Seruit adalah makanan khas dari Provinsi Lampung yang menjadi ciri unik budaya kuliner masyarakat setempat. Makanan ini terdiri dari ikan yang dicampur dengan biji timun, terong, sambal dan bahan-bahan pelengkap seperti tempoyak (fermentasi durian), lalapan, atau bahkan buah mangga kweni muda. Seruit biasanya disantap dalam kebersamaan, baik dalam acara keluarga maupun pertemuan masyarakat, sehingga turut mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan masyarakat Lampung[1]
Di Wilayah Way Kanan, Seruit ditambah sedikit air jeruk lesom (air aren yang digunakan untuk membuat gula aren yang tidak jadi) dan di kebudayaan adat Lampung Pesisir, Seruit cendrung lebih berkuah.
Filosofi
Seruit bukan hanya sekadar makanan khas Lampung, tetapi juga memiliki nilai filosofis yang dalam. Dalam bahasa Lampung, kata “nyeruit” atau “muju” sering digunakan sebagai ajakan untuk berkumpul dan menikmati makanan bersama-sama. Ajakan ini mengandung nilai kebersamaan yang kuat, mencerminkan keakraban dan kedekatan di antara keluarga, teman, serta kerabat. Tradisi nyeruit ini tetap melekat kuat pada masyarakat Lampung hingga saat ini, dan menjadi simbol persatuan serta solidaritas dalam komunitas. Momen menikmati seruit bersama memperkuat hubungan sosial dan kekeluargaan di tengah-tengah masyarakat Lampung.[2] Seruit juga kerap kali dihidangkan di acara keluarga, pernikahan, keagamaan hingga acara adat.
Ciri Khas
Sekilas Seruit khas Lampung memang terlihat mirip dengan ikan bakar bumbu atau pecel lele. Akan tetapi, pembuatan seruit khas Lampung biasanya menggunakan ikan sungai. Seperti ikan belida, layis, baung, dan lain-lain. Selain ikan sungai, ikan air tawar juga banyak digunakan sebagai alternatif.
Ciri khas seruit Lampung bukan hanya pada jenis ikan yang digunakan saja. Tapi juga pada penggunaan tempoyak di dalamnya. Tempoyak sendiri adalah durian matang yang difermentasi. Yaitu dengan cara menggarami daging durian matang untuk kemudian diasamkan. Setelah proses fermentasi selesai, daging durian akan dihaluskan dan menjadi tempoyak.[3]
Resep
Untuk membuat seruit, terdapat 2 kelompok bahan yaitu Bahan Ikan dan bahan sambal. Untuk Bahan ikan bisa menggunakan Ikan Pindang, Ikan Bakar, Pepes, dan Ikan Goreng yang merupakan ikan air tawar. Untuk resep ini menggunakan Ikan Patin Bakar
Bahan Ikan
Bahan Sambal Dilan
- Garam
- Cabai Rawit
- Buah Rampai
- Jeruk limau
- Gula pasir
- Cabai keriting
- Bawang merah
- Mangga Kuweni, diiris halus
- Terasi (Dilan), dibakar
Bahan Pelengkap
- Daun kemangi
- Jeruk nipis, dibelah
- Terong ungu, dibelah dan digoreng
- Petai bakar
- Mentimun
Cara Membuat
- Cuci ikan patin hingga bersih, lalu lumuri dengan air jeruk nipis, garam, cincangan bawang putih dan jahe. Diamkan 15 menit.
- Bakar ikan patin selama 10 menit dan angkat, lalu olesi kecap manis dan ketumbar, lalu bakar kembali hingga matang.
- Haluskan cabai rawit, bawang merah, terasi bakar, serta mangga kuweni.
- Beri garam, gula, rampai dan tambahkan perasan jeruk limau, haluskan kembali.
- Tambahkan tempoyak lalu aduk rata dan sisihkan
- Campurkan daging ikan, biji timun yang sudah dikerok, terong goreng kedalam sambal menggunakan sendok/tangan
- Hidangkan Seruit dengan nasi hangat.[4]
Pranala
Referensi
- ^ Amalia, R (2020). "Warisan Kuliner Nusantara: Eksplorasi Rasa dari Sabang sampai Merauke". Gramedia Pustaka Utama.
- ^ Daniswari, Dini (2022-12-12). "Seruit, Makanan Khas Lampung: Pengertian, Filosofi, dan Cara Penyajian". Kompas.com. Diakses tanggal 2024-11-12.
- ^ Admin (2021-11-24). "Seruit Khas Lampung, Kuliner Sambal Ikan". JejakPejalanKaki (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-11-12.
- ^ Fadyla, Putri. "Resep Seruit dan Sambal Seruit Khas Lampung, Lengkap dengan Cara Menyantapnya". detiksumbagsel. Diakses tanggal 2024-11-12.
|
---|
Hidangan umum |
---|
Makanan | | |
---|
Minuman | |
---|
Jajanan | |
---|
Hidangan sampingan | |
---|
Minuman beralkohol | |
---|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|