Es selendang mayang
Es selendang mayang adalah salah satu minuman tradisional Indonesia asal Jakarta.[1] Minuman ini sekarang jarang ditemukan karena di kalangan masyarakat Betawi sendiri minuman ini dianggap minuman kuno.[2] Di acara-acara tertentu seperti Lebaran Betawi, minuman ini disajikan dan sering disertai dengan label "minuman Betawi jadul".[3] Selain menyegarkan, minuman ini dapat mengurangi rasa lapar karena dibuat dengan bahan dasar tepung beras.[4] Beberapa penjual di kota tua membuat minuman ini dengan bahan dasar tepung hunkue dengan alasan lebih mudah dan efisien. Sejarah KulinerMenurut sejarah, Es Selendang Mayang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Namanya tentu diambil dua kata, yaitu ‘selendang’ dan ‘mayang’. Kata ‘selendang’ diambil dari warna makanan yang berwarna hijau, putih, dan merah seperti selendang penari. Sementara ‘mayang’ memiliki arti kenyal dan manis.[5] Minuman yang cukup digemari pada masa lalu ini juga kerap dikaitkan dengan cerita rakyat, yakni Si Jampang Mayangsari yang muncul pada tahun 1990-an. Jagoan Betawi itu jatuh hati kepada wanita bernama Mayangsari hingga rela melakukan apa pun. Penampilan Mayangsari yang memiliki rambut terurai dan ikal, hidung mancung, serta mata indah meneduhkan. Orang-orang mengasumsikan Mayangsari sebagai inspirasi nama untuk minuman dengan tampilan menarik dan segar sehingga selendang mayang ini diibaratkan dapat dinikmati bagi pandangan mata maupun rasa.[6] Dari dua sejarah itu lahirlah Es Selendang Mayang yang isinya mirip seperti puding atau kue lapis yang terbuat dari tepung sagu aren. Lapisan selendang mayang terdiri dari warna putih yang berasal dari santan, merah muda dari perwarna makanan dan hijau dari daun pandan. Penjajanya biasa memotong selendang mayang berbentuk persegi lalu disajikan dalam gelas atau mangkuk. Disiram juga dengan pemanis gula merah, sirup, santan, dan potongan es batu.[7] Referensi
Lihat pulaPranala luar
|