Hülkenberg memulai debutnya di dalam ajang F1 pada musim 2010 bersama dengan tim Williams, dan berhasil meraih posisi terdepan perdananya di Grand Prix Brasil. Pada musim 2011, ia menjadi pembalap tes untuk tim Force India, dan berhasil naik pangkat menjadi pembalap utama untuk musim 2012.[1][2] Untuk musim 2013, ia pindah ke tim Sauber,[3] dan pada musim 2014, Hülkie kembali lagi ke tim Force India.[4] Hülkenberg pindah ke tim Renault untuk musim 2017, dan kemudian meninggalkan tim Renault setelah musim 2019 berakhir, di mana posisinya digantikan oleh Esteban Ocon,[5] dan bergabung bersama dengan tim Racing Point sebagai pembalap cadangan. Ia kembali membalap di dalam ajang F1 pada saat ia membalap untuk tim Racing Point di tiga balapan di musim 2020, di mana dia menggantikan posisi Lance Stroll dan Sergio Perez, menyusul hasil akhir tes COVID-19 yang ternyata positif.[6][7][8] Hülkenberg kemudian kembali lagi menggantikan posisi Sebastian Vettel yang jatuh sakit dua kali di tim Aston Martin pada musim 2022. Ia kemudian kembali membalap sebagai pembalap penuh waktu untuk musim 2023 untuk Haas F1 Team.
Sampai dengan bulan Desember 2023, Hülkenberg memegang rekor sebagai pembalap Formula Satu yang paling banyak memulai balapan tanpa pernah memperoleh podium, rekor yang ia pecahkan ketika ia gagal menyelesaikan balapannya yang ke-129 (Grand Prix Singapura 2017), dan dengan demikian melampaui rekor sebelumnya dari rekan senegaranya, yaitu Adrian Sutil, yaitu 128 Grand Prix.[9] Pada saat ini, rekor Hülkenberg berada di 203 Grand Prix.[10]
Masa muda
Nico Hülkenberg lahir di Emmerich am Rhein, Rhine-Westphalia Utara, Jerman Barat, dari pasangan Klaus Dieter dan Susanne Hülkenberg. Dieter Hülkenberg memiliki sebuah perusahaan perkapalan, yaitu Hülkenberg Spedition e. K, dan berbasis di Emmerich am Rhein. Hülkenberg dilatih sebagai agen pengiriman barang di dalam perusahaan ayahnya.[11] Dia fasih berbahasa Belanda, Jerman, Prancis, dan Inggris.[12]
Karier awal
Hülkenberg, dengan nama panggilan Hülkie atau The Magic Hülk,[13] memulai karier gokartnya pada usia 10 tahun pada tahun 1997. Pada tahun 2002, ia menjadi juara karting junior Jerman, dan setahun berikutnya, ia menjadi juara karting nasional senior Jerman.
Formula BMW (2005)
Pada tahun 2005, ia masuk ke dalam ajang Formula BMW Jerman, dan langsung memenangi gelar juara di musim perdananya tersebut.
Grand Prix A1
Pada musim 2006-07, ia sempat bergabung bersama dengan tim A1GP Jerman. Dari 11 lomba (22 balapan) yang digelar, ia turun dalam 10 lomba (20 balapan), kecuali di Eastern Creek, Australia, di mana ia lebih memilih untuk turun di dalam ajang Formula 3 Euro Series, dan posisinya pun digantikan oleh Christian Vietoris. Hasil Hülkie di dalam ajang A1GP cukup baik, di mana ia menjadi aktor utama kemenangan tim A1GP Jerman dengan 9 kemenangan dalam satu musim, yang kemudian menjadikannya sebagai pembalap A1GP tersukses dalam sejarah ajang tersebut. Total jumlah poin yang ia kumpulkan untuk tim A1GP Jerman adalah 128 poin, unggul 35 poin di atas tim A1GP Selandia Baru, yang dikomandani oleh Jonathan Reid.
Formula Tiga
Pada musim 2007, ia masuk ke dalam ajang Formula 3 Euro Series, dengan bergabung bersama dengan tim ASM, yang sebelumnya telah sukses mengantarkan Lewis Hamilton dan Paul di Resta menjadi juara dalam waktu dua tahun secara berturut-turut. Hasil akhirnya adalah P3 di klasemen akhir dengan 72 poin, dengan empat kali menang, di mana salah satunya ia catat dengan mengesankan, yaitu saat di Norisring, di mana ia start dari P18. Selain di dalam ajang Formula 3 Euro Series, di tahun 2007 juga, Nico mengikuti ajang Masters of Formula 3 di Zolder, di mana ia berhasil memenangi lomba setelah rekan setimnya, yaitu Romain Grosjean (yang pada saat itu turun atas nama negara Swiss), gagal start.[butuh rujukan]
Pada tahun 2008, Hülkenberg berhasil memenangi gelar juara Formula 3 Euro Series, di mana ia berhasil mengantungi tujuh kemenangan dan enam kali posisi terdepan. Total poinnya selama musim 2008 adalah 85pts.
Seri GP2 (2009)
Kemudian, di akhir tahun 2008, ia memulai debut di dalam ajang GP2 Asia Series bersama dengan tim ART Grand Prix, tepatnya pada ronde ketiga di Bahrain. Dari empat lomba yang ia ikuti, Hülkie berhasil memenangi satu balapan. Hasil akhirnya adalah posisi enam di klasemen akhir dengan 27pts.
Pada tahun 2009, Hülkie masih tetap bertahan di ART Team. Di musim terakhirnya di dalam ajang GP2 tersebut, Hülkie berhasil mendominasi dengan menjadi juara umum di akhir musim dengan lima kemenangan balapan. Ia juga berhasil menyapu bersih hasil balapan dua kali pada saat ia berhasil meraih posisi terdepan, putaran tercepat, dan kemenangan balapan, menyamai rekor Nelsinho Piquet pada tahun 2006. Poin yang ia raih di musim 2009 adalah 100pts, dan ia secara dominan mampu menyingkirkan Vitaly Petrov dengan jarak yang lumayan jauh, yakni 25pts, di klasemen akhir.
Pada tanggal 14 Juni 2015, ia berhasil memenangkan perlombaan Le Mans 24 Jam, dengan membalap bersama dengan Nick Tandy dari negara Inggris dan Earl Bamber dari negara Selandia Baru. Mereka bertiga menyelesaikan balapan ini dengan menempuh jarak 395 putaran, satu putaran di depan mobil rekan setimnya di Porsche, yaitu Mark Webber, Brendon Hartley, dan Timo Bernhard, yang menempati posisi kedua. Kemenangan ini merupakan kemenangan keseluruhan yang pertama bagi Porsche di dalam ajang tersebut sejak Le Mans 24 Jam 1998.[15] Kemenangan Hülkenberg menjadikannya sebagai pembalap aktif Formula Satu yang pertama yang berhasil menang di Le Mans sejak Johnny Herbert dan Bertrand Gachot, yang mencapai prestasi yang sama di musim 1991.[16]
Karier Formula Satu
Hülkenberg pertama kali mengendarai mobil F1 dalam sebuah tes untuk tim Williams pada tahun 2007. Pada saat itu, manajernya, yakni Willi Weber, mendapatkan sebuah tawaran dari bos tim Renault, yakni Flavio Briatore, untuk mengetes mobil tim Renault, dan sekaligus juga mengajaknya bergabung ke dalam Renault Drivers Program. Namun, sebelum Weber mengatakan kata setuju, tim Williams secara cepat mengajak Hülkie untuk tes secara langsung pada tanggal 4 Desember 2007. Sesi tes selama dua hari digelar di Circuito de Jerez di Spanyol, dan Hülkenberg mencatatkan waktu 0.4 lebih lambat dari Nico Rosberg, dan lebih cepat dari pembalap Williams, yaitu Kazuki Nakajima.[17] Setelah itu, Hülkenberg langsung menjadi pembalap tes Williams untuk musim 2008. Kontraknya diperpanjang sampai dengan musim 2009, meskipun pengujian dalam-musim pada saat itu dilarang.[18]
Williams (2010)
Pada tanggal 2 November 2009, diumumkan secara resmi bahwa Hülkenberg akan membalap untuk tim Williams mulai dari musim 2010.[19] Ia akan berpartner bersama dengan seorang pembalap senior asal Brazil, yang sebelumnya telah ditendang dari tim Brawn GP, yakni Rubens Barrichello.[20] Penampilan Hülkenberg di musim 2010 terbilang angin-anginan, karena ia kerap kali tampil bagus dan buruk secara bergantian dari seri ke seri. Ia berhasil meraih poin perdananya di Malaysia, pada saat finish di P10, dan kemudian hasil yang sama baru bisa ia ulangi lagi di Jerman. Posisi finish terbaik Hülkie selama musim 2010 adalah pada saat ia finish di P6 di Hungaria, dan kemudian di Brasil, Hülkenberg berhasil mencetak posisi terdepan untuk yang pertama kalinya di dalam ajang F1.[21]
Hülkie menutup musim 2010 dengan berada di P14 di klasemen akhir kejuaraan dunia pembalap dengan raihan 22 poin. Kemudian, tim Williams mengkonfirmasi bahwa Hülkenberg tidak akan membalap untuk musim 2011.[22]
Force India (2011–2012)
Pada musim 2011, setelah tidak ada satu pun tim yang benar-benar serius untuk mengajaknya untuk menjadi pembalap tetap, Hülkenberg pun ganti haluan. Ia memberanikan diri untuk menjadi pembalap tes di tim Force India. Di sana, ia menggantikan posisi Paul di Resta yang naik pangkat menjadi pembalap utama.[23] Hülkenberg berkompetisi di sesi latihan bebas pertama dari semua balapan selain di Grand Prix Monako, Hungaria, Korea, India, dan Abu Dhabi. Pada tanggal 16 Desember 2011, Hülkie diumumkan naik pangkat menjadi pembalap utama, dengan menggantikan posisi rekan senegaranya, yakni Adrian Sutil, untuk musim 2012.[24]
Hülkie menjalani musim 2012 dengan baik, pada saat dirinya finis di urutan kesembilan di Malaysia, usai sebelumnya dirinya harus rela gagal finis di Australia, tidak lama selepas start. Posisi finis terbaik Hülkenberg di musim 2012 adalah pada saat dirinya finis di posisi keempat di Belgia. Balapan yang termasuk terbaik bagi Hülkenberg adalah Grand Prix Brasil, pada saat ia berhasil memimpin jalannya lomba selama 30 putaran, sebelum akhirnya harus puas finis di urutan kelima, usai dirinya terlibat insiden dengan Lewis Hamilton pada putaran ke-54, yang menyebabkan Hulkie harus terkena penalti drive-thru. Namun, meskipun demikian, hal ini tetap memungkinkan dia untuk menempati posisi ke-11 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dari Kamui Kobayashi.
Hülkenberg menyelesaikan musim 2012 dengan keunggulan 17 poin di depan rekan setimnya, yaitu Paul di Resta.
Sauber (2013)
Pada tanggal 31 Oktober 2012, tim Sauber secara resmi mengumumkan bahwa Nico Hülkenberg akan bergabung untuk musim 2013.[25]
Hülkenberg gagal mengawali Grand Prix Australia akibat mengalami sebuah kebocoran pada sistem bensin mobilnya, yaitu Sauber C32; dia sebelumnya direncanakan akan memulai balapan ini dari posisi kesebelas, [26] namun terpaksa harus rela mundur dari balapan ini karena alasan keamanan.[27][28] Pada Grand Prix Malaysia, Hülkenberg start dari posisi kedua belas, namun menyelesaikan balapan ini di posisi kedelapan.[29] Performa kualifikasi terbaik Hülkenberg pada musim ini ada pada Grand Prix Italia, di mana dia berhasil mendapatkan posisi ketiga. Setelah kalah dua peringkat dari tim Ferrari yang dibela oleh Felipe Massa dan Fernando Alonso, dia berhasil mempertahankan posisi ke-5, meskipun dikecewakan oleh pembalap Mercedes, yaitu Nico Rosberg, menjelang akhir balapan. Dengan finis di posisi kelima, maka dia berhasil menyalip pembalap Toro Rosso, yaitu Jean-Éric Vergne, di dalam klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap. Hasil terbaiknya adalah di Grand Prix Korea, di mana dia berhasil finis di urutan ke-4 setelah menjalani pertarungan jarak dekat dengan Hamilton dan Alonso, di mana dia menunjukkan kemampuan bertahan yang mengesankan dan tidak membuat kesalahan, dalam pertarungan di mana dia berhasil menyalip Hamilton sebanyak lebih dari satu kali.
Kembali ke Force India (2014–2016)
2014
Pada tanggal 3 Desember 2013, tim Force India mengkonfirmasi bahwa mereka telah mengkontrak Hülkenberg untuk musim 2014, bersama dengan Sergio Pérez.[30] Di babak pertama, Hülkenberg berhasil menyelesaikan Grand Prix Australia di posisi ketujuh – berhasil menyentuh garis finis untuk yang pertama kalinya di Melbourne – tetapi kemudian dipromosikan ke posisi keenam setelah Daniel Ricciardo didiskualifikasi dari posisi kedua. Dia kemudian berhasil finis di posisi kelima di Grand Prix Malaysia, setelah sebelumnya menghabiskan banyak waktu di tempat keempat, dan menahan laju Fernando Alonso dari tim Ferrari sebelum pada akhirnya disusul juga. Raihan posisi finis kelima yang lainnya di Bahrain menempatkan Hülkenberg di posisi ketiga di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap, di belakang dua pembalap Mercedes, yaitu Lewis Hamilton dan Nico Rosberg.
Pada Grand Prix Tiongkok, Hülkenberg berhasil menempati posisi keenam, dan meraih delapan poin. Dia turun ke posisi keempat di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap setelah Fernando Alonso finis di posisi ketiga. Tim Force India kalah dari perebutan posisi kedua di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Konstruktor dari tim Red Bull Racing.
Pencetakan poin yang konsisten sepanjang musim membuat Hülkenberg menyelesaikan musim ini dengan berada di posisi ke-9 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 96 poin, karier terbaiknya, dibandingkan dengan 59 poin yang dikumpulkan oleh rekan setimnya, dan turut membantu tim Force India mencapai tempat keenam di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, mengikuti peningkatan tim Williams dan McLaren di sepanjang musim ini. Hasil terbaiknya musim ini adalah posisi kelima, yang telah berhasil diraih olehnya sebanyak empat kali.
Pada bulan Oktober 2014, tim Force India mengonfirmasi bahwa mereka telah menandatangani kembali Hülkenberg untuk musim 2015.[31]
2015
Hülkenberg dipertahankan oleh tim Force India untuk musim 2015.[32] Pada putaran pembukaan musim ini di Australia, dia finis di posisi ketujuh, dengan tertinggal satu putaran. Namun, dia tidak berhasil mencetak poin lagi, di dalam mobil Force India yang tidak kompetitif, hingga Grand Prix Kanada. Pada Hungaria, di pertengahan balapan, dia mengalami kecelakaan besar di tikungan pertama ketika sayap depan mobilnya terlepas dan ia melewatinya, sehingga membuat mobilnya sedikit mengudara dan menabrak pembatas, sehingga membuatnya kehilangan potensi untuk finis di posisi keempat. Dia kemudian gagal menyelesaikan lima dari tujuh balapan berikutnya. Di Grand Prix Belgia, dia mengalami kegagalan unit daya pada mobilnya pada saat sedang menuju ke arah grid, sementara di Grand Prix Singapura, dia ditabrak oleh Felipe Massa yang baru saja keluar dari pit, dan berputar ke dalam pembatas, dan menerima penalti turun tiga grid setelah dianggap bertanggung jawab. Di Grand Prix Rusia, dia berputar di tikungan kedua di awal balapan, dan mengumpulkan Marcus Ericsson, yang berpotensi membuatnya kehilangan podium, dan di Grand Prix Amerika Serikat, dia meluncur ke arah mobil Daniel Ricciardo, dan mematahkan suspensi kanan depan mobilnya.
Dia menyelesaikan musim ini dengan menempati posisi ke-10 dengan 58 poin, tertinggal 20 poin dari rekan setimnya, dan turut membantu tim Force India mengamankan tempat kelima di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, dan hasil terbaiknya pasa musim ini adalah finis di urutan keenam, yang telah berhasil dia raih sebanyak tiga kali.
2016
Hülkenberg kembali membalap untuk tim Force India pada musim 2016 dengan kontrak untuk dua musim.[33] Hülkenberg kembali membalap untuk tim Force India pada musim 2016 bersama dengan Sergio Pérez.
Pada putaran pembukaan musim ini di Grand Prix Australia, dia berhasil finis di urutan ketujuh. Dia kemudian menyelesaikan dua balapan berikutnya di posisi ke-15 dengan mengendarai mobil Force India yang tidak kompetitif. Di Grand Prix Rusia, dia ditabrak oleh mantan rekan setimnya, yaitu Esteban Gutiérrez, dan mengundurkan diri dari balapan. Dia kemudian juga mundur dari balapan berikutnya karena mobilnya mengalami kebocoran oli. Sebuah podium, sekali lagi, luput dari genggaman Hülkenberg di Grand Prix Monako. Dia start dari posisi kelima dan bersiap untuk finis di atas podium, ketika dia terjebak kemacetan setelah pit stop, dan rekan setimnya berhasil melompati dia untuk mendapatkan podium terakhir. Dia pada akhirnya finis di urutan keenam, seusai dirinya berhasil melewati Juara Dunia Nico Rosberg, yang berjuang keras sepanjang balapan, tepat sebelum garis finis pada putaran terakhir. Hasil akhir ini kemudian diikuti dengan perolehan poin pada dua balapan berikutnya. Dia berputar di sesi kualifikasi selama Grand Prix Eropa 2016 yang diadakan di Baku, ketika mobil Force India tampil dengan sangat kompetitif. Hal ini menyebabkan dia start dari posisi ke-13 dan finis di urutan ke-9, sementara Pérez start dari posisi ke-2 (turun ke posisi ketujuh setelah penalti turun lima grid) dan finis di urutan ketiga. Pada balapan berikutnya di Grand Prix Austria, dia kembali menunjukkan performa yang kuat di sesi kualifikasi untuk lolos ke posisi ketiga, dan start dari posisi kedua setelah Nico Rosberg menjalani penalti turun lima grid. Namun, dia mengawali balapan ini dengan buruk, dan disusul oleh mobil yang lain yang lebih cepat pada saat balapan ini berlangsung, hingga rem mobilnya mengalami kerusakan dan dia terpaksa harus rela harus mundur dari balapan ini. Hasil akhir ini diikuti oleh hasil akhir finis balapan dengan meraih poin sebanyak lima kali secara berturut-turut, termasuk finis di posisi keempat di Grand Prix Belgia 2016, yang merupakan hasil akhir yang terbaik untuknya di musim ini, ketika dia pada awalnya sempat berada di urutan kedua setelah putaran pertama, namun pada akhirnya dilewati oleh dua mobil yang lain yang lebih cepat, yang dikemudikan oleh Daniel Ricciardo dan Lewis Hamilton. Pada balapan berikutnya di Grand Prix Singapura, dia terlibat dalam tabrakan pada putaran pertama, yang menyebabkan dia terjepit di antara dua pembalap, dan harus mundur dari balapan. Hülkenberg finis di posisi kedelapan pada dua balapan berikutnya. Setelah mengumumkan keputusannya untuk pindah ke tim Renault untuk musim 2017 sebelum Grand Prix Amerika Serikat 2016, Hülkenberg menampilkan beberapa penampilan yang segar. Dia start dari posisi ketujuh di AS, sebelum pada akhirnya terpaksa harus rela tersingkir setelah terjepit di antara Valtteri Bottas dan Sebastian Vettel. Dia kemudian start dari posisi kelima di Grand Prix Meksiko, dengan mengungguli duo Ferrari, dan finis di posisi ketujuh. Dia berhasil mengungguli rekan setimnya lagi di Brasil, dan berada di urutan keempat, tetapi dia mendapat tusukan dari puing-puing di trek, setelah kecelakaan yang menimpa Kimi Räikkönen, dan membuatnya kehilangan peluang untuk meraih podium, dan nyaris saja kehilangan peluang untuk meraih poin sebelum pulih ke posisi ketujuh, seusai dirinya menangkis Daniel Ricciardo menjelang akhir balapan. Dia mengakhiri musim 2016-nya di Grand Prix Abu Dhabi dengan keberhasilannya mengungguli Pérez sekali lagi dengan start dari posisi ketujuh dan finis di posisi yang sama, setelah sebelumnya berhasil selamat dari tabrakan dengan Max Verstappen di putaran pertama.[34][35]
Hülkenberg mencetak 72 poin pada musim ini, finis di posisi kesembilan di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, dan turut membantu tim Force India menyelesaikan klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor di musim ini dengan finis di urutan keempat.[35][36]
Renault (2017–2019)
2017
Pada tanggal 14 Oktober 2016, tim Renault Sport secara resmi mengumumkan bahwa Hülkenberg telah menandatangani sebuah kontrak multi-tahun untuk membalap bersama dengan Renault Sport Formula One Team.[37]
Dia berhasil mendapatkan poin pertamanya untuk tim Renault pada balapan ketiga musim 2017 di Grand Prix Bahrain dengan finis di posisi ke-9, diikuti dengan raihan finis di posisi ke-8 di Grand Prix Rusia. Hülkenberg kemudian finis di posisi ke-6 di Spanyol, yang merupakan hasil terbaik tim Renault sejak tim tersebut kembali lagi ke dalam ajang F1 sebagai sebuah konstruktor penuh pada musim 2016. Rekor perolehan poinnya berakhir di Grand Prix Monako ketika dia terpaksa harus rela tersingkir, pada saat sedang mengejar poin, karena mobilnya mengalami masalah girboks. Dia finis di posisi ke-8 di Kanada, yang kemudian diikuti dengan pengunduran diri di Azerbaijan, ketika dia dengan kikuk menabrak dinding sambil berada di posisi ke-6 yang menjanjikan. Pada Grand Prix Austria, dia finis di urutan ke-13, finis di belakang rekan setimnya, yaitu Jolyon Palmer, untuk yang pertama kalinya, setelah sebelumnya menjalani start yang buruk.
Peningkatan Renault yang baru membawa peningkatan besar-besaran di Grand Prix Inggris 2017 pada saat Hülkenberg start dan finis di urutan ke-6. Mobil tersebut juga terbukti menjadi yang 'terbaik dari yang lain' (di belakang Mercedes, Ferrari, dan Red Bull) di Grand Prix Hungaria, pada saat dia lolos ke posisi ke-7, namun penalti turun 5 grid untuk girboks yang baru, yang berarti bahwa dia memulai balapan ini dari posisi ke-12 di grid. Dia ditetapkan untuk mencetak poin di dalam balapan ini, sebelum pit stop yang lambat menjatuhkannya ke barisan belakang, dan dia pada akhirnya mundur dari balapan. Ada insiden selama balapan, ketika Kevin Magnussen mendorong Hülkenberg keluar dari lintasan pada saat mereka berdua sedang berebut posisi. Magnussen pada akhirnya mendapatkan penalti waktu atas insiden tersebut. Hülkenberg sempat mengatai Magnussen pada saat ia diwawancarai oleh stasiun TV asal Denmark, dengan menyebutnya "jorok" dan "pembalap yang paling tidak sportif", dan Magnussen dengan kalem dengan menjawab dengan berkata 'hisap bolaku, kawan!'.[38][39][40] Hülkenberg memasuki jeda musim panas dengan meraih 26 poin, dan berada di peringkat ke-10 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap.
Hülkenberg kembali lagi dari liburan musim panas di Grand Prix Belgia dalam performa yang baik setelah dia start dari posisi ke-7 dan finis di posisi ke-6 di dalam balapan tersebut. Pada Grand Prix Singapura, diumumkan bahwa Carlos Sainz Jr. akan menggantikan posisi Jolyon Palmer, yang pada saat itu telah mencetak 0 poin berbanding 34 poin yang telah dikumpulkan oleh Hülkenberg, untuk musim 2018. Hülkenberg menyelesaikan sesi kualifikasi sebagai yang 'terbaik dari yang lain' di urutan ke-7. Setelah putaran pertama balapan, Hülkenberg mendapati bahwa dirinya berada di posisi ke-3, menyusul tabrakan di tikungan pertama yang selanjutnya membawa Sebastian Vettel, Kimi Räikkönen, Max Verstappen, dan Fernando Alonso dari tim McLaren – yang memulai balapan ini dengan cepat – untuk mundur dari balapan ini. Dia tampaknya akan meraih podium pertamanya yang telah lama ditunggu-tunggu di dalam ajang Formula 1, sampai Daniil Kvyat mengalami kecelakaan, dan mengeluarkan Mobil Keselamatan, dan kesalahan strategi tim Renault membuatnya berada di posisi ke-5. Dia pada akhirnya berhasil naik ke posisi ke-4, sebelum kebocoran oli menyebabkan dia mundur dari balapan, di mana dia berhasil mengalahkan Adrian Sutil untuk menjadi pemegang rekor start yang terbanyak di dalam ajang Formula 1 tanpa naik ke atas podium.
Pada Grand Prix Jepang, diumumkan bahwa Carlos Sainz Jr. akan menggantikan posisi Palmer untuk sisa musim ini, yang dimulai pada Grand Prix berikutnya di Austin.[41] Dalam balapan tersebut, dia hampir berhasil meraih poin dengan nyaman di sebagian besar jalannya balapan, ketika kegagalan pada mekanisme DRS mobilnya membuat dia harus mundur dari balapan. Selama mereka bersama sebagai sepasang rekan satu tim, Hülkenberg berhasil mencetak 34 poin dan Palmer berhasil mencetak 8 poin, dan mengungguli Palmer di semua 16 balapan.[42][43][34]
Di AS, Hülkenberg terpaksa harus rela mundur dari balapan ini pada putaran ke-4 karena mobilnya mengalami masalah mesin.[43] Di Grand Prix Meksiko, dia sekali lagi mundur, sekali lagi dari posisi ke-4, dengan mobilnya yang sekali lagi mengalami masalah mesin. Ini adalah kali ketiga berturut-turut dia gagal menyelesaikan satu balapan dan yang keempat kalinya dalam lima balapan. Pada Grand Prix Brasil, dia memimpin atas rekan setimnya, yaitu Sainz, dengan finis di posisi ke-10, poin pertamanya dalam hampir 3 bulan, dengan perolehan poin sebelumnya adalah finis di posisi ke-6 di Belgia pada bulan Agustus.
Dia berhasil lolos sebagai 'yang terbaik dari yang lainnya' di Grand Prix Abu Dhabi dengan start dari posisi ke-7. Dia menyelesaikan balapan ini di posisi ke-6, setelah menerima penalti waktu sebanyak 5 detik yang kontroversial karena melewati Sergio Pérez sambil juga keluar dari lintasan pada awal balapan, ketika banyak yang percaya bahwa dia seharusnya mengembalikan posisinya. Dia pada akhirnya menciptakan jarak yang cukup dengan Pérez, sehingga penalti waktu tidak mempengaruhi posisi finisnya. Dengan keberhasilan finis di posisi ke-6, maka tim Renault berhasil menyalip tim Toro Rosso di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor untuk merebut posisi ke-6.[44]
Hal ini mengukuhkan posisi tim Renault di peringkat ke-6 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, dan membuat Hülkenberg mengumpulkan 43 poin untuk musim ini, sama seperti Massa, namun berkat lebih banyak finis di peringkat ke-6, ia mengakhiri musim ini di peringkat ke-10 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap. Dia telah mengungguli rekan satu timnya selama musim ini dengan skor 19-1, dan mengungguli rekan satu timnya dengan skor 43-14 sepanjang musim ini.
2018
Untuk musim 2018, Hülkenberg menetap di tim Renault bersama dengan Carlos Sainz.
Hülkenberg dan tim Renault memulai musim ini dengan baik dengan menempati posisi ke-7 dan dua kali finis di posisi ke-6 dalam 3 balapan pertama. Balapan pertama di Australia, dengan Sainz yang berhasil finis di urutan ke-10, menandai perolehan poin ganda yang pertama bagi tim Renault di dalam ajang F1 sejak Grand Prix Turki 2011.[45][46] Pada balapan keempat musim ini di Baku, Hülkenberg mendapat penalti turun 5 posisi di grid karena mengganti girboks mobilnya yang mengalami kerusakan. Dia menyelesaikan babak kualifikasi di posisi ke-9, dan akan memulai balapan ini dari urutan ke-14. Ini berarti akhir dari rekornya memulai 6 balapan terakhir dengan berada di posisi ke-7 di grid. Dia berhasil naik ke posisi ke-5 pada putaran ke-10, ketika dia kehilangan kendali atas bagian belakang mobilnya pada putaran ke-10, dan ban belakang kiri mobilnya membentur tembok dan terpaksa harus rela mundur dari balapan ini karena mobilnya mengalami kerusakan suspensi, dan mengakhiri rekor 5 poin balapannya. Ini adalah yang kedua kalinya dalam dua musim dia terpaksa harus rela pensiun dari posisi 6 teratas di Baku karena kesalahannya sendiri.[47]
Kesialan Hülkenberg berlanjut pada balapan berikutnya di Spanyol. Dia tersingkir di sesi Q1 untuk yang pertama kalinya dalam 59 balapan karena mengalami masalah tekanan bahan bakar pada mobilnya. Kemudian, dia "disingkirkan" oleh Romain Grosjean yang berputar pada putaran pertama balapan.[48] Hülkenberg mengkritik cara membalap Grosjean setelah kecelakaan itu, yang menyebabkan pembalap berkebangsaan Prancis itu menerima penalti turun grid untuk balapan berikutnya.[49] Di Monako, Hülkenberg dikalahkan oleh rekan setimnya berdasarkan prestasi untuk yang pertama kalinya sejak Grand Prix Jepang 2016. Namun, meskipun demikian, dia berhasil menyelesaikan balapan ini di urutan ke-8, setelah memulai balapan ini dari urutan ke-11, dengan rekan setimnya, yaitu Sainz, yang mematuhi perintah dari tim di akhir balapan untuk membiarkannya lewat.[50] Dia menindaklanjutinya dengan perolehan poin yang lainnya di Kanada, setelah menyelesaikan sesi kualifikasi dan balapan di posisi ke-7.[51] Tiga balapan berikutnya merupakan tripleheader yang pertama di dalam sejarah ajang Formula Satu, yang diselenggarakan di Prancis, Austria, dan Inggris. Hülkenberg finis di posisi ke-9 di Prancis, diikuti dengan pensiun dari posisi ke-9 di Austria karena mobilnya mengalami kerusakan mesin. Itu adalah pengunduran dirinya yang ketiga di dalam 6 balapan terakhirnya, dan pengunduran dirinya yang ketujuh di dalam 16 balapan terakhirnya. Namun, dia menyelesaikan tripleheader ini dengan sangat baik, seusai dirinya finis di urutan ke-6 di Grand Prix Inggris. Hülkenberg mencapai hasil akhir terbaiknya untuk tim Renault di Grand Prix yang berlangsung di kandangnya sendiri di Jerman, dengan finis di posisi ke-5, setelah sebelumnya berhasil menyalip Kevin Magnussen di akhir pada saat hujan mulai turun. Setelah mobilnya mengalami masalah pengisian bahan bakar, yang membatasi dia hanya berada di urutan ke-13 di grid, dia finis di urutan ke-12 di Grand Prix Hungaria. Namun, meskipun demikian, dia memasuki liburan musim panas dengan 52 poin dan posisi ke-7 di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap sebagai pemimpin lini tengah yang efektif, yang oleh banyak pembalap mulai dijuluki kejuaraan B Formula 1 atau 'Formula 1.5', karena kesenjangan performa yang sangat besar dengan tiga tim teratas, yakni tim Mercedes, Ferrari, dan Red Bull.
Pada Grand Prix Belgia, Hülkenberg memicu tabrakan besar-besaran di tikungan pertama setelah start dari posisi ke-18 karena menerima penalti akibat mengganti mesin mobilnya.[52] Hülkenberg mengerem dirinya sendiri dan menabrak Fernando Alonso, yang diluncurkan di atas mobil Sauber yang dikendarai oleh Charles Leclerc, dengan salah satu ban mobil Alonso yang mengenai perangkat keselamatan baru yang diperkenalkan secara kontroversial, yaitu halo. Tabrakan tersebut juga mengakhiri balapan Kimi Räikkönen dan Daniel Ricciardo. Hülkenberg dianggap 'salah menilai situasi' oleh pengawas balapan, dan mendapat penalti turun 10 grid untuk balapan berikutnya. Kecelakaan spektakuler itu diibaratkan dengan kecelakaan di Grand Prix Belgia 2012 yang "diprakarsai" oleh Romain Grosjean. Setelah kejadian tersebut, Hülkenberg, yang sangat menentang halo, yang diperkenalkan pada musim 2018, mengakui bahwa halo 'cukup berguna'.[53]
Hülkenberg mengalami periode hasil akhir yang sulit, bertepatan dengan hilangnya daya saing mobil Renault, dengan hanya mencetak 1 poin saja di dalam 4 balapan berikutnya. Dia berhasil bangkit kembali dengan finis di posisi ke-6 di Grand Prix Amerika Serikat. Dengan Sainz yang finis di urutan ke-7, maka ini adalah hasil akhir yang terbaik bagi tim Renault dalam sebuah balapan sejak mereka bergabung kembali dengan olahraga ini pada tahun 2016, mengalahkan posisi ke-7 dan ke-8 yang diraih oleh kedua pembalap tersebut di Kanada pada awal musim. Hal ini diikuti oleh balapan yang kuat yang lainnya di Meksiko dengan raihan posisi ke-6 lainnya. Musimnya berakhir dengan dua kali pengunduran diri secara gmberturut-turut karena suhu mesin yang tinggi di Brasil, dan setelah terguling oleh Romain Grosjean di Abu Dhabi.
Namun demikian, dia menyelesaikan musim ini sebagai "juara di papan tengah" di tempat ke-7 dengan 69 poin, unggul 7 poin dari Sergio Pérez, karena tim Renault juga berhasil mengamankan tempat ke-4 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor.
2019
Untuk musim 2019, Hülkenberg tetap bergabung di tim Renault dengan bermitra bersama dengan pemenang Grand Prix beberapa kali, yaitu Daniel Ricciardo, yang dikontrak dari tim Red Bull. Hülkenberg, yang belum mencetak podium di dalam 158 balapan pada awal musim 2019, mengatakan bahwa "masa depannya [di] dalam olahraga ini bergantung pada hasil duel" karena kemampuannya dapat diukur untuk "melawan pemenang Grand Prix", untuk yang pertama kalinya sejak musim rookie-nya pada tahun 2010, ketika dia menjadi rekan setimnya Rubens Barrichello di tim Williams. Sementara itu, direktur pelaksana tim Renault, yaitu Cyril Abiteboul, percaya bahwa pasangan pembalap adalah "salah satu susunan pembalap yang terkuat - jika bukan yang terkuat - di grid".[54]
Hülkenberg memulai musim ini dengan baik, di mana dia mengungguli rekan setimnya yang baru, yaitu Ricciardo, di balapan kandangnya sendiri, tetapi masalah mesin pada mobilnya mencegahnya untuk mencapai sesi Q3, dan membuatnya berada di urutan ke-11. Dia melakukan start yang sangat kuat, dan berhasil menyelesaikan balapan ini di posisi ke-7.[55] Namun, dia ditimpa oleh musibah pada balapan berikutnya di Bahrain. Masalah pemetaan mesin membatasi dia di posisi ke-17 di dalam sesi kualifikasi.[56] Namun, dia menjalani balapan yang fantastis, di mana dia berhasil naik 11 peringkat, dan berada di posisi ke-6, setelah sebelumnya dirinya berhasil selamat dari kontak dengan Ricciardo di tengah perjalanan, ketika pembalap asal Australia itu meluncur ke arahnya pada saat Hülkenberg sedang mencoba untuk menyusulnya. Kemudian, pada putaran ke-53, 4 putaran dari akhir balapan ini, bencana terjadi pada saat Hülkenberg dan Ricciardo, yang masing-masing menempati posisi ke-6 dan ke-10, mundur karena mobilnya mengalami masalah mesin di tikungan yang sama.[57] Abiteboul menyatakan bahwa masalah mesin Renault "tidak dapat diterima".[58] Masalah ini semakin parah ketika Hülkenberg kembali lagi mundur dari posisi pencetak poin karena mobilnya mengalami masalah mesin pada balapan berikutnya di Tiongkok, kali ini karena mobilnya mengalami masalah perangkat lunak.[59] Pada Grand Prix Spanyol, Hülkenberg mengalami kecelakaan pada saat sesi kualifikasi, dan mengalami kerusakan pada sayap depan mobilnya. Dia harus memasang sayap depan dengan spesifikasi yang berbeda, yang mana hal ini telah melanggar peraturan parc fermé, dan memastikan dia harus memulai balapan ini dari dalam jalur pit. Dia kemudian menyelesaikan balapan ini di urutan ke-13.[60] Pada balapan berikutnya di Monako, peluang untuk meraih poin menguap, setelah pembalap Ferrari, yaitu Charles Leclerc, menabrak Hülkenberg, pada saat dirinya sedang mencoba untuk melakukan gerakan menyalip, yang oleh pembalap asal Jerman tersebut disebut "terlalu ambisius". Kedua pembalap mengalami pecah ban. Hülkenberg berhasil pulih ke posisi ke-13, tetapi Leclerc pada akhirnya mundur dari balapan yang berlangsung di kandangnya sendiri tersebut.[61] Dia kemudian menyelesaikan dua balapan berikutnya dengan masing-masing finis di di posisi ke-7 dan ke-8 di Kanada dan Prancis. Pada Grand Prix Inggris, dia berhasil finis di posisi ke-10, setelah dia ditabrak oleh mantan rekan setimnya, yaitu Sergio Pérez, dan mesin mobilnya sempat mati sesaat dan masuk ke 'mode lemas', sambil juga meratapi strategi dari tim.[62] Hülkenberg kemudian terpaksa harus rela tersingkir dari balapan yang berlangsung di kandangnya sendiri dalam kondisi basah yang berbahaya. Dia sedang berada di posisi ke-4, dan pernah mencapai posisi ke-2 pada satu titik, ketika dia terjatuh di Tikungan ke-16, di mana sesama pembalap Charles Leclerc, pemimpin jalannya balapan ini, yaitu Lewis Hamilton, dan mantan rekan setimnya, yaitu Carlos Sainz Jr., juga keluar. Dua pembalap yang terakhir disebutkan berhasil selamat dari insiden tersebut dan terus melanjutkan balapan, sementara Leclerc dan Hülkenberg terpaksa harus rela pensiun dari balapan ini. Kedua pembalap yang terpaksa harus rela tersingkir tersebut mengkritik area run-off di tikungan, yang merupakan aspal yang berbeda yang digunakan untuk balapan dragster, yang berarti tidak ada cengkeraman dalam kondisi basah untuk membantu mencegah kecelakaan.[63] Pada balapan berikutnya di Hungaria, Hülkenberg berusaha untuk mendapatkan poin, namun kemudian dia kembali mengalami masalah mesin pada mobil Renault-nya, yang membuat dia hanya mampu finis di posisi ke-12.[64] Menjelang jeda musim panas, Hülkenberg hanya berada di urutan ke-14 di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 17 poin, tertinggal 5 poin dari rekan setimnya yang baru, yaitu Daniel Ricciardo, di tempat ke-11. Total poin tim Renault sejauh ini adalah sebesar 39 poin, tertinggal 43 poin dari posisi mereka di musim sebelumnya, setelah mereka mengalami paruh pertama musim yang mengecewakan.
Tepat sebelum Grand Prix Belgia, diumumkan oleh tim Renault bahwa posisi Hülkenberg akan digantikan oleh pembalap cadangan Mercedes dan mantan pembalap Force India, yaitu Esteban Ocon, untuk musim 2020.[65] Hülkenberg mengatakan bahwa keputusan itu "bukan hanya soal performa" saja, dan menyinggung bahwa tim Renault yang berasal dari negara Prancis menginginkan seorang pembalap mobil profesional asal Prancis di dalam diri Ocon.[66] Juara Dunia Pembalap sebanyak empat kali, yaitu Alain Prost, yang notabene menjabat sebagai direktur non-eksekutif Renault Sport pada saat itu, mengatakan bahwa tim Renault yang menawarkan Hülkenberg kontrak satu musim yang baru, dengan opsi untuk satu musim lagi, tetapi pria asal Jerman itu menolak tawaran tersebut karena ingin kontrak yang berdurasi selama selama dua musim penuh.[67]
Hülkenberg memulai paruh kedua musim ini dengan baik dengan start dari posisi ke-7 di Belgia. Penalti grid membuat dia start dari posisi ke-12, dan dia terjatuh lebih jauh lagi ketika dia mengambil tindakan mengelak untuk menghindari tabrakan yang melibatkan Verstappen, Räikkönen, Ricciardo, dan Stroll. Namun, dia menjalankan strategi dua kali pit-stop alternatif, dan berhasil mengambil 3 tempat di putaran terakhir untuk finis di urutan ke-8.[68] Di Italia, kedua pembalap Renault mengalami akhir pekan yang sangat kuat, dengan Ricciardo dan Hülkenberg yang masing-masing start dari posisi ke-5 dan ke-6, dengan kedua pembalap tersebut yang berhasil naik satu peringkat ke posisi ke-4 dan ke-5, setelah Sebastian Vettel keluar dari persaingan. Ini adalah perolehan poin yang terbaik bagi tim Renault sejak kembali lagi ke dalam olahraga ini pada musim 2016, dan hasil terbaik bersama dengan Hülkenberg untuk tim.[69]
Di Singapura, Hülkenberg pada awalnya akan start dari posisi ke-9, tetapi karena rekan setimnya, yaitu Daniel Ricciardo, didiskualifikasi dari sesi kualifikasi karena mobilnya telah melebihi batas tenaga MGU-K, maka dia memulai balapan ini di posisi ke-8. Dalam balapan tersebut, Hülkenberg terlibat tabrakan pada putaran pertama dengan mantan rekan setimnya, yaitu Carlos Sainz Jr.. Kedua pembalap tersebut mengalami pecah ban, dan harus masuk ke dalam pit pada putaran pertama, serta terjatuh ke barisan belakang. Namun, dia berhasil kembali ke posisi ke-9 untuk finis dengan raihan poin untuk yang ketiga kalinya secara berturut-turut.[70] Hülkenberg memulai balapan berikutnya dengan start dari posisi ke-6 yang mengesankan. Namun, balapannya terganggu oleh awal yang buruk, yang membuatnya berada di luar posisi 10 besar. Setelah pulih ke posisi ke-9, kru pit tim Renault menjatuhkan mobilnya, yang sekali lagi menjatuhkannya dari posisi 10 besar. Dia pada akhirnya pulih untuk finis di urutan ke-10, setelah menyalip Lance Stroll menjelang akhir balapan. Usai balapan, Hülkenberg mengatakan bahwa "segala sesuatu yang salah pasti salah".[71] Kesialan lebih lanjut menimpa Hülkenberg di Jepang. Dia dibatasi hanya berada di urutan ke-15 di sesi kualifikasi, setelah kegagalan mekanis di sesi Q2 membuat dia tidak dapat menetapkan waktu yang representatif untuk maju lebih jauh. Namun, dalam balapan tersebut, dia melakukan start yang fantastis, dan naik ke posisi 10 pada akhir putaran pertama, dan dia pada akhirnya menyelesaikan balapan di posisi tersebut.[72] Namun, menyusul protes dari konstruktor saingannya, yaitu tim Racing Point, kedua mobil Renault didiskualifikasi karena memiliki sistem bias rem otomatis yang telah ditentukan sebelumnya, yang dianggap membantu pembalap, dan karenanya ilegal.[73] Ini adalah diskualifikasi yang pertama bagi Hülkenberg di sepanjang karier F1-nya.
Dia kemudian berhasil menyelamatkan satu poin di balapan berikutnya dengan finis di posisi ke-10 setelah dia diputar ke dinding oleh Daniil Kvyat di tikungan terakhir pada putaran terakhir, pada saat dirinya sedang berada di urutan ke-9. Dia melewati garis finis dengan berada di urutan ke-11, tanpa sayap belakang, tetapi kemudian dia dipromosikan ke urutan ke-10 setelah Kvyat dihukum atas insiden tersebut.[74] Dia menindaklanjutinya dengan satu lagi finis dengan meraih dua poin di AS dengan finis di posisi ke-9.[75] Dia mengalami balapan yang sulit di Brasil, di mana dua periode mobil keselamatan mengganggu strateginya, dan membuatnya berada di urutan ke-12. Dia dihukum karena telah menyalip Kevin Magnussen sebelum garis mobil keselamatan selama start ulang mobil keselamatan, dan dengan demikian diklasifikasikan di posisi ke-15, yang merupakan hasil akhir yang terburuk untuknya di musim ini.[76] Dia terpilih sebagai "Driver Of The Day" di balapan final musim ini di Abu Dhabi, di mana dia berhasil meraih gelar tersebut untuk yang pertama kalinya, setelah finis di urutan ke-12 dalam kemungkinan balapan yang terakhir baginya di dalam ajang Formula Satu, setelah gagal mengamankan perjalanan untuk musim 2020.[77][78]
Dia menyelesaikan musim ini dengan berada di posisi ke-14, posisi terendahnya di dalam klasemen akhir olahraga ini sejak musim debutnya pada musim 2010, setelah mencetak 37 poin sepanjang musim ini, 17 poin lebih sedikit dari rekan setimnya, yaitu Daniel Ricciardo.[79]
Racing Point (2020)
Hülkenberg tidak memiliki kontrak untuk musim F1 2020. Dia menggantikan posisi Sergio Pérez di tim Racing Point untuk Grand Prix Inggris dan Grand Prix Ulang Tahun ke-70 setelah Pérez dinyatakan positif mengidap virus korona SARS-2.[80][81] Untuk Grand Prix Inggris, dia start dari posisi ketiga belas, tetapi tidak memulai balapan ini karena mobilnya mengalami kerusakan mesin sebelum balapan ini dimulai.[82] Pada Grand Prix Ulang Tahun ke-70, dia secara mengejutkan menempati posisi ketiga di belakang dua mobil Mercedes, dan berada di posisi ke-4 di dalam balapan tersebut. Namun, karena tingkat keausan ban yang tinggi, maka dia secara terpaksa harus masuk ke dalam pit lagi. Dia kemudian finis di posisi ketujuh di belakang rekan setimnya, yaitu Lance Stroll.[83] Hülkenberg tidak membalap di Grand Prix Spanyol karena Sergio Pérez kembali membalap setelah dinyatakan negatif COVID-19.[84] Dia kemudian menggantikan posisi pembalap tim yang lainnya, yaitu Lance Stroll, untuk Grand Prix Eifel setelah pembalap mobil profesional asal Kanada itu absen pada sesi latihan bebas terakhir karena merasa bahwa dirinya tidak sehat. Dia berhasil menyelesaikan balapan ini di urutan ke-8 setelah sebelumnya menyelesaikan sesi kualifikasi di posisi ke-20, dan yang paling terakhir, di grid, dan membuat dia berhasil memenangkan suara penggemar sebagai "Driver of the Day".[8][85][86]
Setelah melanjutkan perannya sebagai pembalap cadangan untuk tim tersebut pada musim 2022, dia menggantikan posisi Sebastian Vettel yang positif COVID-19 pada Grand Prix Bahrain.[88] Dia kembali menggantikan posisi Vettel pada Grand Prix Arab Saudi, dengan start di posisi ke-17 dan finis di posisi ke-12.[89]
Hülkenberg kembali lagi ke tim Aston Martin dalam sebuah sesi pengujian ban Pirelli setelah Grand Prix Hungaria bersama dengan Lance Stroll untuk mengembangkan ban untuk musim 2023.[90]
Haas (2023)
Pada bulan November 2022, dikonfirmasi bahwa Hülkenberg akan membalap sebagai pembalap penuh-waktu dengan Haas F1 Team untuk musim 2023, bersama dengan Kevin Magnussen. Dia menggantikan posisi Mick Schumacher yang pindah ke ajang Kejuaraan Ketahanan Dunia FIA dan Le Mans 24 Jam bersama dengan tim Alpine Endurance Hypercar untuk musim 2024.[91] Balapan pertama di Grand Prix Bahrain menyaksikan Hülkenberg start dari urutan kesepuluh dan finis di urutan kelima belas, di belakang rekan setimnya, yaitu Magnussen. Dia juga mendapat penalti waktu sebanyak lima belas detik karena telah melampaui batas lintasan, yang pada akhirnya tidak mempengaruhi posisi terakhirnya di dalam balapan tersebut.[92] Di Grand Prix Australia 2023, Hülkenberg mendapat keuntungan dari insiden di tikungan pertama di putaran ke-57, di mana dirinya berada di urutan keempat ketika bendera merah yang ketiga dari tiga bendera merah selama balapan tersebut dikibarkan; Namun, dia diturunkan kembali ke posisi ketujuh setelah ditentukan bahwa pembalap akan kembali lagi ke posisi yang sebelumnya sebelum bendera merah terakhir. Tim Haas mengajukan protes, yang gagal, setelah balapan tersebut berakhir.[93] Pada Grand Prix Kanada, Hülkenberg lolos di posisi kedua dalam sesi kualifikasi basah, di mana dia mendapat keuntungan ketika Oscar Piastri dari tim McLaren mengalami insiden di awal sesi kualifikasi, yang memunculkan bendera merah. Anggota grid yang lainnya tidak dapat meningkatkan performa mereka di sesi kualifikasi karena hujan semakin deras pada saat sesi dimulai kembali. Namun, Hulkenberg mendapat penalti turun tiga grid karena pelanggaran bendera merah, dan memulai balapan ini dari posisi kelima.[94][95]
Dalam balapan tersebut, keausan ban yang berlebihan dan pemilihan waktu mobil keselamatan yang tidak tepat membuat dia pada akhirnya finis di urutan ke-15. Pada Grand Prix Austria, Hülkenberg berhasil start dari posisi ke-4 yang mengesankan untuk sesi Sprint dalam kondisi basah. Sesi Sprint, yang juga dijalankan dalam kondisi yang basah, membuatnya menempati posisi ke-2 pada putaran pertama, namun dia pada akhirnya finis di urutan ke-6, dan mengamankan 3 poin yang penting bagi tim Haas yang sedang kesulitan, untuk membawa mereka naik ke posisi ke-7 di klasemen sementara Kejuaraan Dunia Konstruktor.[96] Untuk Grand Prix utama, Hülkenberg berhasil menempati posisi ke-8 secara mengesankan, tetapi harus mundur di awal balapan karena mobilnya mengalami masalah mesin.[97] Pada liburan musim panas, Hülkenberg telah berhasil start dari 10 besar sebanyak 6 kali, dibandingkan dengan penampilan yang luar biasa dari rekan setimnya. Namun, perjuangan tim Haas selama satu musim dengan keausan ban membuat baik dia maupun tim Haas tidak berhasil menambah penghitungan poin mereka sejak Austria, dan tim Haas merosot ke posisi ke-8 di dalam klasemen Kejuaraan Dunia Konstruktor.[98]
Hulkenberg finis di urutan ke-16 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 9 poin, sedangkan rekan setimnya, yaitu Magnussen, hanya mencetak 3 poin saja. Meskipun perolehan poinnya rendah, namun dia dipuji atas penampilannya di sesi kualifikasi, di mana selama musim ini dia start dari sepuluh besar sebanyak 11 kali (3 kali di kualifikasi sprint dan 8 kali di kualifikasi normal.), meskipun dia telah keluar dari kursi penuh waktu selama tiga musim secara berturut-turut.
Pada bulan Agustus 2023, tim Haas secara resmi mengumumkan bahwa Hülkenberg dan Magnussen dipertahankan untuk musim 2024.[99]
Tes IndyCar
Pada tanggal 25 Oktober 2021, Hülkenberg mengambil bagian dalam tes IndyCar pribadi di Barber Motorsports Park, dengan mengendarai mobil Arrow McLaren SP (AMSP) No. 7, dengan kepala tim AMSP, yaitu Taylor Kiel, yang menyatakan dalam sebuah laporan bahwa Hülkenberg sedang mempertimbangkan untuk masuk paruh waktu ketiga pada musim 2022.[100] Setelah menyelesaikan lebih dari 100 putaran, dia mencatatkan waktu terbaik 77,454 detik pada tes pertamanya, kira-kira terpaut satu detik dari waktu tercepat, yang ditetapkan oleh runner-upIndy Lights musim 2021, yaitu David Malukas.[101][102] Hülkenberg pada akhirnya menolak kesempatan untuk mengejar karier di dalam ajang IndyCar bersama dengan tim McLaren, dengan menyatakan bahwa dia tidak mau turun balapan di trek oval, dan dia menganggap bahwa mobil Dallara DW12 jauh lebih sulit untuk dikendarai secara fisik daripada mobil Formula Satu yang biasa dia gunakan.[103]
Meskipun menolak tawaran untuk membalap di dalam ajang Indycar di trek oval, namun Hülkenberg sebenarnya sudah pernah memiliki pengalaman turun balapan di Superspeedway. Sebagai bagian dari kampanyenya di Kejuaraan Formula Tiga Jerman musim 2006 untuk tim Josef Kaufmann Racing, dia membalap di ADAC East Side 100, yang merupakan sebuah balapan oval yang diselenggarakan di Eurospeedway Lausitz.
Hülkenberg tinggal di negara Monako. Dia menikah dengan seorang perancang busana asal Lituania, yaitu Eglė Ruškytė, dan telah menjalin hubungan dengannya sejak tahun 2015.[106] Bersama-sama, mereka berdua memiliki satu orang putri, yang lahir pada tahun 2021.[107]
^Collantine, Keith (18 September 2017). "2017 Singapore GP stats: Ferrari's first double lap one DNF - F1 Fanatic". RaceFans (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Desember 2022. One widely-expected statistical landmark was passed by Nico Hulkenberg. His retirement means he has surpassed Adrian Sutil as the driver who has started the most races without ever finishing on the podium..
^"Hulkenberg to open for Germany". Pitpass.com. 28 September 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 April 2022. Diakses tanggal 29 April 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Manajernya, yakni Willi Weber, mengambil julukan ini dari karakter komik Marvel, yaitu The Incredible Hulk, dengan sedikit perubahan.
^ ab"Nico Hulkenberg". Formula1.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 March 2018. Diakses tanggal 18 October 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab"Results". Formula1.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 July 2016. Diakses tanggal 18 October 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Results". Formula1.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 July 2016. Diakses tanggal 18 October 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Results". Formula1.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 October 2017. Diakses tanggal 18 October 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab"Nico Hülkenberg". ESPN UK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 October 2017. Diakses tanggal 18 October 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Results". Formula1.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 May 2022. Diakses tanggal 6 April 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Eifel GP results". Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2020. Diakses tanggal 11 October 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)