Pembalap Marussia, yaitu Jules Bianchi, mengalami kecelakaan fatal di lomba ini pada saat mobilnya menghantam alat derek. Dia mengalami koma sampai kemudian meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 2015.[7][8] Dengan demikian, Bianchi menjadi pembalap Formula Satu yang pertama yang tewas oleh cedera yang terjadi selama Grand Prix sejak Ayrton Senna pada saat lomba dan Roland Ratzenberger pada saat sesi kualifikasi di Grand Prix San Marino 1994 di Autodromo Enzo e Dino Ferrari, Imola, Italia, pada tahun 1994.[9]
Kecelakaan tersebut kemudian mendorong badan pengatur Formula Satu, Fédération Internationale de l'Automobile (FIA), untuk menyelidiki insiden tersebut dengan panel yang beranggotakan sebanyak sepuluh orang, dan memutuskan bahwa tidak ada penyebab tunggal yang menyebabkan kecelakaan tersebut. Penyelidikan tersebut menyebabkan mobil keselamatan virtual (VSC) diperkenalkan mulai dari Kejuaraan Dunia FIA Formula Satu musim 2015 dan seterusnya.
Kemenangan tersebut memungkinkan Hamilton untuk meningkatkan keunggulannya di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap menjadi sepuluh poin atas Rosberg, dengan Daniel Ricciardo yang berada di posisi ketiga. Tim Mercedes memperluas keunggulan mereka atas tim Red Bull di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Konstruktor, dan tim Williams tetap unggul dari tim Ferrari dalam perebutan tempat ketiga dengan empat balapan yang masih tersisa di musim ini.
Latar belakang sebelum lomba
Grand Prix Jepang 2014 adalah balapan yang ke-15 dari 19 balapan di dalam ajang Kejuaraan Dunia FIA Formula Satu musim 2014, dan menandai balapan yang ke-30 sebagai bagian dari Kejuaraan Dunia FIA Formula Satu. Balapan ini diadakan pada tanggal 5 Oktober 2014 di Sirkuit Suzuka sepanjang 5.807 km (3.608 mi) dan memiliki 18 tikungan di Suzuka, Mie, Jepang.[4] Nama resmi acara balapan tersebut adalah 2014 Formula 1 Japanese Grand Prix (dalam bahasa Indonesia: Grand Prix Jepang Formula 1 2014),[3] dan dijadwalkan berlangsung selama 53 putaran dengan jarak 307.471 km (191.054 mi).[4]
Pemasok ban Pirelli membawa empat jenis ban ke balapan ini: dua kompon kering (“ban opsi” medium berpita putih dan “ban prima” keras berpita oranye) dan dua kompon untuk komdisi cuaca yang basah (basah menengah dan basah penuh).[10]Sistem pengurang hambatan (DRS) memiliki satu zona aktivasi untuk balapan, yaitu pada trek lurus yang menghubungkan tikungan terakhir dan pertama.[4] Sirkuit ini mengalami perubahan setelah balapan pada tahun sebelumnya; sebagian lintasan antara tikungan ke-14 dan ke-15 dilapisi kembali, pembatas TecPro dipasang di bagian dalam setelah keluar dari tikungan ke-15, dan tiang lampu di dekat pagar puing-puing di luar tikungan ke-13 dan ke-14 dipindahkan kembali.[4]
Menjelang berlangsungnya balapan ini, pembalap Mercedes, yaitu Lewis Hamilton, memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 241 poin, unggul sebanyak tiga poin dari rekan setimnya, yaitu Nico Rosberg, dengan pembalap Red Bull, yaitu Daniel Ricciardo, yang menempati posisi ketiga dengan 181 poin. Pembalap Ferrari, yaitu Fernando Alonso, berada di urutan keempat dengan 133 poin, diikuti oleh rekan setim Ricciardo, yaitu Sebastian Vettel, dengan 124 poin.[11] Tim Mercedes memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Konstruktor dengan 479 poin, setelah sebelumnya berhasil memenangkan sebelas dari empat belas balapan sebelumnya di musim ini, sementara tim Red Bull berada di urutan kedua dengan 305 poin, setelah sebelumnya berhasil memenangkan tiga balapan yang lainnya; mereka berdua diikuti oleh tim Williams (187), Ferrari (178), dan Force India (117).[11] Tim Mercedes harus mengungguli tim Red Bull dengan selisih 41 poin untuk bisa merebut gelar Juara Dunia Konstruktor di negara Jepang.[12]
Meskipun kembali lagi memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap pada balapan sebelumnya di Grand Prix Singapura, namun Hamilton mengaku bahwa dia sama sekali tidak merasa lega karena ketatnya balapan. Dia mengatakan bahwa dia akan mengambil pendekatan balapan demi balapan yang dilakukan oleh Rosberg, dan merasa senang karena bisa tampil baik.[13] Hamilton, yang belum pernah berhasil memenangi Grand Prix Jepang di Suzuka, mengincar kemenangan di sirkuit tersebut.[14] Kepala tim Red Bull, yaitu Christian Horner, mengatakan bahwa gelar kejuaraan dunia berada di luar jangkauan mereka, meskipun dia berharap masalah keandalan lebih lanjut pada mobil Mercedes akan memperpanjang pertarungan. Horner mengesampingkan perintah dari tim yang biasa digunakan untuk lebih memilih salah satu pembalap daripada pembalap yang lain.[15] Rosberg mengatakan bahwa dia menantikan balapan tersebut, dan kecepatan mobilnya memberikannya secercah harapan untuk mendapatkan hasil akhir yang baik.[16]
Topan Phanfone, diklasifikasikan sebagai badai kategori empat, diperkirakan akan menghantam pantai timur negara Jepang pada hari perlombaan, dengan hujan lebat dan angin berkekuatan hingga mencapai 240 km/h (150 mph). Meskipun badai diperkirakan tidak mengenai Suzuka, namun hujan lebat dari tepi utara diperkirakan akan membasahi sirkuit.[17]Grand Prix Rusia, yang dijadwalkan pada minggu berikutnya, membuat Grand Prix Jepang menjadi tidak mungkin untuk ditunda hingga hari Senin dikarenakan mepetnya jadwal pengiriman perlengkapan tim ke negara Rusia. Bernie Ecclestone, pemilik hak komersial Formula Satu, mengemukakan kemungkinan untuk memajukan waktu start balapan ini,[18] namun kemudian dikatakan bahwa acara balapan tersebut akan berjalan sesuai dengan rencana.[19] Direktur balapan Fédération Internationale de l'Automobile (FIA), yaitu Charlie Whiting, menyarankan kepada pihak panitia penyelenggara balapan agar waktu start balapan ini dipindahkan, dan memperingatkan mereka bahwa balapan ini tidak akan berlangsung kecuali dinyatakan aman, namun mereka menolak.[20]Honda, selaku pemilik trek ini, dikabarkan telah menolak perubahan waktu start balapan ini agar para penonton dapat tiba di Suzuka tepat waktu untuk start balapan ini.[21] Whiting juga ditolak oleh pejabat senior FIA, yang menentang gangguan liputan televisi di seluruh dunia.[22]
Terdapat 11 tim (masing-masing mewakili konstruktor yang berbeda) yang memasukkan dua pembalap untuk acara balapan tersebut, dan dua pembalap khusus untuk sesi latihan bebas.[2] Tim Red Bull lebih memilih pembalap Formula Tiga, yaitu Max Verstappen, untuk menggantikan posisi Jean-Éric Vergne, untuk mengujinya sebagai bagian dari persiapannya untuk membalap secara penuh-waktu di tim Toro Rosso di musim 2015 yang akan datang.[23][24] Berusia 17 tahun tiga hari, Verstappen menjadi orang yang termuda di dalam sejarah yang berpartisipasi di dalam sebuah akhir pekan balapan Formula Satu.[25]Tim Caterham mengonfirmasi bahwa Roberto Merhi akan menggantikan posisi Marcus Ericsson, dan Kamui Kobayashi akan turun membalap di dalam balapan kali ini.[26] Pembalap Formula Renault 3.5 Series, yaitu Will Stevens, diumumkan berpartisipasi di dalam sesi latihan bebas pertama di dalam mobil Max Chilton,[27] tetapi sebuah masalah dengan dokumen yang dikirim ke Dewan Pengakuan Kontrak FIA karena aksi industri di negara Jerman telah menghalanginya untuk turun mengemudi.[28]
Sesi latihan bebas
Ada tiga sesi latihan bebas – dua pada hari Jumat dan yang ketiga pada hari Sabtu – sebelum balapan digelar pada hari Minggu. Sesi latihan bebas yang berlangsung pada hari Jumat pagi dan sore masing-masing berlangsung selama sembilan puluh menit; sesi latihan bebas ketiga, yang berdurasi selama satu jam, diadakan pada hari Sabtu pagi.[29] Tim Mercedes melakukan simulasi balapan untuk melihat bagaimana perilaku mobil dengan muatan bahan bakar yang berat.[30] Rosberg menjadi yang tercepat pada sesi latihan bebas pertama dengan catatan waktu putaran 1 menit, 35,461 detik, unggul dari rekan setimnya, yaitu Hamilton, yang berada di urutan kedua. Alonso menjadi yang tercepat ketiga, di depan Valtteri Bottas, Kimi Räikkönen, Kevin Magnussen, Ricciardo, Jenson Button, Vettel, dan Daniil Kvyat.[31] Laju Verstappen berakhir lebih awal setelah dia menepi ke sisi trek di tikungan S dengan asap mengepul dari mesinnya karena katup buang di mobilnya mengalami kerusakan,[30][32] sementara Merhi berputar di tikungan ke-13, dan menyebabkan Bottas berbelok untuk menghindarinya.[30]
Pada sesi latihan bebas kedua, Hamilton mencatatkan waktu tercepat pada hari itu dengan catatan waktu putaran 1 menit 35,078 detik. Rosberg, Bottas, Button, Vettel, Räikkönen, Alonso, Magnussen, Kvyat, dan Ricciardo melengkapi posisi sepuluh besar.[33] Beberapa mobil sempat keluar dari trek ini; Ricciardo sempat mengganggu jalannya sesi ini selama delapan menit setelah oversteer mengirimkannya ke arah dinding penghalang ban di tikungan ke-18.[34][35] Kobayashi kehilangan kendali atas bagian belakang mobil Caterham-nya di tikungan ketiga, dan merusak suspensi belakang dan sayap depan mobilnya,[35][36] sementara Vergne menghentikan mobilnya tepat di belakang setelah keluar dari Spoon Curve dengan masalah pompa bahan bakar.[32][37]Esteban Gutiérrez kemudian kehilangan kendali atas mobil Sauber miliknya pada saat memasuki Spoon Curve, dan menabrak tembok penghalang ban.[35] Vergne berhenti untuk yang kedua kalinya karena mobilnya mengalami masalah kelistrikan setelah keluar dari tikungan ke-14; hal ini mengakibatkan bendera merah dikibarkan untuk yang kedua kalinya, dan menghentikan sesi ini lebih awal karena terbatasnya waktu yang masih tersedia.[34] Rosberg mencatatkan waktu putaran tercepat pada sesi latihan bebas ketiga dengan catatan waktu putaran 1 menit, 33,228 detik, di depan Hamilton dan Alonso. Felipe Massa, Bottas, Ricciardo, Magnussen, Vergne, Kvyat, dan Button menempati posisi keempat hingga posisi kesepuluh. Hamilton melaju dengan cepat memasuki tikungan pertama tetapi melebar ke arah area run-off, dan bertabrakan dengan dinding penghalang ban, sehingga merusak bagian kiri depan mobilnya. Gutiérrez kehilangan kendali atas bagian belakang mobilnya pada saat keluar dari tikungan ke-15, tetapi berhasil terhindar dari kecelakaan.[38]
Kualifikasi
Sesi kualifikasi yang digelar pada hari Sabtu sore dibagi menjadi tiga bagian. Sesi kualifikasi bagian yang pertama berlangsung selama 18 menit, dan menghilangkan mobil yang finis di urutan ke-17 atau lebih rendah. Aturan 107% berlaku pada bagian ini, yang mengharuskan para pembalap untuk menetapkan waktu di dalam batas aman 107 persen catatan waktu putaran tercepat agar dapat lolos. Sesi kualifikasi bagian yang kedua berdurasi selama 15 menit, dan menyisihkan mobil-mobil yang finis di urutan ke-11 hingga posisi le-16. Sesi kualifikasi bagian yang terakhir berlangsung selama 12 menit, dan menentukan posisi terdepan ke posisi kesepuluh. Mobil yang melaju ke sesi kualifikasi bagian yang terakhir tidak diperbolehkan untuk mengganti ban untuk memulai jalannya balapan, dan menggunakan ban yang telah digunakan untuk mengatur catatan waktu putaran tercepat di sesi kualifikasi bagian yang kedua.[29] Rosberg berhasil menetapkan catatan waktu putaran tercepat di sesi kualifikasi bagian yang kedua dan ketiga untuk meraih posisi terdepan untuk yang kedelapan kalinya di musim ini, serta yang kedua belas di dalam kariernya, dengan catatan waktu putaran 1 menit, 32,506 detik.[39][40] Dia bergabung di barisan depan grid bersama dengan Hamilton, yang gagal meraih posisi terdepan setelah, pada putaran terakhirnya, dia melindas kerb di chicane, sebelum berakselerasi terlalu cepat ke arah tikungan terakhir.[39][41] Duet pembalap Williams, yaitu Bottas dan Massa, menempati posisi ketiga dan keempat, dan Alonso serta Ricciardo menempati posisi kelima dan keenam.[39] Magnussen, yang melakukan kesalahan pada putaran waktu tercepatnya, sehingga membuatnya kehilangan waktu, menempati posisi ketujuh. Rekan setimnya di tim McLaren, yaitu Button, sukses mengamankan posisi kedelapan dan mengunci salah satu ban mobilnya—di mana ban mobilnya menjadi kempes, dan memperlambat laju mobilnya. Vettel, yang mengalami kesulitan di tikungan karena penggunaan ban basah oleh tim Red Bull, menempati posisi kesembilan. Räikkönen berada di urutan kesepuluh, di mana dia mengalami masalah dengan keseimbangan mobilnya, sehingga dia tidak bisa mendorong mobilnya lebih jauh lagi.[42]
Vergne adalah pembalap yangtercepat yang tidak berhasil melaju ke sesi kualifikasi bagian yang terakhir.[40] Karena timnya mengganti mesinnya, maka dia menerima penalti turun sepuluh tempat di grid, yang keenam di musim ini.[43] Hal ini mempromosikan Sergio Pérez dari tim Force India untuk naik ke posisi ke-11; dia menemui mobil yang lebih lambat ketika memasuki tikungan terakhir, yang memaksanya untuk melambat dan kehilangan suhu rem dan ban. Catatan waktu putaran terakhir Kvyat diganggu oleh mobil yang lebih lambat; ketika dia memasuki tikungan pertama, ban mobilnya belum mencapai suhu yang optimal, sehingga mengganggu lajunya di trek, dan meninggalkannya di urutan ke-12. Nico Hülkenberg menempati posisi ke-13 dengan mobil Force India yang lainnya setelah dia mengunci ban mobilnya di tikungan terakhir. Adrian Sutil berhasil maju ke sesi kualifikasi bagian yang kedua setelah melakukan perubahan pengaturan keseimbangan, dan menempati posisi ke-14 pada detik-detik penutupannya; rekan setimnya di tim Sauber, yaitu Gutiérrez, mengalami masalah pada suhu ban mobilnya, dan terhambat oleh lalu lintas di out-lap miliknya, sehingga membuatnya berada di urutan ke-15.[40]Pastor Maldonado gagal melampaui sesi kualifikasi bagian yang pertama,[40] tetapi tim Lotus memasang mesin baru (yang keenam di musim ini) di sasis E22 miliknya pada hari Jumat pagi. Sama seperti Vergne, dia mendapatkan penalti turun sepuluh tempat di grid (dibawa ke balapan berikutnya karena dia lolos dalam posisi sepuluh besar terbawah).[44] Rekan setimnya, yaitu Romain Grosjean, mengambil alih posisi ke-16, dan bertujuan untuk lolos di posisi yang lebih tinggi; namun, perubahan arah angin telah mencegahnya untuk mencatatkan waktu putaran yang lebih cepat.[42] Ericsson dan Jules Bianchi memulai jalannya balapan ini dari posisi ke-17 dan ke-18, dengan Kobayashi yang start dari posisi ke-19 dan Vergne yang start dari posisi ke-20.[40] Chilton kehilangan kendali atas bagian belakang mobil Marussia miliknya, dan menyebabkan dia terpaksa harus rela start dari posisi ke-21.[42]
Hasil lengkap kualifikasi
Putaran tercepat di masing-masing dari tiga sesi dilambangkan dengan cetak huruf tebal.
^1 – Pastor Maldonado dan Jean-Éric Vergne sama-sama menerima penalti turun sepuluh tempat di grid karena telah melebihi kuota lima komponen mesin untuk musim ini.[43][44]
Balapan
Pada awalnya, terdapat genangan air dalam jumlah yang besar di lintasan, karena Topan Phanfone telah membawa hujan lebat ke arah daerah tersebut.[45] Suhu udara adalah 20 °C (68 °F), dan suhu lintasan adalah 24 °C (75 °F).[10] Sekitar 142.000 orang penonton menghadiri jalannya perlombaan ini.[46] Genangan air menyebabkan cipratan deras dan mengganggu jarak pandang, dan semua mobil menggunakan ban basah penuh.[47] Perlombaan ini dimulai di belakang mobil keselamatan pada pukul 15:00 Waktu Standar Jepang (UTC+09:00), tanpa adanya putaran formasi sama sekali; meskipun kecepatannya lambat, namun para pembalap mengalami kesulitan untuk menemukan grip di permukaan yang basah.[6][48] Ericsson kehilangan kendali atas mobilnya setelah melaju keluar dari tikungan terakhir, dan berputar ke dalam perangkap kerikil;[47]para marshal di trek berhasil mendorong mobilnya untuk keluar dari area perangkap kerikil, sehingga dia dapat terus membalap, dan melanjutkan balapan ini. Menyusul keluhan dari Hamilton tentang jarak pandang yang buruk, balapan ini pada akhirnya dihentikan setelah dua putaran. Mobil-mobil melaju kembali ke dalam jalur pit, berbaris dalam formasi grid, dan mesin mobilnya dimatikan.[48] Beberapa mobil telah dinaikkan ketinggiannya agar tidak mudah terkena aquaplaning pada papan bagian bawah bodi mobil.[41] Balapan ini pada akhirnya dimulai kembali 20 menit kemudian di belakang mobil keselamatan,[47] setelah hujan reda. Alonso menghentikan mobilnya karena mobilnya mengalami masalah kelistrikan – kemungkinan karena mengalami korsleting karena kondisi cuaca yang basah[49] – dan menjadi pembalap yang pertama yang terpaksa harus rela tersingkir dari balapan ini pada putaran ke-3. Tersingkirnya Alonso membuat Ricciardo naik ke posisi kelima, dengan Magnussen yang naik ke posisi keenam dan Button yang naik ke posisi ketujuh.[45]
Meskipun Hamilton merasa khawatir dengan rem di mobil Mercedes-nya, namun dia diberitahu bahwa itu hanyalah masalah sensor yang relatif kecil. Dia dan Vergne melaporkan bahwa kondisinya telah membaik, namun Vettel dan Massa mengatakan bahwa jarak pandang masih buruk. Mobil keselamatan melaju ke dalam jalur pit pada akhir putaran ke-9, dan mobil diperbolehkan untuk saling menyalip satu sama lain.[47] Button segera melakukan pit stop untuk memasang ban perantara.[48] Hamilton gagal menyalip Rosberg menjelang tikungan pertama,[45][47] sementara Vettel mencoba untuk melewati Magnussen pada saat memasuki hairpin, juga tanpa adanya keberhasilan;dia kemudian melaju melebar di Spoon Curve, namun tetap berada di lintasan.[47] Pérez berhasil menyalip Kvyat untuk merebut posisi kesembilan pada putaran tersebut.[48] Di akhir putaran pertama di balapan ini, Rosberg memimpin atas Hamilton dengan selisih 1,3 detik;[45] diikuti oleh Bottas, Massa, Ricciardo, Magnussen, Vettel, Räikkönen, Pérez, dan Kvyat.[6]
Bottas, Ricciardo, Magnussen, dan Räikkönen melakukan pit stop untuk mengganti ban perantara pada putaran ke-12. Setelah pit stop awalnya, Button berhasil naik ke posisi kedelapan pada putaran yang sama. Massa dan Vettel melakukan pit stop pada putaran ke-13, di mana Vettel bergerak di depan Massa, dan bergabung kembali di depan rekan setimnya, yaitu Ricciardo. Rosberg melakukan pit stop pada putaran ke-14, dan bergabung kembali di posisi kedua, 22 detik di belakang Hamilton[45] (yang mencatatkan waktu sektor yang cepat dalam upaya untuk mengungguli Rosberg setelah pit stop yang terakhir). Hamilton memasuki area run-off di Spoon Curve,[47] dan mengurangi jarak satu detik. Rosberg merebut kembali posisi pertama ketika Hamilton mendekati pintu keluar dari dalam jalur pit setelah pemberhentian yang terakhir.[45] Dia melaporkan bahwa mobilnya mengalami oversteering, dan Button unggul 6,5 detik atas kedua mobil Williams. Kedua mobil Red Bull memperkecil jarak dengan Massa di urutan keenam pada putaran ke-16,[47] dengan Vettel yang bergerak ke garis dalam dan berhasil melewati Massa dengan selisih tipis di tikungan tajam pada putaran ini; Ricciardo kemudian mencoba untuk melakukan manuver serupa di sisi luar di Spoon Curve, namun Massa berakselerasi dengan jelas menuju ke arah tikungan 130R.[45][47]
Magnussen melakukan pit stop yang kedua di akhir putaran ke-16 untuk mengganti kemudinya.[47] Pada putaran ke-17, Ricciardo pergi ke sisi luar Massa di tikungan S dan bergerak ke sisi dalam, dan berhasil melewati Massa untuk bergerak naik ke posisi keenam.[48] Vettel berhasil menyalip Bottas dari sisi luar untuk merebut posisi keempat pada putaran ke-18;[45][47] Bottas kemudian turun ke posisi keenam pada putaran ke-19 setelah Ricciardo berhasil melewatinya di sisi luar di tikungan S. Vettel mulai memperkecil jarak dengan Button yang berada di posisi ketiga, dengan Ricciardo yaitu membalap dengan kecepatan yang mirip dengan rekan setimnya. Bottas dikejar oleh rekan setimnya di tim Williams, yaitu Massa, yang menjauh dari Hülkenberg (yang sempat keluar dari trek pada tikungan kedua).[47] Kedua pembalap Red Bull itu menjadi yang tercepat pada putaran ke-21, namun Vettel tetap menjadi yang tercepat di putaran ke-21, 13 detik di belakang Button dan lima detik lagi di belakang Rosberg, yang kini hanya unggul satu detik saja dari Hamilton setelah sebelumnya sempat keluar dari lintasan pada 130R.[48] Garis kering mulai terlihat pada saat beberapa pembalap melaju melalui genangan air untuk menjaga suhu ban mobil mereka agar tetap rendah.[50]
DRS pada akhirnya diaktifkan pada putaran ke-24. Meskipun Hamilton sempat menutup keunggulan Rosberg menjadi setengah detik dan menggunakan DRS, namun dia sama sekali tidak bisa melewati rekan setimnya tersebut.[47] Räikkönen melakukan pit stop pada putaran ini,[48] yang tidak beres karena mekaniknya mengalami kesulitan pada saat memasang mur roda depan kanan dengan benar. Hamilton mencoba untuk menyalip Rosberg lagi pada putaran berikutnya dengan melaju di dalam slipstream miliknya, namun Rosberg mampu mempertahankan garis balapannya, dan memiliki akselerasi yang cukup untuk mempertahankan posisi pertama. Hamilton mempertahankan garis balapan yang lebih ketat, sementara Rosberg mengeluhkan oversteer yang lebih parah pada putaran ke-26.[45][47] Pada putaran ke-27, Hamilton lupa untuk menonaktifkan sistem DRS-nya, dan kehilangan kendali atas bagian belakang mobilnya; rem di mobilnya terkunci, dan dia memasuki area run-off tikungan pertama.[48][51] Namun, dia mengejar Rosberg, dan melaju di belakang rekan setimnya tersebut menuju ke sisi dalam tikungan jepit rambut tanpa mencoba untuk menyalip.[47] Hamilton bergerak melintasi trek selama putaran tersebut dalam upaya untuk menyalip;[48] Mobil Rosberg bergetar, dan Hamilton maju lebih baik ke arah trek lurus di samping jalur pit. Dia berada di slipstream Rosberg sebelum berhasil melewatinya di sisi luar menuju tikungan pertama untuk memimpin jalannya lomba ini pada putaran ke-29.[45][47][48] Hamilton mendorong dengan keras dan menjauh dari Rosberg, yang kehilangan kendali menuju trek lurus di samping jalur-pit.[47]
Gutiérrez kehilangan posisi kesembilan pada putaran ke-30 setelah dia dilewati oleh Kvyat, yang melewati genangan air di bagian dalam trek lurus di samping jalur-pit dan menggunakan DRS. Vettel melakukan pit stop keduanya untuk mengganti ban perantara pada putaran yang sama, dan bergabung kembali di posisi kelima di belakang Ricciardo, tetapi di depan kedua mobil Williams. Button, yang masih berada di posisi ketiga, mencatatkan waktu putaran yang lebih cepat dibandingkan dengan Rosberg, dan menutup selisih menjadi 12,8 detik pada awal putaran ke-31. Pérez berhasil menyalip Gutiérrez untuk mengambil alih posisi kesepuluh pada putaran yang sama.[47] Button menjalani pit stop yang kedua untuk mengganti ban perantara yang baru di akhir putaran ke-31; kru pit timnya juga mengganti setir mobilnya, sehingga memperpanjang waktu berhenti, dan menempatkannya di belakang kedua pembalap Red Bull.[45][48] Vettel mencatatkan putaran tercepat yang baru di balapan ini dengan catatan waktu satu menit 51,915 detik, lebih cepat 2,3 detik dari Hamilton. Rosberg melakukan pit stop keduanya, untuk menggunakan ban perantara yang baru, pada putaran ke-33, dan tertinggal di belakang Ricciardo.[48] Magnussen mengalami understeer, dan berputar 360 derajat setelah melebar ke arah area run-off. Hamilton melakukan pit stop pada akhir putaran ke-35 untuk mengganti ban perantara yang baru,[47] sehingga membuat Ricciardo sempat memimpin jalannya lomba ini. Hujan deras mulai turun pada putaran ke-36; Ricciardo melakukan pit stop pada putaran ini, dan kembali bergabung di posisi kelima, di belakang Hamilton, Rosberg, Vettel, dan Button.[45] Pada putaran ke-38, Magnussen melebar ke arah area run-off di tikungan pertama, sementara Vergne melaju keluar dari lintasan pada tikungan kedua, dan Vettel masuk ke dalam jebakan kerikil di tikungan S;[47] ketiga pembalap tersebut masih bisa terus melanjutkan balapan. Ricciardo mendekati Button pada putaran yang sama, dan mencoba untuk menyalipnya ke arah sisi dalam di tikungan tajam; Button berhasil tetap mempertahankan posisinya, dan Ricciardo melaju melebar.[45][47]
Hamilton mencatatkan putaran tercepat secara keseluruhan di balapan ini pada putaran ke-39, dengan catatan waktu satu menit 51,600 detik.[52] Kondisi cuaca terus memburuk, dan mengakibatkan DRS dinonaktifkan pada putaran ke-41;[45] visibilitas berkurang karena cahaya memudar dan tutupan awan rendah,[21] sementara para pembalap terpaku oleh lampu di roda kemudi mereka.[53] Ricciardo berusaha untuk menyalip Button lagi pada putaran itu dengan mengambil jalur dalam hingga ke hairpin, namun Button mengambil garis yang melebar.[47][48] Ricciardo pada akhirnya berhasil melewati Button di tikungan hairpin tersebut pada putaran ke-42,[47] dengan Button yang kemudian melakukan pit stop untuk mengganti ban basah penuh.[48] Pada putaran yang sama, Sutil mengalami aquaplaning, dan meluncur ke arah dinding penghalang ban di sisi luar di sebelah kiri Curve Dunlop (tikungan ketujuh sirkuit) di puncak bukit.[53][54][55]Bendera kuning ganda dikibarkan di tikungan ini untuk memperingatkan para pembalap tentang insiden tersebut,[56] dan Whiting sama sekali tidak menggunakan mobil keselamatan.[20] Mobil Sutil dikeluarkan dari lintasan dengan menggunakan traktor derek putaran itu yang berbelok ke belakang menuju celah pembatas.[56] Kemudian, pada putaran ke-43,[57] Bianchi, yang mengabaikan peringatan berupa bendera kuning, kehilangan kendali atas mobil Marussia-nya pada 213 km/h (132 mph),[58] membelok ke arah kanan menuju ke arah area run-off di sisi luar Curve Dunlop (tikungan ketujuh sirkuit).[55][57] Meskipun dia menginjak pedal gas dan rem secara bersamaan, namun sistem konsep gagal-aman miliknya tidak berfungsi karena pengaturan sistem brake-by-wire miliknya tidak kompatibel.[59]
Bianchi bertabrakan dengan bagian roda kiri-belakang traktor derek,[55] yang sedang mengangkat mobil Sauber milik Adrian Sutil, setelah Sutil tergelincir dan tersingkir di lokasi yang sama pada satu putaran sebelumnya, dan menyebabkan kerusakan parah pada mobilnya; Rekaman video penonton dan foto-foto kecelakaan mengungkapkan bahwa sisi kiri mobil Marussia milik Bianchi rusak parah, dengan rollbar yang hancur pada saat meluncur ke bagian bawah traktor derek.[60] Dampaknya adalah traktor derek tersentak sebagian dari tanah,[55] dan menyebabkan mobil Sauber milik Sutil (yang sudah tergantung di udara oleh derek) terjatuh kembali ke tanah.[61] Marshal berhasil menjauh dari tempat kejadian untuk menghindari "serangan" dari mobil Marussia milik Bianchi.[62] Sebuah analisis perhitungan yang dirilis pada bulan Juli 2015 menunjukkan beban puncak gaya g yang diterima oleh Bianchi pada saat kecelakaan tersebut terjadi adalah sebesar 2.490 m/s². Sementara itu, data dari FIA World Accident Database, yang bertugas untuk mengumpulkan seluruh informasi dari berbagai kecelakaan balapan di seluruh dunia, menunjukkan bahwa benturan terjadi 2,61 detik setelah Bianchi kehilangan kendali atas mobilnya, dengan kecepatan 123 km/jam pada sudut 55 derajat. Menurut Andy Mellor, Wakil Presiden Komisi Keselamatan FIA, efek benturan ini setara dengan "menjatuhkan mobil sejauh 48 meter (157 kaki) ke tanah tanpa zona remuk."[58] Bianchi dilaporkan tidak sadarkan diri setelah tidak menanggapi panggilan radio tim atau marshal.[63] Marshal melaporkan terjadinya kecelakaan itu, dan mobil keselamatan dan medis diberangkatkan. Bianchi dikeluarkan dari mobilnya, dan sempat dirawat di lokasi tempat terjadinya kecelakaan tersebut, sebelum pada akhirnya dibawa dengan menggunakan ambulans ke arah pusat medis sirkuit.[54] Transportasi dengan menggunakan helikopter tidak memungkinkan karena keadaan cuaca, jadi Bianchi dibawa dengan menggunakan ambulans bersama dengan pengawalan polisi ke Pusat Medis Umum Prefektur Mie di Yokkaichi, sekitar 15 km (9,3 mil, 32 menit berkendara) dari lintasan.[20]
Bendera merah dikibarkan untuk yang kedua kalinya pada putaran ke-46, dan mengakhiri balapan ini lebih awal; hasil akhir balapannya diambil dari urutan pembalap di akhir putaran ke-44. Hamilton berhasil menang dari rekan setimnya, yaitu Rosberg, dengan selisih 9,1 detik, dengan Vettel yang tertinggal dua puluh detik di urutan ketiga. Ricciardo finis kurang dari sepuluh detik di belakang rekan setimnya di tim Red Bull tersebut, dan hampir setengah menit di depan Button. Massa, Bottas, Hülkenberg, Vergne, dan Pérez melengkapi posisi pencetak poin. Kvyat, Räikkönen, dan Gutiérrez mengisi tiga posisi berikutnya, masing-masing satu putaran di belakang Hamilton, dengan Magnussen, Grosjean, Maldonado, Ericcson, Chilton, dan Kobayashi yang menjadi pembalap yang terakhir yang berhasil menyentuh garis finish yang tidak terlibat di dalam insiden apa pun. Bianchi dan Sutil berada di peringkat ke-20 dan ke-21, meskipun keduanya telah mengalami kecelakaan.[10] Hamilton dan Rosberg sama-sama memimpin jalannya lomba ini pada dua kesempatan, dengan Rosberg yang memimpin 26 dari 44 putaran dan Hamilton yang memimpin 18 putaran yang lainnya.[64] Kemenangan Hamilton adalah yang kedelapan di musim ini, dan juga yang yang ke-30 di dalam kariernya di dalam ajang Formula Satu.[65][n 2]
Setelah balapan
Untuk menghormati Bianchi yang sedang mengalami cedera parah, maka tiga pembalap yang berhasil finis di tiga posisi teratas tidak menyemprotkan sampanye.[48] Di dalam sebuah sesi wawancara di atas podium, yang dilakukan oleh Juara Dunia Pembalap musim 1992, yaitu Nigel Mansell, Hamilton mengatakan bahwa ini adalah balapan akhir pekan yang sulit, dan kecepatannya menjelang akhir balapan mengingatkan pada Grand Prix Britania 2008. Rosberg menyebutnya sebagai akhir pekan yang baik bagi timnya, dan mengucapkan selamat kepada Hamilton atas kemenangan tersebut. Vettel mengaku bahwa dia merasa beruntung bisa keluar mobil keselamatan, dan juga merasa senang dengan penampilannya.[51] Pada sebuah sesi konferensi pers selanjutnya, Hamilton mengatakan bahwa dia merasa yakin dengan keseimbangan mobilnya pada saat melewati Rosberg di putaran ke-28, dan tidak melihat perbedaan jumlah genangan air di lintasan pada saat hujan turun dengan lebih deras. Meskipun mobil Rosberg diatur mirip dengan Hamilton, namun dia sama sekali merasa tidak puas dengan keseimbangannya, dan mencoba untuk menyesuaikannya selama pit stop. Menurut Vettel, cuaca berada di ambang batas, dan timnya memutuskan untuk melakukan pit stop ketika kondisi cuaca memburuk.[51]
Kecelakaan yang menimpa Bianchi membayangi balapan ini.[65] Ayahnya, yaitu Philippe, pada awalnya melaporkan kepada L'Équipe bahwa Bianchi berada dalam kondisi yang kritis dengan cedera kepala dan sedang menjalani operasi untuk mengurangi perdarahan kranial yang parah.[67] FIA kemudian mengatakan bahwa CT scan menunjukkan bahwa Bianchi mengalami "cedera kepala parah" dalam kecelakaan itu, dan akan dirawat di unit perawatan intensif setelah operasi.[54] Keluarganya kemudian melaporkan bahwa dia mengalami cedera aksonal difus, cedera otak traumatis yang umum terjadi pada kecelakaan kendaraan yang melibatkan perlambatan cepat.[68] Pembaruan untuk informasi terkini terkait kondisi Bianchi setelah operasi dilakukan oleh ayahnya mulai dari tanggal 13 Oktober 2014. Bianchi dilaporkan berada dalam kondisi "putus asa", dengan dokter yang menggambarkan keadaan Bianchi yang masih hidup sebagai sebuah keajaiban. Meskipun begitu, sang ayah terang-terangan menyatakan bahwa dirinya merasa optimis melihat putranya akan sadar dari masa komanya. Dia mengambil contoh Michael Schumacher yang tersadar dari masa koma usai menjalani serangkaian operasi setelah mengalami kecelakaan ski pada akhir tahun 2013.[69] Tim Marussia juga mengeluarkan pembaruan rutin tentang kondisi Bianchi, sambil juga menolak mengenai spekulasi awal tentang peran mereka dalam kecelakaan itu.[70] Mantan presiden FIA, yaitu Max Mosley, menggambarkannya sebagai sebuah "kecelakaan yang aneh".[71]
Kontroversi muncul setelah sebuah klip video amatir yang menayangkan kecelakaan yang menimpa Bianchi, yang menunjukkan seorang marshal mengibarkan bendera hijau di lokasi kecelakaan, diunggah ke media sosial.[n 3] Juara dunia pembalap sebanyak empat kali, yaitu Alain Prost, mengatakan bahwa marshal seharusnya menjauh dari lokasi kecelakaan tersebut, tetapi pemenang 24 Hours of Le Mans sebanyak lima kali, yaitu Emanuele Pirro, mengatakan bahwa itu adalah sebuah latihan yang normal, dan siapa pun yang mengatakan sebaliknya adalah "salah".[71] Menurut beberapa komentator, marshal sama sekali tidak melakukan pelanggaran dalam bentuk apa pun.[56] Mantan pembalap dan penyiar Sky Sports F1, yaitu Martin Brundle, menyerukan agar kendaraan pemulihan dilarang untuk mengemudi di trek.[63] Pengawas balapan pembalap, yaitu Mika Salo, membela keputusan Whiting untuk tidak menggunakan mobil keselamatan setelah kecelakaan yang menimpa Sutil, dan meminimalkan klaim bahwa balapan dihentikan karena hujan lebat. Komentator utama untuk stasiun televisi Rede Globo, yaitu Galvão Bueno, bagaimanapun, sangat vokal dalam kritiknya terhadap keputusan Whiting, dengan menggambarkannya sebagai "kesalahan [yang] terbesar yang pernah saya lihat dalam 40 tahun di [dalam ajang] Formula Satu".[71]
FIA mengumumkan panel peninjau yang beranggotakan sepuluh orang, yang terdiri dari mantan pembalap dan kepala tim, untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut, dan mempublikasikan temuannya empat minggu kemudian di kota Doha.[n 4][73] Laporan tersebut menemukan bahwa tidak ada penyebab tunggal untuk kecelakaan Bianchi. Sebaliknya, faktor-faktor yang berkontribusi ditemukan meliputi kondisi trek, kecepatan mobil, dan keberadaan alat derek yang ada di sirkuit. Laporan tersebut juga membuat beberapa saran untuk meningkatkan keselamatan pada saat berada dalam situasi yang sama, yang kemudian diperkenalkan untuk musim 2015, sebelum menyimpulkan bahwa cedera Bianchi tidak dapat dikurangi melalui perubahan desain kokpit.[59] Atas pertimbangan keamanan, maka mulai dari musim 2015, FIA mengambil kebijakan terkait waktu mulai lomba, dengan menegaskan bahwa perlombaan tidak boleh digelar dalam rentang waktu kurang dari empat jam sebelum matahari terbenam atau senja, kecuali dalam perlombaan yang dinyatakan sebagai "balapan malam hari". Regulasi yang telah direvisi ini memengaruhi waktu start untuk Grand Prix Australia, Malaysia, Tiongkok, Jepang, dan Rusia.[74] Pada bulan Juli 2015, Ketua Komisi Keselamatan FIA, yaitu Peter Wright, mengatakan bahwa kokpit tertutup tidak akan mencegah cedera kepala Bianchi. Sementara Wakil Presiden FIA, yaitu Andy Mellow, menegaskan bahwa memasang pelindung benturan pada alat derek yang ada di sekeliling sirkuit bukanlah sebuah solusi yang layak.[58]
Pada saat dirawat di rumah sakit di Yokkaichi, Bianchi tetap dalam kondisi kritis tetapi stabil, dan membutuhkan ventilator medis.[75] Dia keluar dari masa koma induksinya pada bulan November 2014, dan mulai bernapas tanpa menggunakan bantuan alat, yang memungkinkan untuk pemindahan ke Centre Hospitalier Universitaire de Nice (CHU) di Nice, Prancis.[76] Di sana, Bianchi tetap tidak sadarkan diri dan dalam kondisi kritis, tetapi lebih mudah untuk diakses oleh keluarganya untuk berjaga sehari-hari.[77] Pada tanggal 13 Juli 2015, ayah Bianchi secara terbuka mengakui menjadi "pesimis" karena tidak ada kemajuan berarti dan selang waktu sejak kecelakaan itu.[78] Bianchi meninggal dunia empat hari kemudian, pada usia 25 tahun, sehingga menjadi pembalap Formula Satu yang pertama yang meninggal dunia karena cedera yang diderita selama Grand Prix sejak Ayrton Senna di musim 1994.[9][n 5] Pemakaman Bianchi, pada tanggal 21 Juli di Katedral Nice, dihadiri oleh anggota komunitas Formula Satu.[8]
Hasil akhir dari balapan tersebut menambah keunggulan Hamilton atas Rosberg di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap menjadi sepuluh poin. Ricciardo dan Vettel tetap mempertahankan posisi ketiga dan keempat, dan Alonso juga tetap bertahan di posisi kelima meskipun sudah tersingkir dari balapan ini di awal jalannya lomba.[11] Tim Mercedes semakin mengungguli tim Red Bull di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Konstruktor, dengan keunggulan sebanyak 180 poin atas tim asal Austria itu. Tim Williams meningkatkan keunggulan mereka atas tim Ferrari dalam perebutan posisi ketiga, dan tim Force India tetap mempertahankan posisi kelima, dengan empat balapan yang masih tersisa di musim ini.[11]
Hasil lengkap balapan
Pembalap yang berhasil mencetak poin Kejuaraan Dunia dilambangkan dalam cetak huruf tebal.
^Terdapat selisih 0.300 km (190 mi) antara garis start dan finish.[4]
^Hamilton sebelumnya telah berhasil menang di negara Jepang di Fuji Speedway pada musim 2007, pada saat masih membalap untuk tim McLaren.[66]
^Video tersebut, yang direkam oleh seorang penonton di tribun terdekat, dihapus dari situs media sosial atas perintah ofisial Manajemen Formula Satu. Hingga tahun 2019, perusahaan belum merilis rekaman video resmi mengenai kecelakaan tersebut.[71]
^ Panel tersebut dipimpin oleh presiden komisi keselamatan FIA, yaitu Peter Wright, dan beranggotakan dua mantan kepala tim, yaitu Ross Brawn dan Stefano Domenicali, perwakilan kepala pengawas balapan, yaitu Gerd Ennser, presiden komisi pembalap FIA dan mantan Juara Dunia Pembalap, yaitu Emerson Fittipaldi, direktur balapan Kejuaraan Ketahanan Dunia dan direktur balapan Formula Satu di masa depan, yaitu Eduardo Freitas, presiden komisi sirkuit, yaitu Roger Peart, Antonio Rigozzi, juri di Pengadilan Banding Internasional FIA, presiden lembaga dan komisi medis FIA, yaitu Gérard Saillant, dan presiden Asosiasi Pembalap Grand Prix, yaitu Alexander Wurz.[72]
^ abc"Lap Chart". Fédération Internationale de l'Automobile. 5 October 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 October 2014. Diakses tanggal 23 July 2016.
^ abc"2014 Formula One Sporting Regulations"(PDF). Fédération Internationale de l'Automobile. 12 March 2014. hlm. 17, 25–26, 29 & 37. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 21 April 2014. Diakses tanggal 30 July 2014.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab"2014 Japanese Grand Prix". Racing-Reference. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 August 2016. Diakses tanggal 21 August 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Jules Bianchi transféré au CHU de Nice" [Jules Bianchi transferred to the University Hospital of Nice]. La Dépêche du Midi (dalam bahasa Prancis). 20 November 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 August 2016. Diakses tanggal 24 July 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)