Bus Listrik (bahasa Inggris: Electric Bus) adalah kendaraan bus yang dapat menyimpan energi listriknya pada kendaraan itu sendiri atau dapat disuplai terus menerus dari sumber eksternal.[1]
Bus listrik menyimpan tenaga listrik yang dibutuhkan di dalam baterai, atau disuplai terus menerus dari sumber eksternal. Sebagian besar bus yang menyimpan listrik adalah bus listrik baterai (yang sebagian besar akan dibahas dalam artikel ini), di mana motor listrik memperoleh energi dari paket baterai terpasang, meskipun contoh mode penyimpanan lain memang ada, seperti gyrobus yang menggunakan penyimpanan flywheel energy storage. Ketika listrik tidak disimpan, listrik akan disuplai melalui kontak dengan sumber daya luar. Misalnya seperti listrik aliran atas seperti di bus troli, atau dengan konduktor non-kontak di tanah, seperti di kendaraan listrik online.[2]
Pada tahun 2019, Tiongkok merupakan 99% pengguna terbesar bus listrik didunia dengan lebih dari 421.000 bus listrik yang beroperasi di jalanan dan menguasai 17% penggunaanya sebagai armada transportasi publik didalam negeri Tiongkok.[3] Sebagai perbandingan, Amerika serikat memiliki 300 bus listrik, dan Eropa memiliki 2.250 bus listrik.[4]
Bus listrik di Indonesia
Kemunculan bus listrik di Indonesia pertama kali adalah pada pertengahan tahun 2020 dimana pada waktu itu Transjakarta menguji coba dua buah bus listrik tipe BYD K9 & BYD C6 dari Tiongkok.[5] Sedangkan pengoperasian resminya diperkirakan pada akhir tahun 2021[6]
Indonesia telah mempunyai tiga pabrik yang mampu memproduksi bus listrik di dalam negeri, dengan kapasitas produksi sekitar 1.000 unit per tahun. Industri tersebut antara lain PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang diinisiasi Moeldoko, PT Industri Kereta Api (INKA), dan PT Kendaraan Listrik Indonesia (KLI). Ketiga produsen itu sudah menggunakan teknologi penggerak ECE, hybrid, plugin hybrid, fuel cell, yang juga sudah ada dalam peta jalan Kementerian Perindustrian. Pemerintah juga serius membangun jaringan stasiun pengisian energi listrik untuk kendaraan listrik juga pabrik baterai yang akan dibangun pada tahun ini.[7]
Transjakarta berencana akan mengoperasikan 100 unit bus listrik mulai tahun 2022. Sebelumnya sebanyak 40 tenaga penguji kendaraan mebgikuti pelatuhan uji kir bus listrik. Hal ini merupakan bagian dari upaya elektrifikasi transportasi dan kendaraan secara umum di Jakarta.[8]