Mengenai asal usul sebutan untuk menu ini beragam versi:
Sebagian menyebutkan, mungkin karena awalnya mi ini disajikan dengan cara "gomak" yang berarti "ambil" atau "peras" dalam bahasa Batak Toba. Mi akan di-gomak atau dipegang/digenggam dengan tangan kosong sebelum disajikan di piring.[2] Hingga sekarang sebagian penjual masih memakai tangan yang dilapisi plastik atau sarung tangan untuk menyajikan mi gomak. Sedangkan penjual yang lain menggunakan sendok atau garpu.[1]
Mi gomak dibuat dari tepung terigu. Ketika masih mentah, bentuk mi yang kaku dan lurus seperti lidi sehingga sering disamakan dengan masakan Italia, spageti. Maka dari itu, mi gomak juga disebut spageti Batak.[1][2]
Penyajian
Sekilas mi gomak mirip dengan mi aceh, tetapi kedua masakan ini punya perbedaan. Perbedaan utama terletak pada penggunaan bumbu rempah khas Batak, andaliman yang disebut juga merica Batak. Selain itu, tekstur mi juga berbeda. Mi aceh memakai mi kuning atau mi telur, sedangkan mi gomak memakai mi lidi berukuran besar dan padat sehingga teksturnya kenyal, padat, dan tidak mudah putus saat dimasak.[1]
Sebagian penjual masih memasak hidangan ini di tungku tradisional. Konon, penggunaan tunggu tradisional dapat menjaga aroma saat dimasak dan bumbu semakin meresap dibandingkan dengan kompor biasa.[3]
Mi gomak dapat disajikan dengan atau tanpa kuah (mi goreng). Mi yang sudah direbus biasanya dibuat terpisah dengan kuah dan sambalnya; mi akan disiram kuah panas dan disajikan dalam keadaan panas. Sedangkan varian mi goreng dibuat dengan menumis mi dengan sedikit air. Mi biasa disajikan dengan telur rebus dan aneka gorengan, seperti ubi goreng, pisang goreng, tempe goreng, dan tahu goreng.[1]