Nick Heidfeld
Nick Lars "Nicklaus" Heidfeld (dikenal dengan nama Nick Heidfeld, lahir 10 Mei 1977, julukannya Quick Nick atau Nick the Hi-Di-Fi[1]) adalah seorang pembalap Formula 1 asal Jerman. Terakhir kali ia balapan di F1 adalah saat memperkuat tim Lotus Renault GP sebagai pembalap pengganti sementara Robert Kubica. Di luar beberapa kesuksesannya, Heidfeld sampai saat ini tercatat sebagai salah satu pembalap F1 era abad 21 yang belum pernah memenangi balapan dalam sembilan musim kariernya di F1. Saat ini Heidfeld sudah mengikuti balapan lebih dari 150 kali, di mana ia belum pernah menang sekalipun. Ia tercatat sebagai salah satu dari tiga pembalap F1 sepanjang sejarah yang belum meraih kemenangan satu kalipun, di mana ia berbagi bersama Stefan Johansson. Kehidupan saat iniNick Heidfeld yang lahir di Mönchengladbach, Jerman memiliki tinggi 1,67m, dan merupakan salah satu pembalap terpendek di F1 saat ini. Ia memiliki hobi berolahraga dan makan. Makanan favoritnya adalah daging angsa, sementara minuman favoritnya adalah Virgin Pinacolada dan Testarossa. Olahraga favorit Nick adalah sepak bola dan basket.[2] Heidfeld sendiri merupakan seorang pengagum berat pemain basket AS, Shaquille O'Neal. Heidfeld saat ini tinggal di Stäfa, Swiss bersama tunangannya Patricia, anak perempuannya yang bernama Juni (lahir bulan Juli 2005) dan dua anak laki-laki yang pertama bernama Joda (lahir Juli 2007), dan yang kedua bernama Justus (lahir Agustus 2010).[3][4] Heidfeld memiliki saudara kandung bernama Tim, dan Sven Heidfeld, yang juga sempat turun sebagai pembalap, tetapi saat ini mereka bekerja sebagai komentator balap untuk TV Jerman. Pra Formula 1Nick mengawali kariernya di usia yang sangat belia, sembilan tahun, dalam kejuaraan klub, bersama klub Kerpen-Manheim. Di usia ke-13, ia menjadi yang terdepan di kejuaraan DMV Karting Nordrhein-Westfalen dan meraih tempat kelima di Nordrhein-Westfalen Cup. Tahun berikutnya, di 1991, ia memperoleh tempat ketiga dalam ADAC Junior Trophy dan menjadi anggota tim nasional ADAC Junior serta pemenang International CIK junior. Di 1992 ia meraih posisi kelima di kejuaraan karting Jerman junior sebelum memperoleh izin masuk ke World Championship di Laval, Prancis (Formula A).[2] Pada 1994 ia memperoleh kemenangan di kejuaraan Formula Ford Jerman 1600, di mana Nick menjuarai delapan dari sembilan pertandingan. Kesuksesan ini diikuti oleh kemenangan berikutnya di 1995. Kali ini, ia menjuarai ajang Formula Ford Jerman Internasional 1800 dengan empat kemenangan dan lima podium finis, dan menyabet posisi runner-up kejuaraan Formula Ford 1800 Jerman.[2] Selanjutnya, di 1996 Nick terlibat dalam kejuaraan Formula 3 Jerman, bersama Opal Team BSR. Ia menyabet tiga kemenangan, dan finis ketiga secara keseluruhan. Ia juga mencetak posisi pole di Grand Prix Macau, juara di putaran pertama dan finis keenam. Heidfeld juga termasuk ke dalam anggota skuat tim Mercedes-Benz di ajang Le Mans 24 Hours pada 1999.[5] Formula 11997-1999: McLaren-MercedesDi 1997, Nick pindah ke Mercedes sebagai junior driver dan direkrut sebagai tes driver untuk tim West McLaren Mercedes. Ia masih membalap untuk tim Opal di kejuaraan Formula 3 dan meraih gelar juara. Nick juga menjadi runner-up di kejuaraan FIA F3000 Internasional pada 1998 di belakang Juan Pablo Montoya dengan kemenangan di Monaco, Hockenheim dan Hungaroring. Ia mencetak dua posisi pole dan dua fastest lap.[2] Sebenarnya Nick sudah sangat dekat dengan titel juara F3000 di musim 1998. Namun kesalahan fatal yang dilakukan tim McLaren Junior saat mencampur bahan bakar di mobil Nick membuatnya harus terkena hukuman start dari posisi buncit di balapan terakhir di Nurburgring pada saat disisi lain saingan utamanya yaitu Montoya start dari pole dan akhirnya melenggang mulus menyabet gelar juara.[6] Nick masih menjadi tester untuk McLaren di 1999, sekaligus meraih juara di Formula 3000 untuk tim West McLaren Junior dengan perolehan 59 poin di musim itu, hasil dari empat kali kemenangan balapan.[2] Ia hanya sekali gagal finish di F3000 musim 1999 tepatnya di seri Hockenheimring. 2000: Prost-PeugeotDebut F1-nya dimulai pada musim 2000 bersama tim Prost,[7] berpasangan dengan rekan setimnya yang berpengalaman, Jean Alesi.[8] Tahun pertamanya yang cukup berat dipenuhi dengan kendala reliabilitas yang tak kunjung usai. Belum lagi beberapa insiden yang melibatkan dirinya dengan Alesi, salah satunya adalah ketika mereka berdua saling sikut di GP Austria.[9] Selain itu Heidfeld juga sempat dilarang ikut balapan satu kali yaitu di Eropa karena mobilnya berada dalam batas berat yang tidak diperbolehkan.[10] Hasil finish terbaik Heidfeld di musim 2000 adalah saat ia finish P8 di Monako. Heidfeld gagal meraih satu angka pun di musim debutnya di F1. 2001-2003: Sauber-PetronasTahun berikutnya, di 2001, Nick berhasil mencetak debut podium pertamanya dengan meraih tempat ketiga di Brazil.[11] Ia lalu berhasil mengumpulkan total 12 poin dan berada di posisi ke-8 klasemen pembalap. Dan bersama rekan setimnya, Kimi Räikkönen, ia membantu mendongkrak Sauber hingga ke posisi ke-4 klasemen konstruktor, hasil terbaik yang pernah dicapai Sauber. Di GP Monza, di mana Mika Hakkinen mengumumkan pengunduran dirinya, Nick sangat berharap bahwa tim McLaren akan menariknya. Sayangnya harapan tersebut pupus setelah secara mengejutkan McLaren lebih memilih Kimi Raikkonen sebagai pengganti Mika untuk musim 2002.[12] Nick masih bertahan di musim 2002 dengan rekan setim Felipe Massa.[13] Sayang, tim terpaksa turun ke posisi lima dan Nick hanya berhasil mengumpulkan tujuh poin secara keseluruhan. Hasil finish terbaik Heidfeld di musim 2002 didapat saat ia finish P4 di Spanyol dan P5 di Malaysia. Masuk ke musim 2003, Nick memperoleh rekan setim yang lebih berpengalaman, Heinz-Harald Frentzen, yang juga merupakan rekan senegaranya. Namun, persaingan yang ketat serta kendala teknis tak mampu membuat Nick meraih satu podium pun dan hanya menempati posisi ke-14 klasemen pembalap dengan enam poin. Hasil finish terbaiknya adalah saat ia finish P5 di AS di mana di sisi lain rekan setimnya, H-HF mampu meraih podium. 2004: Jordan GPNick kemudian bergabung bersama Jordan GP selama satu musim pada 2004.[14][15] Ia berpartner bersama mantan juara F3000 asal Italia Giorgio Pantano[16] Di tengah kesulitan keuangan yang menerpa Jordan. Nick mampu membantu timnya tersebut meraih poin di Monaco dan Kanada. Walaupun saat GP Kanada sendiri ia kalah dari rekannya yang merupakan pembalap debutan saat itu menggantikan Giorgio Pantano, Timo Glock.[17] 2005: Williams F1Musim dingin 2004-05, Heidfeld diajak untuk mengetes mobil Williams bersama Antonio Pizzonia dan Anthony Davidson,[18] di mana yang hasilnya bagus akan mendampingi Mark Webber di kursi tim Williams.[19] Pada tanggal 31 Januari 2005, diumumkan secara sah bahwa Heidfeld akan menemani Webber untuk musim 2005.[20][21] Di GP Eropa 2005 di Nurburgring, Heidfeld mencatatkan pole position. Sebelumnya di GP Monaco, ia mencetak posisi finish terbaik saat berada di P2 di belakang Kimi Raikkonen, di mana ia mengulang finish tersebut di Nurburgring.[22] Heidfeld kemudian melewatkan GP Italia dan Belgia karena ia cedera saat testing pralomba.[23] Direncanakan akan kembali di Brazil tetapi lagi-lagi Heidfeld cedera, karena ia ditabrak oleh sepeda motor saat keluar bersepeda dari rumahnya di Swiss. Posisinya sampai akhir musim digantikan oleh Antonio Pizzonia.[24] 2006-2009: BMW-SauberHengkangnya BMW dari Williams pada akhir 2005 membawa berkah bagi Nick, sebab ia kembali ke tim lamanya, Sauber yang dibeli oleh BMW di musim 2006. Ia langsung meraih poin saat finish P4 di Australia yang diwarnai banyak insiden sepanjang lomba. Nick juga berhasil mempersembahkan podium di GP Hungaria, di mana saat yang sama, rekan setimnya, Jacques Villeneuve dipecat dan digantikan oleh Robert Kubica.[25] Posisi klasemen Nick di musim 2006 adalah di P9 dengan 23 poin.[26] Pada 2007 Nick kerap menyulitkan deretan pembalap teratas. Ia konsisten meraih poin dan sesekali podium bersama BMW. Meskipun begitu, tim BMW masih belum kuat untuk bisa meraih satu kemenangan pun di musim 2007. Nick finish di P5 klasemen akhir dengan 61 poin, yang sekaligus pula menjadi poin tertinggi yang pernah ia raih selama berkarier di ajang Formula 1. Sebelumnya pada 28 April 2007, Nick berkesempatan untuk menjajal sirkuit Old Nurburgring yang bernama asli Nordschleife sepanjang 14 mil. Ia menjadi pembalap F1 pertama sepanjang 31 tahun yang berkesempatan menjajal trek tersebut dengan mobil F1 modern (Jacques Villeneuve juga pernah, tetapi ia menggunakan mobil WTCC BMW saat menjajal sirkuit ini di pertengahan 2006). Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 45.000 penonton, dan digelar empat jam setelah ajang balap ketahanan VLN.[27] Musim 2008 tim BMW mulai berubah menjadi kekuatan mengagumkan di ajang F1. Nyaris sepanjang musim, Heidfeld dan Kubica selalu tampil di barisan depan grid F1, dan menjadikan tim BMW sebagai tim terkuat ketiga di F1 selain Ferrari dan McLaren, di tengah melempemnya tim Renault dan Williams. Sayangnya ia masih gagal membukukan kemenangan perdananya, dan ironisnya rekan setimnya, Robert Kubica, mampu membukukan kemenangan di Kanada. Sebenarnya Nick bisa saja memenangi balapan tersebut, sayangnya ia salah strategi dengan menerapkan strategi satu pitstop. Podium lain kemudian didapatkan Nick di GP Belgia saat ia ketiban untung naik ke P2 setelah Lewis Hamilton terkena penalty 25 detik akibat terlibat insiden dengan Kimi Räikkönen. Nick mengakhiri musim 2008 dengan berada di P6 klasemen akhir dengan 60 poin. Musim 2009, Heidfeld masih tetap bertahan di tim BMW. Di awal musim ia mencatatkan finish podium lainnya di Malaysia, di mana ia finish kedua. Tetapi karena balapan dihentikan akibat hujan deras, dan jarak tempuh belum mencapai 75%, Heidfeld hanya mendapatkan setengah angka di Malaysia.[28] Ia kemudian mencatatkan poin di beberapa balapan lain di Spanyol, Belgia, dan Italia. Sampai Singapura di mana ia diseruduk Adrian Sutil, Heidfeld telah mencatatkan diri finish dalam 41 balapan berturut-turut. 2010: Peran berbedaTes driver Mercedes GP dan PirelliBMW mengundurkan diri dari ajang F1 di akhir musim 2009. Saat itu masa depan Nick di F1 sempat terombang-ambing.[29] Ia lantas banyak disebutkan bahwa akan membalap untuk tim Mercedes GP bersama sesama Jerman Nico Rosberg, namun kemudian Ross Brawn lebih memilih Schumi sebagai pembalap. Heidfeld lantas dihubungkan kembali dengan tim lamanya Sauber untuk membalap bersama Kamui Kobayashi, namun Sauber ternyata memilih Pedro de la Rosa. Gosip lain menyebutkan, Heidfeld akan bergabung dengan Renault F1 untuk membalap bersama Robert Kubica, tetapi akhirnya kesimpang-siuran tersebut kandas pada tanggal 4 Februari saat Nick Heidfeld masuk ke tim Mercedes GP sebagai test driver.[30] Heidfeld berada di tim Mercedes sampai GP Belgia 2010 ketika ia kemudian dilepas oleh Mercy untuk menjadi test driver ban Pirelli. Pirelli sendiri berkerjasama dengan mantan tim F1 Toyota untuk menjalankan mobil tes sebagai persiapan mereka masuk F1 di musim 2011 menggantikan Bridgestone.[31] Kembali ke F1 bersama SauberTanggal 14 September 2010 diumumkan bahwa Nick Heidfeld akan membalap kembali di F1 bersama tim Sauber mulai GP Singapura sampai akhir musim 2010.[32] Nick lantas berhasil meraih poin di Jepang dan Korea Selatan. Pada tanggal 4 Oktober 2010, Peter Sauber mengumumkan bahwa untuk musim 2011 tim Sauber akan diperkuat Kamui Kobayashi dan Sergio Perez.[33] 2011: Lotus Renault GPSehubungan dengan cederanya Robert Kubica akibat kecelakaan saat reli, Nick Heidfeld kemudian dirumorkan akan menjadi salah satu pembalap pengganti sementara di tim Lotus Renault GP. Sebelumnya Nick Heidfeld banyak ditawari untuk membalap di ajang DTM. Pada 9 Februari 2011, Renault kemudian meminta Heidfeld untuk mengikuti tes bersama pembalap tetap mereka Vitaly Petrov dan tester Bruno Senna.[34] Pada saat tes, Heidfeld langsung menunjukan kualitasnya dengan mencatat waktu tercepat yang bahkan mengalahkan waktu Petrov dengan selisih hampir 1 detik.[35] Usai tes, Eric Boullier mengumumkan bahwa dengan bagusnya hasil tes Heidfeld, maka tim Renault akan langsung menariknya sebagai pembalap pengganti dalam waktu yang tidak lama lagi. Pada 16 Februari 2011, Heidfeld akhirnya resmi diumumkan sebagai pembalap pengganti sementara Robert Kubica untuk musim 2011. Debut Nick Heidfeld bersama Lotus Renault GP berlangsung sukses, walaupun di balapan pertama di Australia ia hanya mampu finish P12. Di balapan Malaysia, Heidfeld membuat kejutan dengan berhasil finish P3 setelah sebelumnya di sepanjang balapan ia berada di P2 dan bersaing ketat dengan Lewis Hamilton dan Mark Webber. Dalam tiga balapan beruntun (Grand Prix Turki, Spanyol, Monako), Heidfeld kemudian sukses meraih poin. Tetapi masa depannya bersama tim mulai dipertanyakan menyusul ketidakpuasan dari Eric Boullier dan Gerard Lopez. Usai dua kali tersingkir di Jerman dan Hungaria, Renault akhirnya memutuskan mengganti Nick Heidfeld dengan Bruno Senna terhitung sejak Belgia.[36] Balapan ketahananPada musim 2012 seusai dirinya kesulitan mencari kursi tim F1, Heidfeld kemudian dkontrak oleh tim Rebellion Racing untuk membalap dalam lomba Le Mans 24 Jam yang termasuk ke dalam kalender FIA World Endurance Championship.[37] Ia juga diberikan opsi untuk membalap di dua lomba ketahanan lainnya yaitu Sebring 12 Hours dan Spa 6 Hours dengan berbagi mobil Lola-Toyota LMP1 bersama Neel Jani dan Nicolas Prost. StatistikMusim ke musim
Rekor Formula 1
* Berbagi rekor bersama Tiago Monteiro (18 dari 19 di 2005) dan Felipe Massa (18 dari 19 di 2010) Catatan kaki
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Nick Heidfeld.
|