Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand
Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand (bahasa Thai: กองทัพไทย; RTGS: Kong Thap Thai) adalah nama sebuah angkatan bersenjata dari Kerajaan Thailand. Kepala nominal Angkatan Bersenjata Thailand adalah Raja Thailand.[3] Angkatan bersenjata dikelola oleh Kementerian Pertahanan Thailand, yang dipimpin oleh menteri pertahanan dan dikomandoi oleh Markas Besar Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand, yang pada gilirannya dipimpin oleh Kepala Angkatan Pertahanan.[4] Panglima Angkatan Darat Kerajaan Thailand dianggap sebagai posisi paling kuat di Angkatan Bersenjata Thailand.[5] Hari Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand dirayakan pada tanggal 18 Januari untuk memperingati kemenangan Raja Naresuan Agung dalam pertempuran melawan Mingyi Swa, Putra Mahkota Burma pada tahun 1593.[6] OrganisasiAngkatan bersenjata ini terdiri dari:
FungsiDibentuk pada tanggal 18 Januari 1852, Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand muncul sebagai kekuatan permanen atas perintah Raja Mongkut, yang membutuhkan kekuatan militer Eropa terlatih untuk menggagalkan ancaman barat dan setiap upaya kolonialisasi . Pada tahun 1887, pada masa pemerintahan Raja Chulalongkorn berikutnya, didirikan komando militer permanen yang sekarang menjadi Departeman Pertahanan Thailand. Peran resmi Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand adalah melindungi kedaulatan dan integritas wilayah Kerajaan Thailand. Angkatan bersenjata juga bertanggung jawab atas pertahanan monarki Thailand terhadap semua ancaman, asing dan domestik.[7] Selain peran tersebut, angkatan bersenjata juga bertanggung jawab untuk menjamin ketertiban umum dan berpartisipasi dalam program pembangunan sosial dengan membantu pemerintah sipil. Angkatan bersenjata juga bertugas membantu korban bencana nasional dan pengendalian narkoba. Dalam beberapa tahun terakhir Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand telah meningkatkan perannya di panggung internasional dengan menyediakan pasukan penjaga perdamaian untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di Pasukan Internasional untuk Timor Timur (INTERFET), dari 1999 hingga 2002 dan berpartisipasi dalam pasukan multinasional di Irak, menyumbang 423 personel dari tahun 2003 hingga 2004.[8] Referensi
Pranala luar
|