Brem adalah makanan yang berasal dari sari ketan yang dimasak dan dikeringkan, merupakan hasil dari fermentasi ketan hitam yang diambil sarinya saja yang kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam.
Sensasi makanan ini muncul ketika makanan dimasukkan ke dalam mulut akan langsung mencair dan lenyap meninggalkan rasa 'semriwing' di lidah.
Bentuk brem
Dikenal beberapa bentuk brem yang dikenal di pasaran, berupa makanan dan minuman. Brem berupa makanan terkenal dari Madiun dan Wonogiri,[1] sedangkan yang berupa cairan berasal dari pulau Bali[1] dan Nusa Tenggara.
Makanan
Bentuk pertama yang lebih dulu dikenal adalah makanan tradisional khas yang berasal dari Kecamatan Mejayan, Kecamatan Wonoasri, Madiun, dan berasal dari dua desa penghasil: Bancong dan Kaliabu. Brem dikemas berbentuk lempengan agak kekuningan, rata-rata berukuran kurang lebih 15 cm x 5 cm x 0,5 cm. Untuk lebih memaksimalkan pemasarannya, brem kini dikemas dalam bentuk kecil kecil seukuran permen, sehingga mudah untuk dikantongi. Biasanya pada sekitar tahun 80-an, brem dalam bentuk ini dijual asongan oleh para pedagang di sekitar stasiun-stasiun di kereta api di daerah Jawa Timur.[2]
Brem bentuk kedua berasal dari Wonogiri, berbentuk lempeng pipih bundar dengan diameter rata-rata 5 cm[1] dan ketebalan sekitar 0,3 cm. Brem asal Wonogiri berwarna putih[1] dan proses pengeringannya melalui dijemur langsung di bawah panas terik matahari selama tiga hari.
Minuman
Selain itu ada juga Brem yang berbentuk cair berasal dari Bali dan Nusa Tenggara, brem asal bali berwarna putih seperti susu sedangkan yang berasal dari Nusa Tenggara berwarna merah.