Kecamatan Porsea memiliki wilayah seluas 37,88 km2.[1] Persentase luas wilayahnya adalah 1,83% dari total luas Kabupaten Toba.[2]
Letak Kecamatan Porsea berada pada 2°24’- 2°48’ Lintang Utara dan 99°04’ - 99°16’ Bujur Timur.[3]
Kecamatan Porsea berada di atas sekitar 905 hingga 1.200 meter dari permukaan laut. Sungai Asahan yang airnya bersumber dari Danau Toba mengalir membelah ibu kota Kecamatan Porsea.
Batas wilayah
Kecamatan Porsea berbatasan dengan kecamatan-kecamatan berikut:[4]
Kecamatan Porsea terdiri dari 14 desa dan 3 kelurahan.[butuh rujukan] Wilayahnya juga terbagi menjadi 49 dusun.[5] Kelurahan Patane III adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Kecamatan Porsea.
Desa Raut Bosi merupakan desa dengan wilayah terluas yaitu 6,43 km² atau 16,97% dari total luas Kecamatan Porsea, sementara Kelurahan Pasar Porsea merupakan wilayah terkecil yaitu 0,08 km² atau 0,21% dari total luas Kecamatan Porsea.
Desa Amborgang merupakan desa yang paling jauh dari ibu kota Kecamatan Porsea yaitu berjarak sekitar 11 kilometer.
Sejarah Kecamatan
Kecamatan Porsea telah menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara ketika Kabupaten Toba Samosir masih belum dimekarkan. Pada tahun 1998, Kecamatan Porsea adalah salah satu kecamatan yang merintis pemekaran Kabupaten Toba Samosir.
Daftar Camat yang pernah menjabat di Kecamatan Porsea
No.
Nama
Tahun Menjabat
01.
Manarhap Simanjuntak
1999 - 2001
02.
Rosmaida Situmorang
2001 - 2004
03.
L. Sibarani
2004 - 2005
04.
Adu Pargaulan Sitorus
2004 - 2012
05.
Labinsar Sirait
2012 - 2013
06.
Augus Sitorus
2013
07.
Elister Manurung
2013 - 2015
08.
Robert Manurung
2016 - 2022
08.
Edward Sidabutar
2022 - sekarang
Sosial Kemasyarakatan
Suku
Mayoritas penduduk Kecamatan Porsea berasal dari suku Toba.
Agama
Mayoritas penduduk Kecamatan Porsea memeluk agama Kristen. Kecamatan Porsea juga terdapat penduduk yang meyakini ajaran aliran kepercayaan seperti Parmalim dan sudah memiliki rumah ibadah yang disebut Rumah Parsaktian. Penduduk yang beraliran kepercayaan Parmalim dominan terdapat di Desa Nalela. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Toba tahun 2020 mencatat penduduk kecamatan ini yang menganut agama Kekristenan sebanyak 88,04% (Protestan 84,73% dan Katolik 3,31%), dan selebihnya memeluk agama Islam 9,67%, dan kepercayaan Parmalim sebanyak 2,29%.[6] Di Kecamatan Porsea terdapat 40 sarana ibadah yang terdiri dari 33 bangunan Gereja, 2 Masjid, 3 Langgar, dan 1 Rumah Parsaktian.
Sarana ibadah menurut desa/kelurahan di Kecamatan Lumban Julu
17 unit Posyandu, tersebar secara merata di masing-masing desa dan kelurahan
Perekonomian
Pertanian & Peternakan
Sumber penghasilan utama penduduk di Kecamatan Porsea adalah di sektor pertanian dan perkebunan rakyat. Tanaman selain padi yang diupayakan adalah tanaman palawija, yaitu tanaman jagung dan ubi kayu. Masyarakat di Kecamatan Porsea juga banyak juga menanam tanaman sayuran, misalnya sawi, kangkung, bayam, buncis, timun, cabai merah, cabai rawit, dan bawang daun.
Dari jenis ternak besar yang diusahakan di Kecamatan Porsea pada umumnya adalah kerbau dan sapi. Sedangkan pada ternak kecil, yang paling dominan diusahakan adalah ternak babi. Untuk pemeliharaan pada ternak unggas, masyarakat di Kecamatan Porsea umumnya memelihara ternak ayam dan itik. Sungai Asahan yang mengaliri Kecamatan Porsea dimanfaatkan penduduk untuk memelihara ikan dengan sistem jaring terapung.
Perdagangan
Kecamatan Porsea memiliki 3 unit pasar yang terdiri dari:
1 unit pasar dengan bangunan semi-permanen, terletak di Kelurahan Pasar Porsea
2 unit pasar tanpa bangunan, terletak di Desa Patane I dan Kelurahan Patane III
Industri
Perindustrian yang ada di Kecamatan Porsea pada umumnya adalah industri mikro.
Sarana & Prasarana
Seluruh desa di Kecamatan Porsea telah dialiri oleh listrik PLN.
Transportasi
Sungai Asahan yang mengaliri Kecamatan Porsea juga dimanfaatkan penduduk untuk sarana transportasi.
Beberapa desa di Kecamatan Porsea yang berbatasan dengan Danau Toba dapat dijadikan sebagai tempat objek wisata alam, seperti Pantai Pasifik di Desa Patane IV.