Jacques Villeneuve
Jacques Villeneuve (lahir 9 April 1971) adalah seorang pembalap mobil profesional asal Kanada yang berhasil merebut gelar juara dunia Formula 1 musim 1997 bersama dengan tim Williams. Pada tahun 2006, ia memperkuat tim BMW-Sauber. Ia secara tiba-tiba mengundurkan diri dari F1 pada Grand Prix Hungaria 2006 dan posisinya digantikan oleh Robert Kubica.[1][2] Saat ini, Villeneuve turun di dalam ajang NASCAR, di mana ia juga turun di dalam ajang Speedcar Series dan Le Mans 24 Hours. Villeneuve juga baru-baru ini baru saja meluncurkan album. Dan ia merupakan satu-satunya pembalap F1 yang meluncurkan album musik. Ayahnya Gilles Villeneuve yang tewas akibat kecelakaan di Zolder, Belgia pada 1982. Masa mudaPada tanggal 9 April 1971, Villeneuve lahir di Saint-Jean-sur-Richelieu,[3][4] sebuah kota kecil di luar Montreal di provinsi Kanada, yaitu Quebec, yang berbahasa Prancis.[5][6][7] Dia adalah putra dari pembalap mobil salju dan calon pembalap Ferrari, yaitu Gilles Villeneuve, dan istrinya Joann Barthe.[8] Villeneuve memiliki saudara perempuan, yaitu Melanie, dan saudara tiri, yaitu Jessica.[9] Pamannya, yaitu Jacques Sr., yang namanya diambil juga berkompetisi di balapan bermotor.[9] Villeneuve menghabiskan sebagian besar tahun-tahun pembentukannya berpergian dengan persaudaraan balap bersama dengan kedua orang tuanya.[3] Berusia tujuh tahun pada tahun 1978, dia dan keluarganya pindah dari Berthierville, Quebec,[7][10] ke kerajaan kecil Monako di Riviera Prancis di pantai tenggara Prancis dekat dengan perbatasan dengan Italia agar lebih dekat dengan kantor pusat Ferrari.[6][7] Atas saran dari pembalap Patrick Tambay,[11] Villeneuve dikirim ke asrama swasta Swiss berbahasa Prancis Collège Alpin International Beau Soleil oleh ibunya, yang ia hadiri dari usia 12 tahun (1983) hingga 17 tahun (1988).[6][12] Dia unggul dalam ski, BASE jumping, hoki es, motocross, dan ski air.[13] Villeneuve meninggalkan sekolah atas persetujuan bersama antara ibunya dan pemilik sekolah.[12] Karier IndyCarVilleneuve mulai berpartisipasi di IndyCar pada musim 1994 untuk tim Forsythe-Green Racing, dan mengendarai mobil No. 12 Reynard 94I-Ford XB setelah Green mendapatkan sponsor.[14][15][16] Ia memulai debutnya pada Australian FAI Indycar Grand Prix yang merupakan seri pembuka musim di Sirkuit Jalan Raya Surfers Paradise, dengan menempati posisi kedelapan dan finish di urutan ke-17 setelah bertabrakan dengan Stefan Johansson. Pada putaran berikutnya di musim itu, yaitu Valvoline 200 di Phoenix International Raceway, ia terlibat dalam kecelakaan yang melibatkan lima mobil, yang membuatnya mengalami tabrakan dengan Hiro Matsushita, sebelum ditabrak kembali oleh Dominic Dobson. Berada di posisi keempat untuk Indianapolis 500 pertamanya, Villeneuve finis di urutan kedua, dan mendapatkan penghargaan Indianapolis 500 Rookie of the Year sebagai rookie dengan hasil akhir tertinggi.[17][18] Villeneuve finis di urutan kesembilan atau lebih tinggi di enam dari sembilan putaran berikutnya,[18] sebelum mengalahkan Al Unser Jr. dan Emerson Fittipaldi di akhir balapan Texaco/Havoline 200 di Road America dalam kemenangan pertamanya di IndyCar.[16] Ia berada di posisi ketujuh dan ketiga di dua putaran terakhir yang mengakhiri tahun dengan penghargaan Rookie of the Year dan berada di urutan keenam dalam klasemen akhir dengan 94 poin.[18] Sebelum musim 1995, ia menolak tawaran dari sesama tim IndyCar dan beberapa tim Formula Satu (F1), dan tetap berada di Team Green yang telah berganti nama dengan mengendarai mobil Reynard 94I-Ford XB bernomor 27.[16] Sebelum musim dimulai, Villeneuve dan timnya merasa cemas karena mobil mereka tidak dapat diandalkan dan kurang baik dalam sesi pengujian pra-musim.[16] Ia berhasil memenangkan Grand Prix pembuka musim di Miami setelah start di posisi kedelapan, tetapi ia hanya menyelesaikan dua dari empat balapan berikutnya. Puncak musimnya adalah Indianapolis 500. Meskipun Villeneuve terkena penalti dua putaran karena menyalip mobil keselamatan yang berada di depannya, namun ia kembali memimpin jalannya lomba setelah sesama pembalap Kanada, yaitu Scott Goodyear, gagal menjalani penalti stop-and-go selama sepuluh detik karena juga menyalip mobil keselamatan yang berada di depannya. Dengan memenangkan start kedua di Indianapolis 500, Villeneuve mengambil alih posisi sebagai pimpinan klasemen pembalap. Villeneuve kemudian berhasil memenangkan Texaco/Havoline 200 di Road America dan Grand Prix Cleveland, dan juga mencetak poin di semua putaran yang tersisa kecuali satu putaran untuk meraih gelar juara di balapan terakhir di Laguna Seca.[16][18] Ia berhasil memenangkan gelar kejuaraan dengan 172 poin, empat kemenangan, dan enam posisi terdepan.[a] Karier Formula SatuWilliams Grand Prix Engineering (1996-1998)Pada awal tahun 1995, tim Williams Grand Prix Engineering dan pemasok mesin Renault tertarik pada Villeneuve untuk menggantikan posisi David Coulthard yang telah keluar. Bernie Ecclestone, pemegang hak komersial F1, melihat hal ini sebagai kesempatan untuk memikat Villeneuve dari IndyCar, meskipun Team Green ingin agar dia tetap di Amerika.[19] Direktur teknis, yaitu Patrick Head, dan kepala tim, yaitu Frank Williams, memberikan Villeneuve sebuah tes dengan mobil FW17 di Sirkuit Silverstone, Inggris, pada bulan Agustus 1995. Ia mencatatkan waktu dua detik lebih lambat dari pembalap Damon Hill.[b][20] Negosiasi antara perwakilan Villeneuve pada pertengahan tahun 1995 membuat Villeneuve menandatangani kontrak untuk musim 1996 dan 1997, dengan opsi untuk musim 1998.[21] Ia dikirim oleh Frank Williams untuk menempuh jarak sejauh 6.000 mil (9.700 km) dalam pengujian selama enam bulan masa pra-musim di sirkuit balap permanen Eropa,[18][22] dan ia juga mempersiapkan diri dengan mempelajari sirkuit melalui simulasi permainan komputer.[23] 1996: Debut yang meraih prestasi gemilangIa mengendarai mobil FW18 yang dilengkapi dengan mesin Renault yang bertenaga dan handal, serta girboks yang lebih baik.[22] Villeneuve membangun hubungan yang baik dengan insinyur balapannya, yaitu Jock Clear, dan belajar dari rekan setimnya, yaitu Hill. Meskipun tidak dianggap sebagai favorit juara oleh media,[24] namun ia bersaing dalam perebutan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap bersama dengan Hill, namun tidak pernah memimpin klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap. Debut Villeneuve di Grand Prix Australia yang merupakan balapan pembuka musim membuatnya menjadi pembalap ketiga yang meraih posisi pole pada start pertamanya, dan meskipun sempat mengalami kebocoran oli, namun ia berhasil finish di urutan kedua.[25] Ia berhasil mengalahkan pembalap Ferrari, yaitu Michael Schumacher, pada Grand Prix Eropa tiga balapan kemudian untuk meraih kemenangan perdananya di dalam ajang F1.[23] Villeneuve mencetak poin di delapan dari sebelas balapan berikutnya, dan berhasil memenangkan Grand Prix Inggris, Grand Prix Hungaria, dan Grand Prix Portugal.[18] Memasuki Grand Prix Jepang di akhir musim, ia memiliki sembilan poin lebih sedikit daripada Hill, yang mengharuskannya untuk memenangkan balapan tersebut, dan Hill tidak perlu mengumpulkan poin untuk meraih gelar juara dunia.[18][26] Namun, ban belakang kanan mobil Villeneuve terlepas dari mobilnya, sehingga ia terpaksa mundur dari balapan. Ia finis sebagai runner-up di belakang Hill di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 78 poin di musim perdananya.[18][21] Villeneuve merupakan pembalap rookie yang pertama yang berhasil meraih empat kemenangan Grand Prix di tahun debutnya, dan pembalap yang pertama yang berhasil finis di posisi runner-up secara keseluruhan.[c][27] 1997: Menjadi Juara DuniaSebelum musim 1997, Hill pindah ke tim Arrows, yang membuat Villeneuve dipromosikan menjadi pembalap utama. Ia dipasangkan dengan Heinz-Harald Frentzen.[28][29] Ia dan Schumi bersaing untuk memperebutkan gelar Juara Dunia Pembalap pada tahun itu, dan secara bergantian berbagi gelar juara.[28] Villeneuve berlatih secara ekstensif dan mengendarai mobil FW19 yang didesain khusus untuknya, yang secara aerodinamis efisien dan bertenaga.[30] Ia berhasil memenangi tujuh Grand Prix, dan lolos babak kualifikasi di posisi terdepan sebanyak delapan kali dalam 14 balapan pertama. Pada balapan kedua dari terakhir musim itu, yaitu Grand Prix Jepang, ia memiliki kesempatan untuk memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap, tetapi dilarang karena menyalip dalam kondisi bendera kuning dua kali selama berlangsungnya sesi latihan. Ia diizinkan untuk membalap di bawah banding, tetapi didiskualifikasi dari posisi kelima ketika bandingnya ditolak.[28][31] Sebelum Grand Prix Eropa, yang menjadi balapan penutup musim, Villeneuve memiliki 77 poin, satu poin lebih sedikit daripada Schumi, yang mengharuskannya untuk finis di posisi enam besar dan mengungguli Schumi untuk memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap.[32] Pada saat sesi kualifikasi, Villeneuve, Schumi, dan Frentzen mencatatkan waktu putaran yang sama persis, tetapi Villeneuve memulai balapan ini dari posisi terdepan sesuai dengan peraturan F1 karena ia merupakan pembalap pertama yang mencatatkan waktu tersebut. Villeneuve dan Schumi terlibat dalam tabrakan yang membuat Schumi meluncur ke dalam perangkap kerikil, dan memberikan gelar juara dunia kepada Villeneuve. Dia adalah pembalap kedua (setelah Mario Andretti) yang berhasil memenangkan gelar Juara Dunia F1, gelar IndyCar, dan Indianapolis 500. Ia juga merupakan Juara Dunia F1 yang pertama dari negara Kanada.[31] 1998: Masa keterpurukan yang dipenuhi dengan kekecewaanVilleneuve mengancam akan meninggalkan ajang F1 dan kembali lagi ke IndyCar jika F1 memperkenalkan ban berlekuk dan mobil yang lebih sempit untuk musim 1998. Meskipun perubahan ini diadopsi, namun ia tetap berada di tim Williams bersama dengan Frentzen. Mobil FW20 yang dikemudikan oleh Villeneuve menggunakan mesin Mecachrome yang berumur satu tahun setelah Renault mundur dari ajang F1 setelah musim 1997, yang kemudian menjadi tidak kompetitif.[33] Ia meraih poin di sembilan Grand Prix dengan posisi ketiga di setiap Grand Prix Jerman dan Grand Prix Hungaria. Pada saat sesi latihan untuk Grand Prix Belgia, ia kehilangan kendali atas mobilnya di tikungan Eau Rouge, dan menabrak pembatas dengan kecepatan sekitar 170 mpj (270 km/jam). Villeneuve tidak mengalami cedera.[34] Dengan 21 poin, ia menempati posisi kelima di Klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap.[33] British American Racing (1999-2003)Ia meninggalkan tim Williams setelah musim 1998. Direktur teknis McLaren, yaitu Adrian Newey, yang menyukai kinerja Villeneuve dan yang dihormati oleh Villeneuve, menawarinya pekerjaan untuk musim 1999, tetapi Villeneuve menolaknya.[35] Dia malah menandatangani kontrak untuk membalap bersama dengan tim British American Racing (BAR) yang baru, yang didirikan oleh Craig Pollock dan British American Tobacco, setelah pembelian mereka pada akhir musim 1997 terhadap tim Tyrrell yang sedang mengalami kesulitan keuangan. Villeneuve bergabung bersama dengan tim tersebut karena ia ingin meniru gaya Schumi yang membangun tim di sekelilingnya, dan mempekerjakan orang-orang yang sangat terampil untuk naik dari posisi terbawah ke posisi teratas.[36] 1999: Prestasi anjlokVilleneuve bergabung bersama dengan tim BAR bersama dengan mantan pembalap penguji McLaren, yaitu Ricardo Zonta, hampir sepanjang musim, dan kemudian dengan Mika Salo untuk tiga Grand Prix. Mobil BAR 01 yang dikendarai olehnya sangat efisien dan cepat, namun secara kronis tidak dapat diandalkan.[37][38] Ia gagal menyelesaikan masing-masing dari sebelas balapan pertama karena mengalami masalah mekanis pada mobilnya atau tabrakan.[39] Villeneuve hanya mampu menyelesaikan empat Grand Prix saja, dengan finis terbaik di urutan kedelapan di Grand Prix Italia.[37] Villeneuve berhasil finis di posisi kelima di Grand Prix San Marino, dan sempat berada di posisi ketiga di Grand Prix Spanyol, dua seri setelahnya, sebelum pada akhirnya tersingkir.[38] Pada saat sesi kualifikasi untuk Grand Prix Belgia, ia mengalami tabrakan dalam kecepatan tinggi di tikungan Eau Rouge, yang menghancurkan mobilnya, namun tidak menyebabkannya cedera. Ia tidak mendapatkan poin untuk Klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap.[39] 2000: Bekerjasama dengan mesin HondaUntuk musim 2000, mobil BAR 002 yang dikendarainya memiliki mesin Honda yang lebih handal dan bertenaga, dan Zonta kembali lagi menjadi rekan setimnya.[40][41][42] Villeneuve finis di urutan keempat di Grand Prix Australia, yang menjadi balapan pembuka musim, dan mencetak dua poin tambahan dengan menempati posisi kelima di Grand Prix San Marino, dua balapan setelahnya. Ia juga finis di urutan keempat di Grand Prix Prancis, Grand Prix Austria, dan Grand Prix Amerika Serikat. Villeneuve meraih poin di dua balapan terakhir dengan finis di posisi keenam di Grand Prix Jepang dan kelima di Grand Prix Malaysia.[42] Secara keseluruhan, penampilannya meningkat dari musim 1999, karena mobil yang dibuat lebih baik dan lebih dapat diandalkan.[42] Villeneuve mengakhiri musim ini di urutan ketujuh dalam Klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 17 poin.[41] 2001: Dirusak dengan kematian Graham BeveridgeAda sebuah rumor yang menyebutkan bahwa Villeneuve akan meninggalkan tim BAR setelah musim 2000.[43] Ia berbicara dengan tim Benetton, Ferrari, dan McLaren untuk membalap bersama dengan mereka pada musim 2001.[44][45][46] Villeneuve kemudian mengakui bahwa tim McLaren bukanlah sebuah pilihan karena tim manajemennya dituduh melakukan publisitas di awal musim dan ia tidak menyukai metode perusahaan tim McLaren.[47] Villeneuve juga mempertimbangkan untuk mengambil cuti panjang,[46] namun ia pada akhirnya menandatangani perpanjangan kontrak yang berdurasi selama tiga tahun dengan tim BAR pada bulan Juli 2000.[48] Ia mendapatkan klausul keluar yang memungkinkannya untuk meninggalkan tim BAR jika ternyata mereka tampil buruk.[49] Ia bergabung bersama dengan Olivier Panis, dan mobil BAR 003 yang dikendarai olehnya lebih ringan sekitar 30 kg (66 pon) daripada sasis BAR 002.[41] Villeneuve akrab dengan rekan setimnya karena mereka dapat berbicara satu sama lain dalam bahasa Prancis, dan menargetkan untuk memenangkan perlombaan dan finis di urutan ketiga di dalam Klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap. Mobilnya cukup handal, namun kurang memiliki cengkeraman belakang dan kecepatan di lintasan lurus karena mesin Honda yang kurang bertenaga.[50] Pada Grand Prix Australia, yang menjadi balapan pembuka musim, Villeneuve menabrak bagian belakang mobil Ralf Schumacher, dan membuatnya terlempar ke udara. Salah satu roda mobil Villeneuve menghantam seorang marshal yang bernama Graham Beveridge, dan kemudian menewaskannya.[40] Villeneuve berhasil meraih dua podium pertama untuk tim BAR, dengan finis di posisi ketiga pada Grand Prix Spanyol dan Grand Prix Jerman. Ia mengakhiri musim ini di urutan ketujuh di dalam Klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 12 poin.[51][50] Meskipun ia mencetak lima poin lebih sedikit dari tahun sebelumnya, namun Villeneuve berhasil lolos babak kualifikasi lebih tinggi dari Panis sebanyak sebelas kali pada musim 2001.[50] 2002: Hasil dengan minimSebelum musim 2002, Villeneuve tetap berada di tim BAR.[52] Ia berbicara dengan kepala tim, yaitu Flavio Briatore,[11] yang menawarinya sebuah kursi di tim Renault sebagai pengganti untuk calon Juara Dunia musim 2009, yaitu Jenson Button, namun Villeneuve menolaknya.[53][41] Villeneuve pada akhirnya lebih memilih untuk tetap berada di tim BAR karena tekanan dari Honda, dan kembali bermitra bersama dengan Panis.[54] Ia merasa tidak nyaman pada saat kepala tim BAR yang baru, yaitu David Richards, secara terbuka mengatakan bahwa banyak uang yang dihabiskan untuk gaji Villeneuve yang besar dapat digunakan dengan lebih baik untuk penelitian dan pengembangan. Sasis BAR 004 terbukti lebih tidak dapat diandalkan daripada tahun sebelumnya, dan lebih lambat karena mesin Honda yang kurang bertenaga. Ia mencetak empat poin untuk menempati posisi ke-12 di dalam Klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, dengan finis di posisi keempat di Grand Prix Inggris, yang merupakan hasil terbaiknya di musim tersebut.[54] Villeneuve menyesal tetap berada di tim BAR karena minimnya hasil yang ia dapatkan,[55] dan ia ditawari kontrak untuk bergabung bersama dengan Team Player's di dalam Seri IndyCar untuk musim 2003, sebelum kembali lagi ke tim BAR untuk musim 2004 dan 2005. Kesepakatan tersebut didorong oleh Richards, tetapi tidak disetujui karena penyelesaian keuangan Villeneuve dan Pollock terlalu besar bagi pemilik tim, yaitu Gerald Forsythe, untuk bersedia menerimanya.[56] 2003: Dikalahkan oleh Juara Dunia 2009, Jenson ButtonIa memutuskan untuk tetap berada di tim BAR untuk musim 2003, dan bermitra bersama dengan calon Juara Dunia Pembalap musim 2009, yaitu Button. Mobil BAR 005 milik Villeneuve memiliki mesin Honda yang lebih bertenaga, namun besar.[41][57] Ia pada awalnya memiliki hubungan yang buruk dengan Button, tidak mau berbicara dengannya, dan mengatakan bahwa Button "seharusnya berada dalam sebuah grup band."[58] Hubungan mereka tidak membaik setelah Grand Prix Australia, yang menjadi balapan pembuka musim, ketika Villeneuve harusnya melakukan pit-stop, namun ia malah melakukan putaran tambahan ketika Button seharusnya melakukan putarannya sendiri, sehingga Button tetap berada di belakang Villeneuve. Meskipun ia menyalahkan "masalah radio", namun Button dan Richards mengisyaratkan ketidakpercayaan mereka terhadap eksekusi yang dilakukan olehnya.[57] Villeneuve kalah cepat dari rekan setimnya, dan tersingkir sebanyak delapan kali karena mengalami masalah mekanis pada mobilnya. Ia finis di posisi keenam di Grand Prix Brasil dan Grand Prix Italia. Sebelum Grand Prix Jepang, yang mengakhiri musim, Villeneuve diberitahu oleh Richards bahwa ia tidak lagi dibutuhkan. Ia digantikan oleh pembalap penguji asal Jepang, yaitu Takuma Sato.[41][57] Ia berada di urutan ke-16 di dalam Klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 6 poin.[57] Renault (2004)Villeneuve mengambil cuti panjang setelah tim BAR melepasnya.[59] Ia berpikir untuk mengambil ajang NASCAR sebagai tantangan baru, tetapi tidak ada satu pun tim yang mendekatinya.[60] Setelah berbicara dengan para pejabat senior dari tim BAR dan Williams, Villeneuve percaya bahwa mereka ingin mengembalikannya ke tim masing-masing, tetapi tidak ada yang terjadi.[59][61] Ketika ia menyadari bahwa tidak ada tim yang mau mempekerjakannya,[61] ia dan Pollock bertemu dengan pemilik tim Sauber, yaitu Peter Sauber, di Hinwil, Swiss, pada pertengahan musim 2004.[59] Terkesan dengan profesionalisme Sauber,[61] ia menandatangani kontrak selama dua tahun pada bulan berikutnya untuk membalap untuk tim Sauber mulai dari musim 2005, dan membantu mereka untuk menarik sponsor dan mitra yang baru.[59] Sebelum masa jabatannya di tim Sauber dimulai, Villeneuve dipekerjakan oleh Briatore untuk membantu tim Renault meraih posisi kedua dari tim BAR di Klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, dengan mencetak jumlah poin maksimum di tiga balapan terakhir musim 2004 setelah pemecatan Jarno Trulli karena tampil buruk.[59][61] Sauber merasa nyaman membiarkan Villeneuve mengendarai mobil Renault karena kedua tim menggunakan ban Michelin.[11] Dengan mengendarai mobil Renault R24, ia berhasil menyelesaikan ketiga balapan tersebut, namun, dengan performa yang kurang baik dan selalu tersingkir. Villeneuve tidak mendapatkan satu poin pun, dan tidak masuk ke dalam daftar peringkat di Klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap.[59][61] Sauber (2005-2006)2005: Dikalahkan oleh Felipe MassaDi tim Sauber, ia menggunakan sasis C24 dan menjadi rekan setim Felipe Massa. Kurangnya pengujian pra-musim dan uang untuk pengembangan mobil menyebabkan Villeneuve memiliki mobil yang sulit untuk dikendalikan.[62] Dia tidak memiliki hubungan yang baik dengan tim karena dia tidak diizinkan untuk memberikan umpan balik tentang pengaturan mobil karena pengaruh dari Willy Rampf.[11][53] Villeneuve finis di urutan keempat pada musim ini di Grand Prix San Marino setelah tim BAR, Jenson Button dan Takuma Sato didiskualifikasi dan dilarang tampil pada 2 perlombaan, yaitu Grand Prix Spanyol dan Grand Prix Monako, dan mencetak lebih banyak poin dengan menempati posisi kedelapan di Grand Prix Prancis dan posisi keenam di Grand Prix Belgia.[d][62] Dia menempati urutan ke-14 di dalam Klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 9 poin.[28][62] 2006: Akhir karier yang diwarnai dengan kecelakaan di HockenheimringUntuk musim 2006, ia tetap berada di tim BMW Sauber yang berganti nama setelah BMW membeli tim tersebut. Nick Heidfeld adalah rekan setimnya. Suasana di dalam tim membuat Villeneuve merasa puas, dan ia merasa senang dengan keterlibatan BMW. Ia merasa bahwa mobil F1.06 yang tidak terlalu bergantung pada elektronik dan aerodinamika yang kurang halus lebih mudah untuk dikendarai. Kepala tim, yaitu Mario Theissen, mengkritik Villeneuve karena tidak mencapai hasil yang layak, sehingga gagal menyenangkan dewan direksi BMW.[64] Meskipun sempat tersingkir sebanyak tiga kali, namun ia berhasil mengumpulkan 7 poin dari 11 balapan pertama, dan membuatnya berada di urutan ke-15 di dalam Klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap.[40][64] Di Grand Prix Jerman di sirkuit Hockenheimring, Villeneuve mengalami nyeri otot pada saat mengalami kecelakaan pada saat keluar dari tikungan. Tidak lama setelah itu, Theissen memutus kontraknya dan menggantinya dengan pembalap asal Polandia, yaitu Robert Kubica.[64] Ia tidak ingin menjadi bagian dari adu penalti antara dirinya dengan Kubica,[65] dan melihat pembebasannya sebagai pertanda masa depannya, dengan mengatakan bahwa "Persetan dengan hal ini, saatnya untuk melanjutkan sisa hidup saya."[5] Villeneuve dua kali gagal untuk kembali lagi ke dalam ajang F1, pertama dengan tim Stefan Grand Prix pada musim 2010, kemudian dengan timnya sendiri yang bekerja sama dengan Durango pada musim berikutnya.[40] Karier Formula EVenturi Racing (2015)Villeneuve menandatangani kontrak untuk menggantikan posisi Heidfeld dan bermitra bersama dengan Stéphane Sarrazin di tim Venturi Racing pada musim 2015-2016 untuk seri Formula E.[66] Villeneuve telah mengamati ajang Formula E dengan saksama sepanjang musim 2014, dan mengagumi lintasan kota yang bergelombang. Guido Pastor memanggilnya untuk menguji mobil, di mana setelah itu ia terpilih untuk mengemudikannya.[67][68] Villeneuve finis di luar posisi sepuluh besar pada dua balapan pertama dan gagal memulai ePrix Punta del Este di Uruguay karena mengalami kecelakaan pada saat sesi kualifikasi.[69] Hubungannya dengan Venturi mendingin setelah itu, dan mereka sepakat untuk mengakhiri hubungan kerja sama mereka pada awal bulan Januari 2016.[70] Karier NASCARUntuk musim 2022, Villeneuve kembali lagi ke dalam ajang NASCAR Seri Piala sebagai pembalap paruh waktu untuk Team Hezeberg Ford Mustang GT No. 27 bersama dengan Daniil Kvyat Toyota Camry TRD No. 26.[71][72][73][74][75] Ia bertujuan untuk membantu Team Hezeberg dalam peluncuran program Seri Piala dan ia setuju untuk membantu usaha mereka di Daytona 500.[76] Villeneuve memenuhi syarat untuk balapan sebagai yang tercepat dari tim non-charter terbuka; memulai balapan ini dari urutan ke-40, ia menyelesaikan balapan ini di urutan ke-22 setelah mengalami setengah putaran di awal balapan dan tabrakan dengan Tyler Reddick.[77] Pada bulan Agustus, ia gagal memulai Grand Prix de Trois-Rivières NASCAR Seri Pinty's dengan mobil Dodge No. 7 yang dipersiapkan oleh Dumoulin Competition setelah menerima tawaran dari presiden Festidrag Développement, yaitu Martin D'Anjou, untuk mengikuti balapan.[78][79] Desain helmVilleneuve mendasarkan desain helm balapnya pada helm milik ayahnya, dan dilaporkan menggambarnya di atas kertas corat-coret.[80] Dia melihat foto ibunya yang mengenakan kaos polo bergaris merah muda, kuning, hijau, dan biru berbentuk huruf V pada balapan motor yang diikuti oleh suaminya, dan menggunakan pensilnya untuk membuat desain tersebut.[80][81] Villeneuve menggabungkan swoosh gaya V terbalik dengan ketebalan warna yang berbeda-beda di sekitar bentuk pada kedua sisi helm.[80] Dia mempertahankan satu garis hitam dari desain pertamanya di bagian tengah untuk membagi warna-warna tersebut tanpa kesulitan.[e][81] Catatan
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Jacques Villeneuve.
|