Beijing
Beijing (/ˌbeɪˈdʒɪŋ/ BAY-jing[10][11] pengucapan dalam bahasa Mandarin: [pèɪ.tɕíŋ] ⓘ), romanisasi alternatif ditulis Peking[12] (/ˌpeɪˈkɪŋ/ PEY-king),[11] adalah ibu kota dari Republik Rakyat Tiongkok. Kota ini merupakan pusat pemerintahan dan perkembangan dari negara tersebut. Beijing merupakan salah satu kota terpadat di dunia dengan populasi lebih dari 21 juta jiwa.[13] Kota metropolis yang terletak di Tiongkok utara ini merupakan munisipalitas di bawah kendali langsung pemerintah pusat Tiongkok yang terdiri dari 16 daerah urban, suburban dan distrik pedesaan.[14] Munisipalitas Beijing dikelilingi oleh provinsi Hebei kecuali bagian tenggara yang bertetangga dengan munisipalitas Tianjin. Ketiga divisi administrasi ini (Beijing, Tianjin dan Hebei yang dulu dinamakan "provinsi Ji" 冀州, Jì Zhōu dan biasa disingkat "ji" 冀 saja) secara bersama-sama membentuk Megalopolis Jing-Jin-Ji (atau sering ditulis JJJ) sekaligus menjadi wilayah ibu kota nasional Tiongkok.[15] Sebagai sebuah megakota, Beijing merupakan kota terbesar kedua di Tiongkok setelah Shanghai dari segi jumlah populasi perkotaan, selebihnya Beijing merupakan pusat politik, budaya dan pendidikan nasional.[16] Beijing menjadi kantor pusat empat lembaga keuangan terbesar di dunia dan berbagai perusahaan besar milik BUMN Tiongkok serta rumah bagi sejumlah perusahaan kelas dunia yang masuk dalam daftar tahunan Fortune Global 500. Beijing juga sebagai pusat utama jalan bebas hambatan nasional, jalan bebas hambatan terkendali, jalur kereta api dan jaringan rel kereta cepat. Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing menjadi bandara tersibuk kedua di dunia berdasarkan banyaknya lalu lintas penumpang sejak 2010[17] dan Beijing subway merupakan jaringan kereta bawah tanah yang tersibuk sekaligus terpanjang di dunia per 2016. Dengan kombinasi arsitektur modern dan tradisional, Beijing menjadi salah satu kota tertua di dunia yang kaya akan khazanah bersejarah sejak tiga milenium yang lalu. Sebagai yang terakhir dari Empat Ibu Kota Kuno Tiongkok, Beijing telah menjadi pusat politik Tiongkok selama delapan abad terakhir[18] dan merupakan kota terbesar di dunia berdasarkan jumlah populasi pada sebagian besar milenium kedua.[19] Encyclopædia Britannica mencatat bahwa "sedikit kota di dunia yang telah menjadi pusat politik dan budaya untuk jangka waktu yang begitu lama dari suatu daerah yang sangat besar seperti Tiongkok".[20] Dengan pegunungan yang mengelilingi kota di ketiga sisinya dan tembok kota bagian dalam dan luar, posisi Beijing sangat siap menjadi kediaman kaisar dan lokasi yang sempurna sebagai ibu kota kekaisaran. Kota ini terkenal akan istana-istana mewah, kuil-kuil, taman, kebun, makam, tembok dan gerbangnya.[21] Beijing memiliki tujuh Situs Warisan Dunia UNESCO yaitu Kota Terlarang, Kuil Langit, Istana Musim Panas, Makam Dinasti Ming, Zhoukoudian dan bagian dari Tembok Besar serta Kanal Besar - semuanya merupakan lokasi wisata.[22] Siheyuan, gaya perumahan tradisional Tiongkok dan hutong dengan gang-gang sempitnya merupakan tempat wisata utama dan populer di kota Beijing. Banyak dari 91 universitas di Beijing yang secara konsisten menempati peringkat terbaik di Asia-Pasifik dan dunia.[23][24][25] Beijing adalah rumah bagi dua universitas anggota Liga 9 Universitas yaitu Universitas Tsinghua dan Universitas Peking, yang menjadi universitas-universitas terbaik di Asia-Pasifik dan negara berkembang .[26][27] CBD Beijing merupakan pusat ekspansi ekonomi Beijing, dengan banyak gedung pencakar langit yang masih terus dibangun atau yang baru rampung. Daerah Zhongguancun Beijing menjadi pusat inovasi ilmiah dan teknologi serta kewirausahaan terkemuka di dunia. Beijing menduduki peringkat kota No.1 di dunia dalam hal hasil penelitian ilmiah terbesar versi Nature Index sejak daftar peringkat itu dibuat pada tahun 2016.[28][29] Kota ini juga telah menjadi tuan rumah berbagai acara olahraga internasional dan nasional, yang paling terkenal adalah Olimpiade Musim Panas 2008 dan Paralimpiade Musim Panas 2008. Beijing akan menjadi kota pertama yang menjadi tuan rumah dua musim Olimpiade yaitu Olimpiade Musim Panas 2008 dan Olimpiade Musim Dingin 2022[30] serta Paralimpiade Musim Panas 2008 dan Paralimpiade Musim Dingin 2022.[31] Di Beijing terdapat 175 kantor kedutaan asing serta banyak markas organisasi besar, seperti Bank Investasi Infrastruktur Asia, Organisasi Kerja Sama Shanghai, Dana Jalur Sutra, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Akademi Ilmu Sosial Tiongkok dan Palang Merah Tiongkok. [31] EtimologiSelama lebih dari 3000 tahun, Beijing telah memiliki berbagai nama lain. "Beijing" berarti "ibu kota utara" (dari aksara Han 北 berarti utara dan 京 bermakna ibu kota) yang digunakan sebagai nama kota ini pada 1403 selama era Dinasti Ming untuk membedakannya dari Nanjing ("ibu kota selatan").[32] Ejaannya dalam bahasa Inggris berdasarkan pada romanisasi pinyin dari dua aksara tersebut seperti yang dilafalkan dalam bahasa Mandarin standar. Ejaan bahasa Inggris yang lebih lama yaitu Peking, merupakan romanisasi postal dari dua aksara yang sama seperti yang diucapkan dalam dialek bahasa lokal yang digunakan di kota-kota pelabuhan Tiongkok selatan sebagai tempat yang pertama kali didatangi oleh para pedagang Eropa dan misionaris.[33] Dialek-dialek tersebut melestarikan pengucapan bahasa Tionghoa Pertengahan untuk aksara 京 yang diucapkan kjaeng,[34] sebelum terjadi pergeseran fonetik dalam dialek utara menjadi pengucapan seperti saat ini.[35] Singkatan aksara Han tunggal untuk Beijing adalah 京 seperti yang tertulis pada pelat nomor kendaraan di kota ini. Singkatan abjad Latin resmi untuk Beijing adalah "BJ".[36] Meskipun Peking bukan lagi nama yang umum untuk kota ini dan mulai jarang digunakan, tetapi beberapa lokasi tua dan fasilitas kota seperti Bandara Internasional Ibu Kota Beijing memakai Kode IATA "PEK" dan Universitas Peking, masih menggunakan kata Peking. Kata dan penulisan Peking berasal misionaris Prancis empat ratus tahun yang lalu sesuai dengan pengucapan yang lebih tua, mendahului perubahan bunyi berikutnya dalam bahasa Mandarin dari [kʲ] menjadi [tɕ].[35] ([tɕ] direpresentasikan dalam Pinyin menjadi j seperti dalam Beijing. Kota Beijing telah beberapa kali mengalami perubahan nama. Selama Dinasti Jin dinamakan Zhongdu (中都) kemudian di bawah Dinasti Yuan Mongol disebut Dadu (大都) dalam bahasa Mandarin[37] atau Daidu menurut pelafalan Mongol.[38] Selain itu dikenal juga dengan nama Mongolia Khanbaliq (汗八里) yang dieja dan ditulis Cambuluc[16] dalam catatan Marco Polo. Dua kali dalam sejarah kota, namanya diubah dari Beijing (Peking) menjadi Beiping (Peiping) (北平; Pinyin: Běipíng; Wade-Giles: Pei-p'ing), secara harfiah berarti "Perdamaian Utara". Perubahan pertama terjadi di bawah Kaisar Hongwu dari Dinasti Ming, setelah itu pada 1928 oleh pemerintah Kuomintang Republik Tiongkok.[16] Dalam beberapa kejadian, perubahan nama dengan menghapus aksara 京 (jing atau king) yang berarti "ibu kota", untuk menandakan bahwa ibu kota nasional telah pindah ke Nanjing. Nama kota ini juga berubah dua kali dari Beiping (Peiping) menjadi Beijing (Peking), yang pertama di bawah Kaisar Yongle dari Dinasti Ming yang memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beijing dan yang kedua pada 1949 ketika Partai Komunis Tiongkok menjadikan Beijing sebagai ibu kota Tiongkok setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok.[16] SejarahSejarah awalJejak awal permukiman manusia di kota Beijing ditemukan di dalam gua-gua yang ada di Bukit Tulang Naga dekat desa Zhoukoudian di distrik Fangshan, tempat Manusia Peking pernah hidup. Fosil-fosil Homo erectus yang ditemukan di dalam gua-gua tersebut berusia sekitar 230.000 hingga 250.000 tahun yang lalu. Homo sapiens zaman Paleolitik juga ditemukan di sana dan diperkiraan berusia sekitar 27.000 tahun yang lalu.[39] Para arkeolog telah menemukan permukiman neolitik di seluruh kota ini, termasuk di Wangfujing yang terletak di pusat kota Beijing.[butuh rujukan] Kota bertembok pertama di Beijing adalah Jicheng, ibu kota negara Ji yang dibangun pada 1045 SM. Sekarang Jicheng terletak di sekitar kawasan Guang'anmen, selatan Distrik Xicheng.[40] Permukiman ini kemudian ditaklukkan oleh negara Yan dan dijadikan sebagai ibu kota.[41] Kekaisaran Tiongkok awalSetelah Kaisar Pertama menyatukan Tiongkok, Jicheng menjadi ibu kota prefektur wilayah tersebut.[1] Selama Zaman Tiga Negara, Jicheng dikelola oleh Gongsun Zan dan Yuan Shao sebelum jatuh ke tangan Cao Cao dari Kerajaan Wei. Pada abad ke-3, Jin Barat menurunkan status kota Jicheng dan digantikan oleh tetangganya Zhuozhou yang menjadi ibu kota.[butuh rujukan] Selama periode Enam Belas Kerajaan ketika wilayah Tiongkok utara ditaklukkan dan dibagi-bagi oleh Wu Hu, walaupun hanya sebentar Jicheng sempat menjadi ibu kota bangsa Xianbei pada masa kerajaan Yan Awal.[42] Setelah Tiongkok disatukan kembali di masa Dinasti Sui, Jicheng menjadi daerah Komanderi Zhuo di ujung utara Kanal Besar. Pada masa Dinasti Tang, Jicheng menjadi Prefektur You yang berfungsi sebagai pusat komando militer di perbatasan. Selama Pemberontakan An Shi pada akhir Dinasti Tang, komandan militer setempat mendirikan dinasti mereka sendiri yang berumur pendek dan mengganti nama kota Jincheng menjadi Yanjing atau "Ibu kota Yan". Pada 938, setelah runtuhnya Dinasti Tang, Jin Akhir menyerahkan seluruh perbatasan utara kepada Khitan, Dinasti Liao yang menggangap kota ini sebagai Nanjing atau "Ibu kota Selatan", salah satu dari empat ibu kota sekunder yang melengkapi "Ibu Kota Agung" Khitan yaitu Shangjing (sekarang bernama Panji Kiri Bairin di Mongolia Dalam). Beberapa bangunan tua yang masih bertahan di Beijing berasal dari periode Dinasti Liao termasuk Pagoda Tianning.[butuh rujukan] Dinasti Liao diruntuhkan oleh Dinasti Jurchen Jin pada 1122 yang awalnya memberikan kota Jicheng kepada Dinasti Song tetapi direbut kembali pada 1125 dalam penaklukan Tiongkok utara. Pada 1153, Jurchen Jin menjadikan Jicheng sebagai "Ibu Kota Pusat" atau disebut Zhongdu.[1] Tentara Mongolia Jenghis Khan mengepung kota Jicheng ketika melakukan penyerbuan pada 1213 dan Jicheng diratakan dengan tanah dua tahun kemudian.[43] Setelah dua generasi berlalu, Kublai Khan memerintahkan untuk membangun Dadu (大都, harfiah "kota besar", orang Mongol menyebutnya Daidu, secara umum dinamakan Khanbaliq dan dalam catatan Marco Polo ditulis "Cambuluc") yang menjadi ibu kota baru bagi Dinasti Yuan di timur laut bekas reruntuhan Zhongdu. Pembangunan berlangsung dari 1264 hingga 1293[1][43][44] dan berdampak positif terhadap perkembangan kota-kota yang ada di pinggiran utara Tiongkok dalam. Lokasi kota Dadu berpusat di Gulou, agak ke utara dari pusat kota Beijing saat ini, membentang dari Adimarga Chang'an hingga ke bagian utara Jalur 10, Beijing Subway. Sisa-sisa tembok Yuan yang terbuat dari tanah yang dimampatkan masih ada sampai sekarang dan dinamakan "Tucheng" (土城, harfiah "tembok bumi").[45] Dinasti MingPada 1368, setelah mendeklarasikan era Hongwu dari Dinasti Ming, pemimpin pemberontak Zhu Yuanzhang mengirim pasukan ke Khanbaliq dan menaklukkannya.[46] Yuan mengganti nama ibu kota Dadu menjadi Beiping yang digunakan untuk memasok keperluan garnisun militer di daerah tersebut sambil terus menduduki Shangdu dan Mongolia.[47] Di bawah kebijakan feodal Kaisar Hongwu, wilayah itu diberikan kepada salah seorang putranya, Zhu Di yang bergelar "Pangeran Yan".[butuh rujukan] Zhu Biao ahli waris Zhu Yuanzhang meninggal dalam usia 36 tahun pada 1392, kematiannya yang terlalu dini menyebabkan perang saudara pasca-kematiannya. Perebutan takhta akhirnya dimenangkan oleh Zhu Di dan ia mendeklarasikan era Yongle yang baru. Akibat perlakuannya yang kejam terhadap penduduk ibu kota Ming yang saat itu berada di Yingtian (sekarang bernama Nanjing) mengakibatkan banyak penduduk yang pergi meninggalkan Yingtian, sehingga Zhi Di menetapkan dan membangun wilayah fiefnya yaitu Beiping menjadi ibu kota baru. Kota Beiping diubah namanya menjadi Beijing (ibu kota utara) atau Shuntian[48] pada 1403.[32] Pembangunan kediaman kekaisaran baru yang disebut Kota Terlarang berlangsung mulai 1406 hingga 1420,[43] pada periode ini juga dibangun beberapa bangunan utama lainnya, seperti Kuil Langit[49] dan Tiananmen. Tanggal 28 Oktober 1420, kota Beijing secara resmi ditunjuk sebagai ibu kota Dinasti Ming pada tahun yang sama ketika Kota Terlarang sebagai kediaman kekaisaran selesai dibangun.[50] Beijing menjadi ibu kota utama kekaisaran dan Yingtian atau Nanjing (ibu kota selatan) menjadi ibu kota kedua. (Kaisar Hongxi putera Zhu Di pada 1425 memerintahkan agar ibu kota utama dikembalikan ke Nanjing, tetapi titah ini tidak pernah dilaksanakan karena Kaisar Hongxi meninggal pada bulan berikutnya, kemungkinan karena terkena serangan jantung. Ia dimakamkan, seperti hampir semua Kaisar Ming, di kompleks Makam Dinasti Ming yang dibangun secara terperinci di utara Beijing).[butuh rujukan] Pada abad ke-15, Beijing pada dasarnya telah terbentuk seperti sekarang. Tembok kota Ming masih terus berdiri kokoh hingga zaman modern walaupun kebanyakan telah dirobohkan untuk pembangunan Jalan lingkar ke-2.[51] Secara umum diyakini bahwa Beijing merupakan kota terbesar di dunia pada sebagian besar abad ke 15, 16, 17 dan 18.[52] Gereja pertama yang diketahui di Beijing dibangun oleh misi Katolik pada 1652 di bekas kapel Matteo Ricci, kemudian Katedral Perawan Tak Bernoda atau biasa disebut Katedral Nantang juga dibangun di situs yang sama.[53] Pemberontakan kaum petani pimpinan Li Zicheng yang berhasil menguasai Beijing pada 1644 mengakhiri Dinasti Ming, tetapi Li Zicheng bersama dinasti Shun-nya yang berumur pendek pergi meninggalkan kota tanpa perlawanan ketika pasukan Pangeran Dorgon Manchu menyerang Beijing 40 hari kemudian.[butuh rujukan] Dinasti QingDorgon mendirikan Dinasti Qing sebagai penerus langsung Dinasti Ming (mendelegitimasi Li Zicheng beserta para pengikutnya yang kabur)[54] dan Beijing menjadi ibu kota tunggal Tiongkok.[55] Para kaisar Qing membuat beberapa modifikasi pada kediaman Kekaisaran tetapi sebagian besar bangunan dan tata ruang Ming secara umum masih tetap dipertahankan. Fasilitas peribadatan Manchu mulai diperkenalkan, tetapi pemerintahan Qing masih tetap memperbolehkan rakyat Han menjalankan ritual tradisional kepercayaannya. Papan pengumuman atau berbagai macam tanda, ditulis dalam dwibahasa atau menggunakan bahasa Mandarin. Kondisi Beijing pada masa awal Dinasti Qing ini dijadikan latar novel Tiongkok berjudul Impian Bangsal Merah. Kaisar Qing membangun beberapa taman megah termasuk Istana Musim Panas Lama dan Istana Musim Panas (Yihe Yuan) di barat laut kota.[butuh rujukan] Ketika meletus Perang Candu Kedua, pasukan Anglo-Prancis merebut pinggiran kota Beijing dan menjarah serta membakar Istana Musim Panas Lama pada 1860. Konvensi Peking mengakhiri perang itu, kekuatan Barat untuk pertama kalinya mendapat hak mendirikan kawasan diplomatik permanen di Beijing.[butuh rujukan] Pada 14-15 Agustus 1900 terjadi Pertempuran Peking yang merupakan bagian dari Pemberontakan Boxer yang bertujuan untuk menghancurkan kawasan diplomatik Barat termasuk orang-orang Tiongkok yang beragama Kristen. Pemberontakan yang dilakoni oleh para "boxer" (nama yang diberikan oleh aliansi Barat untuk "yìhéquán" dalam bahasa Mandarin), memicu kedatangan kekuatan asing.[56] Selama pertempuran, beberapa bangunan penting dihancurkan dan dirusak, termasuk Akademi Hanlin dan Istana Musim Panas. Akhirnya disepakati perjanjian damai antara Aliansi Delapan Negara dengan pemerintah Tiongkok yang diwakili oleh Li Hung-chang dan Pangeran Ching pada 7 September 1901. Perjanjian itu mengharuskan Tiongkok untuk membayar ganti rugi sebesar US$. 335 juta (sekitar US$. 4 miliar kurs sekarang) ditambah dengan bunga selama 39 tahun. Selain itu, Aliansi Delapan Negara juga menuntut agar para pejabat pemerintah Tiongkok yang mendukung Pemberontakan Boxer dihukuman mati atau diasingkan dan penghancuran benteng-benteng serta pertahanan lainnya yang ada di sebagian besar wilayah Tiongkok utara. Sepuluh hari setelah perjanjian ditandatangani, pasukan asing meninggalkan Peking tetapi kawasan kedutaan masih terus dijaga sampai Perang Dunia II.[57] Dengan mengantongi perjanjian yang telah ditandatangani, Janda Permaisuri Cixi kembali ke Peking dari "tur inspeksi" seremonialnya pada 7 Januari 1902 dan Dinasti Qing masih tetap berdiri walaupun kondisinya jauh lebih lemah akibat Pemberontakan Boxer dan kewajiban membayar ganti rugi kepada pihak Aliansi Delapan Negara.[58] Janda Permaisuri Cixi meninggal pada 1908 dan Dinasti Qing juga menyusul, runtuh pada 1911.[butuh rujukan] Republik TiongkokRevolusi Xinhai 1911 berusaha untuk mengganti pemerintahan Dinasti Qing menjadi negara republik dan para pemimpinnya seperti Sun Yat-sen pada awalnya bermaksud mengembalikan ibu kota ke Nanjing. Setelah Jenderal Qing Yuan Shikai berhasil memastikan keberhasilan revolusi dengan memaksakan pengunduran diri kaisar terakhir Qing Puyi, kaum revolusioner menerima Yuan menjadi presiden Republik Tiongkok yang baru. Yuan tetap mempertahankan Beijing sebagai ibu kota Tiongkok dan dengan cepat mengonsolidasikan kekuasaan, ia juga mengangkat dirinya sendiri menjadi kaisar pada 1915, tetapi kematiannya yang kurang dari setahun setelah menjadi "kaisar",[59] menyebabkan Tiongkok berada di bawah kendali para panglima perang yang memimpin pasukan regionalnya masing-masing. Menyusul keberhasilan Ekspedisi Utara yang diluncurkan oleh partai nasionalis Kuomintang, ibu kota secara resmi dipindahkan ke Nanjing pada 1928, kemudian pada 28 Juni tahun yang sama, nama Beijing diganti menjadi Beiping (saat itu ditulis "Peiping").[60] Pada 7 Juli 1937, Angkatan Darat ke-29 saling baku tembak di Jembatan Marco Polo dekat Benteng Wanping dengan Tentara Kekaisaran Jepang yang ada di Tiongkok. Peristiwa ini disebut Insiden Jembatan Marco Polo yang memicu Perang Tiongkok-Jepang Kedua disusul dengan meletusnya Perang Dunia II. Selama masa perang, Beijing jatuh ke tangan Jepang pada 29 Juli 1937[61] dan dijadikan ibu kota Pemerintahan Sementara Republik Tiongkok, sebuah pemerintahan boneka yang memerintah etnik Han di wilayah Tiongkok Utara yang diduduki Jepang.[62] Pemerintahan ini kemudian bergabung dengan pemerintahan Wang Jingwei yang lebih besar dan berbasis di Nanjing.[63] Republik Rakyat TiongkokDalam fase terakhir Perang Saudara Tiongkok, Tentara Pembebasan Rakyat merebut kendali kota Beijing dalam Pertempuran Pingjin yang berakhir tanpa perlawanan pada 31 Januari 1949, kemudian pada 1 Oktober tahun itu juga dari atas Tiananmen, Mao Zedong mengumumkan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Dia mengembalikan nama kota dan menetapkannya sebagai ibu kota Tiongkok,[64] keputusan yang sebenarnya telah diambil oleh Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok hanya beberapa hari sebelumnya.[butuh rujukan] Pada 1950-an, kota ini mulai berkembang hingga ke luar dari kota tua yang dikelilingi tembok dan lingkungan sekitarnya, membangun industri-industri berat di barat dan lingkungan perumahan di utara. Banyak benteng kota Beijing dirobohkan pada 1960-an untuk membangun Beijing Subway dan Jalan Lingkar ke-2.[butuh rujukan] Selama Revolusi Kebudayaan dari 1966 hingga 1976, gerakan Pengawal Merah dimulai dari Beijing dan para pegawai pemerintah kota menjadi sasaran pertama. Pada musim gugur 1966, semua sekolah ditutup dan lebih dari satu juta Pengawal Merah yang datang dari seluruh Tiongkok berkumpul di Beijing dan disambut oleh Mao Zedong beserta para pemimpin lainnya yang dilanjutkan dengan aksi unjuk rasa dan pawai bersama di Lapangan Tiananmen.[65] Pada April 1976, sekumpulan massa besar berkumpul untuk melawan Kelompok Empat dan menentang Revolusi Kebudayaan di Lapangan Tiananmen yang kemudian dibubarkan secara paksa. Oktober 1976, Kelompok Empat ditangkap di Zhongnanhai dan Revolusi Kebudayaan berakhir. Pada Desember 1978, diselenggarakan Sidang Paripurna ke-3 Komite Sentral ke-11 di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping yang memulihkan vonis terhadap korban Revolusi Kebudayaan dan melembagakan "kebijakan reformasi dan keterbukaan."[butuh rujukan] Sejak awal 1980-an, wilayah perkotaan Beijing telah berkembang pesat setelah rampungnya pembangunan Jalan Lingkar ke-2 pada 1981 dan penambahan Jalan Lingkar ke-3, ke-4, ke-5 hingga Jalan Lingkar ke-6.[66][67] Menurut sebuah laporan surat kabar 2005, ukuran Beijing yang baru dikembangkan lebih besar satu setengah kali lipat dibanding sebelumnya.[68] Wangfujing dan Xidan telah berkembang menjadi distrik perbelanjaan,[69] sementara Zhongguancun telah berubah menjadi pusat utama elektronik di Tiongkok.[70] Dalam beberapa tahun terakhir, perluasan kota Beijing telah menimbulkan beberapa masalah terkait urbanisasi seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, hilangnya kawasan bersejarah dan gelombang pekerja migran dari kawasan perdesaan yang signifikan.[71] Beijing juga menjadi lokasi banyak peristiwa penting dalam sejarah Tiongkok modern terutama unjuk rasa Tiananmen 1989.[72] Beijing menjadi tuan rumah acara-acara bertaraf internasional, termasuk perhelatan Olimpiade Musim Panas 2008, Kejuaraan Dunia Atletik 2015 dan terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022, menjadikannya sebagai kota pertama yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin dan Musim Panas.[73] GeografiBeijing terletak di ujung utara Dataran Tiongkok Utara berbentuk segitiga yang membentang ke arah selatan dan timur kota. Pegunungan yang ada di barat laut, utara dan barat melindungi kota ini sedangkan jantung pertanian Beijing berada di utara gurun padang pasir yang terus merambah. Bagian barat laut, terutama Distrik Yanqing dan Distrik Huairou didominasi oleh Pegunungan Jundu, sedangkan bagian barat dibingkai oleh Xishan atau Perbukitan Barat. Tembok Besar di bagian utara dibangun di atas topografi yang kasar sebagai pertahanan melawan serangan nomaden stepa. Gunung Dongling, di Perbukitan Barat berbatasan dengan provinsi Hebei merupakan titik tertinggi di munisipalitas Beijing dengan ketinggian 2.303 mdpl.[butuh rujukan] Sungai-sungai besar mengalir melalui Beijing termasuk Chaobai, Yongding dan Juma, semuanya merupakan anak Sungai Hai yang mengalir ke arah tenggara. Waduk Miyun yang berada di hulu Sungai Chaobai adalah waduk terbesar di Beijing. Selain itu, Beijing juga merupakan ujung utara dari Kanal Besar yang mengarah ke Hangzhou, dibangun lebih dari 1.400 tahun yang lalu sebagai rute transportasi dan Proyek Transfer Air Selatan-Utara yang dimulai pada dekade terakhir untuk membawa air dari cekungan Sungai Yangtze.[butuh rujukan] Dataran kawasan perkotaan selatan-tengah Beijing ketinggiannya sekitar 40-60 meter, porsinya relatif kecil tetapi meluas dari munisipalitas. Beijing memiliki jalan lingkar yang berlapis. Jalan Lingkar ke-2 mengelilingi tembok kota tua dan Jalan Lingkar ke-6 menghubungkan kota-kota satelit di pinggiran kota sekitarnya. Tiananmen dan Lapangan Tiananmen berada di pusat kota Beijing, tepat di selatan Kota Terlarang bekas kediaman para kaisar Tiongkok. Di sebelah barat Tiananmen terdapat Zhongnanhai, kediaman para pemimpin Tiongkok saat ini. Adimarga Chang'an yang memotong Tiananmen dengan Lapangan Tiananmen, membentuk poros timur-barat utama kota Beijing.[butuh rujukan] Panorama kotaArsitekturAda tiga gaya arsitektur yang dominan di kota Beijing. Pertama, arsitektur tradisional kekaisaran Tiongkok, contoh terbaiknya adalah Tiananmen (Gerbang Kedamaian Surgawi) yang menjadi ciri khas bangunan besar Republik Rakyat Tiongkok, Kota Terlarang, Kuil Leluhur Kekaisaran dan Kuil Langit. Kedua, bangunan bergaya "Sino-Sov" dengan struktur yang cenderung berbentuk kotak, dibangun antara 1950-an hingga 1970-an tetapi sering dibangun dengan konstruksi yang tidak begitu baik.[74] Terakhir adalah arsitektur modern, yang paling menonjol berada di kawasan CBD Beijing, Beijing timur seperti Markas Besar CCTV dan bangunan lainnya di sekitar pusat kota termasuk Stadion Nasional Beijing dan Teater Agung Nasional.[butuh rujukan] Sejak 2007, bangunan di Beijing telah menerima penghargaan dari CTBUH Skyscraper Award untuk kategori bangunan tinggi secara keseluruhan terbaik sebanyak dua kali yaitu untuk gedung Linked Hybrid pada 2009 dan Markas Besar CCTV pada 2013. Kategori untuk bangunan tinggi secara keseluruhan terbaik hanya diberikan kepada satu bangunan di seluruh dunia setiap tahunnya oleh CTBUH Skyscraper award.[butuh rujukan] Pada awal abad ke-21, Beijing telah mengalami pertumbuhan luar biasa dalam hal konstruksi bangunan baru, menampilkan berbagai gaya modern karya arsitek internasional, yang paling menonjol di kawasan CBD Beijing. Perpaduan antara desain 1950-an dengan gaya arsitektur neofuturistik dapat dilihat di Zona Seni 798 yang memadukan gaya lama dengan yang baru. Bangunan tertinggi di Beijing saat ini adalah Menara CITIC atau biasa disebut Zun Tiongkok setinggi 528 meter, sebelumnya adalah World Trade Center Tiongkok Menara III setinggi 330 meter. Keduanya berada di CBD Beijing.[butuh rujukan] Beijing terkenal dengan model rumah yang disebut siheyuan, tempat tinggal besar yang memiliki halaman persegi di tengah bagian dalam yang dikelilingi oleh bangunan lainnya. Contoh siheyuan yang terkenal misalnya Kediaman Pangeran Gong dan Kediaman Soong Ching-ling. Siheyuan biasanya terhubung dengan lorong-lorong sempit yang disebut hutong, dengan posisi pada umumnya lurus dari timur ke barat sehingga pintu-pintu menghadap utara dan selatan sesuai dengan Feng Shui. Lebarnya bervariasi, ada yang sangat sempit hanya untuk 1-2 orang pejalan kaki yang bisa melintas bersamaan. Dulu, siheyuan dan hutong ada di mana-mana di seluruh Beijing, tetapi sekarang dengan cepat menghilang[75] karena telah digantikan oleh bangunan-bangunan gedung bertingkat tinggi.[76] Penduduk hutong yang terkena gusuran berhak untuk tinggal di gedung apartemen baru, setidaknya dengan ukuran yang sama dengan tempat tinggal mereka sebelumnya. Namun, banyak yang mengeluh karena nuansa komunitas tradisional dan kehidupan jalanan ala 'hutong' tetap tidak tergantikan,[77] selain itu unit apartemen yang mereka tempati sekarang umumnya adalah milik pemerintah bukan atas nama pribadi.[78] IklimKota ini memiliki iklim agak kering yang dipengaruhi oleh iklim benua lembap (klasifikasi iklim Köppen DWA), ditandai dengan musim panas yang sangat panas dan lembap karena angin muson Asia Timur dan musim dingin yang singkat tapi sangat dingin yang mencerminkan pengaruh besar antisiklon Siberia yang luas.[79] Pada musim semi dapat terjadi badai pasir yang bertiup dari Gurun Gobi melintasi stepa Mongolia disertai dengan kondisi suhu panas yang cepat dan umumnya kering. Musim gugur mirip dengan musim semi, merupakan musim transisi dengan curah hujan minimal. Suhu rata-rata harian bulanan pada Januari adalah −37 °C (−34,6 °F), Juli sekitar 262 °C (503,6 °F). Presipitasi rata-rata sekitar 570 mm (22 in) setiap tahunnya, dengan hampir tiga perempat dari total itu jatuh ke bumi berupa air hujan dari Juni hingga Agustus. Persentase kemungkinan sinar matahari bulanan berkisar antara 47% pada Juli hingga 65% pada Januari dan Februari, kota ini menerima 2.671 jam sinar matahari cerah setiap tahunnya. Cuaca ekstrem sejak 1951 adalah −27.4 °C pada musim dingin 22 Februari 1966 dan 41.9 °C pada musim panas 24 Juli 1999 (catatan tidak resmi menunjukkan 42.6 °C pada musim panas 15 Juni 1942).[80][81]
Masalah lingkunganBeijing memiliki sejarah yang panjang terkait masalah lingkungan.[86] Antara tahun 2000 hingga 2009, jumlah kawasan urban Beijing meningkat empat kali lipat, yang bukan hanya meningkatkan emisi antropogenik, tetapi juga mengubah situasi meteorologis secara fundamental, bahkan jika tidak termasuk emisi gas buang masyarakat. Misalnya, permukaan albedo, kecepatan angin dan kelembapan di dekat permukaan mengalami penurunan, sedangkan permukaan tanah dan suhu udara yang dekat dengan permukaan termasuk pengenceran udara vertikal dan ozon mengalami peningkatan.[87] Dampak dari faktor gabungan antara urbanisasi dan polusi yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, Beijing sering mengalami masalah lingkungan yang serius sehingga menyebabkan masalah kesehatan bagi penduduknya. Pada 2013, kabut asap melanda Beijing dan sebagian besar wilayah bagian utara Tiongkok, berdampak terhadap 600 juta orang. Setelah kejadian "polusi yang mengejutkan" ini, polusi udara menjadi masalah ekonomi dan sosial yang penting di Tiongkok. Pemerintah Beijing mengumumkan langkah-langkah untuk mengurangi polusi udara, misalnya dengan menurunkan pangsa batu bara dari 24% pada 2012 menjadi 10% pada 2017, sementara pemerintah pusat memerintahkan agar kendaraan yang sangat berpolusi disingkirkan mulai 2015 hingga 2017 dan meningkatkan upaya transisi sistem energi ke sumber bersih.[88] Kualitas udaraPenelitian bersama antara peneliti Amerika dengan Tiongkok pada 2006 menyimpulkan bahwa sebagian besar polusi kota berasal dari berbagai kota dan provinsi yang ada di sekitar Beijing. Rata-rata 35–60% dari ozon dapat ditelusuri hingga ke sumbernya yang berada di luar Beijing. Provinsi Shandong dan Tianjin memiliki "pengaruh signifikan terhadap kualitas udara Beijing",[89] sebagian karena aliran selatan/tenggara yang biasanya terjadi selama musim panas dan pegunungan yang ada di utara dan barat laut. Hampir US$ 17 miliar telah dihabiskan untuk memenuhi janji pemerintah Tiongkok guna membersihkan udara Beijing dalam rangka persiapan perhelatan Olimpiade Musim Panas 2008.[90] Beijing menerapkan sejumlah skema peningkatan udara selama berlangsungnya Olimpiade, termasuk menghentikan pekerjaan di semua lokasi konstruksi, menutup banyak pabrik di Beijing secara permanen, menghentikan sementara industri di daerah tetangga, menutup beberapa pompa bensin,[91] penjatahan ganjil-genap nomor kendaraan bermotor,[92] mengurangi tarif bus dan Beijing Subway, membuka jalur kereta bawah tanah baru dan melarang kendaraan beremisi tinggi.[93][94] Kota ini mengerahkan 3.800 bus tenaga gas alam sehingga menjadikannya sebagai salah satu armada bus terbesar di dunia untuk jenis ini.[90] Beijing menjadi kota pertama di Tiongkok yang menerapkan standar emisi Euro 4.[95] Pembakaran batu bara menyumbang sekitar 40% dari PM 2,5 di Beijing dan juga menjadi sumber utama nitrogen dan sulfur dioksida.[96] Sejak 2012, kota ini telah mengonversi pembangkit listrik batu bara menjadi pembakaran gas alam[97] yang bertujuan untuk membatasi konsumsi batu bara tahunan sebesar 20 juta ton. Pada 2011, kota ini membakar 26,3 juta ton batu bara, 73% di antaranya untuk pemanas dan pembangkit listrik sedangkan sisanya untuk industri.[97] Sebagian besar polusi udara kota berasal dari daerah tetangga.[96] Konsumsi batu bara di Tianjin yang berdekatan dengan Beijing, diperkirakan akan meningkat dari 48 menjadi 63 juta ton dari 2011 hingga 2015.[98] Provinsi Hebei membakar lebih dari 300 juta ton batu bara pada 2011, melebihi pembakaran batu bara di seluruh Jerman yang hanya 30% digunakan untuk pembangkit listrik, sisanya sebagian besar untuk pembuatan baja dan semen.[99] Konsumsi batu bara meningkat tiga kali lipat sejak tahun 2000 untuk pembangkit listrik di daerah penambangan batu bara di Shanxi, Mongolia Dalam dan Shaanxi, selain itu Shandong juga berkontribusi dalam masalah polusi udara di Beijing.[96] Shandong, Shanxi, Hebei dan Mongolia Dalam, masing-masing menempati peringkat ke-1 hingga ke-4 sebagai provinsi yang mengonsumsi batu bara terbesar di Tiongkok.[98] Terdapat empat pembangkit listrik tenaga batu bara utama di Beijing untuk menyediakan listrik serta pemanas selama musim dingin, yang pertama adalah (Pembangkit Listrik Panas Gaojing) tetapi sudah ditutup pada 2014,[100][101] dua lainnya ditutup pada Maret 2015 dan yang terakhir (Pembangkit Listrik Panas Huaneng) ditutup pada 2016.[100] Antara 2013 hingga 2017, kota ini berencana mengurangi 13 juta ton konsumsi batu bara dan membatasi konsumsi batu bara menjadi 15 juta ton pada 2015.[100] Pemerintah terkadang menggunakan teknik penyemaian awan untuk meningkatkan peluang turunnya hujan di wilayah tersebut guna membersihkan udara sebelum acara besar, seperti sebelum parade peringatan 60 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada 2009[102] sekaligus mengatasi kondisi kekeringan. Baru-baru ini, pemerintah juga telah mengambil kebijakan seperti menutup sementara pabrik-pabrik dan menerapkan pembatasan yang lebih besar untuk penggunaan mobil di jalan, seperti fenomena "APEC Biru" sebelum dan selama berlangsungnya APEC Tiongkok 2014 dan apa yang dinamakan sebagai "parade biru" selama Parade Hari Kemenangan Tiongkok 2015.[103] Akan tetapi setelah acara-acara tersebut usai, kondisi udara di Beijing kembali ke tingkat yang tidak sehat seperti sebelumnya. Kualitas udara Beijing sering dalam kategori buruk, terutama di musim dingin. Pada pertengahan Januari 2013, kualitas udara Beijing diukur dari atas gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing pada kepadatan PM2,5 dari 755 mikrogram per meter kubik, hasilnya menunjukkan 75 kali lipat lebih tinggi dari tingkat aman yang ditetapkan oleh WHO dan jauh di luar indeks kualitas udara Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat. Dilaporkan secara luas, awalnya melalui akun Twitter dengan kategori "sangat buruk" tetapi kemudian diubah menjadi "di luar indeks".[104] Pada 8 dan 9 Desember 2015 Beijing menggunakan sistem peringatan kabut asap pertama yang mengakibatkan penutupan sebagian besar industri dan bisnis komersial lainnya di kota ini.[105] Setelah itu pada bulan lainnya dikeluarkan status "peringatan merah" kabut asap.[106] Menurut pengumuman biro perlindungan lingkungan Beijing pada November 2016, mulai 2017 mobil-mobil tua yang sangat berpolusi akan dilarang beroperasi di jalanan jika "peringatan merah" kabut asap dikeluarkan di kota atau daerah tetangga.[107] Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pengurangan polusi yang terukur setelah "perang melawan polusi" diumumkan pada 2014, hasilnya terjadi pengurangan 35% partikulat halus pada 2017.[108] InterpretasiAkibat tingginya tingkat polusi udara di Beijing, ada berbagai interpretasi dari berbagai sumber tentang masalah ini. Interpretasi polusi harian dari 27 stasiun pemantauan di sekitar kota dilaporkan dan ditampilkan dalam situs web Biro Perlindungan Lingkungan Beijing (BPLB).[109] Kedutaan Besar Amerika Serikat (KBAS) di Beijing juga melaporkan tingkat partikel halus (PM2,5) setiap jam dan ozon di Twitter.[110] BPLB dan KBAS mengukur polutan yang berbeda berdasarkan kriteria yang berbeda pula, sehingga tingkat polusi dan dampaknya terhadap kesehatan manusia yang dilaporkan oleh BPLB sering kali lebih rendah daripada yang dilaporkan oleh KBAS.[110] Asap menyebabkan kerusakan dan berbahaya bagi penduduk. Polusi udara di Beijing secara langsung berdampak signifikan pada tingkat mobilitas penyakit kardiovaskular, pernapasan,[111] bahkan paparan terhadap konsentrasi besar udara yang tercemar dapat menyebabkan kematian.[112] Badai debuDebu dari erosi gurun di Tiongkok utara dan barat laut menghasilkan badai debu musiman yang menjangkiti kota. Badan Modifikasi Cuaca Beijing kadang-kadang menggunakan hujan buatan untuk melawan badai debu semacam itu sekaligus mengurangi dampak buruknya.[113] Dalam empat bulan pertama tahun 2006, setidaknya telah terjadi delapan kali badai debu.[114] Pada bulan April 2002, dalam satu kali badai debu saja menebarkan hampir 50.000 ton debu ke kota sebelum bergerak ke Jepang dan Korea.[115] PemerintahanPemerintah Beijing diatur oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) lokal yang dipimpin oleh Sekretaris PKT Beijing (Hanzi: 北京市委书记). PKT lokal mengeluarkan perintah administratif, mengumpulkan pajak, mengelola ekonomi dan mengarahkan Komite Tetap Kongres Rakyat Kota untuk membuat keputusan kebijakan dan mengawasi pemerintah daerah.[butuh rujukan] Pejabat pemerintah termasuk wali kota (Hanzi: 市长) dan wakil wali kota. Banyak kantor atau biro pemerintah yang fokus pada hukum, keamanan publik dan urusan lainnya. Sebagai ibu kota Tiongkok, Beijing menampung semua lembaga pemerintahan dan politik nasional yang penting, termasuk Kongres Rakyat Nasional.[116] Divisi administratifMunisipalitas Beijing saat ini terdiri dari 16 subdivisi setingkat county termasuk 16 urban, pinggiran kota dan distrik pedesaan. Pada 1 Juli 2010, Chongwen digabung dengan Distrik Dongcheng sedangkan Xuanwu digabung dengan Distrik Xicheng. Pada 13 November 2015, Miyun dan Yanqing ditingkatkan statusnya menjadi distrik.
Kota praja16 divisi setingkat county (distrik) yang ada di Beijing dibagi lagi menjadi 273 unit administratif tingkat ketiga yang lebih rendah: 119 kota praja, 24 daerah administrasi kota praja, 5 kota praja etnik dan 125 subdistrik. Kota praja yang ada di dalam munisipalitas Beijing tetapi di luar kawasan perkotaan adalah (tetapi garis batasnya tidak terlalu ketat):
Kawasan utamaKawasan utama di Beijing, termasuk gerbang kota (dalam aksara Han sederhana berakhiran "门" berarti "gerbang" di tembok kota Beijing) yang sekarang kebanyakan sudah tidak ada lagi, antara lain:
Kehakiman dan KejaksaanSistem peradilan di Beijing terdiri dari Mahkamah Agung Rakyat (yang merupakan pengadilan tertinggi di Tiongkok), Pengadilan Tinggi Rakyat Kota Beijing (Pengadilan tinggi rakyat lokal), 3 Pengadilan menengah rakyat, 14 Pengadilan dasar rakyat (terdapat di distrik dan county yang ada di kota Beijing), 1 Pengadilan menengah transportasi kereta api dan 1 Pengadilan dasar transportasi kereta api. Pengadilan menengah rakyat No. 1 Beijing di Shijingshan mengawasi pengadilan dasar rakyat di Haidian, Shijingshan, Mentougou, Changping dan Yanqing.[122] Pengadilan menengah rakyat No. 2 di Fengtai mengawal proses pengadilan dasar rakyat di Dongcheng, Xicheng, Fengtai, Fangshan dan Daxing.[122] Pengadilan menengah rakyat No. 3 Beijing di Laiguangying merupakan yang terbaru dari tiga pengadilan tingkat menengah yang dibuka pada 21 Agustus 2013,[122] memantau pengadilan dasar rakyat di distrik Chaoyang, Tongzhou, Shunyi, Huairou, Pinggu dan Miyun.[122][123] Setiap pengadilan di Beijing memiliki kejaksaan rakyat yang sesuai dengan tingkatannya. Misi diplomatik171 negara membuka kantor kedutaan besar mereka di Beijing yang terkonsentrasi di Jianguomenwai, Sanlitun dan Liangmaqiao, di Distrik Chaoyang. Beijing menjadi markas Organisasi Kerjasama Shanghai, menjadikannya sebagai kota yang penting bagi diplomasi internasional. EkonomiPer 2018, PDB Nominal Beijing adalah US$ 458 miliar (sekitar CN¥ 3 triliun) atau kurang lebih 3,45% dari PDB Tiongkok dan berada di peringkat ke-12 unit administrasi tingkat provinsi, PDB nominal per kapita sebesar US$ 21,261 (CN¥ 140,748) dan menempati peringkat ke-1 di Tiongkok.[124] BUMN Tiongkok terkonsentrasi di ibu kota nasional Beijing yang pada 2013 memiliki lebih banyak markas besar perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 dibandingkan kota lain mana pun di dunia.[125] Beijing juga disebut sebagai "miliarder ibu kota dunia".[126][127]
Komposisi sektor ekonomiKota ini memiliki ekonomi pascaindustri yang didominasi oleh sektor tersier (layanan) yang menghasilkan 76,9% dari jumlah keluaran (output) diikuti oleh sektor sekunder (manufaktur, konstruksi) sebesar 22,2% dan sektor primer (pertanian, pertambangan) sebesar 0,8%. Sektor jasa terdiversifikasi secara luas dalam bidang layanan profesional, teknologi informasi, lahan yasan komersial, penelitian ilmiah, lahan yasan perumahan, grosir dan eceran yang masing-masing berkontribusi setidaknya 6% terhadap perekonomian kota pada 2013.[129] Subsektor tunggal terbesar masih berada di sektor industri, walaupun sebagian dari keseluruhan outputnya telah menyusut menjadi 18,1% pada 2013.[129] Campuran hasil industri telah berubah secara signifikan sejak 2010 ketika kota ini mengumumkan bahwa 140 perusahaan yang sangat mencemari lingkungan, energi dan sumber daya air akan dipindahkan dari kota dalam lima tahun ke depan.[130] Relokasi Capital Steel ke provinsi tetangga Hebei telah dimulai sejak 2005.[131][132] Pada 2013, output mobil, produk luar angkasa, semikonduktor, obat-obatan dan pengolahan makanan, semuanya meningkat.[129] Tanah pertanian di sekitar Beijing, sayuran dan buah-buahan telah menggantikan biji-bijian sebagai tanaman utama yang sekarang marak ditanam.[129] Pada 2013, tonase sayuran, jamur yang dapat dimakan dan buah yang dipanen lebih dari tiga kali lipat ketimbang gandum.[129] Keseluruhan areal yang ditanami menyusut bersamaan dengan sebagian besar kategori produk karena lebih banyak lahan yang ditanami kembali dengan alasan lingkungan.[129] Zona ekonomiPada 2006, pemerintah kota mengidentifikasi enam zona keluaran ekonomi kelas atas di sekitar Beijing sebagai mesin utama untuk pertumbuhan ekonomi lokal. Pada 2012, enam zona ekonomi menghasilkan 43,3% dari PDB kota, naik 36,5% dibandingkan 2007.[133][134] Keenam zona ekonomi tersebut adalah:
Distrik Shijingshan di pinggiran barat kota merupakan basis industri berat tradisional untuk pembuatan baja.[137] Pabrik kimia terkonsentrasi di daerah pinggiran ujung timur. Demografi
Pada 2018, Beijing memiliki total populasi 21 juta jiwa lebih terdiri dari sekitar 18,251 juta tinggal di distrik atau kota praja dan 2,897 juta tinggal di perdesaan.[129] Wilayah metropolitan sekitarnya yang melingkupi diperkirakan oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi memiliki populasi lebih dari 25 juta jiwa.[139][6] Beijing menempati peringkat ke-2 berdasarkan jumlah penduduk urban setelah Shanghai dan peringkat ke-3 menurut jumlah penduduk munisipalitas setelah Shanghai dan Chongqing. Beijing juga menempati peringkat di antara kota-kota terpadat di dunia, reputasi yang telah dipegang kota ini selama 800 tahun terakhir terutama selama abad ke-15 hingga awal ke-19 ketika Beijing menjadi salah satu kota terbesar di dunia. Sekitar 13 juta penduduk kota pada tahun 2013 memiliki izin Hukou sebagai penduduk permanen di Beijing,[129] sedangkan sisanya memiliki izin hukou di tempat lain dan tidak memenuhi syarat untuk menerima fasilitas dan manfaat sosial yang disediakan oleh pemerintah kota Beijing.[129] Populasi meningkat pada 2013 sebesar 7% dibanding tahun sebelumnya dan melanjutkan kecenderungan pertumbuhan cepat selama satu dekade.[129] Total populasi 14,213 juta jiwa pada 2004.[140] Pertumbuhan populasi sebagian besar disebabkan oleh migrasi. pertumbuhan alami populasi pada 2013 hanya 0,441%, berdasarkan selisih tingkat kelahiran 8,93 dan angka kematian 4,52.[129] Rasio keseimbangan jenis kelamin di Beijing adalah 51,6% pria dan 48,4% wanita.[129] Usia angkatan kerja mencapai hampir 80% dari populasi. Dibandingkan dengan tahun 2004, penduduk yang berusia 0-14 tahun turun dari 9,96% menjadi 9,5% pada 2013 dan penduduk yang berusia di atas 65 menurun dari 11,12% menjadi 9,2%.[129][140] Dari 2000 hingga 2010, persentase penduduk kota yang berpendidikan perguruan tinggi atau sederajat hampir mencapai dua kali lipat dari 16,8% menjadi 31,5%.[141] Sekitar 22,2% berpendidikan sekolah menengah atas dan 31% sekolah menengah pertama.[141] Menurut sensus 2010, hampir 96% populasi Beijing adalah etnis Han.[141] Lima kelompok etnik minoritas terbesar di ibu kota berjumlah sekitar 800.000 jiwa terdiri dari Manchu (336.000), Hui (249.000), Korea (77.000), Mongol (37.000) dan Tujia (24.000).[142] Selain itu terdapat sekitar 8.045 penduduk Hong Kong, 500 penduduk Makau, 7.772 penduduk Taiwan dan 91.128 orang asing yang terdaftar tinggal di Beijing.[141] Sebuah studi yang dilakukan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Beijing memperkirakan bahwa pada 2010 terdapat rata-rata 200.000 orang asing yang tinggal di Beijing pada hari-hari tertentu termasuk pelajar, pelancong bisnis dan turis yang tidak termasuk sebagai penduduk terdaftar.[143] Pada 2017, pemerintah Tiongkok mulai menerapkan kontrol populasi untuk kota Beijing dan Shanghai guna melawan apa yang disebut "penyakit kota besar" seperti kemacetan, polusi, kekurangan layanan pendidikan dan perawatan kesehatan. Dampak dari kebijakan ini, populasi Beijing menurun 20.000 jiwa dari 2016 hingga 2017.[144] Tempat tinggal penduduk yang berpenghasilan rendah di beberapa lingkungan perumahan yang padat dihancurkan dan dipindahkan secara paksa dari ibu kota dengan dalih baik legal maupun ilegal.[144] Populasi didistribusikan ke wilayah Jing-Jin-Ji dan Kawasan Baru Xiong'an, diperkirakan sebanyak 300.000-500.000 orang disebar di wilayah tersebut untuk bekerja di departemen penelitian pemerintah, universitas dan kantor pusat berbagai perusahaan.[145][146] Pendidikan dan penelitianBeijing adalah pusat inovasi ilmiah dan teknologi terkemuka di dunia dan menduduki peringkat sebagai kota No.1 di dunia dengan hasil penelitian ilmiah terbesar, sebagaimana penelusuran yang dilakukan oleh Nature Index sejak 2016.[28][147][29] Kota ini menjadi yang terdepan di dunia dengan pangsa artikel tertinggi yang diterbitkan pada bidang ilmu fisika, kimia, ilmu bumi & lingkungan, terutama yang terkait dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.[148][149][150][151] Sejumlah universitas paling bergengsi di Beijing secara konsisten menempati peringkat terbaik di Asia-Pasifik dan dunia, termasuk Universitas Peking, Universitas Tsinghua, Universitas Renmin Tiongkok, Universitas Normal Beijing, Universitas Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Universitas Beihang, Institut Teknologi Beijing, Universitas Pertanian Tiongkok, Universitas Minzu Tiongkok, Universitas Sains dan Teknologi Beijing, Universitas Teknologi Kimia Beijing dan Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional.[24][25][152][153] Universitas-universitas ini terpilih dalam "Proyek 985" atau "Proyek 211", proyek-proyek pendidikan yang dikelola oleh pemerintah Tiongkok guna membangun universitas kelas dunia.[154][155] Beijing adalah rumah bagi dua universitas terbaik (Universitas Tsinghua dan Universitas Peking) di seluruh kawasan Asia-Oseania dan negara-negara berkembang, keduanya sama-sama menempati peringkat ke-16 dunia Times Higher Education World University Rankings 2022.[156][26][27] Keduanya juga merupakan anggota Liga 9 Universitas, sebuah aliansi universitas elit Tiongkok yang menawarkan pendidikan komprehensif dan terkemuka.[157] Kota ini juga merupakan pusat dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, yang secara konsisten menduduki peringkat No.1 di dunia sebagai institusi penelitian versi Nature Index sejak daftar peringkat itu dibuat pada tahun 2016, oleh Nature Research.[158][159] Sistem wajib belajar kota ini termasuk yang terbaik di dunia: pada tahun 2018, siswa berusia 15 tahun dari Beijing (bersama dengan Shanghai, Zhejiang dan Jiangsu) mengungguli semua siswa dari 78 negara peserta lainnya untuk semua kategori (matematika, membaca, dan sains) dalam Program Penilaian Pelajar Internasional, sebuah studi kinerja akademik di seluruh dunia yang dilakukan oleh OECD.[160] KebudayaanOrang-orang asli kota Beijing berbicara dalam dialek Beijing yang termasuk subdivisi dari bahasa lisan Mandarin. Dialek ini merupakan dasar putonghua yaitu bahasa lisan standar yang digunakan di Tiongkok Daratan dan Taiwan, selain itu juga menjadi salah satu dari empat bahasa resmi di Singapura. Perdesaan di Beijing memiliki dialek mereka sendiri yang serupa dengan yang digunakan di provinsi Hebei. Opera Peking merupakan salah satu jenis teater tradisional Tiongkok yang terkenal di seluruh dunia. Umumnya dipuji sebagai salah satu pencapaian tertinggi budaya Tiongkok, opera Peking dipentaskan dengan kombinasi lagu, dialog lisan dan berbagai aksi seperti gerakan, pertempuran dan akrobat. Sebagian besar opera Peking menggunakan dialek panggung kuno yang sangat berbeda baik dengan bahasa Mandarin standar maupun dialek Beijing modern.[161] Masakan Beijing adalah gaya dan cara memasak khas Beijing. Bebek Peking bisa jadi sebagai hidangan yang paling terkenal. Fuling jiabing, makanan ringan tradisional Beijing berupa panekuk (bing) menyerupai bentuk cakram datar dengan isian yang terbuat dari fu ling, jamur yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Rumah teh sangat umum di Beijing dan mudah ditemukan di mana-mana. Cloisonné atau dalam bahasa Mandarin disebut jingtailan (Hanzi sederhana: 景泰蓝; Hanzi tradisional: 景泰藍; Pinyin: jǐngtàilán, secara harfiah "Biru Jingtai") adalah teknik dan tradisi pengerjaan logam yang menjadi ciri khas seni Beijing dan merupakan salah satu kerajinan tradisional yang paling dihormati di Tiongkok. Pembuatan cloisonné membutuhkan proses yang rumit dan terperinci mulai dari diketok dengan palu, lapisan tembaga, penyolderan, pengisian email, pembakaran email, pemolesan permukaan dan penyepuhan.[162] Barang pernis Beijing terkenal karena pola dan gambarnya yang rumit dan terperinci yang diukir di bagian permukaannya dan menggunakan berbagai teknik dekorasi vernis termasuk "pernis pahat" dan "emas ukiran". Anak muda Beijing lebih tertarik pada kehidupan malam yang telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, melanggar tradisi budaya sebelumnya yang praktis hanya bisa dinikmati oleh warga kelas atas.[163] Saat ini, Houhai, Sanlitun dan Wudaokou merupakan kawasan pusat hiburan malam favorit di Beijing. Pada 2012, Beijing dinobatkan sebagai Kota Desain dan menjadi bagian dari Jaringan Kota Kreatif UNESCO.[164] Tempat-tempat menarik
Kota Terlarang berlokasi tepat di jantung bersejarah Beijing, kompleks istana besar yang dulunya merupakan rumah para kaisar Dinasti Ming dan Qing.[166] Museum Istana yang berisi koleksi kekaisaran seni Tiongkok berada di dalam Kota Terlarang yang juga memiliki beberapa taman kekaisaran yang indah seperti Taman Beihai, Shichahai, Zhongnanhai, Jingshan dan Zhongshan. Taman-taman ini, khususnya Taman Beihai, dianggap sebagai maha karya seni Taman Tiongkok[167] dan menjadi objek tujuan wisata yang penting secara historis.[168] Zhongnanhai saat ini juga telah menjadi jantung politik pemerintah dan rezim Tiongkok sekaligus menjadi markas besar Partai Komunis Tiongkok dan Dewan Negara. Dari Lapangan Tiananmen yang berada tepat di seberang Kota Terlarang, terdapat beberapa situs terkenal seperti Tiananmen, Qianmen, Balai Agung Rakyat, Museum Nasional Tiongkok, Monumen Pahlawan Rakyat dan Mausoleum Mao Zedong. Reruntuhan Istana Musim Panas Lama dan Istana Musim Panas yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO terletak di bagian barat Beijing,[169] berisi koleksi lengkap taman dan istana kekaisaran yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan musim panas bagi keluarga kekaisaran Qing. Di antara situs-situs keagamaan paling terkenal di Beijing adalah Kuil Langit yang juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO terletak di tenggara kota,[170] kuil tempat para kaisar dari Dinasti Ming dan Qing melakukan ritus doa tahunan untuk merayakan hasil panen yang berlimpah. Di bagian utara kota terdapat Kuil Bumi (Ditan), sedangkan Kuil Matahari (Ritan) dan Kuil Bulan (Yuetan) masing-masing terletak di daerah perkotaan bagian timur dan barat. Situs-situs kuil terkenal lainnya termasuk Kuil Dongyue, Kuil Tanzhe, Kuil Miaoying, Kuil Awan Putih, Kuil Yonghe, Kuil Fayuan, Kuil Wanshou, Kuil Lonceng Besar, Kuil Konfusius dan Guozijian atau disebut Akademi Kekaisaran yang pada masa lampau digunakan sebagai sarana pendidikan kekaisaran berbasis Konfusius. Katedral Perawan Tak Bernoda dibangun pada 1605, merupakan gereja Katolik tertua di Beijing dan Masjid Niujie dengan sejarahnya yang terbentang lebih dari seribu tahun menjadi masjid tertua di Beijing. Selain itu, Beijing juga memiliki berbagai macam pagoda termasuk pagoda batu yang masih terawat dengan baik, seperti Pagoda Kuil Tianning yang menjulang tinggi, dibangun pada zaman Dinasti Liao dari 1100 hingga 1120 dan Pagoda Kuil Cishou dari zaman Dinasti Ming, dibangun pada 1576. Beberapa jembatan batu yang memiliki nilai historis penting seperti Jembatan Lugou abad ke-12, Jembatan Delapan Li (Baliqiao) abad ke-17 dan Jembatan Sabuk Giok abad ke-18. Observatorium Kuno Beijing menampilkan bidang prateleskopik yang berasal dari Dinasti Ming dan Qing. Taman Xiangshan adalah taman umum yang memiliki lanskap alami serta peninggalan tradisional dan budaya. Kebun Raya Beijing memiliki koleksi lebih dari 6.000 spesies tanaman termasuk beragam jenis pohon, tumbuhan perdu, bunga dan taman peony yang luas. Taoranting, Longtan, Chaoyang, Haidian, Milu dan Zizhu Yuan adalah beberapa taman rekreasi publik yang populer di Beijing. Kebun Binatang Beijing menjadi pusat penelitian zoologi dan memiliki koleksi hewan langka dari berbagai benua termasuk panda raksasa. Beijing memiliki 144 museum yang terdaftar per 2008,[171][172][173] selain Museum Istana di dalam Kota Terlarang dan Museum Nasional Tiongkok, museum besar lainnya adalah Museum Seni Nasional Tiongkok, Museum Ibu Kota, Museum Seni Beijing, Museum Militer Revolusi Rakyat Tiongkok, Museum Geologi Tiongkok, Museum Sejarah Alam Beijing dan Museum Paleozoologi Tiongkok.[173] Tiga Belas Makam Dinasti Ming terletak di pinggiran kota tetapi masih termasuk wilayah munisipalitas Beijing, merupakan situs pemakaman mewah, rumit dan terperinci dari tiga belas kaisar Dinasti Ming yang telah ditetapkan sebagai Makam Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing Situs Warisan Dunia UNESCO[174] dan situs arkeologis Manusia Peking di Zhoukoudian yang juga menjadi bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO,[175] memiliki banyak temuan arkeologi di antaranya spesimen pertama Homo erectus dan kumpulan tulang raksasa hyena Pachycrocuta brevirostris. Beberapa bagian Tembok Besar Situs Warisan Dunia UNESCO[176] yang berada di kota ini adalah Badaling, Jinshanling, Simatai dan Mutianyu. AgamaBeijing kaya akan warisan berbagai macam agama seperti kepercayaan tradisional Tiongkok, Tao, Buddha, Konghucu, Islam dan Kristen yang kesemuanya memiliki sejarah yang signifikan di kota ini. Sebagai ibu kota nasional, Beijing menjadi kantor pusat Administrasi Negara Urusan Agama dan berbagai institusi agama-agama terkemuka yang disponsori oleh negara.[177] Dalam beberapa dekade terakhir, penduduk asing telah membawa agama lain ke Beijing.[177] Menurut Wang Zhiyun dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok pada 2010, terdapat 2,2 juta umat Buddha di kota ini atau setara dengan 11,2% dari total populasi.[178] Menurut Survei Sosial Umum Tiongkok 2009, penganut Kristen sebesar 0,78% dari populasi kota[179] dan menurut survei 2010, Muslim sebesar 1,76% dari populasi Beijing.[180] Kepercayaan tradisional Tiongkok dan TaoismeBeijing memiliki banyak kuil yang didedikasikan untuk dewa keagamaan maupun kepercayaan tradisional, banyak di antaranya sedang dibangun kembali atau diperbarui pada tahun 2000-an dan 2010-an. Tradisi persembahan tahunan kepada Tian (祭天; jìtiān) di Kuil Langit telah dilanjutkan oleh kelompok Konghucu pada 2010-an. Beberapa kuil didedikasikan untuk pemujaan kepada Dewi (娘娘; Niángniáng), salah satunya di dekat Wisma Olimpiade dan mereka mengadakan ritual memutari pusat pemujaan utama di Gunung Miaofeng. Selain itu, ada juga kuil yang ditahbiskan untuk Dewa Naga, Raja Tabib (药王; Yàowáng), Guan Yu (Kwan Kong), Dewa Api (火神; Huǒshén), Dewa Kekayaan, kuil-kuil Chenghuangshen (Dewa Pelindung Kota) dan setidaknya satu kuil yang disucikan yaitu kuil poros jagat bintang biduk Kaisar Kuning (轩辕黄帝; Xuānyuán Huángdì) di Distrik Pinggu yang rencananya akan diperluas pada 2020 dan dibangun patung dewa yang akan menjadi salah satu patung tertinggi di dunia.[181][182] Banyak kuil yang dikelola oleh Asosiasi Tao Beijing, seperti Kuil Dewa Api Danau Shicha, tetapi ada juga kuil lainnya yang dikelola oleh komite lokal yang populer. Asosiasi Tao Tiongkok (nasional) dan Sekolah Tinggi Taoisme Tiongkok berkantor pusat di Kuil Awan Putih Tao Quanzhen, yang didirikan pada 741 dan sudah beberapa kali dibangun kembali. Kuil Dongyue di luar Chaoyangmen merupakan kuil terbesar Tao Zhengyi di Beijing. Asosiasi Tao Beijing (lokal) berkantor pusat di Kuil Luzu dekat Fuxingmen.[183] Buddhisme Asia Timur11% dari populasi Beijing menganut Buddhisme Asia Timur. Asosiasi Buddha Tiongkok, sebuah badan pengawas negara yang mengawasi semua aktivitas institusi Buddhis di daratan Tiongkok, berkantor pusat di Kuil Guangji, sebuah kuil yang didirikan lebih dari 800 tahun yang lalu pada masa Dinasti Jin, sekarang berada di kawasan yang dinamakan Fuchengmen Dalam (阜成门内). Asosiasi Buddha Beijing bersama dengan Paduan Suara dan Orkestra Buddha bermarkas di Kuil Guanghua yang berasal dari Dinasti Yuan lebih dari 700 tahun yang lalu, sedangkan perpustakaannya bertempat di Kuil Fayuan dekat Caishikou. Kuil Fayuan yang berasal dari Dinasti Tang 1300 tahun yang lalu menjadi kuil tertua di kota Beijing. Kuil Tongjiao di kawasan Dongzhimen merupakan satu-satunya kuil untuk biksuni di Beijing. Kuil Xihuang aslinya berasal dari Dinasti Liao. Pada 1651, kuil ini dibangun kembali atas perintah Kaisar Shunzhi dari Dinasti Qing untuk menjadi tempat tinggal Ngawang Lobsang Gyatso, Dalai Lama ke-5 selama kunjungannya ke Beijing. Sejak itu, kuil ini menjadi tuan rumah bagi Dalai Lama ke-13 serta Panchen Lama ke-6, ke-9 dan ke-10. Kaisar Qianlong menetapkan Kuil Yonghe sebagai Kuil Buddha Tibet terbesar di Beijing pada 1744 dan menjadi tempat tinggal sekaligus fasilitas penelitian bagi guru pembimbing Buddha Tibet bernama Rölpé Dorjé yang bergelar Changkya ketiga. Kuil Yonghe diambil dari nama Kaisar Yongzheng karena kuil itu dulunya merupakan kediaman masa kecilnya dan ketika menjadi kaisar, ia mengganti atap Kuil Yonghe dengan genteng glasir yang biasanya khusus digunakan untuk atap bangunan di istana kekaisaran. Kuil Lingguang di Badachu, Perbukitan Barat, berasal dari zaman Dinasti Tang. Pagoda yang ada di kuil Zhaoxian (招仙塔), pertama kali dibangun pada 1071 selama Dinasti Liao untuk menyimpan relik gigi Buddha. Pagoda itu dihancurkan selama Pemberontakan Boxer dan gigi tersebut ditemukan di bagian fondasi pagoda, kemudian sebuah pagoda baru dibangun pada 1964. Enam kuil yaitu: Guangji, Guanghua, Tongjiao, Xihuang, Yonghe dan Lingguang ditetapkan sebagai Kuil Buddha Utama Nasional Han Tiongkok. Selain itu, kuil-kuil terkenal lainnya di Beijing termasuk Kuil Tanzhe (merupakan kuil tertua di Beijing yang didirikan pada masa Dinasti Jin), Kuil Tianning (memiliki pagoda tertua di Beijing), Kuil Miaoying (terkenal sebagai produk zaman Dinasti Yuan yang dianggap era pagoda putih), Kuil Wanshou (sekaligus sebagai Museum Seni Beijing) dan Kuil Lonceng Besar (Kuil Dazhong). IslamBeijing memiliki sekitar 70 masjid yang diakui oleh Asosiasi Islam Tiongkok berkantor pusat di sebelah Masjid Niujie yang merupakan masjid tertua di Beijing.[184][185] Masjid Niujie didirikan pada 996 selama Dinasti Liao dan sering dikunjungi oleh pejabat Muslim. Masjid terbesar [186] di Beijing adalah masjid ChangYing yang terletak di Distrik Chaoyang, dengan luas 8.400 m². Masjid terkenal lainnya di kota tua termasuk Masjid Dongsi yang didirikan pada 1346, Masjid Huashi dibangun pada 1415, Masjid Nan Douya dekat Chaoyangmen, Masjid Jalan Jinshifang di Distrik Xicheng dan Masjid Dongzhimen.[187] Selain itu, terdapat juga masjid besar di komunitas Muslim terpencil seperti di Haidian, Madian, Tongzhou, Changping, Changying, Shijingshan dan Miyun. Institut Islam Tiongkok terletak di lingkungan Niujie di Distrik Xicheng. KekristenanKatolikPada 1289, John dari Monte Corvino datang ke Beijing sebagai misionaris Fransiskan atas perintah dari Paus. Setelah bertemu dan menerima dukungan dari Kublai Khan pada 1293, ia membangun gereja Katolik pertama di Beijing pada 1305. Asosiasi Katolik Patriotik Tiongkok (AKPT) yang berbasis di Houhai adalah badan pengawas pemerintah bagi umat Katolik di Tiongkok daratan. Gereja Katolik terkemuka di Beijing meliputi:
Seminari Nasional Gereja Katolik di Tiongkok berada di Distrik Daxing. ProtestanGereja Protestan paling awal di Beijing didirikan oleh para misionaris Britania Raya dan Amerika Serikat pada paruh kedua abad ke-19. Misionaris Protestan juga membuka sekolah, universitas dan rumah sakit yang telah menjadi institusi sipil yang penting. Sebagian besar gereja Protestan Beijing dihancurkan selama Pemberontakan Boxer, tetapi setelah itu dibangun kembali. Pada 1958, sebanyak 64 gereja Protestan di Beijing direorganisasi menjadi empat gereja dan diawasi oleh negara melalui Gerakan Patriotik Tiga Pendirian. Ortodoks TimurTerdapat sejumlah besar umat Kristen Ortodoks di Beijing. Ortodoks datang ke Beijing bersama dengan para tahanan Rusia akibat dari konflik Albazino pada abad ke-17.[188] Viktor, seorang uskup Beijing pada 1956 kembali ke Uni Soviet, sehingga katedral tua Beijing diambil alih oleh kedutaan besar Soviet dan kemudian dihancurkan. Pada 2007, kedutaan Rusia membangun sebuah gereja baru di bagian taman kedutaan untuk melayani umat Kristen Ortodoks Rusia yang ada di Beijing. MediaTelevisi dan radioTelevisi Beijing mengudara di saluran 1 hingga 10 dari Kantor Pusat Televisi Sentral Tiongkok (CCTV), jaringan televisi terbesar di Tiongkok dan berkantor pusat di Beijing. Tiga stasiun radio menyiarkan program dalam bahasa Inggris: Hit FM di gelombang FM 88,7, Easy FM milik Radio Internasional Tiongkok di gelombang FM 91,5 dan Radio 774 yang baru diluncurkan di gelombang AM 774. Stasiun Penyiaran Rakyat Beijing merupakan grup stasiun radio yang beroperasi di Beijing. PersKoran terkenal Berita Malam Beijing (Hanzi: 北京晚报; Pinyin: Běijīng Wǎnbào) meliput berita tentang Beijing dalam bahasa Mandarin yang diterbitkan setiap sore. Surat kabar lainnya yang terbit di Beijing antara lain:
Tabloid harian berbahasa Inggris Global Times (Hanzi sederhana: 环球时报; Hanzi tradisional: 環球時報; Pinyin: Huánqiú Shíbào) dan koran China Daily (Hanzi: 中国日报; Pinyin: Zhōngguó Rìbào) selain itu ada juga koran mingguan berbahasa Inggris Beijing Weekend dan Beijing Today (Hanzi: 今日北京; Pinyin: Jīn rì běijīng). Beberapa majalah berbahasa Inggris untuk pengunjung mancanegara dan komunitas ekspatriat seperti Time Out Beijing, City Weekend, Beijing This Month, Beijing Talk, That's Beijing dan The Beijinger. OlahragaAcaraBeijing telah sering menyelenggarakan berbagai acara olahraga baik internasional maupun nasional.[butuh rujukan] Pada tahun 2008, Beijing menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2008 setelah ditetapkan melalui proses pemilihan pada tahun 2001.[189] Beijing juga menjadi tuan rumah Paralimpiade Musim Panas 2008. Ajang olahraga internasional lainnya seperti Universiade 2001 dan Asian Games 1990. Kompetisi olahraga internasional meliputi Maraton Beijing (setiap tahun sejak 1981), Tenis China Open (1993–97, setiap tahun sejak 2004), Grand Prix Seluncur Indah ISU Piala Tiongkok (2003, 2004, 2005, 2008, 2009 dan 2010), Snooker Tiongkok Terbuka WPBSA (setiap tahun sejak 2005), Uni Sepeda Internasional Tour of Beijing (sejak 2011), Kejuaraan Tenis Meja Dunia 1961, Kejuaraan Dunia IBF 1987, Piala Asia AFC 2004 dan Piala Barclays Asia 2009. Beijing menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Atletik 2015.[butuh rujukan] Stadion Wukesong menjadi salah satu tempat utama untuk ajang Piala Dunia Basket FIBA 2019.[190] Kota ini menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional Tiongkok ke-2 1914 dan yang pertama menjadi tuan rumah empat kali berturut-turut Pekan Olahraga Nasional Tiongkok pada 1959, 1965, 1975, dan 1979. Beijing juga menjadi tuan rumah bersama Olimpiade Nasional 1993 dengan Sichuan dan Qingdao. Beijing sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Petani Nasional Tiongkok pada 1988 dan Pesta Olahraga Minoritas Nasional ke-6 pada 1999. Pada bulan November 2013, Beijing mencalokan diri menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022.[191] Pada tanggal 31 Juli 2015, Komite Olimpiade Internasional menetapkan Beijing sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 dan menjadi kota pertama yang menjadi tuan rumah dua olimpiade baik Olimpiade Musim Panas maupun Olimpiade Musim Dingin serta Paralimpiade Musim Dingin 2022.[192] TempatTempat olahraga utama di Beijing termasuk Stadion Nasional yang sering disebut "Sarang Burung",[193][194] Pusat Akuatik Nasional yang dijuluki "Kubus Air", Stadion Indoor Nasional, semuanya ada di Zona hijau Olimpiade utara pusat kota, Stadion Wukesong di kawasan Wukesong sebelah barat pusat kota, Stadion Buruh dan Stadion Buruh Indoor di Sanlitun arah timur dari pusat kota dan Stadion Indoor Ibu Kota di Baishiqiao timur laut pusat kota. Selain itu, banyak universitas di kota ini yang memiliki fasilitas termasuk stadion olahraga sendiri. KlubTim olahraga profesional yang berbasis di Beijing: Beijing Olympians dari Asosiasi Bola Basket Amerika yang sebelumnya merupakan tim Asosiasi Bola Basket Tiongkok, tetap menggunakan nama tim mereka dan mempertahankan daftar para pemain Tiongkok terutama setelah pindah ke Maywood, California pada 2005. Federasi Bandy Tiongkok berbasis di Beijing, salah satu dari beberapa kota di Tiongkok yang mengembangkan dan mengeksplorasi olahraga bandy.[195] TransportasiBeijing menjadi simpangan transportasi penting di Tiongkok Utara dengan enam Jalan lingkar, Jalan bebas hambatan terkendali sepanjang 1.167 km,[196] 15 Jalan bebas hambatan nasional, sembilan jalur kereta api konvensional dan lima jalur kereta berkecepatan tinggi berkumpul di kota ini. Jalur kereta dan kereta berkecepatan tinggiBeijing sebagai simpangan besar jaringan kereta Tiongkok. Sepuluh jalur kereta api konvensional tersebar dari kota dengan rute: Beijing-Shanghai (Jalur Jinghu), Beijing-Guangzhou (Jalur Jingguang), Beijing-Kowloon (Jalur Jingjiu), Beijing-Harbin (Jalur Jingha), Beijing-Qinhuangdao (Jalur Jingqin), Beijing-Baotou (Jalur Jingbao), Beijing-Chengde (Jalur Jingcheng), Beijing-Tongliao, Mongolia Dalam (Jalur Jingtong), Beijing-Yuanping, Shanxi (Jalur Jingyuan) dan Beijing-Shacheng, Hebei (Jalur Fengsha). Selain itu, Kereta Datong-Qinhuangdao juga melintasi kawasan utara kota Beijing. Beijing juga memiliki 5 jalur kereta berkecepatan tinggi dengan rute: Beijing-Tianjin di buka pada 2008, Beijing-Shanghai (2011), Beijing-Guangzhou (2012), Beijing-Xiong'an (2019) dan Beijing-Zhangjiakou (2019). Stasiun kereta api utama kota adalah Stasiun Kereta Beijing yang dibuka pada 1959, kemudian menyusul Stasiun Kereta Beijing Barat dibuka pada 1996 dan Stasiun Kereta Beijing Selatan yang dibangun kembali menjadi stasiun kereta berkecepatan tinggi pada 2008. Stasiun Kereta Beijing Utara, pertama kali dibangun pada 1905 dan diperluas pada 2009, Stasiun Kereta Qinghe dibangun pada 1905 dan direnovasi pada 2019, Stasiun Kereta Fengtai, Stasiun Kereta Chaoyang dan Stasiun Kereta Subpusat Beijing. Sebanyak 173 kereta tiba setiap hari di Stasiun Kereta Beijing, 232 kereta di Beijing Barat, 163 kereta di Beijing Selatan dan 22 kereta di Stasiun Utara. Stasiun yang lebih kecil seperti Stasiun Kereta Beijing Timur dan Stasiun Bandara Daxing melayani lalu lintas penumpang komuter. Di pinggiran kota dan county Beijing, terdapat lebih dari 40 stasiun kereta api.[197] Dari Beijing, layanan kereta penumpang tersedia dengan tujuan ke berbagai kota besar di Tiongkok. Layanan kereta internasional juga tersedia dengan tujuan ke Mongolia, Rusia, Vietnam dan Korea Utara. Kereta penumpang di Tiongkok diberi nomor sesuai dengan tujuan mereka yang terkait dengan Beijing. Jalan raya utamaBeijing terhubung oleh jaringan jalan ke semua bagian Tiongkok sebagai bagian dari Jaringan Jalan Raya Nasional. Banyak Jalan bebas hambatan terkendali Tiongkok yang menghubungkan Beijing selain 15 Jalan Bebas Hambatan Nasional Tiongkok. Transportasi perkotaan Beijing bergantung pada "jalan lingkar" yang secara konsentris mengelilingi kota dan Kota Terlarang menjadi pusat geografis untuk jalan lingkar. Dilihat dari atas atau denah jalan lingkar Beijing berbentuk persegi bukan benar-benar berbentuk cincin atau lingkaran. Secara resmi tidak ada "Jalan lingkar 1", Jalan lingkar ke-2 menjadi jalan lingkar lapis pertama yang melingkari pusat kota bagian "dalam". Jalan lingkar cenderung menyerupai Jalan bebas hambatan terkendali secara progresif saat diperluas. Jalan lingkar ke-5 dan ke-6 menjadi Jalan bebas hambatan nasional yang terhubung ke jalan lain dengan beberapa simpangan. Jalan bebas hambatan terkendali yang menuju ke wilayah lainnya di Tiongkok umumnya dapat diakses melalui Jalan lingkar ke-3. Lingkar luar terakhir yaitu Jalan Tol Lingkar Wilayah Ibu Kota G95 telah dibuka pada 2018 dan akan diperluas hingga ke Tianjin dan Hebei. Jalan-jalan yang ada di inti perkotaan Beijing umumnya mengikuti pola kotak-kotak warisan dari ibu kota kuno. Banyak jalan raya dan adimarga di Beijing yang masih dinamai dengan embel-embel kata "dalam" atau "luar" karena berpatokan dari kawasan yang dulunya berada di "dalam" atau di "luar" tembok kota Beijing dan menggunakan kata akhiran "mén" (门/門, gerbang), walaupun saat ini sebagian besar gerbang-gerbang itu sudah tidak ada lagi. Kemacetan lalu lintas menjadi masalah utama bahkan di luar jam sibuk beberapa ruas jalan masih tetap macet. Tata letak desain kota Beijing semakin memperburuk masalah transportasi.[198] Pihak berwenang telah memperkenalkan beberapa jalur bus yang hanya dapat digunakan oleh bus umum selama jam sibuk. Pada awal 2010, Beijing memiliki 4 juta mobil yang terdaftar.[199] Pada akhir 2010, pemerintah memperkirakan 5 juta unit. Pada 2010, pendaftaran mobil baru di Beijing rata-rata 15.500 unit per minggu.[200] Menjelang akhir 2010, pemerintah kota mengumumkan serangkaian langkah drastis untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, termasuk membatasi jumlah pelat nomor baru yang dikeluarkan untuk mobil penumpang menjadi 20.000 sebulan dan melarang mobil dengan pelat non-Beijing memasuki Jalan lingkar ke-5 pada jam sibuk.[201] Peraturan yang lebih ketat juga diberlakukan jika ada perhelatan besar atau cuaca dalam kondisi yang sangat tercemar. Rambu-rambu jalan mulai distandardisasi dengan menggunakan aksara Han dan bahasa Inggris, nama-nama lokasi juga mulai menggunakan pinyin sejak 2008.[202] UdaraBandara Internasional Ibu Kota BeijingBeijing memiliki dua bandara internasional terbesar di dunia. Bandara Internasional Ibu Kota Beijing (IATA: PEK) bandara tersibuk kedua di dunia berdasarkan banyaknya lalu lintas penumpang setelah Bandara Internasional Hartsfield-Jackson di Atlanta, Amerika Serikat.[17] Berjarak sekitar 32 km timur laut dari pusat kota Beijing dan terletak di Distrik Chaoyang berbatasan dengan Distrik Shunyi. Terminal 3 bandara ini dibangun selama renovasi perluasan menyambut Olimpiade Musim Panas 2008 saat ini menjadi salah satu terminal terbesar di dunia. Selain itu Bandara Ibu Kota menjadi bandara pusat simpangan utama maskapai Air China dan Hainan Airlines. Jalan bebas hambatan terkendali bandara dan jal tol bandara ke-2 masing-masing terhubung ke Bandara Ibu Kota dari arah timur dan timur laut pusat kota. Waktu tempuh dari pusat kota ke bandara ini sekitar 40 menit dalam kondisi lalu lintas normal. Airport Express, Beijing Subway dan Bus Bandara Ibu Kota Beijing juga melayani Bandara Ibu Kota. Bandara Internasional Daxing BeijingBandara Internasional Daxing Beijing (IATA :PKX) dibuka pada 25 September 2019. Terletak 46 km selatan pusat kota Beijing, di Distrik Daxing yang berbatasan dengan kota Langfang, Provinsi Hebei.[203][204][205] Bandara Daxing memiliki salah satu bangunan terminal terbesar di dunia dan diharapkan menjadi bandara utama yang melayani Beijing, Tianjin, dan Provinsi Hebei utara. Bandara Daxing terhubung ke pusat kota melalui Kereta antarkota Beijing-Xiong'an, Jalur Metro Bandara Daxing Beijing dan dua jalan bebas hambatan terkendali. Bandara lainDengan dibukanya Bandara Daxing maka Bandara Nanyuan Beijing (IATA: NAY) yang terletak 13 km selatan pusat kota Beijing, di Distrik Fengtai, telah ditutup untuk layanan maskapai sipil. Bandara lainnya yang ada di kota Liangxiang, Xijiao, Shahe dan Badaling digunakan untuk militer. Persyaratan visa untuk penumpang udaraMulai 1 Januari 2013, diberlakukan bebas visa selama 72 jam di Beijing untuk wisatawan dari 45 negara yaitu Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, semua negara Uni Eropa (kecuali Norwegia dan Liechtenstein), semua negara Uni Emirat Arab, Swiss, Brasil, Argentina dan Australia. Program ini bermanfaat bagi para pengunjung transit dan bisnis,[206] 72 jam dihitung mulai dari saat pengunjung menerima tanda izin tinggal transit mereka bukan dari waktu kedatangan pesawat mereka. Pengunjung asing tersebut tidak diizinkan untuk meninggalkan Beijing menuju kota-kota Tiongkok lainnya selama 72 jam.[207] Transportasi PublikBeijing Subway mulai beroperasi pada 1969, sekarang memiliki 23 jalur dengan 404 stasiun dan jalur sepanjang 699,3 km yang menjadi jalur kereta bawah tanah terpanjang di dunia dan mengangkut penumpang terbanyak pertahunnya yaitu 3,66 miliar penumpang pada 2016. Tarif rata-rata yang dikenakan sebesar ¥ 2,00 (sekitar Rp.4.200/kurs Juli 2020) per perjalanan dengan transfer tanpa batas di semua stasiun kecuali Airport Express, kereta bawah tanah juga menjadi transportasi rel dalam kota yang paling terjangkau. Rencana akan terus dikembangkan dan mencapai 30 jalur, 450 stasiun dan rel sepanjang 1.050 km pada 2022. Jika sudah rampung sepenuhnya makan 95% penduduk di dalam Jalan lingkar ke-4 dapat berjalan ke stasiun paling lama 15 menit.[208] Jalur kereta pinggiran kota Beijing menyediakan layanan kereta komuter ke pinggiran kota yang terpencil. Pada 28 Desember 2014, Beijing Subway beralih ke sistem tarif berbasis jarak bukan lagi menggunakan tarif tetap untuk semua jalur kecuali Airport Express.[209] Dengan sistem baru ini maka perjalanan di bawah 6 km akan dikenakan biaya ¥ 3,00 (sekitar Rp.6.300/kurs Juli 2020), 6 km berikutnya dikenakan tambahan ¥ 1,00 (sekitar Rp.2.100/kurs Juli 2020) setelah itu setiap 10 km berikutnya dikenakan ¥ 1,00. Misalnya total perjalanan 50 km, maka total biayanya ¥ 8.00 (sekitar Rp.16.800/kurs Juli 2020) Hampir 1.000 unit Bus Beijing dan Bus listrik yang beroperasi di Beijing, termasuk empat Bus Rapid Transit. Tarif bus standar ¥ 1,00 menggunakan metrocard Yikatong. TaksiMeteran taksi di Beijing mulai dari ¥ 13 untuk 3 km pertama, ¥ 2,3 per 1 km berikutnya dan tambahan ¥ 1 per perjalanan sebagai biaya bahan bakar, tidak termasuk biaya tambahan macet ¥ 2,3 (¥ 4,6 selama jam-jam sibuk, jam 7-9 pagi dan 5–7 sore) per 5 menit atau taksi berjalan dengan kecepatan di bawah 12 km per jam. Kebanyakan merek unit taksi yang digunakan adalah Hyundai Elantra, Hyundai Sonata, Peugeot, Citroën dan Volkswagen Jetta. Setelah 15 km, tarif dasar naik sebesar 50%. Berbagai macam perusahaan taksi memiliki kombinasi warna khusus yang dilukis pada kendaraan mereka. Biasanya taksi terdaftar berwarna cokelat kekuningan sebagai warna dasar, dengan warna biru Prusia, putih, ungu, abu-abu atau hijau laut. Antara pukul 11.00 hingga 17.00 juga dikenakan biaya tambahan 20%. Perjalanan sejauh lebih dari 15 km antara pukul 23:00 hingga 06:00 dikenakan biaya peningkatan sebesar 80% dari biaya normal. Biaya perjalanan ke luar batas kota Beijing harus dinegosiasikan dengan pengemudi. Biaya taksi yang tidak terdaftar juga harus dinegosiasikan dengan pengemudi. SepedaBeijing telah lama terkenal dengan jumlah sepeda di jalanannya. Meskipun peningkatan lalu lintas kendaraan bermotor telah menciptakan banyak kemacetan dan penggunaan sepeda telah menurun, akan tetapi sepeda masih menjadi bentuk transportasi lokal yang penting. Banyak pengendara sepeda dapat dilihat di sebagian besar jalan di kota dan sebagian besar jalan utama memiliki jalur sepeda. Jalanan di Beijing relatif datar sehingga nyaman untuk bersepeda dan sangat mungkin untuk bersepeda ke sebagian besar kota. Munculnya sepeda listrik dan skuter listrik telah membawa kebangkitan dalam transportasi roda dua. Akibat kemacetan lalu lintas yang semakin meningkat, pihak berwenang telah mengindikasikan bahwa mereka ingin mendorong masyarakat untuk bersepeda, tetapi belum jelas apakah akan benar-benar dilaksanakan secara signifikan.[210] Pada 30 Maret 2019, jalur khusus sepeda sepanjang 6,5 kilometer dibuka guna mengurangi kemacetan lalu lintas antara Huilongguan dan Shangdi yang banyak terdapat kantor perusahaan teknologi tinggi.[211] Kebangkitan popularitas bersepeda dipicu oleh munculnya sejumlah besar aplikasi berbasis penyewaan sepeda seperti Mobike, Bluegogo dan Ofo sejak 2016.[212] Pertahanan dan kedirgantaraanMarkas komando pasukan militer Tiongkok berbasis di Beijing. Komisi Militer Pusat, organ politik yang bertanggung jawab atas militer, ditempatkan di dalam Kementerian Pertahanan Nasional yang terletak di sebelah Museum Militer Revolusi Rakyat Tiongkok di Beijing barat. Pasukan Artileri Kedua yang mengendalikan rudal strategis Tiongkok, basis komandonya di Qinghe, Distrik Haidian. Markas besar Komando Militer Pusat berbasis di barat Gaojing bertugas mengawasi garnisun ibu kota Beijing dan Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) ke-27, ke-38 dan ke-65 yang berbasis di Hebei. Institusi militer di Beijing juga memiliki akademi dan wadah pemikir seperti Universitas Pertahanan Nasional TPR dan Akademi Ilmu Militer TPR, rumah sakit militer 301 dan 307, Akademi Ilmu Kedokteran Militer serta entitas budaya yang berafiliasi dengan tentara seperti Studio Film 1 Agustus dan Ansambel Lagu dan Tari TPR. Badan Administrasi Antariksa Nasional Tiongkok yang mengawasi program luar angkasa nasional dan beberapa perusahaan BUMN Tiongkok yang terkait dengan ruang angkasa seperti CASTC dan CASIC, semuanya berbasis di Beijing. Pusat Kontrol dan Komando Dirgantara Beijing yang berada di Distrik Haidian melacak pesawat berawak dan tak berawak serta eksplorasi ruang angkasa lainnya. Alam dan margasatwaMunisipalitas Beijing memiliki 20 cagar alam dengan luas total 1,339.7 km².[213] Gunung-gunung di sebelah barat dan utara kota adalah rumah bagi sejumlah spesies satwa liar yang dilindungi termasuk macan tutul, kucing kuwuk, serigala, rubah merah, babi celeng, musang bulan, anjing rakun, babi batang, cerpelai Siberia, landak Amur, rusa roe dan ular jali mandarin.[214][215][216] Pusat Konservasi dan Penyelamatan Satwa Liar Akuatik Beijing melindungi salamander raksasa Tiongkok, ikan stickleback Amur dan bebek mandarin di Sungai Huaijiu dan Huaisha di Distrik Huairou.[217] Taman Milu di selatan kota menjadi rumah bagi salah satu kawanan terbesar rusa Père David, yang sekarang sudah punah di alam liar. Kelelawar telinga lebar Beijing merupakan spesies kelelawar vesper yang ditemukan di gua-gua yang ada di Distrik Fangshan pada 2001 dan diidentifikasi sebagai spesies yang berbeda pada 2007, menjadi endemik Beijing. Gunung-gunung Fangshan juga merupakan habitat bagi lasiwen Peking, lasiwen besar, kelelawar tapal kuda besar dan lasiwen kaki besar Rickett.[218] Setiap tahun, Beijing menampung sekitar 200–300 spesies migrasi burung termasuk burung jenjang Eurasia, camar kepala hitam, angsa, itik melewar, kangkok erasia dan burung bunting dada kuning yang terancam punah.[219][220] Mei 2016, kangkok erasia yang bersarang di lahan basah Cuihu (Haidian), Hanshiqiao (Shunyi), Yeyahu (Yanqing) telah diberi tanda dan terlacak terbang jauh hingga ke India, Kenya dan Mozambik.[221][222] Pada musim gugur 2016, Polisi Hutan Beijing melakukan kampanye selama sebulan untuk menindak perburuan ilegal dan menjerat para penjual burung-burung yang bermigrasi di pasar burung setempat.[220] Lebih dari 1.000 burung yang berhasil diselamatkan dari spesies yang dilindungi termasuk genus burung merpati streptopelia, siskin Eurasia, kerak jambul, gelatik batu bara dan gelatik batu kelabu yang kemudian diserahkan ke Perlindungan dan Penyelamatan Satwa Liar Beijing untuk dikembalikan ke alam liar nantinya.[220][223] Bunga-bunga khas Beijing adalah mawar Tiongkok dan seruni.[224] Pohon-pohon kota meliputi arborvitae oriental, pohon cemara dari famili cupressaceae dan pohon pagoda yang sering disebut pohon pelajar Tiongkok, termasuk tumbuhan peluruh dari famili fabaceae.[224] Pohon pagoda tertua di Beijing sekarang berada di tempat yang dinamakan Taman Beihai yang dibangun pada masa Dinasti Tang.[225] Hubungan internasionalKota kembarBeijing memiliki beberapa kota kembar di seluruh dunia, sebagian besar merupakan ibu kota negara tersebut:[226][227]
Rekan KotaBeijing memiliki dua rekan kota, di Eropa Catatan dan referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
Wikiwisata memiliki panduan wisata Beijing.
|