Kue maksuba adalah salah satu makanan khas Kota Palembang. Kue maksuba termasuk ke dalam kue basah dan memiliki rasa manis juga gurih. Memilki ciri khas berwarna kekuningan dan garis-garis kehitaman di tengahnya yang nampak seperti kue lapis.
Kue Maksuba ini memiliki makna dan filosofinya sendiri yaitu sebagai suatu kesabaran. Kesabaran dalam hal ini terkait dengan proses pembuatannya yang membutuhkan kesabaran, karena dibuat dengan lapis demi lapis hingga kue maksuba matang. Hal ini berarti bahwa dalam kehidupan kita pun dituntut untuk senantiasa bersabar, ketika ingin menggapai apa pun dalam kehidupan. Begitu juga jika kita ingin merasakan nikmat, manis dan gurihnya kue maksuba harus melalui proses kesabaran dalam pembuatannya.
Kue ini biasanya disajikan saat waktu tertentu misalnya saat lebaran, idul adha atau pernikahan. Kue Maksuba biasanya dijadikan sebagai salah satu hantaran saat pernikahan dan diserahkan oleh pengantin kepada orang tua dan mertuanya. Selain itu, kue Maksuba juga bisa sebagai antaran calon pengantin pria ke pengantin wanita saat lamaran. Saat lebaran, kue maksuba dibawa kembali oleh pengantin baru saat berkunjung ke rumah orang tua dan mertuanya. Hal ini bermakna bahwa kue ini merupakan simbol penghargaan kepada orang yang dihormati.[1]
Kue ini memiliki kemiripan dengan kue Kojo, namun yang membedakan adalah bahan pembuatannya. Kue Maksuba menggunakan susu kental manis dan warnanya tidak hijau. Kue ini juga mirip dengan kue 8 jam. Bahan yang dibutuhkan sama dengan kue 8 jam, tetapi cara pembuatannya berbeda. Kue maksuba dibuat secara berlapis-lapis sehingga setelah selesai hasil kuenya berlapis-lapis mirip seperti pengerjaan kue lapis.
Pembuatan kue maksuba
Kue maksuba dibuat oleh seorang Panggong, sebutan untuk juru masak tradisional di Palembang yang mewarisi cara memasak makanan tertentu secara turun temurun. Keahlian yang harus dimiliki oleh juru masak ini adalah terus mengawasi api agar kue tidak gosong dan bara api tetap menyala.[2] Pembuatan kue ini memerlukan waktu 3 jam.
Kue ini berbahan telur bebek, gula, mentega dan susu kental manis. Setiap 1 loyang kue membutuhkan 28 telur bebek dan tidak memerlukan bahan pengembang. Hanya perlu telaten membuat lapisan per lapisan, memanggang setiap lapisan hingga lapisan selanjutnya.
Cara pembuatannya adalah dengan mengocok telur dan gula hingga mengembang, kemudian tambahkan sekaleng susu kental manis. Setelah tercampur rata, masukkan mentega cair dan pengharum (esens vanili).[3]