Tentara Pembebasan Rakyat
Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) (Hanzi: 人民解放軍, pinyin: renmin jiefangjun), atau sering disingkat PLA (Inggris: People's Liberation Army) adalah angkatan bersenjata Republik Rakyat Tiongkok. Tentara ini biasanya juga disebut Tentara Rakyat. Berbeda dengan tentara nasional di negara lainnya yang komando militernya dipegang oleh pemerintah yang berkuasa, PLA langsung berada di bawah komando Partai Komunis Tiongkok.[3] PLA terdiri dari lima angkatan profesional: Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Roket dan Pasukan Pendukung Strategis. Unit-unit militer di seluruh Tiongkok ditugaskan ke salah satu dari lima komando palagan tersebut berdasarkan lokasi geografis. PLA merupakan kekuatan militer terbesar di dunia dan memiliki anggaran pertahanan kedua terbesar di dunia. PLA adalah salah satu militer modern paling cepat di dunia dan telah disebut sebagai kekuatan militer potensial, dengan kekuatan regional yang signifikan dan kemampuan proyeksi kekuatan global yang meningkat.[1][4][5][6][7][8][9] Menurut Credit Suisse pada tahun 2015, PLA adalah militer dunia ketiga yang paling kuat.[10] TPR berada di bawah komando Komisi Militer Pusat (KMP) Partai Komunis Tiongkok. Secara hukum wajib mengikuti prinsip kontrol sipil atas militer, meskipun secara praktis prinsip ini telah diimplementasikan sedemikian rupa untuk memastikan TPR berada di bawah kendali absolut Partai Komunis. Panglima Tertinggi adalah Ketua Komisi Militer Pusat (biasanya Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok).[11] Sejak 1949, Tiongkok menggunakan "pedoman strategis" yaitu sembilan strategi militer yang berbeda, yang paling penting pada tahun 1956, 1980, dan 1993.[12] Di masa darurat nasional, Kepolisian Bersenjata Rakyat dan Milisi Tiongkok bertindak sebagai elemen cadangan dan pendukung untuk Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat (PLAGF). SejarahBenih lahirnya Tentara Pembebasan Rakyat adalah pada peristiwa Pemberontakan Nanchang tanggal 1 Agustus 1927. Pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan dan kekuatan pemberontak yang tersisa kemudian bersatu membentuk kesatuan militer dengan nama Tentara Revolusioner Petani dan Buruh Tiongkok. Tahun 1928, nama tentara ini berubah menjadi Tentara Merah Petani dan Buruh Tiongkok. Pada saat invasi Jepang tahun 1937, Tentara Merah kemudian dipersatukan di bawah komando Tentara Nasionalis menjadi Angkatan Darat Rute Kedelapan. Pada 1945, Komandan Angkatan Darat Rute Kedelapan, Zhu De menyerukan perlawanan hidup atau mati terhadap Jepang, di dalam pidatonya ia pertama kali mengucapkan istilah Tentara Pembebasan Rakyat. Tahun 1946, pecah perang saudara antara pihak komunis dengan nasionalis, unit-unit tentara yang tadinya merupakan kekuatan komunis segera melepaskan diri dari komando nasionalis dan membentuk kesatuan tentara dengan nama Tentara Pembebasan Rakyat sampai sekarang. Daerah militerTentara Pembebasan Rakyat (TPR) menggunakan sistem komando palagan (Hanzi: 战区; Pinyin: zhànqū) dan saat ini terdapat lima daerah komando militer:
CabangAngkatan DaratAngkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat mempunyai 18 divisi tentara. Angkatan LautAngkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat dibagi atas 3 armada besar:
Angkatan UdaraAngkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat sampai pada tahun 2005 berkekuatan 1.500 pesawat tempur, 780 pesawat pengebom dan 500 pesawat pengangkut. Angkatan RoketPasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLARF) adalah kekuatan rudal strategis utama PLA, dan terdiri dari sedikitnya 120.000 personel.[13] Pasukan Pendukung StrategisDidirikan pada 31 Desember 2015 sebagai bagian dari gelombang pertama reformasi PLA, Pasukan Pendukung Strategis Tentara Pembebasan Rakyat (PLASSF) didirikan sebagai cabang terbaru dan terbaru dari PLA. Personelnya diperkirakan mencapai 175.000.[13] Lihat pula
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai 中国人民解放军. |