim asal Jerman, Abt Sportsline, menjadi tim kedua yang bergabung dengan Extreme E.[9]
Pada 2020 seri ini mulai terkenal. Ken Block mengendarai Odyssey 21 di stage terakhir dari Dakar Rally pada Januari.[12] Pada bulan September, juara dunia Formula SatuLewis Hamilton mengumumkan pendirian tim Extreme E, bernama X44.[13] Mantan juara F1 Nico Rosberg juga mendirikan timnya sendiri, Rosberg Xtreme Racing.[14] Sebuah sesi pengujian berdurasi 6 hari digelar dekat Châteaux de Lastours di selatan Prancis pada akhir September dan awal Oktober. Selain beberapa pembalap yang sudah dikonfirmasi, ada juga beberapa pembalap terkenal seperti Valtteri Bottas, Sébastien Loeb dan Jean-Éric Vergne.[15]
Pada November 2020, kendaraan dikirim ke tim. Tim hanya diperbolehkan sampai 100 km dari pengujian pribadi. Tes bersama dengan delapan tim dan simulasi balapan diadakan di MotorLand Aragón pada bulan Desember.[16]
Pada Januari 2021, kurang dari tiga bulan sebelum balapan pertama, mantan juara dunia Formula Satu, Jenson Button, mengumumkan keikutsertaannya di Extreme E. Selain mendirikan timnya sendiri, ia juga mengambil bagian sebagai pembalap di putaran tertentu.[17]
St Helena berangkat dari Liverpool pada 20 Februari 2021, membawa peralatan dan 9 mobil untuk balapan pertama pada April. St Helena tiba di Jeddah pada 14 Maret.[18]
Sebelum pembukaan musim kedua, Alejandro Agag mengumumkan pendirian sebuah seri kejuaraan baru yang mirip dengan Extreme E, bernama Extreme H. Seri ini akan menggunakan mobil dan sistem penggerak yang sama dengan Extreme E, namun menggunakan sel bahan bakar hidrogen sebagai ganti baterai. Prototipe mobil sudah dikembangkan, dan akan diluncurkan pada awal 2023. Seri ini juga akan menggunakan format dan membalap di lokasi yang sama dengan Extreme E.[19][20]
Musim pertama dimulai dengan Desert X-Prix di Arab Saudi pada April 2021 dan selesai di Britania Raya pada Desember. Ada 9 tim yang berkompetisi selama 5 ronde. Karena pandemi COVID-19, kalender balapan harus diubah dengan dua balapan di Eropa menggantikan dua balapan di Amerika Selatan.[21][22] Rosberg X Racing dengan Molly Taylor dan Johan Kristoffersson menjadi pemenang musim pertama.[23]
Musim kedua dimulai dengan Desert X-Prix yang kembali digelar di Arab Saudi pada Februari 2022.[24] McLaren akan bergabung dengan Extreme E sebagai tim baru.[25]
Format balapan
Setiap tim harus terdiri atas satu pembalap wanita dan satu pembalap pria, yang masing-masing memiliki tugasnya sendiri. Di dalam setiap sesi, mereka harus memutari trek dua kali, dengan masing-masing pembalap memutar satu kali. Pembalap berganti di sebuah "switch zone" (zona pergantian), dimana batas kecepatan dan waktu pergantian minimum diterapkan untuk keselamatan.[4]
Format balapan terus berubah di dua musim pertama. Dalam format sekarang, satu akhir pekan balapan terdiri dari 2 ronde kualifikasi pada hari Sabtu, diikuti dengan balapan pada hari Minggu. Di Desert X-Prix, semua balapan diperuntukkan untuk 3 mobil: sebuah semi-final, dimana 2 tim teratas maju ke final, sebuah "Crazy Race" dimana satu tim teratas maju ke final, dan sebuah shoot-out untuk 3 tim terbawah.[26] Format ini diubah untuk balapan di Senegal, dimana dua tim masing-masing dari dua semi-final maju ke final, yang diikuti 4 tim. Selanjutnya, sebuah "Super Sector" (sektor super) diumumkan, dimana 5 poin tambahan diberikan kepada tim yang tercepat melewati sektor tersebut dari keseluruhan akhir pekan balapan.[27] Format balapan kembali diubah untuk ronde ketiga di Greenland. Final sekarang terdiri atas 5 tim, dengan 1 tim maju sebagai pemenang. balapan shoot-out juga berubah nama menjadi "Crazy Race". Sebuah sistem poin baru juga diterapkan: tim pertama mendapat 9 poin, kedua mendapat 8, begitu seterusnya sampai 1 untuk posisi terakhir di setiap sesi kualifikasi; jumlah poin ini, bukan waktu campuran yang menentukan posisi akhir. Poin klasifikasi ini tidak menambah poin kejuaraan.[28]
SUV listrik Spark Odyssey 21 diluncurkan sebagai as kendaraan kompetisi seri ini di Goodwood Festival of Speed pada 5 Juli 2019. Mobil ini diproduksi oleh Spark Racing Technology, yang juga membuat mobil Formula E, dengan baterai yang diproduksi Williams Advanced Engineering. Continental Tyres akan menyuplai ban dan juga teknologi ContiConnect, yang berfungsi sebagai sistem monitor data ban mobil, seperti tekanan dan temperatur ban.[29] Mobil ini dilengkapi dengan kerangka tubular campuran baja yang diperkuat niobium, juga sebuah roll cage. Beratnya 1,650 kilogram (3,64 pon), dan bisa berakselerasi dari 0 sampai 100 kmh dalam 4.5 detik, dengan tenaga 400 kilowatt (540 hp).[30]
Odyssey 21 dipertunjukkan di Dakar Rally 2020 di Arab Saudi pada Januari 2020. Guerlain Chicherit mengendarai mobil tersebut satu hari sebelum balapan dimulai.[31] Ken Block juga berkompetisi menggunakan mobil tersebut di stage final di antara Haradh dan Al-Qiddiya, mencatatkan waktu ketiga tercepat di kategori mobil.[32]
Tim dan pembalap
Regulasi Extreme E mengharuskan setiap tim terdiri atas satu pembalap wanita dan satu pembalap pria yang masing-masing memiliki tugas sendiri, dengan pergantian pembalap di tengah-tengah balapan.[33]
Pada September 2019, Extreme E merilis sebuah daftar pembalap yang secara resmi tertarik masuk ke seri ini.[34] Para tim bisa memilih pembalap dari daftar ini, tapi mereka juga bisa memasukkan pembalap lain di luar daftar. Extreme E kembali merilis daftar kedua pada November.[35] Kontrak pertama, Sara Price dengan Chip Ganassi Racing, diumumkan pada Juni 2020.
Musim perdana, yang dimulai pada April 2021, menampilkan 18 pembalap di sembilan tim.[36]
Walaupun 18 pembalap tadi berpartisipasi di setiap balapan, pembalap cadangan bisa menggantikan siapa pun sebelum dimulainya setiap ronde.
Extreme E membalap di lokasi-lokasi yang sudah rusak akibat perubaham iklim untuk menaikkan kesadaran terhadap masalah-masalah yang diakibatkan perubahan iklim. Extreme E berkonsultasi dengan ahli ekologi untuk meminimalkan dampak balapan.[37] Seri ini menjalankan sebuah "legacy programme (Program Warisan)" yang bertujuan untuk memberi dukungan sosial dan lingkungan untuk lokasi-lokasi balapan.[38]
RMS St Helena, dulu kapal Royal Mail, menjadi sebuah "paddock mengapung" dan kantor pusat untuk Extreme E. Kapal tersebut dipakai untuk mengangkut semua alat, termasuk mobil, ke lokasi balapan (atau pelabuhan terdekat) untuk mengurangi emisi karbon. Jejak karbon RMS St Helena dikurangi dengan mengubah unit penggerak dan generator agar bisa dijalankan dengan diesel sulfur ultra rendah. Selain itu, St Helena juga berfungsi sebagai kapal riset yang membawa para ilmuwan, dan juga menjadi tempat konferensi di lokasi balapan.[38]
Extreme E menggunakan teknologi sel bahan bakar hidrogen yang disuplai oleh AFC Energy. Bahan bakar hidrogen dihasilkan dari air dan energi matahari yang kemudian dipakai untuk mengisi daya mobil-mobil, memungkinkan generasi energi yang berkelanjutan.[38]
Penyiaran dan seri dokumenter
Aurora Media Worldwide dan North One Television dipilih sebagai penyiar, memproduksi siaran balapan langsung dan sebuah seri dokumenter, menggabungkan materi balapan dan sains.[44] Pemenang Academy Award Fisher Stevens dipilih sebagai 'artistic director' untuk produksi penyiaran. Gil de Ferran mengatakan bahwa "penonton dapat melihat sebuah cara baru mengonsumsi olahraga, dengan setiap episode tidak hanya menceritakan cerita balapan, namun juga kesadaran dan kebutuhan untuk melindungi lingkungan terpencil dan menantang yang dijelajahi Extreme E."[6][45]
Sebelum musim pertama di 2021, sebuah serial TV diproduksi untuk mendokumentasi proses membuat sebuah seri olahraga baru. Episode pertama tayang pada Juni 2020 di Channel 4 di Britania Raya, dan di Eurosport beberapa hari kemudian.[46]
Penyiaran langsung dibawa oleh Andrew Coley dan Jennie Gow dari sebuah studio di London, dan Layla Anna-Lee sebagai reporter langsung. Ia juga membawa sebuah acara 20-episode bernama "Electric Odyssey".[47]
^"Race Calendar". Extreme E - The Electric Odyssey (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-03. Diakses tanggal 1 Desember 2021.
^"Extreme E set for Ocean X Prix". Extreme E - The Electric Odyssey (dalam bahasa Inggris). 24 Mei 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 12 Desember 2021. Once again, nine teams and 18 drivers will compete, but in a slight change to the Saudi Arabia race format, the Final will be a four-car battle, with two teams from each of the two Semi-Finals progressing to the concluding race of the weekend.
Like the Desert X Prix, Qualifying consists of two rounds of time trials. The team starting order is decided by a draw for Qualifying 1 and Qualifying 2. All races feature two laps with the incorporated driver ‘Switch’ feature.
New for the Ocean X Prix is the ‘Super Sector’ – a part of the course where the fastest driver in that section over the weekend will earn five points for their team.
^"Five-car Final for Arctic X Prix". Extreme E - The Electric Odyssey (dalam bahasa Inggris). 17 Agustus 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-09. Diakses tanggal 12 Desember 2021. Extreme E, the all-electric off-road racing series, has today confirmed a slightly updated sporting format for the upcoming Arctic X Prix in Kangerlussuaq, Greenland which will include a five-car Final.
The changes start at qualifying, which runs across two sessions – one in the morning and one in the afternoon – on Saturday 28 August. Each team will complete two laps of the course, one lap per driver with a driver Switch, and the times recorded across the morning session will equate to classification points meaning first place receives 9, second place 8, third place 7 points and so on. The same then happens in the afternoon with classification points awarded on the same scale.
^"Discover The Extreme E car". www.continental-tyres.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-19. Diakses tanggal 1 Desember 2021.
^"ODYSSEY 21". Extreme E - The Electric Odyssey (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-23. Diakses tanggal 1 Desember 2021.
^"One year down, one to go..."Extreme E - The Electric Odyssey (dalam bahasa Inggris). 24 Januari 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 1 Desember 2021.
^"Extreme E - Locations". Extreme E - The Electric Odyssey (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-18. Diakses tanggal 1 Desember 2021.
^"GREENLAND". Extreme E - The Electric Odyssey (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2022.