Pasukan Pertahanan Bahrain (bahasa Inggris: Bahrain Defence Force disingkat BDF) adalah nama sebuah angkatan bersenjata dari negara Bahrain. Pasukan ini dulunya berada di bawah Kementerian Pertahanan Bahrain dan bagian dari pemerintah. Namun saat ini pasukan ini dibuat sederhana dan berada di bawah panglima pasukan pertahanan.
Pasukan pertahanan ini memiliki sekitar 18.000 personel[1] dan terdiri dari Angkatan Udara, Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Dinas Kesehatan Kerajaan Bahrain. Selain BDF, Pasukan Keamanan Masyarakat dan Pasukan Penjaga Pantai bertanggung jawab kepada ke Departemen Dalam Negeri.
Dukungan GCC
Bahrain, bersama dengan GCC telah bergerak untuk meningkatkan pertahanannya dalam menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh perang Iran-Irak dan Teluk Persia.
Pada tahun 1982, GCC memberi Bahrain $ 1,7 miliar untuk membantu meningkatkan pertahanannya. Pengeluaran pertahanan Bahrain sejak 1999 telah stabil. Pemerintah menghabiskan sekitar $320 juta per tahun untuk militer mereka.
Dukungan Amerika Serikat
Setelah Perang Teluk, Bahrain menerima dukungan militer tambahan dari Amerika Serikat, termasuk penjualan 54 tank M60A3, 12 pesawat F-16C/D, dan 14 helikopter Cobra. Latihan gabungan angkatan laut, udara dan militer juga telah direncanakan dan dilaksanakan untuk meningkatkan kesiapan di seluruh Teluk Persia. Bahrain dan Amerika Serikat menandatangani Perjanjian Kerjasama Pertahanan pada Oktober 1991, yang memberikan akses pasukan AS ke fasilitas Bahrain dan memastikan hak untuk menempatkan tentara sebelum krisis di masa depan. Pada tahun 2003, George W. Bush menunjuk Bahrain sebagai sekutu utama non-NATOAmerika Serikat. Sejak tahun 2003, Bahrain telah diberikan lebih dari $100 juta pendanaan militer asing untuk membayar berbagai sistem senjata tingkat tinggi, termasuk Radar Peringatan Dini AN/TPS-59 (v)3B, Large Aircraft Infrared Countermeasures (LAIRCM), Air-to-Air Missile Avoidance System untuk pesawat raja ( Boeing 747-400 ), serta Kendaraan Pertahanan Udara Avenger.