Force India52°04′33″N 1°01′46″W / 52.07583°N 1.02944°W
Force India F1 (dengan nama resmi perusahaan: Sahara Force India Formula One Team) adalah sebuah tim Formula Satu asal India,[1] yang berdiri setelah Orange India Holdings, sebuah konsorsium dari Watson Ltd. (Dr. Vijay Mallya) dan Strongwind (Michiel Mol), membeli tim Spyker F1 pada bulan Oktober 2007 dengan harga 88 juta euro.[2][3] Ini memperlihatkan partisipasi orang India di dalam dunia balap mobil Formula Satu, setelah sebelumnya India mengkonfirmasi bahwa mereka akan menjadi tuan rumah Grand Prix India mulai tahun 2011 di Sirkuit Jaypee Group di Delhi.[4] FIA secara resmi mengkonfirmasi perubahan nama tim ini dari Spyker ke Force India pada tanggal 24 Oktober 2007.[5] Setelah berjalan selama lebih dari 29 balapan, tim F1 yang pertama yang berasal dari India ini akhirnya berhasil meraih poin, podium, dan pole position pertama mereka di Grand Prix Belgia 2009 melalui Giancarlo Fisichella, yang pada saat balapan finish di posisi kedua di belakang Kimi Räikkönen (Ferrari).[6] Di balapan selanjutnya di Grand Prix Italia, tim Force India kembali lagi mencetak poin dengan finish di P4 melalui Adrian Sutil, yang juga berhasil mencatatkan lap tercepat untuk tim Force India, pada saat lomba ini sedang berlangsung. Podium lain yang pernah diraih oleh tim ini adalah lima kali finish di tempat ketiga, yaitu di Grand Prix Bahrain 2014, Grand Prix Rusia 2015, Grand Prix Monako 2016, Grand Prix Eropa 2016, dan juga Grand Prix Azerbaijan 2018, semuanya berhasil diraih oleh Sergio Pérez. Pada bulan Oktober 2011, sebuah perusahaan asal India, yaitu Sahara India Pariwar, membeli 42,5% saham tim Force India F1 senilai US $100 juta.[7] Beberapa tahun kemudian, Vijay Mallya, dituduh melakukan penipuan dan gagal bayar pinjaman, sudah tidak mampu lagi menjalankan tim Force India ini. Pada bulan Juli 2018, menjelang berlangsungnya Grand Prix Hungaria 2018, tim ini secara resmi mengumumkan bahwa mereka telah diatur oleh Pengadilan Tinggi di London, Inggris.[8] Pada pertengahan tahun 2018, aset tim ini pun akhirnya dibeli oleh sebuah konsorsium investor asal Inggris, yang bernama Racing Point UK, dan dipimpin oleh Lawrence Stroll, yang merupakan ayah dari pembalap Williams pada saat itu, yakni Lance Stroll.[9] Konsorsium ini menggunakan aset tersebut untuk membuat nama yang baru ke dalam olahraga tersebut, yang bernama Racing Point Force India. Dengan demikian, maka konstruktor yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 2007 ini, sudah tidak ada lagi sejak sebelum berlangsungnya Grand Prix Australia 2019, ketika tim yang baru ini mengubah nama konstruktornya menjadi "Racing Point". SejarahAwal mulaMeskipun didirikan pada tahun 2007, namun akar dari tim ini dapat ditelusuri sejak tahun 1991, di mana tim ini didirikan dengan nama Jordan Grand Prix pimpinan Eddie Jordan. Tim ini berbasis di Sirkuit Silverstone, dan berhasil mencatatkan empat kemenangan sepanjang sejarahnya di dalam ajang F1, dari tahun 1991 sampai dengan tahun 2005. Pada awal tahun 2005, tim Jordan Grand Prix beserta seluruh fasititasnya di Silverstone dibeli oleh Midland Group asal Rusia pimpinan Alex Shnaider, dan berganti nama menjadi Midland F1 pada tahun 2006, yang sekaligus juga menandai keikutsertaan negara Rusia sebagai sebuah tim di dalam ajang F1. Setelah gagal meraih satu angka pun sepanjang musim 2006, Shnaider kemudian menjual tim ini kepada Spyker Cars menjelang akhir musim 2006.[10] Namun, biaya operasional tim yang kecil menyebabkan Spyker memutuskan untuk kembali lagi menjual tim ini, kali ini kepada seorang bilioner asal India, yaitu Dr. Vijay Mallya (CEO The United Breweries Group), pada tahun 2007.[11][2] Rumor mengenai penjualan tim ini telah dimulai di paddock pada beberapa bulan pertama musim 2007, setelah Spyker mengumumkan keinginannya untuk menjual 50% saham tim,[12] kurang dari satu tahun setelah Spyker membelinya dari Midland. Harga jual dari tim ini adalah €88 juta, beberapa juta lebih mahal dari uang yang telah dikeluarkan oleh Spyker untuk tim ini.[13] Usai Mallya mengambil alih tim, ia lantas kemudian masih mempertahankan beberapa staf penting dari Spyker untuk menjalankan tim ini, diantaranya adalah Michiel Mol, Colin Kolles, dan Mike Gascoyne.. Mallya kemudian mengubah nama tim ini, yang dibeli untuk €88 juta,[13] menjadi Force India, yang sekaligus juga menjadikan timnya sebagai tim India yang pertama di dalam ajang F1, sekalipun basis markasnya berlokasi di Inggris. Sejarah Formula 1Musim 2008Mantan pembalap Spyker, yaitu Adrian Sutil, berhasil dipertahankan untuk musim 2008, setelah sebelumnya nyaris saja ia diambil oleh tim McLaren untuk menggantikan posisi Fernando Alonso yang kembali lagi ke tim Renault. Tim ini kemudian memulai mencari pembalap yang akan ditempatkan di kursi yang tersisa, plus kursi test driver. Dua pembalap asal India, yaitu Narain Karthikeyan dan Karun Chandhok, sempat diisukan untuk mengisi kursi kedua, bersama dengan mantan pembalap Jordan, Williams, dan Toyota, yaitu Ralf Schumacher, dan mantan pembalap Renault, yaitu Giancarlo Fisichella.[14] Pada bulan November 2007, tim ini mengundang Vitantonio Liuzzi, Christian Klien, dan mantan pembalap tes Spyker, yaitu Giedo van der Garde dan Roldan Rodriguez, untuk mengikuti sebuah sesi tes musim dingin bersama dengan Sutil.[15] Dua Italiano, yaitu Giancarlo Fisichella (mantan pembalap Renault F1) dan Vitantonio Liuzzi (mantan pembalap Red Bull Racing) kemudian masuk ke dalam tim ini, masing-masing sebagai pembalap (Fisi) dan pembalap tes (Liuzzi) untuk musim 2008.[16] Tim Force India lantas menggunakan sasis Spyker F8-VIIB pada bagian pertama musim 2008.[17] Tim ini pada saat itu menggunakan mesin dari Ferrari, sesuai dengan kontrak yang masih tersisa dari tim Spyker pada tahun 2007, dengan perjanjian sampai dengan musim 2010.[18][19] Bekas sponsor tim Spyker, yaitu Etihad Airways, memiliki kontrak dengan tim ini hingga tahun 2009, dan belum mengumumkan perubahan persetujuan. Tim Force India kemudian mengumumkan bahwa mereka akan meneruskan pembuatan sasis sendiri.[20] Pengujian mobil tim Force India pun pada akhirnya dimulai pada bulan Februari 2008, setelah mobil berlapis emas, tungsten, dan putih diluncurkan di kawasan Gateway of India di Mumbai.[21] Dengan peningkatan anggaran dan juga terowongan angin dari perusahaan pertahanan EADS,[22] tim ini telah menetapkan target untuk mengalahkan tim Super Aguri, sebuah skuad yang telah menghabiskan musim-musim sebelumnya untuk bertarung di belakang bersama dengan pendahulu tim Force India.[22] Perjalanan tim di dalam ajang F1 dimulai di Grand Prix Australia 2008. Kedua mobil tim Force India gagal finish di balapan perdananya.[23] Setelah itu, serangkaian hasil buruk terus saja mewarnai perjalanan tim ini, sekalipun di Grand Prix Bahrain 2008, tim ini pada akhirnya berhasil mencatatkan dobel finish walaupun di posisi belakang. Kesempatan emas untuk meraih poin datang di Grand Prix Monako 2008, pada saat Adrian Sutil melaju di P4 pada saat lomba ini sedang berlangsung. Sayang, kesempatannya sirna setelah ia diseruduk oleh mobil Ferrari F2008 Kimi Räikkönen, yang kehilangan kontrol akibat mengalami rem blong. Sutil menangis setibanya di dalam garasi akibat insiden tersebut.[24] Meskipun Gascoyne yang marah meminta agar Räikkönen dihukum,[25] namun menyalip di bawah kondisi bendera kuning berarti Sutil menerima penalti waktu setelah balapan, dan membuatnya kehilangan poin.[26] Di Valencia, tim memperkenalkan sebuah sistem transmisi yang baru, yaitu seamless-shift transmission, namun tim juga mengumumkan bahwa mereka hanya akan lebih fokus ke mobil baru mereka untuk musim 2009.[27][27][28][29] Meskipun menghentikan pekerjaan di sasis VJM01, namun Fisichella berhasil menempatkan mobilnya ke posisi ke-12, terbaik di grid di musim ini di Grand Prix Italia, selama sesi kualifikasi yang berlangsung dalam kondisi yang sangat basah; Namun, dia harus rela tersingkir pada saat balapan ini sedang berlangsung.[30] Fisichella lantas melanjutkan performa baiknya, dengan mencapai posisi kedua selama berlangsungnya putaran Singapura, dan posisi kelima di Grand Prix Brasil, yang kemudian mengakhiri musim 2008; sebuah mobil keselamatan sebelum pit stop-nya mencegah Fisichella untuk mendapatkan poin di Singapura, sementara masalah transmisi yang menimpa mobilnya di Brasil membuatnya harus puas finish di posisi ke-18, dan tertinggal sebanyak dua lap dari sang pemenang lomba ini, yakni sang pembalap tuan rumah Felipe Massa dari tim Scuderia Ferrari.[31] Tim Force India finish di P10 klasemen akhir kejuaraan dunia konstruktor musim 2008 dengan 0 poin.[31] Musim 2009Untuk musim 2009, sasis VJM02 diperkenalkan kepada publik pada tanggal 1 Maret 2009.[32] Pada musim 2009 ini, tim Force India memakai mesin dari Mercedes-Benz, setelah menandatangani kontrak dengan durasi selama 5 tahun. Kontrak ini sudah termasuk gearbox dari tim McLaren-Mercedes, sistem hidraulis, dan KERS. Tim Force India juga tetap mempertahankan posisi pembalapnya sama seperti pada tahun 2008.[33] Point pertama tim Force India hampir berhasil didapatkan pada saat balapan basah pada Grand Prix Tiongkok 2009, melalui Adrian Sutil yang berada di posisi ke-6 di depan Lewis Hamilton dan Timo Glock, jika saja ia tidak terpelintir keluar trek, sehingga ia tidak dapat melanjutkan balapan. Pada Grand Prix Jerman 2009, Adrian Sutil berada pada posisi ke-7 di dalam sesi kualifikasi, tetapi pada saat race berlangsung, ia sempat menabrak Kimi Räikkönen pada saat keluar dari pit, dan harus masuk ke dalam pit lagi, karena mengalami kerusakan sayap depan pada mobilnya. Adrian Sutil pun hanya dapat finish di posisi ke-15. Pada Grand Prix Belgia 2009, Giancarlo Fisichella berhasil mendapatkan pole position yang pertama untuk tim Force India.[34] Pada saat balapan, ia finish di posisi ke 2 tepat di belakang Kimi Räikkönen, karena mobilnya kalah cepat di trek lurus, terlebih tim Scuderia Ferrari merupakan salah satu pemakai KERS pada saat itu. Ini adalah poin dan podium pertama untuk tim Force India dan Fisichella. Setelah membalap secara brilian di Grand Prix Belgia 2009, Fisichella kemudian pindah ke tim Ferrari sebagai pembalap pengganti, di mana ia menggantikan posisi Luca Badoer. Selang beberapa hari setelah Fisichella pindah, Vitantonio Liuzzi ditetapkan sebagai pembalap pengganti Fisichella sampai dengan akhir musim.[35] Pada Grand Prix Italia 2009, Sutil berada di posisi ke-2 pada saat sesi kualifikasi, dan menyelesaikan Race ini di posisi ke-4, ini adalah poin ke 2 mereka di musim ini. Pada penghujung musim, tim Force India berada di posisi ke-9 klasemen akhir kejuaraan dunia konstruktor musim 2009 dengan 13 angka, unggul satu peringkat di atas Scuderia Toro Rosso. Musim 2010Untuk menghadapi musim 2010, tim Force India merilis mobil VJM03, yang diperkenalkan pada tanggal 9 Februari 2010.[36] Pada musim ini, Adrian Sutil dan Vitantonio Liuzzi tetap menjadi pembalap utama bagi tim Force India, yang diumumkan secara resmi pada tanggal 27 November 2009.[36] Sedangkan, Paul di Resta menjadi pembalap cadangan.[37][38] Di musim 2010, tim Force India langsung mencatatkan poin di Grand Prix Bahrain 2010 lewat Vitantonio Liuzzi. Sutil sebenarnya memiliki posisi yang baik di Bahrain, tetapi dia gagal gara-gara terlibat insiden dengan Robert Kubica. Sutil kemudian mencatatkan poin perdananya untuk musim 2010, pada saat ia berhasil finish di P5 di Grand Prix Malaysia 2010. Ia juga sempat enam kali mencetak poin secara beruntun di pertengahan musim, mulai dari Spanyol, sampai dengan Inggris, sementara Liuzzi hanya mampu mencetak dua kali finish di P9 di Grand Prix Monako dan Kanada. Mendekati akhir musim, Sutil hanya mampu mencetak satu kali finish poin saja, yaitu pada saat finish di P9 di Grand Prix Singapura 2010, dan disusul kemudian dengan raihan P6 yang diraih oleh Liuzzi di Grand Prix Korsel 2010, yang sekalgus juga menjadi poin terakhir bagi tim untuk musim 2010. Tim finish di P7 klasemen akhir kejuaraan dunia konstruktor musim 2010 dengan 68 poin. Sejumlah personel senior meninggalkan tim ini selama musim ini berlangsung, dengan direktur teknis, yaitu James Key, yang menjadi anggota profil tertinggi, pergi untuk bergabung bersama dengan tim Sauber dalam peran serupa. Kepala desainer, yaitu Lewis Butler, ahli aerodinamika senior, yaitu Marianne Hinson, dan direktur komersial, yaitu Ian Phillips, juga telah meninggalkan pakaian itu.[39] Musim 2011Untuk musim 2011, sasis VJM04 diperkenalkan pada tanggal 8 Februari 2011.[40] Mobil ini diumumkan secara resmi melalui media internet (atau secara online). Adrian Sutil dan Paul di Resta adalah pembalap utama,[41] dan Nico Hülkenberg menjadi pembalap cadangan. Sasis VJM04 adalah mobil pertama yang dibuat di bawah direktur teknis yang baru, yakni Andrew Green, dan dikembangkan menggunakan sumber daya dari mitra McLaren Applied Technologies dan Mercedes-Benz HighPerformanceEngines.[42] Pada balapan pertama tahun ini di Australia, Sutil dan di Resta menyelesaikan balapan masing-masing di posisi kesebelas dan kedua belas, tetapi kemudian dipromosikan ke posisi kesembilan dan kesepuluh, setelah kedua mobil tim Sauber didiskualifikasi karena pelanggaran teknis yang berkaitan dengan sayap belakang kedua mobil mereka.[43] Mobil itu adalah V8 yang disedot secara alami, yang menghasilkan sekitar 900hp, terbukti bagus untuk musim ini. Di Resta mencetak lebih banyak poin di Malaysia, tetapi dia harus rela tersingkir di Turki. Sutil finis di posisi ketujuh di Monako, dan kesembilan di Valencia. Di Resta terikat untuk mendapatkan poin di Inggris, sebelum bertabrakan dengan Buemi, sementara Sutil finis di urutan keenam di Jerman, di depan kedua mobil Mercedes. Di Resta finis ketujuh di Hungaria, kedelapan di Italia, dan meraih hasil balapan terbaiknya dengan finish di urutan keenam di Singapura, sementara Sutil menambahkan poin untuk tim dengan finis di posisi ketujuh di Belgia dan kedelapan di Singapura. Di Resta kembali mencetak poin di Korea, sedangkan di Grand Prix India yang disponsori oleh Airtel, Sutil mencetak dua poin dengan finish di posisi kesembilan.[44] Pada balapan terakhir di Brasil, Sutil menyamai hasil terbaiknya musim ini dengan finish di posisi keenam, sementara di Resta finish di posisi kedelapan, untuk membantu tim finis di urutan keenam di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, dengan hanya tertinggal sebanyak empat poin saja dari peringkat kelima yang diraih oleh tim Renault.[45] Musim 2012Untuk line-up musim 2012 mereka, tim mempertahankan Paul di Resta, dan menggantikan posisi Adrian Sutil dengan pembalap cadangan musim 2011 mereka, yakni Nico Hülkenberg.[46] Jules Bianchi kemudian ditunjuk sebagai pembalap cadangan tim, dan juga akan ambil bagian dalam sesi latihan bebas hari Jumat untuk tim selama musim kompetisi ini sedang berlangsung.[47] Mobil tim untuk musim ini, yaitu VJM05, diluncurkan di Silverstone pada tanggal 3 Februari 2012.[48] Kru tim Force India mencoba mundur dari Grand Prix Bahrain 2012, karena revolusi melawan rezim dan kematian seorang pengunjuk rasa.[49] Namun, setelah tim menolak turun ke sirkuit, terjadi konfrontasi antara ketua F1, yaitu Bernie Ecclestone, dan tim Force India.[50] Dalam balapan terakhir musim ini, yaitu Grand Prix Brasil 2012, Hülkenberg seharusnya start dari posisi ke 7, tetapi dipromosikan ke urutan ke-6, setelah Pastor Maldonado menerima penalti 10 tempat. Pada putaran ketiga, dia telah maju dua tempat, dan pada putaran kelima, dia melewati Fernando Alonso untuk tempat ketiga. Dia pindah ke posisi kedua, ketika pembalap McLaren, yaitu Lewis Hamilton masuk ke dalam pit di lap ke-11. Hülkenberg kemudian melewati Jenson Button di awal lap ke-19 untuk memimpin. Dia dan Button memimpin 45 detik, sebelum safety car dikerahkan karena puing-puing di trek. Ia tetap memimpin hingga dilewati oleh Hamilton, setelah meluncur di masuk tikungan ke-8 pada lap ke-49. Pada lap ke-55, ia bertabrakan dengan Hamilton pada saat bagian belakang mobil Hülkenberg meluncur keluar saat mencoba melewatinya di Tikungan ke-1. Setelah diberi sebuah penalti drive-through akibat insiden itu, Hülkenberg finis di urutan kelima. Musim 2013Line-up musim 2013 menampilkan Paul di Resta untuk tahun ketiga secara berturut-turut.[51] Musim itu juga menyaksikan Adrian Sutil kembali lagi ke susunan tim ini, dengan menggantikan posisi Nico Hülkenberg[52] sebagai Pembalap Kedua tim ini. Mobil baru tim untuk musim ini, yakni VJM06 diluncurkan pada tanggal 1 Februari 2013 di markas tim yang berlokasi di dekat Sirkuit Silverstone.[53] Pada balapan pembukaan musim ini, yaitu Grand Prix Australia 2013, Sutil finis di urutan ketujuh, sementara di Resta finis di urutan kedelapan, memberikan tim start terbaik mereka untuk satu musim penuh.[54] Musim 2014Nico Hülkenberg kembali lagi ke dalam tim ini untuk musim 2014, sementara posisi Paul di Resta digantikan oleh Sergio Pérez. Adrian Sutil pindah ke tim Sauber, dan posisinya digantikan oleh Nico Hülkenberg. Daniel Juncadella ditandatangani oleh tim ini sebagai pembalap cadangan.[55] Balapan pembuka musim di Australia melihat Hülkenberg finis di urutan keenam, sementara Pérez finis di urutan kesepuluh setelah Daniel Ricciardo didiskualifikasi. Ini juga untuk yang pertama kalinya di mana Hülkenberg pada akhirnya bisa menyelesaikan satu putaran penuh di Sirkuit Albert Park. Di Grand Prix Bahrain, Pérez berhasil menempatkan tim Force India di atas podium dengan finis di urutan ketiga, pertama kalinya di atas podium sejak Spa 2009.[56] Di Austria, Pérez mencapai lap tercepat yang ketiga dalam sejarah tim Force India. Tim Force India berubah menjadi bagus setelah adanya perubahan regulasi besar pada mesin hybrid dan juga powertrains turbocharged. Musim 2015Pada tanggal 19 Oktober 2014, tim ini menyatakan bahwa Hülkenberg telah mengamankan kursinya untuk musim 2015.[57] Pada tanggal 7 November 2014, sebelum berlangsungnya Grand Prix Brasil, tim Force India secara resmi mengumumkan bahwa Pérez akan tetap tinggal bersama dengan tim ini untuk musim 2015.[58] Pérez menyatakan bahwa negosiasi kontrak "sedang berlangsung", sehubungan dengan perpanjangan kontrak lebih lanjut. Kesepakatan itu secara resmi dikonfirmasi dua minggu kemudian di Grand Prix Abu Dhabi, dengan Pérez yang secara resmi menandatangani kontrak berdurasi selama dua tahun, hingga akhir musim 2016.[59] Tim Force India terpaksa harus rela melewatkan tes pramusim pertama yang berlangsung di sirkuit Jerez, Spanyol, karena adanya kemunduran yang tidak dapat dijelaskan di dalam pengembangan mobil Force India VJM08. Belakangan kemudian terungkap, bahwa tim Force India, menurut orang dalam Ralf Bach, "[sedang] menghadapi keruntuhan finansial," dan "[pada] saat ini bangkrut". Dia juga menyarankan bahwa penundaan dalam mobil VJM08 disebabkan oleh fakta bahwa "pemasok suku cadang penting belum dibayar".[60] Bob Fernley, wakil Kepala Tim, kemudian mengakui bahwa tim tersebut kemungkinan besar akan melewatkan ketiga tes pramusim, meskipun dia juga mengatakan bahwa mereka mungkin menggunakan mobil musim 2014 untuk melakukan beberapa "pekerjaan pembalap dan ban."[61] Namun, mobil Force India untuk musim 2015 akhirnya pecah, pada saat Hülkenberg menabrak trek pada hari kedua tes pramusim yang ketiga dan yang terakhir, yang berlangsung di Barcelona, Spanyol.[62] Mobil itu adalah versi terbaru dari penantang tahun lalu, dan langsung dapat diandalkan. Mereka memiliki awal yang baik untuk musim ini, dengan Hülkenberg yang finis di urutan ketujuh yang kuat di Grand Prix Australia. Namun, mereka berjuang setelahnya, dan tidak mencetak satu poin pun sampai dengan Grand Prix Bahrain, disusul oleh Pérez yang finis di urutan kedelapan. Kedua pembalap tersebut memberikan hasil yang bagus di Monako dan Austria. Tim kemudian memperkenalkan mobil B-spec yang sangat dimodifikasi di Grand Prix Inggris 2015,[63] yang menampilkan dua ventilasi khusus di bagian hidung mobil.[64] Mobil itu merupakan langkah maju yang signifikan dari pendahulunya, terutama di tikungan berkecepatan tinggi.[65] Di Belgia, Pérez hampir saja memimpin jalannya balapan pada putaran pertama, dan akhirnya finis di posisi kelima yang kuat. Dia melanjutkan perjalanan ini dengan finis di tempat keenam di Monza dan ketujuh di Singapura. Pada bulan September 2015, Sahara Force India mengajukan pengaduan resmi ke Uni Eropa terhadap ajang Formula Satu, karena telah melanggar undang-undang persaingan.[66] Di Grand Prix Rusia, Pérez menempatkan tim Force India di atas podium dengan finis di urutan ketiga, podium pertama sejak Grand Prix Bahrain 2014.[67] Hülkenberg dan Pérez finis di urutan ketujuh dan kedelapan dalam balapan kandang Pérez di Kota Meksiko. Peningkatan dalam bentuk ini membantu tim Force India mencapai tempat terbaik mereka di posisi ke-5 dengan 136 poin di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, meskipun mencetak 19 poin lebih sedikit dari pendahulunya. Ini adalah pencapaian yang luar biasa, mengingat kesulitan keuangan yang tengah melanda tim ini pada saat itu, dan persiapan mereka yang terlambat untuk musim ini, dengan menunda versi spesifikasi B dari mobil mereka. Mobil Force India VJM08 untuk musim 2015 cocok untuk perubahan aerodinamis dari musim 2014. Musim 2016Tim Force India mempertahankan Hülkenberg dan Pérez untuk musim ketiga secara berturut-turut pada tahun 2016. Itu terbukti menjadi musim paling sukses dalam sejarah tim sampai saat itu, setelah berhasil finis di posisi keempat di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor dengan 173 poin. Pérez mencetak poin pertamanya dari dua podium di Grand Prix Monako 2016, finis di posisi ketiga, yang juga merupakan kali pertama tim ini berhasil mencetak podium di Grand Prix Monako dengan berbagai nama samarannya - Jordan, Midland, Spyker, atau Force India. Pérez finis di posisi ketiga sekali lagi dua balapan kemudian di Grand Prix Eropa di Baku, Azerbaijan.[68] Di Grand Prix Belgia, tim berhasil mendapatkan finis ganda pertama mereka dalam posisi lima besar sejak Grand Prix Bahrain 2014, dengan Hülkenberg yang finis di posisi keempat dan Pérez yang finis di posisi kelima. Hasilnya, tim menempati tempat keempat di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor dari tim Williams, posisi finis tertinggi mereka dalam sejarah tim ini.[69] Musim 2017Pada tahun 2017, Hülkenberg secara resmi meninggalkan tim Force India untuk bergabung bersama dengan tim pabrikan asal Perancis, yakni Renault. Esteban Ocon dikontrak untuk menggantikan posisinya di musim penuh yang pertama baginya di dalam ajang Formula Satu, setelah berkendara ke tim Manor selama paruh kedua musim 2016. Pérez tetap di tim Force India untuk musim keempat secara berturut-turut. Sasis VJM10 membawa perubahan pada corak merah muda (pink), menyusul kesepakatan sponsor baru dengan BWT.[70] Ocon dan Pérez berhasil menyelesaikan lima balapan pertama musim ini dalam perolehan poin, terutama di Grand Prix Spanyol, dengan Pérez yang finis di posisi keempat dan Ocon yang finis di posisi kelima, yang merupakan hasil terbaik dalam karier. Rangkaian poin yang diakhiri ini berakhir di Grand Prix Monako, dengan kedua mobil yang finis di luar zona poin. Keduanya pernah terlibat dalam sejumlah tabrakan di balapan berikutnya. Di Grand Prix Azerbaijan, kedua pembalap bertabrakan satu sama lain, dengan Pérez yang merusak suspensi kiri depan mobilnya dan kehilangan sayap depan, sebelum akhirnya mundur dari balapan. Ocon pulih dari tusukan untuk finis di urutan keenam. Di Grand Prix Belgia, keduanya bertabrakan lagi pada saat sedang memperebutkan posisi, dengan Ocon yang merusak sayap depan mobilnya, dan Pérez yang mendapat tusukan. Ocon finis di posisi kesembilan, tetapi Pérez mundur karena cedera yang disebabkan oleh tusukan di akhir balapan. Tim berhasil mengamankan tempat keempat di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor untuk musim kedua secara berturut-turut di Grand Prix Meksiko. Total perolehan poin pada akhir musim ini adalah 187 poin, penghitungan poin terbaik tim yang pernah ada. Musim 2018Untuk musim 2018, tim tetap mempertahankan susunan pembalap mereka dari musim 2017, yakni Sergio Pérez dan Esteban Ocon.[71] Pada balapan pembuka di Australia, Sergio Pérez dan Esteban Ocon masing-masing finis di urutan ke-11 dan ke-12. Tim ini telah dimasukkan ke dalam administrasi selama berlangsungnya Grand Prix Hungaria. Tindakan hukum tersebut dilakukan oleh sekelompok kreditor, termasuk Sergio Pérez, sebagai cara agar tim dapat terus beroperasi, sementara pemilik baru sedang dicari. Pérez membenarkan tindakan tersebut, sebagai tanggapan atas petisi penutupan yang diajukan oleh HMRC, dan didukung oleh Formtech, pemasok, yang akan mengakibatkan kebangkrutan perusahaan yang tidak terkelola dan hampir pasti keruntuhan tim.[72] Sebuah konsorsium yang dipimpin oleh Lawrence Stroll akhirnya memperoleh aset tim.[73] Menjelang Grand Prix Belgia 2018, situasi mengenai kemampuan tim untuk berkompetisi masih belum pasti, karena untuk membeli saham dalam tim tersebut, konsorsium membutuhkan kesepakatan dengan kreditur induk perusahaan - termasuk 13 bank yang mengadakan perintah pembekuan aset induknya. Kesepakatan tidak bisa dicapai tepat waktu, sehingga konsorsium tidak bisa membeli saham, dan hanya sebatas membeli aset tim saja. Tim kemudian diharuskan untuk berpartisipasi di dalam Kejuaraan Dunia F1 dengan sebuah nama yang baru, sehingga menambahkan "Racing Point" ke dalam nama tim ini. FIA sengaja mengecualikan mantan entri Force India dari Kejuaraan Dunia FIA Formula Satu, "karena ketidakmampuannya untuk menyelesaikan musim", dan menyambut baik badan hukum yang baru, yakni Racing Point Force India F1 Team, yang telah diizinkan untuk turun balapan, tetapi tidak diizinkan untuk mempertahankan poin manapun dari tim yang lama. Ini menandakan akhir dari kisah sebuah konstruktor yang didirikan untuk musim 2008 itu.[74] KemitraanKingfisher, yang juga dimiliki oleh Vijay Mallya, adalah sponsor utama dari tim ini. Pada tahun 2008, yang merupakan tahun pertama tim, beberapa sponsor lain juga ikut serta, diantaranya adalah ICICI Bank, Medion, Kanyan Capital, Reebok, dan Reliance Industries Limited.[75] Kesemua sponsor tersebut, kecuali ICICI Bank dan Kanyan Capital, tetap melanjutkan kemitraan mereka di musim 2009, bersama dengan beberapa sponsor baru, diantaranya adalah AVG Technologies, Airbus, dan Whyte & Mackay. Pada bulan Desember 2009, Computational Research Laboratories (CRL), yang dimiliki oleh Tata Sons, bekerja sama dengan tim Force India untuk mengembangkan teknologi Computational Fluid Dynamics (CFD).[76] Tim Force India juga dibantu oleh EADS dan McLaren untuk pengembangan teknologi dan juga hal-hal lain yang berbau teknis.[77] Pada bulan Oktober 2011, sebuah perusahaan asal India, yaitu Sahara India Pariwar, membeli 42,5% saham tim seharga $100 juta.[7] Mallya mempertahankan 42,5%, dan 15% sisanya milik keluarga Mol. Hasilnya, tim tersebut berganti nama menjadi Sahara Force India Formula One Team.[78] Saham yang dijual baru diterbitkan; Mallya dan Mol tidak menjual satu pun saham mereka yang ada.[79] Produsen suku cadang mobil asal Brasil, yakni Aethra, bergabung bersama dengan tim sebagai mitra resmi pada tahun 2012.[80] Sponsor lainnya termasuk Kingfisher Airlines (sebelumnya), Whyte dan Mackay, United Breweries Group, Vladivar Vodka, AVG Technologies, Alpinestars, Reebok, Schroth Racing, Muc-Off, Hackett, Chatham-Marine, UPS Direct, STILL, dan STL.[81] Smirnoff secara resmi mengumumkan kemitraan dengan tim pada bulan Mei 2014. Univa secara resmi mengumumkan kemitraan dengan tim pada bulan Juni 2014.[82] Tim Force India secara resmi mengumumkan kemitraan dengan sebuah perusahaan asal Jepang, yakni NEC Corporation (Divisi Meksiko), untuk musim 2015. Tim Force India mendukung Hilmer Motorsport di Seri GP2 dan GP3 pada tahun 2014. Pada tahun 2015, tim Force India secara resmi mengumumkan kemitraan dengan Adaptavist.[83] Sejak tahun 2011, tim Force India juga memberikan dukungan kepada seorang remaja, yang bernama Jehan Daruvala, menyusul kemenangannya dalam kompetisi "One in a Billion" tim.[84] Hype Energy Drinks telah menjadi sponsor tim Force India sejak musim 2015, dengan CEO mereka, mantan pembalap Formula 1 Bertrand Gachot, yang pernah bekerja untuk tim pendahulunya, yakni Jordan, selama musim 1991.[85] Tim Force India telah menampilkan branding Hype Energy di sayap belakang dan polong samping mobil untuk balapan yang melarang iklan alkohol.[86] Hype Energy juga menyediakan botol minuman pribadi untuk balapan kepada para pembalap.[87] Pada tanggal 14 Maret 2017, tim Force India secara resmi mengumumkan sponsor baru dengan BWT AG, yang membuat sasis VJM10 mendapatkan corak merah muda (pink) yang mencolok, yang mengarah ke arah julukan "Pink Panther", yang digunakan untuk mobil oleh para penggemar, komentator, dan juga oleh tim itu sendiri, di media sosial.[70][88][89] Sponsor baru yang lainnya untuk tahun 2017 adalah merek wiski Johnnie Walker, yang mana dengannya, tim Force India membuat kesepakatan multi-tahun. Struktur timSkuat saat ini
Mantan pegawai tim
Pembalap kenamaan
Program pengembangan pembalapSelama masa Force India di dalam ajang F1, tim ini telah mendukung banyak pembalap di FIA Global Pathway, dan telah memberi mereka kesempatan untuk berpartisipasi di dalam sebuah sesi tes Formula Satu. Para pembalap ini meliputi: Mantan pembalap
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Force India.
|