Equipe Ligier adalah sebuah tim balap mobil, lebih dikenal karena keikutsertaannya dalam formula satu mulai tahun 1976 hingga 1996. Tim didirikan pada tahun 1969 sebagai manufaktur mobil sport.[1]
Ligier dalam Formula Satu
Setelah mengambil alih aset tim Matra, Ligier memasuki formula satu musim 1976 dengan mobil yang ditenagai Matra V12, dan memenangkan Grand prix tahun 1977 dengan pembalap Jacques Laffite. Hal ini membuat kemenangan total Prancis dalam kejuaraan dunia Formula Satu.[2]
Persetujuan dengan Matra diakhiri tahun 1979 dan Ligier membangun mobil dengan mesin Cosworth, Ligier JS11. JS11 memulai musim dengan memperoleh kemenangan di dua seri awal dengan pembalap Laffite. Meskipun begitu, JS11 menghadapi kompetisi serius ketika Williams dan Ferrari memperkenalkan mobil dengan modifikasi aerodinamika. Sisa musim menjadi lebih suram bagi tim ini.
JS11 dan penggantinya membuat Ligier menjadi satu dari tim terbaik di awal 1980an. Meskipun mendapat sponsor besar dari Talbot dan perusahaan swasta Prancis seperti SEITA dan Française des Jeux (perjanjian dengan François Mitterrand memberikan bantuan[3]) tim mengalami penurunan di musim 1982. Di pertengahan 1980an, tim mendapat keuntungan dari persetujuan mesin turbo Renault gratis. Hal ini membuat mereka lebih kompetitif, tetapi tidak di papan atas, meskipun mendapat dukungan dari Gitanes, Loto dan elf. Ketika Renault mundur tahun 1986, Ligier ditinggal tanpa pemasok mesin bonafit. Pemutusan kerjasama dengan Alfa Romeo (Karena kritik keras dari René Arnoux mengenai mesin Alfa Romeo) diikuti dengan pembelian mesin kepada Megatron, Judd dan Cosworth dan kemudian melakukan kontrak kerja dengan Lamborghini, Renault dan Mugen-Honda.
Pada tahun-tahun terakhirnya Ligier hanya memdapat perhatian kecil dari publik dan dukungan finansial yang minim. Secara mengejutkan, tim menjadi lebih kompetitif, yang dipengaruhi talenta ahli aerodinamika Frank Dernie, yang terasah akibat rivalitas dengan Alan Jones di Williams yang sering mengalahkan Ligier di akhir 1970an.
Talenta mekanik muda Loïc Bigois memberikan pengaruh yang baik. Namun hal ini juga memberikan pemikiran bahwa pada tahun-tahun sebelumnya, Guy Ligier lebih mementingkan menghasilkan uang daripada mengembalikan kemampuan tim. Tim mendapat angin segar saat Guy Ligier menjual tim kepada Cyril de Rouvre setelah musin 1992 yang buruk setelah gagal memanfaatkan potensi meskipun disokong oleh mesin Renault yang sama dengan tim dominan, Williams team. Ligier mendapat delapan podium dalam empat tahun kedepan, kontras dengan kegagalan memperoleh podium antara tahun 1987 sampai 1992.
Tahun 1996, mesin Mugen Honda JS43 menjadi mesin yang seimbang, jika tidak dibandingkan dengan mesin Williams. Tim mendapat kemenangan mengejutkan saat Olivier Panis memenangkan Monaco Grand Prix, dalam balapan yang keras. Kemenangan ini adalah momen yang baik bagi olahraga Prancis, di mana pada balapan ini hanya aad tiga kendaraan yang mencapai garis finish.
Tim dijual kepada Alain Prost dan menjadi Prost Grand Prix pada tahun 1997. Prost GP, meskipun mendapat dukunagn besar dari industri Prancis, gagal menunjukkan hasil yang baik dan bangkrut pada tahun 2002.
Tim secara tradisional menggunakan nomor 25 dan 26.
Ligier dalam balap mobil sport
Setelah meninggalkan balapan menyusul kematian sahabatnya, Jo Schlesser, Guy Ligier bersama mekaniknya Michel Tetu mengembangkan sebuah mobil sport bernama JS1 (Inisial dari Schlesser). JS1 bermesin cosworth mendapat kemenangan di Albi dan Monthlery tahun 1970, tetapi gagal finish di Le Mans dan di Tour Automobile de France.[4]
Tahun 1971, Ligier mengembangkan JS1 menjadi JS2 dan JS3. JS2 dihomologasi untuk versi jalanan dengan mesin Maserati V6, sedangkan JS3 merupakan prototip mobil sport terbuka bermesin Cosworth DFV V8. JS3 menang di Monthlery tahun 1971 namun gagal mencapai jarak tempuh minimum di Le Mans. Setelah itu, produksi JS3 dihentikan,[5] dan Ligier memasang Cosworth DFV di mobil jalanan JS2, finish kedua di Le Mans tahun 1975.[6] Guy Ligier kemudian mengubah usahanya menuju formula satu.
Tahun 2004, Ligier kembali ke balap mobil setelah membeli Automobiles Martini. Tico Martini merancang sebuah sasis Formula 3 yang diperkenalkan pada tahun 2004 Paris Motor Show[7] sebagai Ligier JS47, tetapi karena pasar lebih tertarik pada Dallara, mobil ini tidak pernah membalap.
tahun 2005 Ligier memperkenalkan mobil sport, JS49, sebuah prototip sport[8][9] yang dibuat untuk kelas 2000 cc CN, yang digunakan dalam V de V Challenge.
Hasil lengkap Formula Satu
(key) (Hasil berhuruf bold menandakan pole position; hasil berhuruf italics menandakan fastest lap)
^Dupuis, Jérôme (17 October 1996). "L'Etat gaspilleur". L'Express (dalam bahasa French). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-04. Diakses tanggal 7 March 2010.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Pada tahun 1952 dan 1953, regulasi Kejuaraan Dunia memakai regulasi Formula Dua, konstruktor yang berlaga di era regulasi tersebut tetap dimasukkan sebagai peserta balap Formula Satu. Konstruktor yang hanya berlaga di Indianapolis 500 yang menjadi bagian Kejuaraan Dunia antara tahun 1950 sampai 1960 tidak dimasukkan dalam daftar di atas.