Greenland
Greenland[catatan 1] atau Grinlandia[14] (bahasa Greenland: Kalaallit Nunaat, diucapkan [kalaːɬit nunaːt]; bahasa Denmark: Grønland, diucapkan [ˈkʁɶnˌlænˀ], terj. har. Tanah Hijau) adalah negara konstituen Kerajaan Denmark[15][16] yang terletak di antara Samudra Arktik dan Atlantik, sebelah timur Kepulauan Arktik Kanada. Meski secara fisiogeografis merupakan bagian dari benua Amerika Utara, Greenland sangat erat secara politik dan budaya dengan Eropa (khususnya Norwegia dan Denmark, negara-negara kolonial, dan pulau Islandia) selama lebih dari seribu tahun.[17] Mayoritas penduduknya suku Inuit. Leluhur mereka pindah dari daratan Kanada pada abad ke-13 dan perlahan menyebar ke seluruh pulau ini. Greenland adalah pulau terbesar di dunia (Australia dan Antarktika, sama-sama lebih besar daripada Greenland, umumnya dianggap sebagai benua).[18] Tiga per empat Greenland ditutupi oleh satu-satunya lempeng es abadi selain Antarktika. Dengan jumlah penduduk 56.480 jiwa (2013),[5] Greenland adalah wilayah berpenduduk terjarang di dunia.[19] Kurang lebih sepertiga penduduknya tinggal di Nuuk, ibu kota sekaligus kota terbesar. Kapal feri Arctic Umiaq Line menghubungkan berbagai kota dan permukiman dan menjadi transportasi utama di Greenland barat. Greenland dihuni secara musiman selama kurang lebih 4.500 tahun terakhir oleh suku-suku Arktik yang leluhurnya berasal dari Kanada.[20][21] Bangsa Viking mulai menetap di bagian selatan Greenland pada abad ke-10 setelah sebelumnya menghuni Islandia untuk menghindari persekusi Raja Norwegia dan pemerintahannya. Mereka kelak berlayar dari Greenland dan Islandia ke benua Amerika. Leif Erikson menjadi orang Eropa yang tercatat menjejakkan kaki pertama kali di Amerika Utara, hampir 500 tahun sebelum Columbus mendarat di kepulauan Karibia. Rumpun suku Inuit tiba pada abad ke-13. Meski sudah lama dipengaruhi oleh kehadiran bangsa Norwegia, Greenland baru ditetapkan secara resmi sebagai wilayah Norwegia pada tahun 1262. Koloni bangsa Nordik di Greenland lenyap pada akhir abad ke-15 sejak Wabah Hitam melanda dan melemahkan Norwegia. Tidak lama kemudian, pada tahun 1499, bangsa Portugal sempat menjelajah dan mengklaim pulau ini dan memberi nama Terra do Lavrador (nama ini nantinya diberikan untuk wilayah Labrador di Kanada).[22] Pada awal abad ke-18, para penjelajah dari Denmark kembali mendarat di Greenland. Untuk mempererat hubungan perdagangan dan kekuasaannya, Denmark–Norwegia mengklaim kedaulatan atas pulau tersebut. Karena statusnya lemah, Norwegia kehilangan kedaulatan atas Greenland pada tahun 1814 ketika perserikatan kerajaan ini dibubarkan. Greenland menjadi milik Denmark pada tahun 1814 dan ditetapkan sebagai wilayah integral Denmark oleh Konstitusi Denmark pada tahun 1953. Tahun 1973, Greenland dan Denmark bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa. Namun, dalam referendum tahun 1982, sebagian besar penduduknya menghendaki Greenland keluar dari MEE. Keputusan ini dilaksanakan tahun 1985. Greenland memiliki taman nasional terbesar dan paling utara di dunia, Taman Nasional Greenland Timur Laut (Kalaallit Nunaanni nuna eqqissisimatitaq). Taman ini dibentuk tahun 1974 dan diperluas tahun 1988. Taman nasional ini meliputi 972.001 kilometer persegi (375.292 sq mi) daratan di pesisir timur laut Greenland dan ukurannya lebih besar daripada beberapa negara di dunia. Secara administratif, Greenland terbagi menjadi lima kotamadya: Sermersooq, Kujalleq, Qeqertalik, Qeqqata, dan Avannaata.[23] Greenland bukan anggota permanen Perserikatan Bangsa-Bangsa.[24] Pada tahun 1979, Denmark memberikan hak pemerintahan mandiri kepada Greenland. Tahun 2008, masyarakat Greenland mendukung Undang-Undang Otonomi yang mendorong pemerintah Denmark mendelegasikan kekuasaan ke pemerintah daerah Greenland. Berdasarkan struktur baru yang berlaku pada 21 Juni 2009,[25] Greenland memegang kekuasaan atas polisi, sistem peradilan, hukum perusahaan, akuntansi, dan audit; aktivitas sumber daya mineral; penerbangan, hukum kapasitas hukum, hukum keluarga, dan hukum warisan; pemeriksaan imigran dan perbatasan; lingkungan kerja; dan pengawasan dan regulasi keuangan, sedangkan pemerintah Denmark mengatur hubungan luar negeri dan pertahanan Greenland. Denmark juga mengurus kebijakan moneter nasional dan menganggarkan subsidi tahunan sebesar DKK 3,4 miliar yang perlahan dikurangi seiring waktu. Greenland berencana mengembangkan ekonominya dari pendapatan eksploitasi sumber daya alam. Ibu kotanya, Nuuk, menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Musim Dingin Arktik 2016. 70% konsumsi energi Greenland berasal dari sumber energi terbarukan, rata-rata bertenaga air.[26] GeografiGreenland secara geografis merupakan bagian dari Amerika Utara. 80% dari seluruh wilayah tertutup es yang di beberapa tempat ketebalannya mencapai 3 kilometer. Hanya daerah pesisir selatan dan barat yang bisa didiami manusia. FaunaFauna yang ada di Greenland meliputi mamalia laut pinniped (anjing laut harpa atau anjing laut Greenland, walrus, dan pinniped Arktik lainnya), cetacea (paus bungkuk, paus beluga, narwhal, paus orca, paus Greenland atau paus kepala busur, paus biru, paus minke, dan paus sperma), berkuku genap (Rusa kutub, karibu, karibu tanah tandus), karnivora (Rubah Arktik, anjing Greenland), hiu Greenland dan hewan Arktik lainnya. Namun, mamalia laut cetacea seperti paus orca, paus biru, dan paus sperma hanya muncul di musim-musim tertentu di Greenland ketika melintasi Arktik, sehingga jarang terlihat. Perairan Arktik-Greenland merupakan rumah bagi paus Greenland, paus beluga, dan paus narwhal karena lokasinya yang dekat dengan Arktik. Populasi beruang kutub juga cukup banyak di Greenland. Untuk bertahan hidup, beruang kutub menangkap anjing laut Greenland ataupun pinnipedia lainnya, paus beluga, dan paus narwhal untuk dimakan. Beruang kutub juga memakan bangkai paus kepala busur yang terdampar di setiap pesisir Greenland.[butuh rujukan] Sejarah
EkonomiEkonomi Greenland sangat bergantung pada perikanan. Perikanan menyumbang lebih dari 90% ekspor Greenland.[27] Industri udang dan ikan sejauh ini merupakan penghasil pendapatan terbesar.[28] Greenland berlimpah mineral.[29] Penambangan deposit ruby dimulai pada tahun 2007. Prospek mineral lainnya membaik karena harga meningkat. Ini termasuk besi, uranium, aluminium, nikel, platinum, tungsten, titanium, dan tembaga. Perusahaan negara Nunamineral telah diluncurkan di Bursa Efek Kopenhagen untuk meningkatkan lebih banyak modal untuk meningkatkan produksi emas, dimulai pada tahun 2007. Perusahaan negara lainnya, Nunaoil, dibentuk untuk membantu mengembangkan industri hidrokarbon di Greenland. Namun, pada Juli 2021, Greenland melarang semua eksplorasi minyak dan gas baru di wilayahnya, dengan pejabat pemerintah menyatakan bahwa "harga ekstraksi minyak terlalu tinggi" lingkungan.[30] Listrik secara tradisional dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga minyak atau diesel, bahkan jika ada surplus besar potensi tenaga air. Ada program untuk membangun pembangkit listrik tenaga air. Yang pertama, dan masih yang terbesar, adalah pembangkit listrik tenaga air Buksefjord. Ada juga rencana untuk membangun smelter aluminium besar, menggunakan tenaga air untuk menciptakan produk yang dapat diekspor. Diharapkan sebagian besar tenaga kerja yang dibutuhkan akan diimpor.[31] Uni Eropa telah mendesak Greenland untuk membatasi pengembangan proyek mineral tanah jarang oleh Republik Rakyat Tiongkok , karena Tiongkok menyumbang 95% dari pasokan dunia saat ini. Namun, pada awal 2013 pemerintah Greenland mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk memberlakukan pembatasan tersebut.[32] Sektor publik, termasuk perusahaan milik publik dan kotamadya, memainkan peran dominan dalam perekonomian Greenland. Sekitar setengah dari pendapatan pemerintah berasal dari hibah dari pemerintah Denmark, suplemen penting untuk produk domestik bruto (PDB). Produk domestik bruto per kapita setara dengan rata-rata ekonomi Eropa. Greenland mengalami kontraksi ekonomi pada awal 1990-an. Sejak 1993, ekonomi telah membaik. Pemerintah Pemerintahan Dalam Negeri Greenland (GHRG) telah mengejar kebijakan fiskal yang ketat sejak akhir 1980-an, yang telah membantu menciptakan surplus dalam anggaran publik dan inflasi yang rendah. Sejak 1990, Greenland telah mencatat defisit perdagangan luar negeri menyusul penutupan tambang timbal dan seng terakhir yang tersisa tahun itu. Pada tahun 2017, sumber ruby baru di Greenland telah ditemukan, menjanjikan untuk meningkatkan industri batu permata di Greenland dan menambahkan ekspor baru.[33] DemografiPenduduk Greenland adalah orang Inuit atau Eskimo. Sementara ada pula orang Denmark dan campuran antara orang Inuit dan Denmark yang disebut sebagai orang Tanah Hijau. Di Qaanaaq didirikan markas militer Amerika Serikat. Penduduk Tanah Hijau berjumlah kira-kira 58.000 jiwa yang terdiri atas 80% orang Tanah Hijau, 14,5% orang Denmark, sedangkan sisanya dari suku bangsa yang lain. Bahasa yang banyak digunakan di Greenland adalah bahasa Inuit sehingga menjadi bahasa resmi selain bahasa Denmark. Agama yang paling banyak dianut penduduknya adalah Kristen Protestan aliran Luther, sama seperti di Denmark. Lihat pulaCatatanReferensi
Pranala luar
|